MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konservasi dan Manajemen Kebencanaan
Disusun oleh ;
UNIVERSITAS GALUH
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah organic menjadi eco-enzyme
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah organic menjadi
eco-enzyme untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Eco-enzyme adalah ekstrak cairan yang dihasilkan dari fermentasi sisa sayuran
dan buah-buahan dengan substrat gula merah atau molase. Prinsip proses pembuatan
ecoenzyme sendiri sebenarnya mirip proses pembuatan kompos, namun ditambahkan
air sebagai media pertumbuhan sehingga produk akhir yang diperoleh berupa cairan
yang lebih disukai karena lebih mudah digunakan dan mempunyai banyak manfaat
(Junaidi et al., 2021). Keistimewaan eco-enzyme dibandingkan dengan pembuatan
kompos adalah tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti
pada proses pembuatan kompos, bahkan produk ini tidak memerlukan bak komposter
dengan spesifikasi tertentu. Wadah yang diperlukan hanya wadah dari plastik dan
mempunyai tutup yang masih rapat. Eco-enzyme umumnya dapat dibuat dari kulit
buah dan sisa sayuran salah satunya yaitu kulit pisang, kulit buah nanas, sayuran kol,
sawi putih dan batang kangkong (Nurhamidah et al., 2021).
Proses Eco-Enzym. Jenis sampah organik yang diolah menjadi eco enzyme
hanya sisa sayur atau buah yang mentah. Fermentasi yang menghasilkan alkohol dan
asam asetat yang bersifat disinfektan hanya dapat diaplikasikan pada produk tanaman
karena kandungan karbohidrat (gula) di dalamnya. Proses fermentasi akan
berlangsung 3 bulan. Bulan pertama, akan dihasilkan alcohol, kemudian pada bulan
kedua akan menghasilkan cuka dan pada bulan ketiga menghasilkan enzyme. Pada
bulan ketiga, EE kita sudah bisa dipanen.
1
2
3
4
baik dan tidak baik.Semua akan masuk ke dalam bahan EE kita dan
bekerja menguraikan bahan-bahan yang ada. Sehingga harus kita
awasi dengan baik karena adakemungkinan menjadi busuk, berulat.
Sebagai tambahan: EE juga akan berbuat di dalam wadah jika kita
tidak menutup wadah dengan baik serta jika kita menggunakan
bahan bahan yang sudah busuk atau tidak fresh lagi.
Gula merah yang kita gunakan adalah untuk makanan micro-
organism.Oleh karena itu jika EE kita ada kerusakan dalam proses
pembuatannya,kita tinggal menambahkan gula ke dalam EE kita
dengan takaran sesuaidengan takaran awal.
2.3 Teknik dan cara pembuatan eco-enzyme
a. Alat dan bahan
Gula merah
Air bersih
Botol/jeligen
Limbah sisa buah buahan dan sayuran seperti kulit jeruk,kulit
nanas,kulit wortel,kol,dll.
b. Langkah-langkah pembuatan:
Membersihkan wadah dari sisa sabun/bahan kimia.
TIPS: Wadah yang digunakan memiliki tutup bermulut lebar, bisa
besar/kecil, berbahan plastik, tidak bermulut sempit karena rentan
meledak, dan tidak berwadah kaca karena rentan pecah.
Ukur volume wadah.
Masukkan air bersih sebanyak 60% dari volume wadah.
Masukkan gula sesuai takaran yaitu 10% dari berat air.
Masukkan potongan sisa buah dan sayur sebesar 30% dari berat
air, lalu aduk rata.
Tutup rapat dan beri label tanggal pembuatan dan tanggal panen.
Selama 1 minggu pertama, buka tutup wadah untuk membuang
gas.
Aduk pada hari ke-7, hari ke-30, dan hari ke-90.
7
PENUTUP
3. 1 KESIMPULAN
Eco-enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti
ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan
air. Warnanya coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang
kuat.
Eco-enzyme bisa menjadi cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah
tangga, pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, eco-enzyme
mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang
berguna menggunakan sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini
adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur
untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. Cairan ini bisa menjadi pembersih
rumah, maupun sebagai pupuk alami dan pestisidia yang efektif.
Langkah-langkah pembuatan:
Membersihkan wadah dari sisa sabun/bahan kimia.
TIPS: Wadah yang digunakan memiliki tutup bermulut lebar, bisa
besar/kecil, berbahan plastik, tidak bermulut sempit karena rentan
meledak, dan tidak berwadah kaca karena rentan pecah.
Ukur volume wadah.
Masukkan air bersih sebanyak 60% dari volume wadah.
Masukkan gula sesuai takaran yaitu 10% dari berat air.
Masukkan potongan sisa buah dan sayur sebesar 30% dari berat
air, lalu aduk rata.
Tutup rapat dan beri label tanggal pembuatan dan tanggal panen.
Selama 1 minggu pertama, buka tutup wadah untuk membuang
gas.
Aduk pada hari ke-7, hari ke-30, dan hari ke-90.
10
Eco-enzyme memiliki beragam manfaat, antara lain sebagai pupuk
tanaman, pembersih kloset, pengusir tikus, sabun cuci piring, pembersih
sayuran, obat kumur, dan lain-lain
11
11
12