Anda di halaman 1dari 12

KARYA TULIS ILMIAH

PRODUKSI ECOENZYME UNTUK PEMBERDAYAAN TANAMAN

disusun Oleh:

1. RIZKIKA RAMADHANI (A42210267)


2. SULTAN GHALIB MURTADHO (A42210356)
3. SEPTA DWI ANGGA (A42210948)
4. DANY HIMAWAN SUTANTO (A42211490)
5. YOSI MARIO SETYAWAN (A42211722)
6. NAUFAL DAFFA ALMUZAKI (A42213204)
7. YANI HASANAH PRIYANTI (A42211428)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGRI JEMBER
2021
PRAKATA
Dengan mengucap puja dan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberi kami akal dan fikiran sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami
juga ingin mengucapkan terimakasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai
data dan fakta pada karya tulis ini.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan


dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yan dapat diselesaikan dengan
sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua
hal yang dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini.

Maka dari itu kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang
budiman sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa
datang, sehingga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan denga
hasil yang lebih baik. Dengan menyertakan karya tulis ini kami megharapkan bayak
manfaat yang dapat di petik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya
tulis ini dapat menambahkan pengetahuan dan pemahaman tentang eco enzyme.

Dan saya berharap sebagai penganrang dan penggagas ide pembutan produk ini
Berhap besar agar menambah ilmu dan wawasan terhadap saya dan teman teman yang
lain sebagai pembaca maupun dari tim penyusun yang lain

Jember, 18 november 2021

Penulis
ABSTRAK
Abstract.- The manufacture of liquid organic fertilizer, especially from household
organic waste with the addition of brown sugar water bioactivator, aims to determine
the effect of manufacturing time on the N, P, K, and C content in liquid organic
fertilizer, as well as determine the effect of brown sugar bioactivator on the N, P
content. , K, and C in liquid organic fertilizer. The method of making liquid organic
fertilizer is that household organic waste such as vegetable residue, fruit peels, and
others are separated from inorganic waste. Then the brown sugar water bioactivator was
prepared. Organic waste is put into a bottle, the brown sugar water bioactivator solution
is then mixed in the trash in the bottle. Sampling was carried out based on variations in
the time of 11 days, 14 days and 17 days. The results showed that the process of making
liquid organic fertilizer with variations in time and variations in addition to the volume
of sugar water and the content in each fruit rind Has a nutritional content which includes
protein of 3.2%; fat by 0.7%; ash by 19.3%; carbohydrates 72.1%; and fiber by 46.7%
(Saneto, 2005) and contains about 8.4% sugar, which consists of 4.15% glucose, 3.37%
maltose, and 0.86% fructose.
Keywords: liquid organic fertilizer, effective microrganisms, fermentation.
Abstrak- Pembuatan pupuk organik cair khususnya dari sampah organik rumah tangga
dengan penambahan bioaktivator air gula merah bertujuan untuk menentukan pengaruh
waktu pembuatan terhadap kandungan N, P, K, dan C dalam pupuk organik cair, serta
menentukan pengaruh bioaktivator gula merah terhadap kandungan N, P, K, dan C
dalam pupuk organik cair. Metode pembuatan pupuk organik cair ini yaitu sampah
organik rumah tangga seperti sisa sayuran, kulit buah, dan lainnya dipisahkan dari
sampah anorganik. Kemudian bioaktivator air gula merah disiapkan . Sampah organic
dimasukkan ke dalam botol, larutan bioaktivator air gula merah kemudian di
campurkan de dalam sampah di botol. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan
variasi waktu 11 hari, 14 hari dan 17 hari Hasil peneltian menunjukkan bahwa proses
pembuatan pupuk organik cair dengan fariasi waktu dan fariasi penambahan volume air
gula dan kandungan dalam setiap kulit buah Memiliki kandungan nutrisi yang meliputi
protein sebesar 3,2%; lemak sebesar 0,7%; abu sebesar 19,3%; karbohidrat 72,1%; dan
serat sebesar 46,7% (Saneto, 2005) dan mengandung gula sekitar 8,4%, yang terdiri dari
4,15% glukosa, 3,37% maltosa, dan 0,86% fruktosa.
Kata kunci: pupuk organik cair, effective microrganisme, fermentasi.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan
makhluk hidup baik hewan dan manusia antara lain sebagai sumber makanan.
Bertambahnya tahun jumlah populasi manusia semakin meningkat maka dari
itu produksi tumbuhan juga perlu ditingkatkan pula. Salah satu cara untuk
meningkat produksi tumbuhan adalah dengan memberikan pupuk. Contoh
pupuk yang bisa di berikan adalah pupuk Eco enzyme.
Eco enzyme merupakan produk ramah lingkungan yang mudah dibuat
oleh siapapun. Pembuatannya hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber
karbohidrat, serta sampah organik sayur dan buah. Eco enzyme  adalah hasil
dari fermentasi limbah dapur organik, gula (gula coklat, gula merah atau gula
tebu), dan air dengan perbandingan 3:1:10. Pada dasarnya, eko-
enzim mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang
berguna dalam pemanfaatan sampah buah atau sayuran. Enzim berasal dari
“sampah” ini adalah salah satu cara memanajemen sampah yang
memanfaatkan sisa-sisa sampah dapur untuk menghasilkan cairan yang
bermanfaat. 
Proses fermentasi dalam pembuatan eko-enzim tersebut berlangsung
selama 3 bulan. Setelah itu cairan yang dihasilkan akan berwarna coklat gelap
dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang pekat. Eko-enzim dapat
digunakan sebagai pupuk cair organik tanaman dengan mengaplikasikan
langsung.

1.2 Rumusan masalah


1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses fermentasi
pembuatan Eko-enzim.
2. Bagaimana tahap-tahapan pembuatan Eko-enzim.
3. Bagaimana perbedaan tanaman yang di beri cairan Eko-enzim,
dengan yang tidak diberi cairan tersebut.
4. Bagaimana pengaruh Eko-enzim terhadap pertumbuhan tanaman.
5. Apakah ada perubahan yang signifikan terhadap morfologi tanaman.
1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan dari Eko-enzim ini adalah ingin berkontribusi


dalam pengurangan sampah organic, dan ingin membuat suatu produk pupuk
dengan bahan sampah organic, serta ingin melakukan suatu penelitian dan
ingin memproduksi pupuk masa depan sehingga tidak bergan tung kepada
pupuk anorganik. (dengan sekala kecil).

1.4 Manfaat

Eco enzyme merupakan cairan pembersih yang multifungsi, di antaranya:

1. Ramah lingkungan.
2. Mendorong dan meningkatkan klorofil daun dan pembentukan bintil
akar pada tanaman.
3. Megurangi sampah rumah tangga.
4. Dapat meningkatkan mikroorganisme tanah.
5. Dapat memperbaiki struktur tanah.

1.5 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah studi literatur dan
observasi. Jenis referensi utama yang digunakan dalam studi literatur adalah buku,
jurnal dan artikel ilmiah. Data tersebut dijadikan sebagai dasar untuk menganalisis
dan menjelaskan masalah dalam sebuah pembahasan. Teknik analisis data berupa
deskriptif dan argumentatif. Sedangkan observasi dilakukan dengan cara pembuatan
POC Eko-enzim yang berbahan utama kulit buah dan air gula aren yang di diamkan
selama keruang lebih 14 hari.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Eco enzyme


Pengolahan sampah organik dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
pengomposan, baik secara aerobik maupun anaerobik, dan dengan membuat
eko-enzim. Keistimewaan eko-enzim adalah tidak memerlukan lahan yang luas
untuk proses fermentasi seperti pada proses pembuatan kompos. Pembuatan
eko-enzim sangat hemat dalam hal tempat pengolahan dan dapat diterapkan di
rumah.
Produksi eko-enzim bahkan tidak memerlukan bak komposter dengan
spesifikasi tertentu. Wadah-wadah seperti botol-botol bekas air mineral
maupun bekas produk lain yang sudah tidak digunakan, dapat dimanfaatkan
kembali sebagai tangki fermentasi eko-enzim. Hal ini juga menjadi nilai
tambah karena mendukung konsep daur ulang dalam menyelamatkan
lingkungan.
Eko-enzim merupakan produk ramah lingkungan yang mudah dibuat
oleh siapapun. Pembuatannya hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber
karbon, serta sampah organik sayur dan buah. Eko-enzim  adalah hasil dari
fermentasi limbah dapur organik, gula (gula coklat, gula merah atau gula
tebu), dan air dengan perbandingan 3:1:10.
Pada dasarnya, eko-enzim proses mempercepat reaksi bio-kimia di alam
untuk menghasilkan enzim yang berguna dalam pemanfaatan sampah buah
atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara memanajemen
sampah yang memanfaatkan sisa-sisa sampah dapur untuk menghasilkan cairan
yang bermanfaat.
Proses fermentasi dalam pembuatan eko-enzim berlangsung selama 14
hari. Setelah itu cairan yang dihasilkan, berwarna coklat gelap dan memiliki
aroma fermentasi asam manis yang kuat, sudah bisa dimanfaatkan. Eko-enzim
dapat digunakan sebagai pupuk organic cair tanaman, campuran deterjen,
pembersih lantai, pembersih sisa pestisida, pembersih kerak, dan sebagai
bahan spa untuk membantu melancarkan peredaran darah.
BAB III. METODELOGI
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yaitu dengan cara
mengubah limbah rumah tangga menjadi bahan pembutan pupuk organic.
3.2 Lokasi dan waktu penelitihan
Dilakukan di kec. Rambipuji. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 14
November 2021- 3 Desember 2021.
Alur Pembuatan

Siapkan Alat & Bahan

Kulit Buah Mangga Kulit Buah Naga Kulit Buah Jeruk Air & Gula Merah

Pisau Botol aqua 1,5 L

Kulit buah yang sudah di caca + Air + Air gula [ dicampur hingga homogen dan di fermentasi selama 2 minggu

Hasil
 Prosedur Pembuatan POC
Prosedur untuk membuat pupuk organic cair:
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Siapkan limbah kulit buah tertentu.
3. Potong kulit buah dengan ukuran berdiameter kecil.
4. Siapkan gula merah dan dilarutkan dalam air sebanyak 100 ml.
5. Setelah semua bahan siap, sediakan botol aqua ukuran 1,5liter.
6. Isi air sebanyak ¼ botol.
7. Setelah itu masukan kulit buah yang telah dipotong.
8. Setelah itu masukkan larutan gula.
9. Sebelum ditutup lakukan pengecekan ph.
10. Lalu tutup rapat rapat, dan usahakan tidak ruang untuk udara masuk.
11. Beri lebel pembuatan [tanggal pembuatan]
12. Lalu simpan di tempat yang tidak terpapar oleh sinar matahari secara
langsung.
13. Tunggu hingga fermentasi kurang lebih 2 minggu.
 Prosedur penelitian
1. Siapkan alat yang dibutuhkan untuk pengecheck an.
2. Catat data-data yang diperoleh saat pengecheckan.
3. Pengecheckan di lakukan pada 1 minggu sekali.
4. Pada hari ke 14 POC siap di panen dengan cara mengeluarkan ekstrak
dari botol.
5. Sebagai pembuktian, kita aplikasikan POC terhadap tanaman, dan
diamati pertumbuhan pada tanaman tersebut kurang lebih 2 minggu.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Memiliki fungsi sebagai pupuk tumbuhan yang ramah lingkungan dengan bahan
bahan yang mudah didapatkan atau bisa menggunakan sampah organik dan mempunyai
kelebihan sebagai berikut:
1. Bahan mudah didapatkan
2. Pembuatan mudah
3. Ramah lingkungan
4. Pengganti pupuk anorganik
4.2 Pembahasan
Eco enzyme merupakan pupuk ramah lingkungan yang terbuat dari bahan
orgnaik (kulit buah manga, jeruk, buah naga, gula merah, dan air putih). Pembuatan ini
sangat mudah dengan cara memasukan air ke dalam botol aqua dengan takaran 375 ml
lalu memasukan kulit buah. Setelah itu menghaluskan gula merah dicampur dengan air
dan mencampur gula yang sudah dihaluskan dengan campuran di botol. Langkah
terakhir tutp botol dengan rapat lalu kocok hingga larutan bersifat homogen. Berikutnya
simpan campuran tersebut pada rungan yang tidak terkena sinar matahari secara
langsung.
Pupuk eco enzyme ini memiliki kadungan asam asetat yang baik untuk tanah
tumbuhan berfungsi sabagai penghambat pertumbuhan gulma, mencegah tumbuhan
terserang dari jamur, meningkatkan ke asaman tanah, dan sebagai insektisida organik.
Pupuk ini memberikan pengaruh pada pertumbuhan akar, lingkar batang, dan bobot
kering pada tanaman. Terdiri dari bahan organik sehingga termasuk ramah lingkungan.
Selian itu eco enzym juga bisa menurunkan pH tanah melaui asam asetat. Asam asetat
(C2H4O2) sendiri merupakan asam lemah yang memiliki ciri khas. Pada tanah yang
memiliki pH tinggi bisa diturunkan dengan membereikan eco enzym ini. Asam asetat
ini juga ramah lingkungan karena mudah rusak sehingga tidak menghasilkan residu bagi
lingkungan. Namun apabila diaplikasikan pada benih dapat memperlambat
pertumbuhannya yang disebabkan karena peningkatan konsentrasi asam asetat
menyebabkan kebocoran elektrolit tinggi.
Bahan utama yang dibuat dalam eco enzym terdiri dari bahan bahan organik
baik bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi
seperti sisa buah-buahan atau sayur- sayuran. Pupuk organik cair adalah pupuk yang
kandungan bahan kimianya rendah maksimal 5%, dapat memberikan hara yang sesuai
dengan kebutuhan tanaman pada tanah. Bentuknya yang cair memudahkan untuk
diaplikasikan pada tanaman dengan menambahkan air untuk melarutkan pupuk tersebut.
Namun apabila digunakan langsung pada tanaman dapat merusaknya karena pupuk
tersebut masih panas. Dapat mengatasi defisiensi hara dan tidak menyebabkan
pencucian tanah sehingga aman bagi tumbuhan. Karena terdiri dari bahan organik
menyebabkan pupuk ini tinggi akan selulosa yang akan menyebabkan penguraian bahan
organik menjadi lebih lama. Memiliki kandungan nutrisi yang meliputi protein sebesar
3,2%; lemak sebesar 0,7%; abu sebesar 19,3%; karbohidrat 72,1%; dan serat sebesar
46,7% (Saneto, 2005) dan mengandung gula sekitar 8,4%, yang terdiri dari 4,15%
glukosa, 3,37% maltosa, dan 0,86% fruktosa.
Selain itu bahan organik yang digunakan memiliki senyawa senyawa yang
sangat berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman, yang meliputi karbohidrat. Karbohidrat
merupakan sumber energi utama dalam semua makhluk hidup. Karbohidrat ini
berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu digunakan
sumber energi dalam proses respirasi dan pertumbuhan sel-sel baru. Tidak hanya
karbohidrat contoh lainnya adalah protein. Protein memiliki beberapa peran yaitu
sebagai fototropisma, reaksi penjanaan tenaga, struktur intraseluler dan pengangkutan
membran. Fototropisma merupakan respon pertumbuhan organisme terhadap cahaya,
contohnya adalah saat koleoptil rumput tumbuh menuju arah datangnya cahaya.
Bahan orgnaik yang digunakan dalam percobaan diatas salah satunya adalah
buah naga. Kandungan polyphenol dan antioksidan pada kulit buah naga mempengaruhi
aktivitas antioksidan untuk meningkatkan kandungan antioksidan pada suatu tanaman.
Polyphenol bermanfaat dalam mencegah kerusakan sel tubuh akibat radikal bebas dan
meningkatkan sistem kekebalan tanaman. Partikel radikal bebas ini bisa terbentuk
secara alami akibat proses metabolisme tumbuhan sendiri. Sama seperti kulit buah naga,
kulit buah mangaga juga tidak kalah penting karena memiliki senyawa vitamin C, E,
polifenol, karotenoid, dan serat tumbuhan. Memanfaatkan kulit mangga sebagai pupuk
organik untuk tanaman Anda dapat membantu tanaman tumbuh subur. Terdapat kulit
buah jeruk yang memiliki kandungan N total 0,11%, P 0,0101% dan K 0,0985%.
Berdasarkan hasil analisis limbah buah jeruk yang telah difermentasi (Laboratorium
Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Untan, 2012). Apabila bahan bahan
yang digunakan dikombinasi dengan baik maka akan mengahsilkan produk yang baik
pula.
BAB V. KESIMPULAN

 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktek ini adalah kita sebagai mahasiswa pertanian kita harus
harus berkontribusi terhadap linggkungan dan teritana terhadap pertanian contohnya
pada penelitian yang kami buat, yakni secara tidak langsung kita selain membuat suatu
prodak kita juga berkontribusi terhadap kebersihan lingkungan karena disini bahan
praktek yang kita gunakan adalah sampah dari rumah tangga yang berbahan organic
sehingga kita dapat memajukan sutu prodak yang dibuat dan di temukan oleh anak
bangsa sengga dimasa deepan kita tidak tergantung terhadap pupuk anorganik
 Saran
Bila temen teman ingin membuat produk ini yang harus di perhatikan dari segi
bahan dan cara pembuatan dan cara perawatan di masa fermentasi sampai panen hingga
cara untuk pengaplikasiannya terhadap tanaman sengga kita dapat mendapatkan hasil
yang di inginkan
DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, 1994, Desain dan Analisis Eksperimen, Bandung: Tars


S. Parman, “Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Kentang
(Solanum tuberosum L.),” Bul. Anat. dan Fisiol., vol. 15, pp. 21–31, 2007.
“Peraturan Menteri Pertanian Nomor 261 Tahun 2019 tentang Persyaratan
Teknis Pupuk Organik,
Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah.”
R. dan R. F. Maskur, “Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Rumah
Tangga dengan
Penambahan Rumen Sapi,” Institut Teknologi Sepuluh Bandung., 2014.
M. Nur, T., Noor, A. R., & Elma, “Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Sampah
Organik Rumah
Tangga Dengan penambahan Bioaktivator EM4 (Effective Microorganisms),”
Konversi,

& H. Suwardiyono, Maharani, F., “Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Air
Rebusan Olahan Kedelai
Menggunakan Effective Mikroorganisme,” Inov. Tek. Kim., vol. IV, pp. 44–48,
2019.
R. Putra, B. W., & Ratnawati, “Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Limbah
Buah
Penambahan Bioaktivator EM4,” J. Sains dan Teknol. Lingkung., vol. XI, pp.
44–56,
S. Sari, M. W., & Alfianita, “Pemanfaatan Batang Pohon Pisang Sebagai Pupuk
Organik Cair
Dengan Aktivator Em4 Dan Lama Fermentasi,” J. TEDC, vol. 12, pp. 133–138,
2018.

Anda mungkin juga menyukai