Anda di halaman 1dari 35

Eco enzyme (Garbage Enzymes) adalah cairan hasil fermentasi sampah dapur.

Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, founder
Asosiasi Pertanian Organik (Organic Agriculture Association) dari Thailand. Praktik
cerdas ini telah diteliti oleh Dr. Rosukon selama lebih dari 30 tahun. Ia mendorong
temuannya ini dalam rangka mengurangi global warming. Eco enzyme (EE) biasa juga
disebut dengan cairan organik rumah tangga. Beberapa bulan lalu saya ikut mencoba
membuat EE setelah melihat dan mempelajari langsung pengalaman dari sejumlah
kawan. Tidak sulit melakukannya, bila ditekuni dan dijadikan kebiasaan di dapur,
metode ini dapat jadi solusi alternatif dalam menangani sampah dapur. Hasil dari
fermentasi selama tiga bulan menghasilkan cairan berwarna cokelat muda. Menurut
berbagai sumber dan pengalaman, cairan EE dapat dimanfaatkan sebagai pengganti
detergen, sabun, sampo, cairan pembersih lantai juga sebagai pupuk organik. KLIK
INI:  Gegara Limbahnya Cemari Lingkungan, KFC di Kendari Bakal Ditutup Apa itu eco
enzyme? Eco enzyme adalah hasil olahan limbah dapur yang difermentasi dengan
menggunakan gula. Limbah dapur dapat berupa ampas buah dan sayuran. Gula yang
digunakan pun bisa gula apa saja, seperti gula tebu maupun aren. Saya sendiri saat
coba-coba buat memakai gula pasir. Sedangkan sampah organik yang saya
kumpulkan umumnya kulit buah seperti kulit apel, jeruk, wortel, kentang dan lainnya.
Bagaimana cara membuat eco enzyme? Membuat EE sangatlah muda. Pertama,
kumpulkan sisa-sisa kulit buah (jangan lupa cacah terlebih dahulu) menjadi potongan
kecil, kemudian campurkan dengan gula dan air. Perbandingannya 3:1:10 (sampah
dapur, gula dan air). komposisi bahan pembuatan eco enzyme -Foto/Zerowaste.id
Lalu, tempatkan pada wadah tertentu yang dapat ditutup rapat, namun sisakan sedikit
ruang untuk produksi gas yang dihasilkan saat proses fermentasi. Diamkan selama
tiga bulan. Pengecekan setiap saat dapat dilakukan untuk membuka penutup wadah
agar gas hasil permentasi dapat dikeluarkan. Sederhana sekali bukan? Setelah proses
ini dilalui, jadilah sebuah cairan multiguna. Pengalaman saya membuat EE, pada saat
pembuatan saya buatkan label tulisan yang memuat tanggal produksi. Hal ini penting
agar kita tidak lupa memastikan proses 90 hari permentasi. KLIK INI:  Kenalkan Mobil
Pusling, Mobil Cerdas Konservasi Milik BBKSDA Sulsel Walau terkesan gampang, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, gunakan wadah yang mudah
mengembang karena fermentasi akan menghasilkan gas. Kedua, jangan
menggunakan sampah dapur hewani seperti sisa ikan, daging serta bekas minyak
karena ini akan merusak hasil fermentasi. Letakkan EE pada tempat tertentu yang
aman dari jangkauan anak-anak. Jangan letakan eco enzyme di dalam kulkas. Warna
ideal hasil eco enzyme adalah kecoklatan, kalau cairannya berwarna hitam,
tambahkan gula kembali dengan jumlah yang sama kemudian ulangi proses
fermentasinya. Apa Manfaat eco enzyme? Sebagai disinfektan, eco enzyme mampu
membunuh bakteri dan jamur, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti
pembersih dan pestisida berbahan kimia. Sebagai cairan pembersih. Eco enzyme bisa
digunakan sebagai cairan pembersih ramah lingkungan. Kabarnya Eco enzyme dapat
dipakai membersihkan kaca dan kamar mandi. Namun, saat mencoba membuat cairan
ini saya hanya memanfaatkan untuk pupuk organic tanaman di halaman rumah.
Sebagai pupuk tanaman. Setelah cairan fermentasi selesai, hasilnya dapat dipakai
sebagai pupuk tanaman. Namun, tidak langsung digunakan pada tanaman.
Campurkan air secukupnya sebelum dijadikan pupuk organik pada tanaman. Pengusir
hama. Cairan eco enzyme juga bisa digunakan sebagai desinfektan dan pengusir
hama juga, lho. Karena serangga seperti kecoa, semut, lalat dan nyamuk tidak suka
dengan cairan ini. Cukup semprotkan 15 ml eco enzyme yang telah dicampur 500 ml
air ke tempat-tempat yang Moms targetkan untuk bebas hama. Membantu
melestarikan lingkungan sekitar. Dalam proses fermentasi yang terjadi,
karbondioksian (CO2) akan diubah menjadi karbonat (CO3), senyawa ini bermanfaat
untuk menjaga tanaman laut dan kehidupan biota laut. Selain itu, menurut Dr. Joean
Oon, 1 liter cairan eco enzyme dapat membersihkan sungai yang tercemar sampai
1000 liter. Jadi, ketika kita mencuci dengan menggunakan eco enzyme, secara tidak
langsung, kita sudah berkontribusi untuk memperbaiki lingkungan yang tercemar.
Bahan untuk mengelola limbah produk susu. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Arun dan Sivashanmugam (2015) menemukan bahwa eco enzyme mengandung
aktivitas amilase, protase dan lipase, yang dapat dimanfaatkan untuk mengolah
limbah produk susu, dimana terkandung karbohidrat, protein dan lemak yang
membutuhkan enzim-enzim tersebut agar dapat terolah.  Mudah bukan? Selain
multiguna, cairan ajaib ini juga membantu menjaga dan memperbaiki kualitas
lingkungan. Saat proses fermentasi berlangsung, juga dihasilkan gas O3 atau yang
dikenal dengan ozon. Gas ini sangat bermanfaat untuk mengurangi efek rumah kaca.

Artikel ini dari Klikhijau.com dengan judul: Eco Enzyme, Cairan Ajaib Hasil


Fermentasi Sampah Organik yang Multiguna https://klikhijau.com/read/eco-enzyme-
cairan-ajaib-hasil-fermentasi-sampah-organik-yang-multiguna/

Salah satu “sampah” yang sering berada di rumah adalah “sampah”


organik. Kita bisa mengganti sebutan “sampah” organik menjadi sisa
organik, karena ternyata sisa organik mempunyai banyak sekali manfaat
jika diolah dengan benar, misalnya dibuat menjadi pupuk kompos atau
dibuat menjadi eco-enzyme. Kalau kita sudah familiar terhadap pupuk
kompos, lain halnya dengan eco-enzyme. Ternyata, banyak juga teman-
teman yang masih belum mengenal eco-enzyme beserta manfaatnya. Yuk
kita mengenal lebih jauh tentang eco-enzyme dan cara membuat eco-
enzyme dirumah! gampang banget lhooo ternyata.

Apa sih yang disebut Eco-enzyme?


Eco-enzyme merupakan larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari
proses fermentasi sisa organik, gula, dan air. Cairan Eco-enzyme ini
berwarna coklat gelap dan memiliki aroma yang asam/segar yang
kuat. Eco-enzyme pertama kali ditemukan dan dikembangkan di Thailand
oleh Dr. Rosukan Poompanvong yang aktif pada riset mengenai enzym
selama lebih dari 30 tahun. Beliau menerima penghargaan dari FAO PBB
atas penemuannya tersebut. Dr. Joean Oon, Director of the Centre for
Naturopathy and Protection of Families in Penang (Malaysia), kemudian
membantu untuk menyebar luaskan segudang manfaat dari Eco-
enzyme ini.
Apa saja manfaat Eco-enzyme?
Eco-enzyme memiliki segudang manfaat. Cairan ini merupakan cairan
serbaguna yang bisa dimanfaatkan untuk bersih-bersih rumah, deterjen,
pertanian, hewan ternak dll. Yuk kita lihat apa saja manfaat eco-enzyme
dan bagaimana cara penggunaannya.

1. Sebagai cairan pembersih serbaguna


Kita bisa menggunakan cairan Eco-enzyme sebagai cairan untuk
membersihkan seluruh rumah, baju, bahkan sayur dan buah juga lho. Side
note: Hanya siapkan larutan campuran Eco-Enzyme dan air setiap kali
pakai atau dengan maksimal waktu penyimpanan 7 hari. Penyimpanan
lebih dari 7 hari akan menyebabkan bakteri yang ada pada air tumbuh dan
merusak larutan pembersih.
2. Pupuk tanaman
Selain untuk bersih-bersih, Eco-Enzyme juga berguna untuk pupuk
tanaman kita juga lho. Eco-enzyme berguna untuk menyuburkan tanah dan
tanaman, menghilangkan hama, dan meningkatkan kualitas dan rasa buah
dan sayuran yang kamu tanam. Aplikasi: campurkan 30 ml Eco-enzyme ke
dalam 2 liter air. Masukkan campuran larutan air dan Eco-enzyme ini
kedalam botol semprot dan semprotkan ke tanah di sekitar tanamanmu
atau langsung ke tanamanmu kalau tanamanmu terkontaminasi oleh
hama.side note: Jangan gunakan 100% larutan eco-enzym ke tanah atau
tanamanmu karena akan membuat tanah asam dan “membakar”
tanamanmu.

3. Pengusir hama
Eco-Enzyme sangat efektif untuk mengusir hama tanaman seperti anggrek
dan sayu-sayuran bahkan hama atau hewan yang mengganggu di sekitar
rumah, seperti kecoa, semut, lalat, nyamuk, dan serangga
lainnya. Aplikasi: campurkan 15 ml Eco Enzyme ke dalam 500 ml
air. Masukkan campuran larutan air dan Eco-enzyme ini kedalam botol
semprot dan semprotkan ke area yang kamu targetkan untuk bebas hama. 

4. Melestarikan lingkungan sekitar


Larutan pembersih komersial yang ada sekarang sering kali mengandung
berbagai jenis senyawa kimia seperti fosfat, nitrat, amonia, klorin dan
senyawa lain yang berpotensi mencemari udara, tanah, air tanah, sungai
dan laut. Penggunaan Eco-enzyme sebagai larutan pembersih alami
berkontribusi menjaga lingkungan bumi kita. Dr. Joean Oon mengklaim
bahwa 1 liter laurtan Eco-Enzyme dapat membersihkan hingga 1000 liter
air sungai tang tercemar. Jadi, setiap kali kamu selesai bersih-bersih atau
mencuci baju dengan menggunakan Eco-Enzyme, kamu telah
berkontribusi dalam pelestarian lingkungan di sekitarmu lhooo. Happy
wallet, happy planet!

Karung Kompos Sampah Kebun – Easy Grow Compost Bag

Rp59,900.00 – Rp69,900.00

Select options

Komposter Ember Sustaination 25 L

Rp250,000.00

Add to cart

DIY Eco-Enzyme: Membuat Eco-Enzyme di rumah


Cara membuat Eco-Enzyme ternyata sangat mudah! Kamu cukup siapkan
kontainer plastik bekas (bisa berupa botol/toples bekas atau jerrycan), air,
gula, dan kulit buah yang lunak dengan rasio 10:1:3. Kulit buah yang bisa
digunakan misalnya seperti kulit buah jeruk, jeruk nipis, lemon, apel,
manngga, daun pandan, sereh dll. Penggunaan sisa sayur juga bisa.
Rekomendasi proporsi sisa buah:sayur adalah 80:20. Penggunaan sisa
sayur yang terlalu banyak akan menyebabkan aroma Eco-Enzyme menjadi
kurang segar. Dibawah ini resep pembuatan Eco-Enzyme untuk botol
ukutan 1 liter ya. Silahkan di sesuaikan dengan wadah masing-masing.
Bahan:

1. 500 ml air
2. 50 gram gula pasir (bisa juga dengan gula merah)
3. 150 gram kulit buah
Alat:

1. Botol plastik bekas ukuran 1 liter


2. Timbangan digital
3. Corong
 Cara membuat:

 Siapkan wadah plastik bekas yang bisa ditutup rapat. Jangan


gunakan wadah berbahan logam karena kurang elastis. Proses
fermentasi akan menghasilkan gas sehingga membutuhkan
wadah yang elaMasukkan 500 ml air ke dalam wadah plastik
diikuti dengan 50 gram gula pasir.
 Masukkan sisa kulit buah atau sisa sayur ke dalam wadah
 Sisakan tempat untuk proses fermentasi. Jangan isi wadah hingga
penuh!
 Aduk atau Jungkir balikkan botol atau wadah plastikmu sampai
larutan air dan gula bercampur. Jangan dikocok!
 Dalam 1 bulan pertama, gas akan dihasilkan dari proses
fermentasi. Aduk atau jungkir balikkan wadah/botol plastik
dilanjutkan dengan membuka tutup wadah/botol plastik setiap hari
selama 1 bulan pertama
 Simpan di tempat dingin, kering dan berventilasi. Hindari sinar
matahari langsung dan jangan disimpan di dalam kulkas!
 Fermentasi berlangsung selama 3 bulan (untuk daerah tropis) dan
6 bulan (untuk daerah subtropis)
 Setelah 3-6 bulan, silahkan panen Eco-enzyme mu! yeay!!
Kamu juga bisa menyimak pembuatan Eco-Enzyme di video ini:

DIY Eco Enzyme at your home


Jadi gimana? sudah siap untuk membuat Eco-Enzyme pertamamu? atau
sudah pernah membuat Eco-Enzyme? Yuk share pengalamanmu di kolom
komentar.
byMaurilla ImronMANAJEMEN SAMPAH
Eco Enzyme

Apa itu Eco Enzyme?


Eco Enzyme ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang
merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Gagasan proyek ini adalah
untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya kita buang ke dalam tong
sampah sebagai pembersih organik.
Jadi eco enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas
buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Warnanya
coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat.

Eco Enzyme bisa menjadi cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga,
pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, eco enzyme mempercepat reaksi bio-
kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan sampah buah
atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara manajemen sampah
yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. Cairan
ini bisa menjadi pembersih rumah, maupun sebagai pupuk alami dan pestisidia yang
efektif.
Why is it so important?
Dari hari pertama kita membuat Eco Enzyme, prosesnya akan melepaskan gas ozon
(03). O3 dapat mengurangi karbondioksida (CO2) di atmosfer yang memperangkap
panas di awan. Jadi akan mengurangi efek rumah kaca dan global warming. 
Enzim mengubah amonia menjadi nitrat (NO3), hormon alami dan nutrisi untuk
tanaman. Sementara itu mengubah CO2 menjadi karbonat (CO3) yang bermanfaat
bagi tanaman laut dan kehidupan laut.
Di bawah ini adalah alasan lain kenapa kita perlu mempertimbangkan untuk
membuat eco enzyme:
Hemat: Mengubah sampah dapur menjadi pembersih rumah tangga alami DIY.
Mengurangi polusi: Gas metana yang dikeluarkan dari sampah yang dibuang dapat
memerangkap 21x lebih banyak panas daripada CO2, memperburuk pemanasan
global.
Air purify: Membersihkan udara dari racun, polusi dan menghilangkan bau
Banyak manfaatnya: Pembersih rumah tangga, insektisida, antiseptik, perawatan
tubuh, pupuk dll
Apa aja manfaat Eco Enzyme?
Karena kandungannya, eco Enzyme memiliki banyak cara untuk membantu siklus
alam seperti memudahkan pertumbuhan tanaman (sebagai fertilizer), mengobati
tanah dan juga membersihkan air yang tercemar. Selain itu bisa juga ditambahkan ke
produk pembersih rumah tangga seperti shampoo, pencuci piring, deterjen, dll.
Pembersih enzim ini 100% natural dan bebas dari bahan kimia, mudah terurai dan
lembut di tangan dan lingkungan. Cairan ini juga penolak serangga alami yang
membuat semut, serangga dll menjauh. Saking alaminya, setelah digunakan untuk
pel, cairan ini juga bisa dipakai untuk menyiram tanaman. Eco Enzymejuga dapat
digunakan untuk merangsang hormon tanaman untuk meningkatkan kualitas buah
dan sayuran dan untuk meningkatkan hasil panen. Jadi pada intinya adalah circular
economy at its best. 
Bagaimana cara membuatnya?

Source: enzymesos.com

Fruit waste : Brown sugar : Clean water = 3 : 1 : 10


For example : 900g kulit buah : 300g gula : 3000g (ml) atau 300g kulit buah : 100g
gula : 1liter air

Caranya sangat mudah:

a. Gunakan gula apapun selain gula putih


b. Gunakan sisa-sisa dapur seperti kulit apel, jeruk, nanas, pir, semangka,
lemon, tapi jangan durian! jangan pakai dagingnya. Seeds bisa dimasukkan
asalah jangan yang besar seperti biji mangga.
1. Tuang semua bahan ke dalam botol, bisa juga menggunakan blender untuk mencacah
limbah, kemudian campur gula dan air dalam botol.
2. Simpan di tempat yang kering dan sejuk dengan suhu dalam rumah
3. Biarkan selama 3 bulan, dan buka setiap hari di 2 minggu pertama, kemudian 2-3 hari sekali,
kemudian seminggu sekali. Di minggu pertama akan ada banyak gas yang dihasilkan.
4. Kadang ada lapisan putih di permukaan larutan. Jika cacing muncul tambahkan gula
segenggam, aduk rata kemudian tutup
5. Setelah 3 bulan, saring eco enzyme menggunakan kain kasa atau saringan.
6. Residu dapat digunakan lagi untuk batch baru produksi dengan menambahkan
sampah segar. Residu juga bisa dikeringkan, kemudian diblender dan dikubur di dalam
tanah sebagai pupuk.
Source: enzymesos.com
Source: enzymesos.com

Kemudian cairan yang sudah disaring, diletakkan di botol-botol dan bisa digunakan
untuk bermacam-macam.

Dibawah ini menunjukkan “resep-resep” dan cara memanfaatkan Eco Enzyme.

Source: Ecowalkthetalk

Catatan penting!
 Gunakan wadah yang bisa mengembang karena wadah akan terisi gas, maka dari itu perlu
dibuka periodically untuk mengeluarkan gas
 Sampah untuk membuat enzim tidak termasuk kertas, plastik, logam atau bahan kaca.
 Hindari makanan berminyak, ikan atau sisa daging (bisa digunakan sebagai bahan kompos
kebun). Untuk membuat enzim berbau segar, tambahkan kulit jeruk / lemon atau daun
pandan, dll.
 Warna ideal dari enzim eco adalah coklat gelap. Jika berubah menjadi hitam, tambahkan
gula dalam jumlah yang sama untuk memulai proses fermentasi lagi.
 Mungkin memiliki lapisan putih, hitam atau coklat di atas enzim, abaikan saja. Jika Anda
menemukan lalat dan cacing dalam wadah, biarkan dan reaksi kimia enzim akan
melarutkannya secara alami.
Manfaatkan sepenuhnya residu enzim eco:
a) Gunakan kembali untuk produksi berikutnya dengan menambahkan sampah segar.
b) Gunakan sebagai pupuk dengan mengeringkan residu, campurkan dan dikubur di dalam
tanah.
c) Giling residu, tuangkan ke dalam mangkuk toilet, tambahkan gula merah dan siram untuk
membantu membersihkan kotoran.
 Eco enzyme tidak akan pernah kadaluwarsa. Jangan simpan di kulkas.
 Jika setiap rumah tangga menggunakan sampah mereka untuk menghasilkan enzim ramah
lingkungan, itu dapat menghentikan limbah dapur dari polusi tanah kita dan sementara itu
mengurangi pemanasan global. Kita dapat membantu mengubah iklim!
For some FAQ (Frequently Asked Questions) bisa dicek disini.

Share this article

TAGS

Cara Membuat Pupuk Organik dari Pelepah Sawit, Mudah dan Bermanfaat!

 Post authorBy Dian Putri


 Post dateSeptember 13, 2018

Permasalahan yang sering


dihadapi para petani sawit adalah bagaimana memanfaatkan sampah
organik yang ada di perkebunan seperti pelepah sawit yang sudah
mengering. Maka tidaklah mengherankan apabila para pemilik lahan
mulai mempelajari cara membuat pupuk organik dari pelepah sawit.
Seperti yang kita ketahui bersama, kelapa sawit merupakan salah satu
komoditas eksport yang besar bagi Indonesia. Letak perkebunan kelapa
sawit ini tersebar hampir di seluruh kepulaun Nusantara tergantung
pada jenis tanah untuk menanam kelapa sawit, yang utamanya berada di
daerah Kalimantan dan Sumatera.

Jika luas satu lahan berkisar 40 ha, maka dapat dibayangkan berapa
banyak sampah organik berupa pelepah sawit yang diproduksi setiap
harinya.

Peluang inilah yang dibaca oleh para petani sawit di perkebunan Jambi,
Sumatera. Mereka memanfaatkan waktu jeda peremajaan pohon sawit
untuk memproduksi pupuk organik dari pelepah sawit. Sebagai
informasi, usia pohon sawit dapat mencapai 15 – 20 tahun, sehingga
butuh waktu peremajaan yang cukup lama untuk dapat berbuah kembali.

Dengan memanfaatkan waktu jeda produksi yang dapat berlangsung 2 –


3 tahun, para petani pun memperoleh penghasilan sampingan melalui
penjualan pupuk organik yang mereka buat secara mandiri. Namun
siapa sangka, kegiatan ini malah mendatangkan omzet yang tidak kalah
besar pula layaknya budidaya jamur shitake, yaitu 1 miliar rupiah!

Anda tertarik untuk mempelajari cara membuat pupuk organik dari


pelepah sawit ini? Silahkan disimak langkah demi langkah yang telah
kami rangkumkan berikut ini.

Cara Membuat Pupuk Organik dari Pelepah Sawit 

Sebelum masuk pada tahapan pengolahan pelepah sawit menjadi pupuk


kompos bernilai jual tinggi, ada baiknya kita persiapkan alat dan bahan
yang dibutuhkan.

Sebenarnya dalam proses pengomposan ini bahan tambahan berupa


kotoran sapi tidaklah wajib atau tergantung dari ketersediaan serta
kemudahan dalam mendapatkan bahan. Namun jika di tempat Anda
banyak dijumpai kotoran sapi yang terbengkalai, maka sebaiknya
dimanfaatkan saja.

Secara khusus kami pernah membahas mengenai cara membuat pupuk


organik padat dari kotoran sapi pada halaman lain, silahkan dibuka
untuk mengetahui lebih lanjut manfaat dan kelebihan dari pupuk
organik kotoran sapi ini.

Persiapan alat:

 Parang
 Cetakan bambua berukuran 2 x 1 x 1 m yang dapat dibongkar pasang
 Ember atau drum dengan kapsitas 150 liter
 Gayung
 Cangkul atau garpu
 Tali
 Terpal atau plastik penutup
Persiapan bahan:

 Pelepah sawit
 Aktivator untuk mempercepat proses pengomposan, Anda dapat
memperolehnya di toko-toko pertanian terdekat. Pada kesempatan ini
kami menggunakan Promi sebanyak 2 – 3 kg.
 Kotoran sapi 

Cara pembuatan:

1. Mula-mula kita persipakan dahulu cetakan bambu sesuai dengan


ukuran yang telah kami sebutkan di atas yaitu 2 x 1 x 1 m. Pada bagian
bawah dari cetakan ini tidak perlu diberi alas.

2. Potong-potong pelepah sawit yang telah mengering dengan


menggunakan parang. Tujuan dari pemotongan ini adalah untuk
mempermudah proses pengomposan. Perlakuan yang sama diterapkan
pada cara membuat pupuk organik padat dari limbah rumah tangga.
3. Encerkan terlebih dahulu promi dengan menggunakan 50 – 100 liter
air. Dosis yang dipakai untuk proses pengomposan ini adalah 0,5 – 1 m3
bahan.

4. Basahi pula pelepah sawit dengan menggunakan air sebanyak 200 –


300 liter, atau tergantung dari kondisi kekeringan pelepah. Tujuannya
adalah agar pelepah sawit menjadi basah. Sebab dalam proses
pengomposan nantinya dibutuhkan kondisi yang lembab.
5. Setelah semua alat dan bahan
siap digunakan, maka masukkanlah terlebih dahulu pelepah sawit yang
sudah dicincang ke dalam cetakan bambu. Kita akan membuat pupuk
kompos dengan metode selapis demi selapis. Untuk lebih jelasnya
silahkan baca cara membuat pupuk dari enceng gondok.

Tekan-tekan pelepah sawit lapis pertama tersebut hingga memadat


dengan cara menginjak-injaknya.

6. Setelah itu masukkan kotoran sapi sebagai lapisan kedua dan siram
dengan larutan Promi sedikit demi sedikit

7. Ulangi meletakkan pelepah sawit bergantian dengan kotoran sapi, dan


larutan Promi. Begitu seterusnya hingga bahan habis atau cetakan
penuh. Dalam proses ini tidak perlu dilakukan pembalikan atau
pencampuran bahan kembali, berbeda dengan cara membuat pupuk
organik dari kencing manusia.
8. Kompos yang sudah penuh dapat dibuka cetakan bambunya, dan
nanti akan nampak lapisan-lapisan pelepah sawit dan kotoran sapi 

9. Tutup bakal kompos tersebut menggunakan terpal atau plastik


penutup. Ikat dengan tali dan beri beban di setiap sisi bawah agar terpal
tidak tersingkap.

10. Proses pengomposan akan berlangsung selama kurang lebih satu


bulan lamanya. Saat proses berlangsung, lakukanlah pengecekan secara
berkala.

Pengomposan yang berhasil memiliki ciri, penurunan ketinggian


kompos hingga setengah dari tinggi awal dan peningkatan suhu hingga
70 derajat celsius.
11. Lakukan pula pengecekan kelembapan. Salah satu kendala yang
sering dijumpai pada proses pengomposan pelepah sawit ini adalah
ketersediaan sumber air. Padahal dalam proses ini pelepah sawit tidak
boleh kering atau harus selalu lembab.

12. Kompos yang sudah siap panen akan mengalami penurunan suhu
serta merubah pelepah sawit menjadi hancur dan lunak.

Cara pengaplikasian

Pupuk organik dari pelepah sawit


telah matang dan siap digunakan. Aplikasikan kompos tersebut pada
daerah sekitar piringan atau pokok tanaman. Namun sebelumnya,
bersihkanlah terlebih dahulu daerah sekitar dari gulma yang
mengganggu.

Keberadaan gulma akan menjadi sarang bagi bibit penyakit atau hama
yang mengganggu, jika menemukan adanya serangan hama, segera
temukan solusi pada mengatasi hama dan penyakit tumbuhan secara
alami.

Taburkan pupuk organik dari pelepah sawit secara melingkar dalam


jarak di tengah-tengah pokok pohon dan ujung tajuk, atau kurang lebih 1
– 1,5 m dari pokok tanaman.

Manfaat pupuk organik dari pelepah sawit


Menurut pengalaman dan
kesaksian petani yang memanfaatkan pupuk organik pelepah sawit ini,
maka dapat disimpulkan manfaat dari pupuk kompos ini adalah sebagai
berikut:

 Pohon sawit yang selama ini buahnya jarang menjadi lebat


 Berat atau massa tandan meningkat secara signifikan. Tandan sawit
terlihat lebih besar dan berat
 Daun-daun sawit yang tadinya mudah menguning, menjadi lebih segar,
sehat, dan menghijau
 Pohon sawit lebih kebal terhadap kekeringan di lahan

Itulah cara membuat pupuk organik dari pelepah sawit, kami berharap
tips serta petunjuk dari kami dapat memberi inspirasi bagi Anda untuk
mengelola limbah organik menjadi sesuatu yang bermanfaat bahkan
bernilai jual lebih.

Cara membuat pupuk


organik cair
 12 Juli 2013    Titis Priyowidodo
Kali ini alamtani akan membahas cara membuat pupuk organik cair. Pupuk organik
cair dalam pembahasan ini mengacu pada pengertian pupuk organik dan pupuk
komposyang telah dibahas dalam artikel sebelumnya. Secara singkat bisa dikatakan
pupuk organik cair adalah pupuk berfasa cair yang dibuat dari bahan-bahan organik
melalui proses pengomposan.
Terdapat dua macam tipe pupuk organik cair yang dibuat melalui proses
pengomposan. Pertama adalah pupuk organik cair yang dibuat dengan cara
melarutkan pupuk organik yang telah jadi atau setengah jadi ke dalam air. Jenis
pupuk yang dilarutkan bisa berupa pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk kompos atau
campuran semuanya. Pupuk organik cair semacam ini karakteristiknya tidak jauh
beda dengan pupuk organik padat, hanya saja wujudnya berupa cairan. Dalam
bahasa lebih mudah, kira-kira seperti teh yang dicelupkan ke dalam air lalu airnya
dijadikan pupuk.
Pupuk cair tipe ini suspensi larutannya kurang stabil dan mudah mengendap. Kita
tidak bisa menyimpan pupuk tipe ini dalam jangka waktu lama. Setelah jadi biasanya
harus langsung digunakan. Pengaplikasiannya dilakukan dengan cara menyiramkan
pupuk pada permukaan tanah disekitar tanaman, tidak disemprotkan ke daun.
Kedua adalah pupuk organik cair yang dibuat dari bahan-bahan organik yang
difermentasikan dalam kondisi anaerob dengan bantuan organisme hidup. Bahan
bakunya dari material organik yang belum terkomposkan. Unsur hara yang
terkandung dalam larutan pupuk cair tipe ini benar-benar berbentuk cair. Jadi
larutannya lebih stabil. Bila dibiarkan tidak mengendap. Oleh karena itu, sifat dan
karakteristiknya pun berbeda dengan pupuk cair yang dibuat dari pupuk padat yang
dilarutkan ke dalam air. Tulisan ini bermaksud untuk membahas pupuk organik cair
tipe yang kedua.
Sifat dan karakteristik pupuk organik cair
Pupuk organik cair tidak bisa dijadikan pupuk utama dalam bercocok tanam.
Sebaiknya gunakan pupuk organik padat sebagai pupuk utama/dasar. Pupuk
organik padat akan tersimpan lebih lama dalam media tanam dan bisa menyediakan
hara untuk jangka yang panjang. Sedangkan, nutrisi yang ada pada pupuk cair lebih
rentan terbawa erosi. Namun di sisi lain, lebih mudah dicerna oleh tanaman.
Jenis pupuk cair lebih efektif dan efesien jika diaplikasikan pada daun, bunga dan
batang dibanding pada media tanam (kecuali pada metode hidroponik). Pupuk
organik cair bisa berfungsi sebagai perangsang tumbuh. Terutama saat tanaman
mulai bertunas atau saat perubahan dari fase vegetatif ke generatif untuk
merangsang pertumbuhan buah dan biji. Daun dan batang bisa menyerap secara
langsung pupuk yang diberikan melalui stomata atau pori-pori yang ada pada
permukaannya.
Pemberian pupuk organik cair lewat daun harus hati-hati. Jaga jangan sampai
overdosis, karena bisa mematikan tanaman. Pemberian pupuk daun yang berlebih
juga akan mengundang hama dan penyakit pada tanaman. Jadi, ketepatan takaran
harus benar-benar diperhatikan untuk mendapatkan hasil maksimal.
Setiap tanaman mempunyai kapasitas dalam menyerap nutrisi sebagai
makanannya. Secara teoritik, tanaman hanya sanggup menyerap unsur hara yang
tersedia dalam tanah tidak lebih dari 2% per hari. Pada daun, meskipun kami belum
menemukan angka persisnya, bisa diperkirakan jumlahnya tidak lebih dari 2%. Oleh
karena itu pemberian pupuk organik cair pada daun harus diencerkan terlebih
dahulu.
Karena sifatnya sebagai pupuk tambahan, pupuk organik cair sebaiknya kaya akan
unsur hara mikro. Sementara unsur hara makro dipenuhi oleh pupuk utama lewat
tanah, pupuk organik cair harus memberikan unsur hara mikro yang lebih. Untuk
mendapatkan kandungan hara mikro, bisa dipilah dari bahan baku pupuk.
Cara membuat pupuk organik cair
 Siapkan bahan-bahan berikut: 1 karung kotoran ayam, setengah karung dedak, 30 kg
hijauan (jerami, gedebong pisang, daun leguminosa), 100 gram gula merah, 50 ml
bioaktivator (EM4), air bersih secukupnya.
 Siapkan tong plastik kedap udara ukuran 100 liter sebagai media pembuatan pupuk, satu
meter selang aerotor transparan (diameter kira-kira 0,5 cm), botol plastik bekas akua ukuran
1 liter. Lubangi tutup tong seukuran selang aerotor.
 Potong atau rajang bahan-bahan organik yang akan dijadikan bahan baku. Masukkan
kedalam tong dan tambahkan air, komposisinya: 2 bagian bahan organik, 1 bagian air.
Kemudian aduk-aduk hingga merata.
 Larutkan bioaktivator seperti EM4 dan gula merah 5 liter air aduk hingga merata. Kemudian
tambahkan larutan tersebut ke dalam tong yang berisi bahan baku pupuk.
 Tutup tong dengan rapat, lalu masukan selang lewat tutup tong yang telah diberi lubang.
Rekatkan tempat selang masuk sehingga tidak ada celah udara. Biarkan ujung selang yang
lain masuk kedalam botol yang telah diberi air.
 Pastikan benar-benar rapat, karena reaksinya akan berlangsung secara anaerob. Fungsi
selang adalah untuk menyetabilkan suhu adonan dengan membuang gas yang dihasilkan
tanpa harus ada udara dari luar masuk ke dalam tong.
 Tunggu hingga 7-10 hari. Untuk mengecek tingkat kematangan, buka penutup tong cium
bau adonan. Apabila wanginya seperti wangi tape, adonan sudah matang.
 Pisahkan antara cairan dengan ampasnya dengan cara menyaringnya. Gunakan saringan
kain. Ampas adonan bisa digunakan sebagai pupuk organik padat.
 Masukkan cairan yang telah melewati penyaringan pada botol plastik atau kaca, tutup rapat.
Pupuk organik cair telah jadi dan siap digunakan. Apabila dikemas baik, pupuk bisa
digunakan sampai 6 bulan.
Gambar tempat pembuatan pupuk organik cair
Penggunaan pupuk organik cair
Pupuk organik cair diaplikasikan pada daun, bunga atau batang. Caranya dengan
mengencerkan pupuk dengan air bersih terlebih dahulu kemudian disemprotkan
pada tanaman. Kepekatan pupuk organik cair yang akan disemprotkan tidak boleh
lebih dari 2%. Pada kebanyakan produk, pengenceran dilakukan hingga seratus
kalinya. Artinya, setiap 1 liter pupuk diencerkan dengan 100 liter air.
Untuk merangsang pertumbuhan daun, pupuk organik cair bisa disemprotkan pada
tanaman yang baru bertunas. Sedangkan untuk menghasilkan buah, biji atau umbi,
pupuk disemprotkan saat perubahan fase tanaman dari vegetatif ke generatif. Bisa
disemprotkan langsung pada bunga ataupun pada batang dan daun. Setiap
penyemprotan hendaknya dilakukan dengan interval waktu satu minggu jika musim
kering atau 3 hari sekali pada musim hujan. Namun dosis ini harus disesuaikan lagi
dengan jenis tanaman yang akan disemprot.
Pada kasus pemupukan untuk pertumbuhan daun, gunakan pupuk organik cair yang
banyak mengandung nitrogen. Caranya adalah dengan membuat pupuk dari bahan
baku kaya nitrogen seperti kotoran ayam, hijauan dan jerami. Sedangkan pada
kasus pemupukan untuk pertumbuhan buah, gunakan bahan baku pupuk yang kaya
kalium dan fosfor, seperti kotoran kambing, kotoran sapi, sekam padi dan dedak.
Kandungan setiap jenis material organik bisa dilihat di tabel berikut.
Secara sederhana bisa dikatakan, untuk membuat pupuk perangsang daun gunakan
sumber bahan organik dari jenis daun-daunan. Sedangkan untuk membuat pupuk
perangsang buah gunakan bahan organik dari sisa limbah buah seperti sekam padi
atau kulit buah-buahan.
Cara Mudah Membuat
Pupuk Cair Organik (MOL)
O N  OCTO BE R 1, 2014  BY  WARASF ARM IN  TEKNOLOGI PERTANIAN

Apa itu

pupuk organik cair?

Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang

berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur

haranya lebih dari satu unsure. Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat

secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak masalah dalam pencucian hara, dan

mampu menyediakan hara secara cepat. Dibandingkan dengan pupuk cair

anorganik, pupuk organic cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman

walaupun digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan

pengikat, sehingga larutan pupuk yamg diberikan ke permukaan tanah bisa


langsung digunakan oleh tanaman. Dengan menggunakan pupuk organik cair

dapat mengatasi masalah lingkungan dan membantu menjawab kelangkaan dan

mahalnya harga pupuk anorganik saat ini.

SPESIFIKASI DAN MANFAAT

Mengandung giberlin Manfaat:

Merangsang pertumbuhan tunas baru

Mempebaiki sistem jaringan sel dan memperbaiki sel-sel rusak

Merangsang pertumbuhan sel-sel baru pada tumbuhan

Memperbaiki klorofil pada daun

Merangsang pertumbuhan kuncup bunga

Memperkuat tangkai serbuk sari pada bunga

Memperkuat daya tahan pada tanaman

2. Mengandung alkohol(alcohol) Manfaat :

Sterilisasi pada tumbuhan (mengurangi dan menghentikan pertumbuhan

mikroba pengganggu pada tumbuhan terutama pada daun dan batang, seperti,

bercak daun (penyakit blas), jamur/khamir/cendawan serta spora organisme

penyakit.
Aplikasi dari pupuk cair organik :

10 cc pupuk cair organik untuk 1-1,4 liter air. Disemprotkan pada mulut daun dan

batang

Waktu yang dibutuhkan adalah pada pagi hari sebelum jam 10 pagi atau setelah

jam 4 sore

Dapat digunakan dengan sistem infus

Khusus untuk perangsang buah pada kelapa sawit ditambahkan larutan NaCl 1

ons untuk 14 liter air


Cukup mudah untuk

membuat pupuk cair organik dengan bahan-bahan yang tersedia disekitar kita,
bahkan dari sisa sampah organik yang kita buang percuma-cuma.Yuk kita ikuti

langkah-langkahnya.

1. Siapkan botol plastik bekas AMDK (air minum dalam kemasan) ukuran 1000-

1500 ml/ 1 liter-1,5 liter.

2. Masukkan sekitar segenggam tapai singkong yang matang ke dalam botol, lalu

masukkan air hingga mencapai setengah botol.

3. masukkan 5 sendok gula pasir atau 1 balok gula merah yang telah dicairkan

terlebih dahulu. Total air botol maksimal 3/4 ukuran botol.

4. Kocok dengan cara menutup botol, lantas menggoyang- goyangkan botol

selama 2-3 menit agar terjadi fermentasi dari larutan yang sudah tercampur rata.

5. Biarkan botol terbuka selam 5-7 hari atau di tutup, tetapi sesekali tutup dibuka

sedikit untuk membuang gas hasil fermentasi. Biarkan mikroorganisme lokal

(MOL) berkembang

6. Setelah 5-7 hari akan tercium bau alkohol dan berwarna agak kecoklatan,

pertanda pupuk cair organik siap digunakan. Cara penggunaan adalah dengan

cara mengencerkan larutab MOL dengan air dengan perbandingan 1: 15, lantas

disiramkan ke media tanah di sekeliling pohon. Fungsi MOL adalah membantu

memaksimalkan media tanam agar mampu menyediakan unsur hara yang

nantinya diserap oleh tanaman melalui akar-akar.

Selamat mencoba yaaa.

Dalam industri pengolahan kelapa sawit sabut sering diabaikan


begitu saja sehingga menjadi sampah. Faktanya sabut bisa
dibuat sebagai sumber hara kalium organik dengan mengolahnya
menjadi pupuk cair. Kelebihan dari pupuk organik cair adalah
mampu menyeburkan media tanam tanpa merusak
karakteristiknya. Hal ini dikarenakan pupuk organik sama sekali
tidak mengandung bahan kimia yang dapat mencemari
lingkungan. Bahkan dengan membuat POC sendiri, anggaran
untuk menghemat pupuk bisa dihemat semaksimal mungkin.

Proses Pembuatan pupuk cair dari sabut kelapa sawit

Bahan dan alat

1. Bahan

1. 1 kg Sabut kelapa sawit yang kering


2. 100 Gram gula merah
3. 100 Ml EM-4
4. 10 liter air

1. Alat yang di gunakan


2. Wadah Berupa ember, tong atau jeregen
3. Golok/parang

Cara pembuatan

1. Potong sabut kelapa sawit dengan cara mencincangnya


menggunakan parang/golok hingga ukurannya berubah
menjadi kecil.
2. Masukkan potongan-potongan sabut kelapa sawit tersebut
kedalam wadah yang sudah disediakan.
3. Di wadah yang terpisah campurkanlah air dan gula merah
hingga tercampr merata. Kemudian tambahkan EM4 ke
dalamnya.
4. Setelah larutan jadi tuangkan kedalam wadah yang sudah
dimasukkan sabut kelapa sawit. Aduk sebentar secara
perlahan. Lalu tutup dengan rapat.
5. Simpan wadah pada tempat yang aman terlindungi dari
sinar matahari langsung. Selama proses fermentasi
belangsung, perlu membuka penutup jerigen selama 1-3
menit/hari untuk membuang gas yang terjebak di dalamnya.
Agar menghasilkan POC yang berkualitas terbaik, proses
fermentasi perlu dilakukan selama 2 minggu.

Sebelum digunakan pupuk ini perlu dicampur terlebih dahulu


dengan air bersih memakai perbandingan 1:3. Semprotkan
campuran tersebut dengan dosis sebanyak 250 ml/tanaman.

Anda mungkin juga menyukai