Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN AKHIR PRAKTIK EKOLOGI INDUSTRI

ANALISIS DAN PEMBUATAN ECOENZIME

DARI LIMBAH KULIT PISANG DAN KULIT KENTANG

Tanggal praktik : 7 desember 2022 – 3 januari 2023

Disusun oleh:

1) Anjar Gustafi (210207048)


2) Bahas Supriyadi (210207051)
3) Desta Dwi Rachma (210107054)
4) Intan Grace Sihombing (210207060)
5) Sendy Fathurrahman (210207066)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNIK PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK NEGERI CILACAP
CILACAP
JANUARI 2023
I. TUJUAN PEMBUATAN PRODUK
A. Mendaurulang limbah organic menjadi ecoenzyme dalam

pengurangan/pengendalian pencemaran air tanah.


B. Mengetahui parameter fisik (Organoleptik) dan kimia dari

eco enzyme yang terbuat dari sampah organic kulit pisang


dan kentang dengan perbandingan molase antara Gula, EM4
dan Nasi
C. Mengetahui pengaruh dari produk eco enzyme yang

diaplikasikan sebagai pupuk Organik bagi tanaman dan


sebagai pembasmi serangga atau insektisida

II. DASAR TEORI


Sampah masih menjadi masalah serius di Indonesia. Cara mengelola
sampah yang ada di lingkungan masyarakat mengacu kepada metode end of
pipe (pendekatan akhir) dimana sampah ditimbun kemudian dibuang ke
tempat pembuangan akhir khusus sampah Menimbun sampah hingga
ukuran banyak berpotensi adanya pelepasan CH4 (gas metana) ke udara
yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca sehingga terjadi pemanasan
global. Cara mengelola sampah menggunakan metode end of pipe dapat
diganti dengan cara lain, yaitu dengan mengelola sampah lebih awal.
Dengan melihat sampah sebagai sumber daya yang bisa dijadikan sumber
ekonomi serta bisa dimanfaatkan, contohnya pemanfaatan sampah sebagai
sumber energi dan dijadikan kompos(Hikmatriana et al., 2022).
pengolahan sampah dengan menggunakan metode ekoenzim adalah
menggunakan metode fermentasi. Fermentasi adalah suatu proses
perubahan kimia dalam substrat organik yang dapat bertahan karena aksi
katalisator biokimia, yakni enzim yang dihasilkan oleh mikroba hidup
tertentu, seperti asam organik, protein sel tunggal, antibiotik, dan
biopolymer.(Nazurahani et al., 2022)
Eco enzyme atau eko enzim dalam Bahasa Indonesia adalah larutan zat
organik kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi sisa organik, air,
dan gula. Cairan Eco enzyme umumnya memiliki warna coklat gelap dan
memiliki aroma yang asam/ segar khas yang kuat.(Hikmatriana et al., 2022)
Pada proses fermentasi pembuatan eco enzyme terjadi reaksi kimia yang
berlangsung yaitu: CO2 + N2O + O2 → O3 + NO3 + CO3 Kandungan
enzim yaitu lipase, tripsin, amilase, yang mampu mencegah atau membunuh
kuman, virus, dan bakteri. Dari segi ekonomi pembuatan eco enzyme dapat
mengurangi konsumsi untuk membeli cairan pembersih lantai atau pun
pembasmi serangga.(Suprayogi et al., 2022).
ekoenzim dapat dimanfaatkan sebagai anti-jamur, anti-bakteri, agen
insektisida dan agen pembersih. Ekoenzim yang digunakan diencerkan
dengan air pada rasio pengenceran tertentu. Adapun fungsi ekoenzim
diantaranya adalah sebagai cairan pembersih rumah tangga (seperti lantai,
piring, toilet), pembersih sayur dan buah, penangkal serangga serta
penyubur tanaman. Manfaat ekoenzim sebagai desinfektan dimungkinkan
karena kandungan alkohol dan asam asetat yang terdapat dalam cairan
tersebut. kandungan asam asetat (CH3COOH) yang terdapat dalam
ekoenzim dapat membunuh kuman, virus dan bakteri. Banyaknya manfaat
yang dapat diperoleh dari larutan ekoenzim membuat kajian tentang produk
ini sangat potensial untuk digali lebih mendalam, terutama terkait
karakteristik ekoenzim yang dihasilkan. Oleh karena itu, pada studi ini
peneliti membuat ekoenzim dan menguji secara organoleptik produk
ekoenzim tersebut setelah proses fermentasi. Secara umum penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari ekoenzim berupa aroma,
warna, volume dan pH produk ekoenzim (Viza, 2022).
Hasil akhir dari Eco enzyme juga menghasilkan residu tersuspensi yang
merupakan sisa sayur dan buah. Residu tersuspensi tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Sedangkan cairannya dapat
dimanfaatkan sebagai pembersih lantai, disinfektan, insektisida, dan cairan
pembersih pada selokan. Selain itu, selama proses fermentasi enzim berjalan
dihasilkan gas O3 (Ozon). Kandungan yang terdapat dalam Eco Enzyme
yaitu Asam Asetat (CH3COOH), Asam Asetat dapat membunuh kuman
bakteri, dan virus. Kandungan pada Enzyme-nya yaitu Amilase, Tripsim,
dan Lipase. Ketiganya dapat mencegah bakteri Patogen. Pada Eco enzyme
juga menghasilkan NO3 (Nitrat) dan CO3 (Karbon trioksida) yang
merupakan sumber nutrient sebagai kebutuhan tanah. Dari segi ekonomi,
pembuatan enzim dapat mengurangi konsumsi untuk membeli cairan
pembersih lantai ataupun pembasmi serangga.Standar yang baik untuk Eco
enzyme yaitu pH dibawah 4 dan aromanya berbau asam segar khas
fermentasi(Hikmatriana et al., 2022).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No. Keterangan Jumlah
1. Pisau dapur 1
2. Talenan 1
3. Baskom besar 1
4. Jerigen 10 L 3
5. Spatula Pengaduk 1
6. Selang bening (D= 1 ½ inc) 3meter
7. Ph meter 1
8. TDS 1
9. Panic 1
10. Neraca dapur 1
11. Kompor 1

B. Bahan
No. Keterangan Jumlah
1. Kulit pisang 1,5 Kg
2. Kulit kentang 1,5 KG
3. EM 4 50 ml
4. Gula aren 250 gr
5. Nasi bekas 250 gr
6. Air 15 L
IV. PROSEDURE PEMBUATAN PRODUK
❖ Prosedur Pembuatan Eco Enzyme dengan Bahan Gula Aren

Menyiapkan alat dan bahan berupa Kulit


pisang, kulit kentang

Memotong bahan hingga kecil-kecil agar


mudah pada proses percampuran

Menggunakan perbandingan (1 : 3 : 10)

Dimana 1 bagian air, 3 bagian bahan kulit


buah, 10 bagian air

menggunakan menggunakan menggunakan


campuran molase campuran molase campuran molase
Gula EM4 Nasi

Menyiapkan jerigen ukuran 10 Liter

Untuk memasukan Eco-Enzyme

Memasukan semua bahan untuk


mencampurkan 3 kg kulit buah, 5 liter air,
dan 500 gr molase

Menutup dengan rapat jerigen berisi eco-


enzyme dengan memberi lubang pada
tutup kemudian menghubungkan dengan
selang ke botol kecil untuk menampung
gas hasil fermentasi eco-enzyme
V. DATA HASIL PENGAMATAN
A. Tabel hasil uji organoleptic warna dan aroma produk dari masing-
masing ecoenzyme

Uji Organoleptik Gula Nasi EM4


Warna Coklat muda Kuning bening Coklat keruh
Aroma Asam manis Busuk sampah Asam cuka apel
seperti fermentasi organik
tape

B. Tabel hasil uji tingkat keasaman(pH) dan TDS produk dari


masing-masing ecoenzyme

Parameter Kimia Gula Nasi EM4

pH 3 4 3,8

TDS (ppm) 2370 1530 1820


❖ Pengujian ecoemzyme pada tanaman
Gula
Tanaman Bayam
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

Keterangan: Keterangan: Keterangan:

Pada hari pertama kondisi masih segar,jumlah Pada kedua tanaman layu dan daun bayam Pada hari ketiga tanaman mati

daun 6 lembar dan daun bayam berwarna hijau mulai menguning dan terbakar
EM4
Tanaman Bayam
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

Pada hari kedua tanaman layu,jumlah daun Pada hari ketiga tanaman layu,daun gugur
Pada hari pertama kondisi masih segar,jumlah
masih 6 lembar dan daun bayam mulai 1lembar dan daun yang lainya menguning
daun masih 6 lembar dan daun bayam
menguning dan terbakar dan layu tetapi tanaman masih hidup
berwarna hijau
Nasi
Tanaman Bayam
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

Keterangan:
Keterangan: Keterangan:
Pada hari pertama daun masih
Pada hari kedua daun layu dan menguning Pada hari ketiga daun kembali
segar,berwarna hijau dan daun
segar,berwarna hijau dan jumlah daun
berjumlah 7 lembar
tinggal 4 lembar
Nasi EM4 Gula

Gambar Tinggi Gambar Tinggi Gambar Tinggi

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

14 cm 14,2 cm 20cm 20,5cm 11cm 11,6cm


❖ Pengujian ecoenzyme sebagai insektisida pada serangga

Ulat Hongkong dan konsentrasi sama 440 ml dengan masing masing molase 34 ml

Gula EM4 Nasi


Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Ulat bergerak lincah Dalam waktu 3 menit Ulat bergerak lincah Dalam waktu 4 Ulat bergerak lincah Ulat tetap bergerak
ulat tidak bergerak menit tidak bergerak namun lebih lamban
VI. PERHITUNGAN
I. PERHITUNGAN
a) Pembuatan Ecoenzyme
Perbandingan 1:3:10
Dimana 1 kg molase,3 kg kulit buah dan 10 liter air
Membuat 5 liter ecoenzyme pada jerigen ukuran 10 liter
• Molase
1) Gula
1
𝑥1 kg = 0,5 kg = 500gram
2

2) EM4
1
𝑥1 liter = 0,5 liter
2

3) Nasi
1
𝑥 1 kg = 0,5 kg = 500gram
2

• Kulit Buah Pisang dan Kentang


1
𝑥3 kg = 1,5 kg =1500 gram
2

• Air
1
𝑥10 liter = 5 liter
2

b) Pengujian Produk
Sebanyak 15 ml produk dari masing-masing ecoenzyme untuk 1 liter
penambahan air
1) Pada tanaman bayam
15 ml = 0,015 liter + 1 liter = 1,015 liter
2) Pada tanaman bawang merah
15 ml = 0,015 liter + 1 liter = 1,015 liter
3) Pada serangga ulat hongkong
Karena pada serangga disemprotkan dengan kapasitas semprotan
440 ml maka:
1 liter =1000 ml
15 𝑚𝑙
𝑥 1000 ml = 34 ml
440 𝑚𝑙

VII. PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN


Fermentasi dalam bidang ilmu biokimia berarti proses katabolisme yang
menghasilkan energi. Tetapi dalam bidang ilmu mikrobiologi berarti lebih
luas jika dibandingkan dengan bidang ilmu biokimia yaitu membentuk
produk baru dengan memanfaatkan aktivitas metabolisme mikroorganisme
atau bagiannya dengan kualitas yang lebih baik. Maka dari itu fermentasi
dapat mencakup produksi sel, enzim, metabolit, produk rekombinan, dan
produk transformasi. Selama proses fermentasi terjadi metabolisme
mikroorganisme dari bahan kulit limbah yang digunakan. Proses fermentasi
yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan tambahan molase. Secara
tidak langsung proses fermentasi ini memberikan kualitas fisik-kimia dan
mikrobiologi produk fermentasi dengan terkontrol dari mikrooganisme
pembusuk. Mikroorganisme yang terdapat pada limbah kulit buah nanas dan
jeruk akan mengeluarkan aroma asam karena terbentuk asam
asetat(Suprayogi et al., 2022).
Pengujian larutan ecoenzyme dari kulit pisang dan kulit kentang dilakukan
dengan 3 molase yang berbeda yaitu gula, EM4 dan nasi. Waktu proses
fermentasi dilakukan selama 28 hari dan panen pada hari ke-33. Parameter
biokimia meliputi pH dan TDS dianalisis sesuai prosedur yang disertai
dengan analisis secara organoleptik meliputi warna dan aroma.
Standar yang baik untuk Eco enzyme yaitu pH dibawah 4 dan aromanya
berbau asam segar khas fermentasi(Hikmatriana et al., 2022).
- Tabel hasil uji organoleptic warna dan aroma produk dari masing-masing
ecoenzyme

Uji Organoleptik Gula Nasi EM4


Warna Coklat muda Kuning bening Coklat keruh
Aroma Asam manis Busuk sampah Asam cuka apel
seperti fermentasi organik
tape

Dibandingkan dengan proses fermentasi ecoenzyme pada umumnya, pada


pengujian ecoenzyme ini lebih cepat proses fermentasinya dalam waktu satu bulan.
Pada hari ke 28 dilakukan uji organoleptic pada molase gula sudah memenuhi
kriteria organoleptic ecoenzyme pada umumnya. Sedangkan nasi dan EM4 berbeda
dengan molase gula karena kedua molase yg digunakan juga sudah berbau tidak
sedap (nasi yang digunakan sudah basi selama 3 hari) sebelum dilakukannya proses
fermentasi larutan ecoenzyme.

- Tabel hasil uji tingkat keasaman(pH) dan TDS produk dari masing-masing
ecoenzyme

Parameter Kimia Gula Nasi EM4

pH 3 4 3,8

TDS (ppm) 2370 1530 1820

Pada penelitian ini, pH di bawah 4 sudah tercapai pada periode fermentasi selama
28 hari. Kondisi ini imengindikasikan pada saat pengukuran, alhkohol yang
terbentuk telah berubah menjadi asam asetat. Selain itu juga didukung oleh bahan
baku yang digunakan memiliki nilai pH yang rendah (berkisar pada pH 4 pada H-
0) sehingga penurunan pH menjadi di bawah 4 dapat terjadi dalam waktu yang
relatif cepat.
❖ Pengujian ecoemzyme pada tanaman

Keterangan: Keterangan: Keterangan:

Pada hari pertama kondisi Pada kedua tanaman Pada hari ketiga tanaman

masih segar,jumlah daun 6 layu dan daun bayam mati

lembar dan daun bayam mulai menguning dan


berwarna hijau terbakar

Pengujian ecoenzyme pada tanaman sayur bayam dengan molase gula berperan
sebagai pupuk cair organic. Pada hari pertama kondisi masih segar,jumlah daun 6
lembar dan daun bayam berwarna hijau, Pada kedua tanaman layu dan daun bayam
mulai menguning dan terbakar, pada hari ketiga tanaman mati. Tanaman yang
menguning hingga mati disebabkan pada kesalahan dalam penyiraman pupuk
dimana pupuk disiram sampai mengenai tubuh tanaman. Ph yg sangat rendah dapat
membakar tanaman jika terkena langsung pada daun tanaman tersebut. Cara
aplikasinya mencampurkan 30 ml eco enzyme ke dalam 2 liter air kemudian
semprotkan atau siramkan ke tanah/ tanaman.
EM4
Tanaman Bayam
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

Pada hari kedua tanaman Pada hari ketiga tanaman


Pada hari pertama kondisi
layu,jumlah daun masih 6 layu,daun gugur 1lembar
masih segar,jumlah daun masih
lembar dan daun bayam mulai dan daun yang lainya
6 lembar dan daun bayam
menguning dan terbakar menguning dan layu tetapi
berwarna hijau
tanaman masih hidup

Sama halnya pada larutan ecoenzyme dengan molase gula, larutan ecoenzyme
dengan molase EM4 pada tanaman sayur bayam juga berperan sebagai pupuk cair
organic.pH EM4 sebesar 3,8 dapat membakar tanaman sayur bayam karena
terkena langsung pada daunnya.dimana pada hari pertama kondisi masih
segar,jumlah daun masih 6 lembar dan daun bayam berwarna hijau, pada hari
kedua tanaman layu, jumlah daun masih 6 lembar dan daun bayam mulai
menguning dan terbakar. Dan pada hari ketiga tanaman sayur bayam layu, daunya
mulai gugur 1 lembar dan daun lainnya menguning.
Nasi
Tanaman Bayam
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

Keterangan:
Keterangan: Keterangan:
Pada hari pertama daun
Pada hari kedua daun layu dan Pada hari ketiga daun kembali
masih segar,berwarna hijau
menguning segar,berwarna hijau dan
dan daun berjumlah 7
jumlah daun tinggal 4 lembar
lembar

Pada larutan ecoenzyme dengan molase nasi berperan sebagai pupuk cair organic
pada tanaman sayur bayam.cara penyiraman pupuk pada tanaman sudah dilakukan
dengan benar tetapi pada hari kedua daun layu dan menguning.tetapi pada hari
ketiga daun kembali segar berwarna hijau dan beberapa daun sebelumnya yang
menguning, pada hari ketiga menjadi gugur. Hal ini kemungkinan terjadi karena
dosis pupuk yang diberikan terlalu banyak.hindari penggunaan 100% ecoenzyme
pada tanaman karena mengakibatkan tanah menjadi asam dan dapat membakar
tanaman tersebut.
Nasi EM4 Gula
Gambar Tinggi Gambar Tinggi Gambar Tinggi
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
14 cm 14,2 cm 20cm 20,5cm 11cm 11,6cm

Pengujian pada tanaman dilakukan 2 kali dengan jenis tanaman yang berbeda. Pada
tanaman kedua menggunakan jenis tanaman daun prei (daun bawang).waktu
pengamatan dilakukan selama 1 minggu dimana molase larutan ecoenzyme yang
digunakan juga berbeda-beda.larutan ecoenzyme yang berperan sebagai pupuk cair
organic pada tanaman membawa pengaruh yang sangat menguntungkan bagi
tanaman tersebut. Pengujian dilakukan sesuai dengan prosedur sehingga tidak
terjadi kesalahan lagi.terlihat pada table pengamatan, kondisi tanaman daun prei
pertumbuhannya meningkat dalam seminggu.tanaman tidak layu dan tidak
menguning tetapi justru tinggi tanaman bertambah.pertumbuhan tanaman dengan
molase gula lebih memberi pengaruh besar pada pertumbuhan tanaman
dibandingkan dengan molase EM4 dan nasi.tetapi postur tubuh tanaman pada
molase EM4 lebih besar dibandingkan dengan tanaman dengan menggunakan
molase gula dan nasi. Hal ini karena EM4 yang merupakan kultur campuran dari
mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman difermentasi
dengan sampah organic sehingga membuat pertumbuhan tanaman dua kali lebih
menguntungkan.
❖ Pengujian ecoenxyme sebagai insektisida pada serangga

Ulat Hongkong dan konsentrasi sama 440 ml dengan masing


masing molase 34 ml

Gula EM4 Nasi


Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Ulat Dalam Ulat Dalam Ulat Ulat
bergerak waktu 3 bergerak waktu 4 bergerak tetap
lincah menit lincah menit lincah bergerak
ulat tidak namun
tidak bergerak lebih
bergerak lamban

Pengujian larutan ecoenzyme juga dapat dimanfaatkan sebagai insektisida.cara


pengaplikasiannya, ecoenzyme diambill sebanyak 100ml dan dicampurkan dengan
air sebanyak 1000ml, dan disemprotkan pada serangga.pada pengujian ini hewan
yang digunakan ialah ulat hongkong.sebelum pengujian ulat bergerak dengan
lincah dan ulat tidak bergerak setelah diberi larutan ecoenzyme.ulat yang relative
lebih cepat tidak bergerak yaitu ulat yang diberi larutan ecoenzyme dengan molase
gula.hal ini dikarenakan pH pada molase gula lebih rendah dibandingkan dengan
larutan ecoenzyme dengan molase EM4 dan nasi.pH asam pada larutan ecoenzyme
dengan molase gula dapat membunuh hewan ulat hongkong
VIII. PENUTUP

KESIMPULAN

a) Mendaurulang limbah organic menjadi ecoenzyme dilakukan

dengan cara proses fermentasi dimana :


- Mempersiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
dengan perbandingan (1 : 3 : 10) dimana 1 Bagian air, 3 Bagian
bahan kulit buah / sayuran dan 10 bagian air.
- Potong bahan hingga kecil-kecil semua bahan yang digunakan
untuk memudahkan proses percampuran.
- Melelehkan atau mencairkan 250 gram gula dengan menggunakan
kompor atau penangas air.
- Mempersiapkan Jerigen 10 liter yang akan digunakan untuk wadah
dari Eco-Enzyme.
- Masukan semua bahan kedalam jerigen, kemudian mencampurkan
3 kg kulit buah / sayuran, 5 liter air, dan 250 gram gula yang sudah
dilelehkan hingga tercampur rata.
- Menutup jerigen sampai rapat dengan memberi lubang pada tutup
jerigen dan dipasang selang yang menghubungkan dengan botol
kecil di ujungnya untuk menampung gas atau uap dari hasil
fermentasi Eco-Enzyme yang telah dibuat.

b) parameter fisik (Organoleptik) dan kimia pada :


- gula
• warna : coklat muda
• aroma : Asam manis seperti fermentasi tape
• Ph :3
• Tds : 2370
- Nasi
• warna : Kuning bening
• aroma : Busuk sampah organik
• Ph :4
• Tds : 1530
- EM4
• warna : Coklat keruh
• aroma : Asam cuka apel
• Ph : 3,8
• Tds : 1820

c) pengaruh dari produk eco enzyme yang diaplikasikan sebagai


pupuk Organik pada tanaman dapat menyuburkan tanah,
meningkatkan pertumbuhan dan meningkatkan kualitas
tanaman sayuran tersebut dan juga ecoenzyme dapat membunuh
hama dan serangga karena terdapat kandungan asam asetat
dalam ecoenzyme.
DAFTAR PUSTAKA

Hikmatriana, M., Firnadi, N. F., & Nurhidayanti, N. (2022).


PEMBUATAN DAN ANALISIS ECO ENZYME DENGAN
MEMANFAATKAN LIMBAH RUMAH TANGGA (KULIT
PISANG, KULIT BUAH NAGA, KENTANG, WORTEL DAN
JAGUNG). 1(1), 479–482.
https://www.jurnal.pelitabangsa.ac.id/index.php/SAINTEK/article
/view/1359

Nazurahani, A., Pasaribu, R. N. C., Ningsih, A. P., & Medan, U. N.


(2022). Pembuatan Eco-enzym Sebagai Upaya Pengolahan
Limbah rumah Tangga. Jurnal Pendidikan Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Indonesia (JPPIPAI), 2(1), 16–22.
http://jurnal.unimed.ac.id

Suprayogi, D., Asra, R., & Mahdalia, R. (2022). Analisis produk eco
enzyme dari kulit buah Nanas (Ananas comosus L.) dan Jeruk
Berastagi (Citrus X sinensis L.). Jurnal Redoks, 7(1), 20–21.

Viza, rivo yulse. (2022). UJI ORGANOLEPTIK ECOENZYME


DARI LIMBAH KULIT BUAH. Bioedusains:Jurnal Pendidikan
Biologi Dan Sains, 5. file:///C:/Users/User/Downloads/3387-
Article Text-35220-1-10-20220324.pdf
LAMPIRAN

Dokumentasi pengujian pH dan TDS pada eco enzyme

Dokumentasi kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai