Anda di halaman 1dari 22

TATA CARA

PENGELOLAAN SAMPAH 3R
Acuan Normatif

a) UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman


b) UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
c) UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
d) PP No. 16 Tahun 2004 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum
e) Peraturan Menteri No. 294/PRT/M/2005 tentang Badan Pendukung
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
f) SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan
Sampah Perkotaan
g) SNI 19-3983-1995 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah.
3R

Kegiatan membatasi (R1) sampah adalah upaya


meminimalkan timbulan sampah.
Kegiatan mengguna-ulang (R2) adalah upaya untuk
menggunakan kembali sampah secara langsung.
Kegiatan mendaur-ulang (R3) adalah upaya untuk
memanfaatkan kembali sampah setelah melalui proses.
Ketentuan Umum:
1. Pelaksanaan dimulai dengan pemilahan sampah, sedapat
mungkin dilakukan di tingkat sumber, dan akan berjalan
dengan baik bila masyarakat terlibat dan dilibatkan secara
aktif dalam pelaksanaannya.
2. Bring system atau membawa sendiri sampah ke tempat
sampah komunal dengan kontainer terpisah. Selanjutnya
dibutuhkan kendaraan khusus untuk pengumpulan secara
terpisah.
3. Membutuhkan partisipasi aktif seluruh stakeholders yang
terkait dengan masalah persampahan.
4. Diperlukan peraturan/landasan hukum, baik di tingkat pusat
maupun daerah, yang mengatur keterlibatan pemerintah,
kelompok masyarakat, sektor informal, dan swasta.
5. Perlu dibentuk institusi yang sesuai, baik berupa badan-usaha,
atau kelompok masyarakat atau swasta atau institusi sektor
informal lainnya.
6. Institusi Pengelola Sampah harus menyediakan fasilitas penunjang
kegiatan penanganan sampah 3R.
7. Pembentukan kerjasama pengumpulan antara sektor formal dan
informal perlu dilakukan
8. Sosialisasi perlu dilakukan terus-menerus kepada setiap lapisan
masyarakat, baik secara individu maupun kelompok.
9. Pelaksanaan sosialisasi secara nasional dapat dilaksanakan oleh
LSM, dan/atau kelompok PKK, Instansi Pemerintah dan
Perguruan Tinggi.
10. Sasaran sosialisasi lebih ditujukan kepada masyarakat penghasil
sampah dan pengguna sampah, termasuk sektor informal.
11. Pendidikan dan penyuluhan difokuskan untuk mendorong dalam
memilah sampah.
Gambar 2 : Pola Pengelolaan Sampah Kota
Catatan :
• Pengelolaan sampah B3 rumah tangga dikelola secara khusus
sesuai aturan yang berlaku
• Kegiatan pemilahan dapat dilakukan pada kegiatan pengumpulan
dan/atau pemindahan sampah
• Kegiatan pemilahan dan daur-ulang diutamakan dilakukan di
sumber.
Kegiatan 3R dimulai dari sumber sampah, dan dilakukan
secara sistematis dalam alur perjalanan sampah dari sumber
sampah menuju TPA

Reduksi (R1) sampah merupakan upaya yang dilakukan baik


oleh produsen maupun konsumen, dengan tujuan agar
sampah semaksimal mungkin dihindari atau diminimalkan.

Kegiatan R2 dan R3 dilakukan pada setiap level dalam


perjalanan sampah menuju pemerosesan akhir.
Pola Pengelolaan Sampah Kota dan Upaya 3R

Berdasarkan arus pergerakan sampah sejak dari sumber


hingga menuju ke tempat pemerosesan akhir, upaya 3R
dapat dibagi dalam 3 kelompok utama:

− Penanganan sampah tingkat sumber


− Penanganan sampah tingkat kawasan
− Penanganan sampah tingkat kota
Upaya Reduksi Sampah (R-1)
a. Terdapat berbagai tingkat fungsi pengemasan, yaitu :
− Produk yang tanpa pengemas sama sekali
− Pengemas level-1 : pengemas yang kontak langsung dengan produk
− Pengemas level-2 : pengemas suplementar dari primary packaging
− Pengemas level-3 : pengemas yang dibutuhkan untuk pengiriman
b. Mendorong produsen untuk mencari bentuk pengemas yang lebih ramah
lingkungan,
c. Perlu adanya peran dan tanggung jawab produsen dalam internalisasi biaya
lingkungan dalam biaya produksi, termasuk tanggung jawab untuk menerima
pengemas (atau limbah B3 seperti batu batere) yang telah digunakan oleh
konsumen, sebagai konsep Extended Producer Responsibility (EPR).
d. Perlu peraturan perundang-undangan yang mengatur kegiatan yang mengatur
konsep yang bersifat lintas sektoral ini.
e. Sampah non organik, seperti kertas, logam, plastik bisa didaur-
pakai secara langsung atau harus mengalami proses terlebih
dahulu untuk menjadi bahan baku baru.
f. Upaya mereduksi sampah akan menimbulkan manfaat jangka
panjang:
• Mengurangi biaya pengelolaan dan investasi
• Mengurangi potensi pencemaran air dan tanah
• Memperpanjang usia TPA
• Mengurangi kebutuhan sarana sistem kebersihan
• Menghemat pemakaian sumber daya alam.
Upaya Daur Ulang (R2 dan R3) dalam Penanganan Sampah Kota
a) Guna menentukan potensi daur-ulang, dibutuhkan adanya survei
tentang persentase sampah pada masing-masing sumber, dan
pada masing-masing tingkat penanganan sampah, sehingga
dapat dibuat neraca alur sampah mulai dari sumber sampai ke
tempat pemerosesan akhir (TPA).
b) Contoh neraca persentase sampah dari mulai sumber sampai ke
TPA seperti terlihat dalam Gambar 4, sedangkan Gambar 5
merupakan skema contoh produk hasil pemilahan.
c) Contoh bahan daur ulang adalah dan jenis penggunaanya
seperti tercantum dalam Tabel 1.
d). Langkah awal agar upaya kegiatan R2 dab R3 berhasil adalah
melakukan pemilahan.
e). Pemilahan sampah di sumbernya paling tidak dilakukan dengan
mengelompokkan sampah menjadi dua kelompok besar, yaitu
sampah hayati (dikenal sebagai sampah organik) dan sampah non-
hayati (dikenal sebagai sampah non-organik).
f). Pemilahan di sumbernya seperti di rumah tangga, di industri, di
pasar, dsb, sangat membantu upaya R2 dan R3 karena akan
memperoleh bahan dengankondisi bersih.
Gambar 4 : Contoh Neraca Persentase Sampah mulai Sumber sampai ke TPA
Gambar 5 : Skema Contoh Produk Hasil Pemilahan
Kegiatan 3R pada Berbagai Jenis Sumber

Tabel 3 : Contoh Pengerjaan 3R pada Perumahan dan Fasilitas Sosial


Tabel 4 : Contoh Pengerjaan 3R pada Fasilitas Umum
Tabel 5 : Contoh Pengerjaan 3R pada Daerah Komersial
Contoh Pengolahan/Pemerosesan Sampah

Anda mungkin juga menyukai