WORKSHOP PERSAMPAHAN
Dosen:
Oleh:
Universitas Trisakti
2019
I. Tujuan Kunjungan
a.) Sampah
Jenis sampah dapat digolongkan sebagai berikut: Di lihat dari asal zat-zat
yang dikandungnya yaitu sampah organik (sisa sayur, sisa buah) dan sampah
nonorganik (kaca, plastik); Sumber sampah yaitu sampah rumah tangga (sisa
makanan), sampah industri (limbah industri), dan sampah mahluk hidup
(tinja).Sifat sampah beraneka ragam tergantung jenisnya yaitu antara lain: Sampah
lapuk (sisa makanan); Sampah tak mudah lapuk (kayu, kaleng) yang terdiri dari
sampah lapuk yang mudah terbakar (kayu, kertas) dan sampah lapuk yang sulit
terbakar (besi, kaleng); Sampah sulit lapuk (plastik, kaca).
Pengertian nilai kalor bahan bakar menurut Eddy dan Budi (1990) adalah
jumlah energi panas maksimum yang dibebaskan oleh suatu bahan bakar melalui
reaksi pembakaran sempurna persatuan massa atau volume bahan bakar dengan
satuan kJ/kg, kJ/m3 , kkal/kg, kkal/m3, Btu/lb dan Btu/ft3. M. El-Wakil (1992)
mendefinisikan nilai kalor adalah kalor yang berpindah bila hasil pembakaran
sempurna.
Kompos merupakan jenis pupuk yang berasal dari hasil akhir penguraian
sisa-sisa hewan maupun tumbuhan yang berfungsi sebagai penyuplai unsur hara
tanah sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki tanah secara fisik, kimiawi,
maupun biologis (Sutanto, 2002). Secara fisik, kompos mampu menstabilkan
agregat tanah, memperbaiki aerasi dan drainase tanah, serta mampu meningkatkan
kemampuan tanah menahan air. Secara kimiawi, kompos dapat meningkatkan unsur
hara tanah makro maupun mikro dan meningkatkan efisiensi pengambilan unsur
hara tanah. Sedangkan secara biologis, kompos dapat menjadi sumber energi bagi
mikroorganisme tanah yang mampu melepaskan hara bagi tanaman.
Kompos dapat dibuat dari berbagai bahan organik yang berasal dari limbah
hasil pertanian dan non pertanian (Harizena, 2012). Limbah hasil pertanian yang
dapat dijadikan sebagai kompos antara lain berupa jerami, dedak padi, kulit kacang
tanah, dan ampas tebu. Sedangkan, limbah hasil non pertanian yang dapat diolah
menjadi kompos berasal dari sampah organik yang dikumpulkan dari pasar maupun
sampah rumah tangga. Bahan-bahan organik tersebut selanjutnya mengalami
proses pengomposan dengan bantuan mikroorganisme pengurai sehingga dapat
dimanfaatkan secara optimal ke lahan pertanian. Pada lingkungan terbuka, proses
pengomposan dapat berlangsung secara alami. Melalui proses pengomposan secara
alami, bahan-bahan organik tersebut dalam waktu yang lama akan membusuk
karena adanya kerja sama antara mikroorganisme dengan cuaca. Proses tersebut
dapat dipercepat dengan menambahkan mikroorganisme pengurai sehingga dalam
waktu singkat akan diperoleh kompos yang berkualitas baik.
Alat-alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut :
No Alat Jumlah
1 Calorimeter 1
2 Alat timbang 1
3 Kawat nikel 1
4 Kertas gumpi 1
5 Tabung oksigen 1
No Alat Jumlah
1 Keranjang 1
2 Pisau 1
Tabel 3.3 Alat alat pembuatan dekomposer
No Alat Jumlah
1 Pisau 1
2 Talenan 1
3 Parutan 1
4 Botol kosong 1
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut :
No Bahan Jumlah
1 Sampel pakan 1 gr
yang telah dipelet
No Bahan Jumlah
1 Sampah sisa Seperlunya
makanan
2 Gabah 2
3 Kompos Secukupnya
No Bahan Jumlah
1 Buah buahan 0,5 kg
2 Air 1 liter
3 Gula merah 2 ons
IV. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada pecobaan kali ini adalah sebagai berikut :
No Cara Kerja
1 Haluskan sampah degan
pulverizer 1 mm. Timbang
kertas gumpi dan kawat nikel
2 Bungkus 5-1 gr sampel
dengan kertas gumpi dan
diikat dengan kawat nikel
3 Timbang sampel dan
pembungkusnya
4 Masukkan dalam bomb dan
tambahkan oksigen
5 Siapkan calorimeter
6 Masukkan dalam silinder,
start calorimeter. Catat angka
kalor
No Cara Kejra
1 Tiriskan sampah rumah
tangga sisa makanan dan
dapur agar tidak berair.
Potong sampah hingga
menjadi kecil bila sampah
berukuran besar
2 Masukkan sampah ke dalam
keranjang takakura, aduk
dengan kompos.
No Cara Kejra
3 Letakkan kantung kain yang
berisi gabah dan tutup
kembali keranjang takakura
4 Sampah sisa makanan
dibuang setiap hari kedalam
keranjang takakura. Setelah
keranjang penuh, kompos
yang sudah matang
dikeluarkan dan dijemur
hingga kering. Kemudian
diayak agar kompos yang
dihasilkan halus
No Cara Kerja
1 Potong bagian buah lalu
haluskan
2 Masukkan potongan buah
kedalam air lalu tambahkan
gula merah secukupnya.
setelah itu aduk hingga
merata.
3 Masukkan larutan tersebut
kedalam botol. Lalu
fermentasi selama 1-2 minggu
V. Analisis Data
VI. Kesimpulan
2.) Semakin panjang kawat penghantar yang digunakan untuk mengukur nilai
kalor semakin besar nilai hambatannya
4.) Semakin kecil ukuran sampah yang digunakan untuk membuat kompos,
semakin cepat proses terjadinya pengomposan.
Harizena, I. N. D. 2012. Pengaruh Jenis dan Dosis MOL terhadap Kualitas Kompos
Sampah Rumah Tangga.Skripsi. Konsentrasi Ilmu Tanah dan Lingkungan
Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Udayana.Denpasar.
Henry, J Glynn., 1989, Environmental Science and Engineering, Prentice Hall,
EngleWood, Cliffs, New Jersey.
Rukaesih M.Si. (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offsett. Hal 92, 93,
110-113