Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, founder
Asosiasi Pertanian Organik (Organic Agriculture Association) dari Thailand. Praktik
cerdas ini telah diteliti oleh Dr. Rosukon selama lebih dari 30 tahun. Ia mendorong
temuannya ini dalam rangka mengurangi global warming. Eco enzyme (EE) biasa juga
disebut dengan cairan organik rumah tangga. Beberapa bulan lalu saya ikut mencoba
membuat EE setelah melihat dan mempelajari langsung pengalaman dari sejumlah
kawan. Tidak sulit melakukannya, bila ditekuni dan dijadikan kebiasaan di dapur,
metode ini dapat jadi solusi alternatif dalam menangani sampah dapur. Hasil dari
fermentasi selama tiga bulan menghasilkan cairan berwarna cokelat muda. Menurut
berbagai sumber dan pengalaman, cairan EE dapat dimanfaatkan sebagai pengganti
detergen, sabun, sampo, cairan pembersih lantai juga sebagai pupuk organik. KLIK
INI: Gegara Limbahnya Cemari Lingkungan, KFC di Kendari Bakal Ditutup Apa itu eco
enzyme? Eco enzyme adalah hasil olahan limbah dapur yang difermentasi dengan
menggunakan gula. Limbah dapur dapat berupa ampas buah dan sayuran. Gula yang
digunakan pun bisa gula apa saja, seperti gula tebu maupun aren. Saya sendiri saat
coba-coba buat memakai gula pasir. Sedangkan sampah organik yang saya
kumpulkan umumnya kulit buah seperti kulit apel, jeruk, wortel, kentang dan lainnya.
Bagaimana cara membuat eco enzyme? Membuat EE sangatlah muda. Pertama,
kumpulkan sisa-sisa kulit buah (jangan lupa cacah terlebih dahulu) menjadi potongan
kecil, kemudian campurkan dengan gula dan air. Perbandingannya 3:1:10 (sampah
dapur, gula dan air). komposisi bahan pembuatan eco enzyme -Foto/Zerowaste.id
Lalu, tempatkan pada wadah tertentu yang dapat ditutup rapat, namun sisakan sedikit
ruang untuk produksi gas yang dihasilkan saat proses fermentasi. Diamkan selama
tiga bulan. Pengecekan setiap saat dapat dilakukan untuk membuka penutup wadah
agar gas hasil permentasi dapat dikeluarkan. Sederhana sekali bukan? Setelah proses
ini dilalui, jadilah sebuah cairan multiguna. Pengalaman saya membuat EE, pada saat
pembuatan saya buatkan label tulisan yang memuat tanggal produksi. Hal ini penting
agar kita tidak lupa memastikan proses 90 hari permentasi. KLIK INI: Kenalkan Mobil
Pusling, Mobil Cerdas Konservasi Milik BBKSDA Sulsel Walau terkesan gampang, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, gunakan wadah yang mudah
mengembang karena fermentasi akan menghasilkan gas. Kedua, jangan
menggunakan sampah dapur hewani seperti sisa ikan, daging serta bekas minyak
karena ini akan merusak hasil fermentasi. Letakkan EE pada tempat tertentu yang
aman dari jangkauan anak-anak. Jangan letakan eco enzyme di dalam kulkas. Warna
ideal hasil eco enzyme adalah kecoklatan, kalau cairannya berwarna hitam,
tambahkan gula kembali dengan jumlah yang sama kemudian ulangi proses
fermentasinya. Apa Manfaat eco enzyme? Sebagai disinfektan, eco enzyme mampu
membunuh bakteri dan jamur, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti
pembersih dan pestisida berbahan kimia. Sebagai cairan pembersih. Eco enzyme bisa
digunakan sebagai cairan pembersih ramah lingkungan. Kabarnya Eco enzyme dapat
dipakai membersihkan kaca dan kamar mandi. Namun, saat mencoba membuat cairan
ini saya hanya memanfaatkan untuk pupuk organic tanaman di halaman rumah.
Sebagai pupuk tanaman. Setelah cairan fermentasi selesai, hasilnya dapat dipakai
sebagai pupuk tanaman. Namun, tidak langsung digunakan pada tanaman.
Campurkan air secukupnya sebelum dijadikan pupuk organik pada tanaman. Pengusir
hama. Cairan eco enzyme juga bisa digunakan sebagai desinfektan dan pengusir
hama juga, lho. Karena serangga seperti kecoa, semut, lalat dan nyamuk tidak suka
dengan cairan ini. Cukup semprotkan 15 ml eco enzyme yang telah dicampur 500 ml
air ke tempat-tempat yang Moms targetkan untuk bebas hama. Membantu
melestarikan lingkungan sekitar. Dalam proses fermentasi yang terjadi,
karbondioksian (CO2) akan diubah menjadi karbonat (CO3), senyawa ini bermanfaat
untuk menjaga tanaman laut dan kehidupan biota laut. Selain itu, menurut Dr. Joean
Oon, 1 liter cairan eco enzyme dapat membersihkan sungai yang tercemar sampai
1000 liter. Jadi, ketika kita mencuci dengan menggunakan eco enzyme, secara tidak
langsung, kita sudah berkontribusi untuk memperbaiki lingkungan yang tercemar.
Bahan untuk mengelola limbah produk susu. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Arun dan Sivashanmugam (2015) menemukan bahwa eco enzyme mengandung
aktivitas amilase, protase dan lipase, yang dapat dimanfaatkan untuk mengolah
limbah produk susu, dimana terkandung karbohidrat, protein dan lemak yang
membutuhkan enzim-enzim tersebut agar dapat terolah. Mudah bukan? Selain
multiguna, cairan ajaib ini juga membantu menjaga dan memperbaiki kualitas
lingkungan. Saat proses fermentasi berlangsung, juga dihasilkan gas O3 atau yang
dikenal dengan ozon. Gas ini sangat bermanfaat untuk mengurangi efek rumah kaca.
3. Pengusir hama
Eco-Enzyme sangat efektif untuk mengusir hama tanaman seperti anggrek
dan sayu-sayuran bahkan hama atau hewan yang mengganggu di sekitar
rumah, seperti kecoa, semut, lalat, nyamuk, dan serangga
lainnya. Aplikasi: campurkan 15 ml Eco Enzyme ke dalam 500 ml
air. Masukkan campuran larutan air dan Eco-enzyme ini kedalam botol
semprot dan semprotkan ke area yang kamu targetkan untuk bebas hama.
Rp59,900.00 – Rp69,900.00
Select options
Komposter Ember Sustaination 25 L
Rp250,000.00
Add to cart
1. 500 ml air
2. 50 gram gula pasir (bisa juga dengan gula merah)
3. 150 gram kulit buah
Alat:
Eco Enzyme bisa menjadi cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga,
pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, eco enzyme mempercepat reaksi bio-
kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan sampah buah
atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara manajemen sampah
yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. Cairan
ini bisa menjadi pembersih rumah, maupun sebagai pupuk alami dan pestisidia yang
efektif.
Why is it so important?
Dari hari pertama kita membuat Eco Enzyme, prosesnya akan melepaskan gas ozon
(03). O3 dapat mengurangi karbondioksida (CO2) di atmosfer yang memperangkap
panas di awan. Jadi akan mengurangi efek rumah kaca dan global warming.
Enzim mengubah amonia menjadi nitrat (NO3), hormon alami dan nutrisi untuk
tanaman. Sementara itu mengubah CO2 menjadi karbonat (CO3) yang bermanfaat
bagi tanaman laut dan kehidupan laut.
Di bawah ini adalah alasan lain kenapa kita perlu mempertimbangkan untuk
membuat eco enzyme:
Hemat: Mengubah sampah dapur menjadi pembersih rumah tangga alami DIY.
Mengurangi polusi: Gas metana yang dikeluarkan dari sampah yang dibuang dapat
memerangkap 21x lebih banyak panas daripada CO2, memperburuk pemanasan
global.
Air purify: Membersihkan udara dari racun, polusi dan menghilangkan bau
Banyak manfaatnya: Pembersih rumah tangga, insektisida, antiseptik, perawatan
tubuh, pupuk dll
Apa aja manfaat Eco Enzyme?
Karena kandungannya, eco Enzyme memiliki banyak cara untuk membantu siklus
alam seperti memudahkan pertumbuhan tanaman (sebagai fertilizer), mengobati
tanah dan juga membersihkan air yang tercemar. Selain itu bisa juga ditambahkan ke
produk pembersih rumah tangga seperti shampoo, pencuci piring, deterjen, dll.
Pembersih enzim ini 100% natural dan bebas dari bahan kimia, mudah terurai dan
lembut di tangan dan lingkungan. Cairan ini juga penolak serangga alami yang
membuat semut, serangga dll menjauh. Saking alaminya, setelah digunakan untuk
pel, cairan ini juga bisa dipakai untuk menyiram tanaman. Eco Enzymejuga dapat
digunakan untuk merangsang hormon tanaman untuk meningkatkan kualitas buah
dan sayuran dan untuk meningkatkan hasil panen. Jadi pada intinya adalah circular
economy at its best.
Bagaimana cara membuatnya?
Source: enzymesos.com
Kemudian cairan yang sudah disaring, diletakkan di botol-botol dan bisa digunakan
untuk bermacam-macam.
Source: Ecowalkthetalk
Catatan penting!
Gunakan wadah yang bisa mengembang karena wadah akan terisi gas, maka dari itu perlu
dibuka periodically untuk mengeluarkan gas
Sampah untuk membuat enzim tidak termasuk kertas, plastik, logam atau bahan kaca.
Hindari makanan berminyak, ikan atau sisa daging (bisa digunakan sebagai bahan kompos
kebun). Untuk membuat enzim berbau segar, tambahkan kulit jeruk / lemon atau daun
pandan, dll.
Warna ideal dari enzim eco adalah coklat gelap. Jika berubah menjadi hitam, tambahkan
gula dalam jumlah yang sama untuk memulai proses fermentasi lagi.
Mungkin memiliki lapisan putih, hitam atau coklat di atas enzim, abaikan saja. Jika Anda
menemukan lalat dan cacing dalam wadah, biarkan dan reaksi kimia enzim akan
melarutkannya secara alami.
Manfaatkan sepenuhnya residu enzim eco:
a) Gunakan kembali untuk produksi berikutnya dengan menambahkan sampah segar.
b) Gunakan sebagai pupuk dengan mengeringkan residu, campurkan dan dikubur di dalam
tanah.
c) Giling residu, tuangkan ke dalam mangkuk toilet, tambahkan gula merah dan siram untuk
membantu membersihkan kotoran.
Eco enzyme tidak akan pernah kadaluwarsa. Jangan simpan di kulkas.
Jika setiap rumah tangga menggunakan sampah mereka untuk menghasilkan enzim ramah
lingkungan, itu dapat menghentikan limbah dapur dari polusi tanah kita dan sementara itu
mengurangi pemanasan global. Kita dapat membantu mengubah iklim!
For some FAQ (Frequently Asked Questions) bisa dicek disini.
TAGS
Cara Membuat Pupuk Organik dari Pelepah Sawit, Mudah dan Bermanfaat!
Jika luas satu lahan berkisar 40 ha, maka dapat dibayangkan berapa
banyak sampah organik berupa pelepah sawit yang diproduksi setiap
harinya.
Peluang inilah yang dibaca oleh para petani sawit di perkebunan Jambi,
Sumatera. Mereka memanfaatkan waktu jeda peremajaan pohon sawit
untuk memproduksi pupuk organik dari pelepah sawit. Sebagai
informasi, usia pohon sawit dapat mencapai 15 – 20 tahun, sehingga
butuh waktu peremajaan yang cukup lama untuk dapat berbuah kembali.
Persiapan alat:
Parang
Cetakan bambua berukuran 2 x 1 x 1 m yang dapat dibongkar pasang
Ember atau drum dengan kapsitas 150 liter
Gayung
Cangkul atau garpu
Tali
Terpal atau plastik penutup
Persiapan bahan:
Pelepah sawit
Aktivator untuk mempercepat proses pengomposan, Anda dapat
memperolehnya di toko-toko pertanian terdekat. Pada kesempatan ini
kami menggunakan Promi sebanyak 2 – 3 kg.
Kotoran sapi
Cara pembuatan:
6. Setelah itu masukkan kotoran sapi sebagai lapisan kedua dan siram
dengan larutan Promi sedikit demi sedikit
12. Kompos yang sudah siap panen akan mengalami penurunan suhu
serta merubah pelepah sawit menjadi hancur dan lunak.
Cara pengaplikasian
Keberadaan gulma akan menjadi sarang bagi bibit penyakit atau hama
yang mengganggu, jika menemukan adanya serangan hama, segera
temukan solusi pada mengatasi hama dan penyakit tumbuhan secara
alami.
Itulah cara membuat pupuk organik dari pelepah sawit, kami berharap
tips serta petunjuk dari kami dapat memberi inspirasi bagi Anda untuk
mengelola limbah organik menjadi sesuatu yang bermanfaat bahkan
bernilai jual lebih.
Apa itu
Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang
berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur
haranya lebih dari satu unsure. Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat
secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak masalah dalam pencucian hara, dan
anorganik, pupuk organic cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman
walaupun digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan
mikroba pengganggu pada tumbuhan terutama pada daun dan batang, seperti,
penyakit.
Aplikasi dari pupuk cair organik :
10 cc pupuk cair organik untuk 1-1,4 liter air. Disemprotkan pada mulut daun dan
batang
Waktu yang dibutuhkan adalah pada pagi hari sebelum jam 10 pagi atau setelah
jam 4 sore
Khusus untuk perangsang buah pada kelapa sawit ditambahkan larutan NaCl 1
membuat pupuk cair organik dengan bahan-bahan yang tersedia disekitar kita,
bahkan dari sisa sampah organik yang kita buang percuma-cuma.Yuk kita ikuti
langkah-langkahnya.
1. Siapkan botol plastik bekas AMDK (air minum dalam kemasan) ukuran 1000-
2. Masukkan sekitar segenggam tapai singkong yang matang ke dalam botol, lalu
3. masukkan 5 sendok gula pasir atau 1 balok gula merah yang telah dicairkan
selama 2-3 menit agar terjadi fermentasi dari larutan yang sudah tercampur rata.
5. Biarkan botol terbuka selam 5-7 hari atau di tutup, tetapi sesekali tutup dibuka
(MOL) berkembang
6. Setelah 5-7 hari akan tercium bau alkohol dan berwarna agak kecoklatan,
pertanda pupuk cair organik siap digunakan. Cara penggunaan adalah dengan
cara mengencerkan larutab MOL dengan air dengan perbandingan 1: 15, lantas
1. Bahan
Cara pembuatan