DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Eco-enzyme adalah ekstrak cairan yang dihasilkan dari fermentasi sisa sayuran dan
buah-buahan dengan substrat gula merah atau molase. Prinsip proses pembuatan
ecoenzyme sendiri sebenarnya mirip proses pembuatan kompos, namun ditambahkan air
sebagai media pertumbuhan sehingga produk akhir yang diperoleh berupa cairan yang lebih
disukai karena lebih mudah digunakan dan mempunyai banyak manfaat (Junaidi et al.,
2021). Keistimewaan eco-enzyme dibandingkan dengan pembuatan kompos adalah tidak
memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti pada proses pembuatan
kompos, bahkan produk ini tidak memerlukan bak komposter dengan spesifikasi tertentu.
Wadah yang diperlukan hanya wadah dari plastik dan mempunyai tutup yang masih rapat.
Eco-enzyme umumnya dapat dibuat dari kulit buah dan sisa sayuran salah satunya yaitu kulit
pisang, kulit buah nanas, sayuran kol, sawi putih dan batang kangkong (Nurhamidah et al.,
2021).
Ada dua alternatif yang dapat diajukan untuk memecahkan permasalahan limbah
organik yaitu pertama membuang limbah tersebut pada suatu tempat yang aman, kedua
yaitu mengolah limbah tersebut menjadi bahan yang bermanfaat. Mendaur ulang limbah
organik jauh lebih menguntungkan dari pada tindakan pertama, dan telah biasa dilakukan
pada bidang pertanian yaitu untuk pupuk kompos (Andriyeni, et al. 2017).
Bab 2
Pembahasan
Alat-alat eco-enzyme:
bahan-bahan eco-enzyme:
(TIPS: Wadah yang digunakan memiliki tutup bermulut lebar, bisa besar/kecil,
berbahan plastik, tidak bermulut sempit karena rentan meledak, dan tidak berwadah
kaca karena rentan pecah.)
Penutup
3.1 Kesimpulan
1. Eco-enzyme merupakan cairan serbaguna hasil fermentasi dari limbah organik, gula
merah dan air yang dapat dimanfaatkan sebagai banyak produk. Eco-enzyme yang
bisa digunakan sebagai hand sanitizer spray terdapat pada sampel pengenceran 5:40
dengan fermentasi eco-enzyme 3 bulan. Emulsi cairan pada hand sanitizer ini
bersifat stabil dan nilai pH yang didapatkan pada hand sanitizer spray dengan rasio
pengenceran 5:40 yakni 4,5 dimana nilai tersebut memenuhi standar syarat mutu.
2. Cairan eco-enzyme yang dihasilkan berwarna coklat dengan aroma asam khas
buah jeruk. Warna dan aroma yang dihasilkan dipengaruhi oleh bahan baku
yang digunakan serta lama waktu fermentasi. Bahan baku yang digunakan
mempengaruhi tingkat keberhasilan fermentasi, apabila limbah organik yang
digunakan sudah busuk maka akan menghasilkan bau yang tidak sedap,
sedangkan lama waktu fermentasi mempengaruhi tingkat keasaman eco-
enzyme. Eco-enzyme dengan waktu fermentasi 2,5 bulan mendapakan nilai pH
3, sedangkan eco-enzyme dengan waktu fermentasi 3 bulan mendapatkan nilai
pH 1,5.
3.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis menyarankan untuk
melakukan uji aktivitas enzim agar diketahui jenis enzim yang terkandung dalam
eco-enzyme.
Daftar pustaka
https://www.menlhk.go.id/site/single_post/3998/eko-enzim-pengolahan-sederhana-sampah-rumah-tangga-
hasilkan-cairan-serbaguna#:~:text=Eko-enzim%20merupakan%20produk%20ramah%20lingkungan%20yang
%20mudah%20dibuat,air%20dengan%20perbandingan%203%20%3A%201%20%3A%2010.
https://www.agronasa.com/apa-itu-eco-enzyme/
https://fkm.unair.ac.id/bagaimana-cara-membuat-eco-enzyme-simak-penjelasan-berikut-ini/