Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PT&PSP-A


PEMERIKSAAN AIR LINDI DENGAN METODE TSS

Dosen pembimbing :

Nengah Notes, SKM., M.Si


I Wayan Jana, SKM., M.Si
D.A.A. Posmaningsih, SKM., M.Si

Oleh :

Kelompok IV

1. Gusti Ayu Balinda Kirana (P07133222004)


2. Ni Luh Linda Sulistyawati (P07133222020)
3. Gede Satria Rizky Ardana (P07133222021)
4. Gede Bagus Wicaksana (P07133222029)
5. Ida Ayu Wira Diah Pathanjali (P07133222030)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-

Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Pemeriksaan Air Lindi Dengan Metode

TSS” ini tepat pada waktunya.

Ada pun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata

kuliah PT & PSP-A Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk mengenal dan memahami

prosedur dalam pemeriksaan air Lindi dengan metode TSS

Terlebih dahulu, kami mengucapkan terimakasih kepada Nengah Notes, SKM., M.Si

Selaku PJ mata kuliah PT & PSP-A yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah

pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami

sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1

B. TUJUAN PRAKTIKUM ................................................................................................ 2

C. TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM ...................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3

A. PENGERTIAN AIR LINDI............................................................................................ 3

B. REGULASI PENANGANAN AIR LINDI DI INDONESIA ........................................ 3

C. PENYEBAB DAN FAKTOR TIMBULNYA AIR LINDI ............................................ 4

D. DAMPAK PENCEMARAN AIR LINDI ....................................................................... 5

E. PENANGANAN PENCEMARAN AIR LINDI ............................................................ 5

F. PEMERIKSAAN TSS .................................................................................................... 6

BAB III METODOLOGI ........................................................................................................... 8

A. METODE PENELITIAN................................................................................................ 8

B. ALAT DAN BAHAN ..................................................................................................... 8

C. PROSEDUR KERJA ...................................................................................................... 8

BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................... 9

BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 10

A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 10

B. SARAN ......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

LAMPIRAN ............................................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Air lindi atau leachate adalah cairan yang terbentuk dari proses degradasi
sampah yang terjadi di tempat pembuangan akhir (TPA) atau landfill. Cairan ini
mengandung zat berbahaya jika berasal dari sampah yang tercampur dengan B3 (bahan
berbahaya dan beracun). Jika tidak diolah secara khusus, air lindi dapat mencemari
sumur atau air tanah, air sungai, hingga air laut dan menyebabkan kematian biota atau
makhluk hidup laut (Sedigul, 2011).
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menganalisis kualitas air lindi TPA
dan pengaruh umur sampah terhadap konsentrasi TSS pada air lindi. Selain itu,
penelitian juga dilakukan untuk mengetahui efektivitas pengolahan air lindi TPA
dengan metode Constructed Wetlands dalam mengurangi konsentrasi COD dan
ammonium. Kajian juga dilakukan untuk mengetahui degradasi air tanah dangkal
akibat air lindi di lingkungan TPA.
Salah satu parameter yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas air lindi
adalah Total Suspended Solids (TSS) atau padatan tersuspensi total. Pemeriksaan TSS
pada air lindi penting untuk mengetahui tingkat pencemaran yang dihasilkan dari
proses degradasi sampah di TPA. Dengan mengetahui konsentrasi TSS pada air lindi,
dapat dilakukan pengolahan yang tepat sebelum dibuang ke lingkungan sekitar. Selain
itu, pemeriksaan TSS juga dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas
pengolahan air lindi dengan metode tertentu.
Penanganan air lindi merupakan hal yang sangat krusial, selain dapat
mencemari tanah dan air, air lindi juga dapat mencemari udara dan menimbulkan
aroma tidak sedap. Maka dari itu perlu tindakan tegas dari pemerintah dan segala aspek
masyarakat dalam penanganan pencemaran Air Lindi

1
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengevaluasi kualitas Air Lindi pada daerah Sidekarya.
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan Air Lindi dengan metode TSS
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh Air Lindi terhadap timbulnya aroma tidak
sedap dan pertumbuhan mikroorganisme pada sampah.
4. Sebagai acuan dinas terkait dalam permasalahan Air Lindi di daerah Sidekarya.

C. TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM


1. Waktu : 09:40-11:20 / Senin, 4 September 2023
2. Tempat Pratikum : TPS 3R Sidakarya

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN AIR LINDI


Lindi didefinisikan sebagai limbah air yang dihasilkan akibat dari perkolasi air
hujan melalui timbulan sampah, proses biokimia dalam sel sampah dan kadar air yang
melekat dari sampah sendiri. Lindi biasanya mengandung banyak materi organik
(biodegradable, tetapi juga tahan api untuk biodegradasi), amonia-nitrogen (NH4 + N),
logam berat, diklorinasi organik dan garam anorganik, yang beracun untuk organisme
hidup dan ekosistem. Lindi TPA telah diidentifikasi sebagai potensi sumber
kontaminasi tanah dan air permukaan, karena mungkin meresap melalui tanah dan
lapisan bawah tanah, menyebabkan kontaminasi sungai, anak sungai dan air sumur, jika
tidak dikumpulkan secara benar, diolah dan aman dibuang (Li et al. 2010).

B. REGULASI PENANGANAN AIR LINDI DI INDONESIA


1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 tentang Baku Mutu Lindi bagi Usaha dan/atau
Kegiatan Pengelolaan Sampah.
Peraturan ini menetapkan baku mutu air lindi bagi usaha dan/atau kegiatan
pengelolaan sampah. Baku mutu ini meliputi parameter fisika, kimia, dan biologi
yang harus dipenuhi oleh air lindi sebelum dibuang ke lingkungan.
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.13/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2017 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Peraturan ini mengatur tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga, termasuk pengelolaan air lindi.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Peraturan ini mengatur tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga, termasuk pengelolaan air lindi.

3
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.83/Menlhk/Setjen/Kum.1/11/2017 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah B3.
Peraturan ini mengatur tentang pengelolaan sampah B3 (berbahaya dan beracun),
termasuk pengelolaan air lindi yang dihasilkan dari sampah B3.
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.84/Menlhk/Setjen/Kum.1/11/2017 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah Non
B3.
Peraturan ini mengatur tentang pengelolaan sampah non B3, termasuk pengelolaan
air lindi yang dihasilkan dari sampah non B3.

Dengan adanya peraturan-peraturan tersebut, diharapkan pengelolaan air lindi


dapat dilakukan dengan baik dan benar sehingga dapat mencegah dampak buruk bagi
lingkungan dan kesehatan manusia.

C. PENYEBAB DAN FAKTOR TIMBULNYA AIR LINDI


Air lindi terbentuk karena beberapa faktor, di antaranya
a. Perkolasi air hujan melalui sel sampah
b. Proses biokimia dalam sel sampah
c. Kadar air yang melekat di sampah itu sendiri
d. Rembesan kadar air dalam sampah
e. Pengaruh drainase
f. Bahan kimia dan limbah yang dibuang
Ketika air hujan masuk ke dalam timbunan sampah, air tersebut akan meresap
dan membawa senyawa organik dan anorganik yang terkandung dalam sampah.
Selanjutnya, air tersebut akan mengalami proses biokimia dalam sel sampah dan
membentuk air lindi yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh
karena itu, pengelolaan sampah yang baik dan benar serta penggunaan sistem
pembuangan sampah yang ramah lingkungan sangat penting untuk mencegah
terbentuknya air lindi.

4
D. DAMPAK PENCEMARAN AIR LINDI
Air lindi dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan
manusia. Berikut adalah beberapa dampak dari air lindi
• Dampak bagi lingkungan:
a. Pencemaran air tanah
b. Pencemaran air permukaan
c. Pencemaran udara
d. Gangguan keseimbangan ekosistem air
e. Gangguan keseimbangan ekosistem tanah
f. Kerusakan ekosistem

• Dampak bagi kesehatan manusia:


a. Gangguan kesehatan pada manusia dan hewan
b. Penyakit kulit
c. Gangguan sistem pernapasan
d. Gangguan sistem pencernaan
e. Gangguan sistem saraf

E. PENANGANAN PENCEMARAN AIR LINDI


Berikut adalah beberapa cara menangani air lindi:
1. Metode Sanitary Landfill
Metode ini dilakukan dengan cara menempatkan sampah pada sel yang telah
dilapisi dengan bahan impermeable (tidak tembus air) dan dilengkapi dengan sistem
pengumpulan air lindi. Air lindi yang terkumpul kemudian diolah dengan
menggunakan teknologi tertentu sebelum dibuang ke lingkungan.

2. Metode Eco-Lindi
Metode ini dilakukan dengan cara memanfaatkan mikroorganisme untuk
menguraikan senyawa organik dalam air lindi. Proses penguraian ini dilakukan
dengan menggunakan teknologi tertentu, seperti biofilter anaerob-aerob dan
wetland.

5
3. Pengolahan secara fisika
Pengolahan secara fisika dilakukan dengan memanfaatkan teknologi membran,
evaporasi, atau penyaringan. Teknologi ini dapat memisahkan senyawa organik dan
anorganik dalam air lindi sehingga air lindi menjadi lebih bersih.

4. Pengolahan secara kimia


Pengolahan secara kimia dilakukan dengan memanfaatkan bahan kimia untuk
mengendapkan senyawa berbahaya dalam air lindi. Teknologi ini dapat
menghasilkan air lindi yang lebih aman untuk dibuang ke lingkungan.

Dalam menangani air lindi, perlu dilakukan tindakan pencegahan, seperti


pengelolaan sampah yang baik dan benar serta penggunaan sistem pembuangan sampah
yang ramah lingkungan. Selain itu, pengolahan air lindi harus dilakukan dengan
teknologi yang tepat agar dapat menghasilkan air yang aman untuk dibuang ke
lingkungan.

F. PEMERIKSAAN TSS
Metode penelitian TSS (Total Suspended Solid) pada air permukaan dapat
dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya:

1) Metode Gravimetri
Metode ini dilakukan dengan cara mengambil sampel air dan mengukur berat
partikel yang terdapat dalam air tersebut. Partikel yang terukur tersebut kemudian
dihitung konsentrasinya dalam satuan mg/L.
Metode Gravimetri adalah salah satu metode untuk mengukur konsentrasi Total
Suspended Solid (TSS) pada air permukaan. Berikut adalah langkah-langkah dalam
melakukan metode Gravimetri:
a. Mengambil sampel air yang representatif.
b. Menimbang kertas saring sebelum dan setelah digunakan untuk menyaring
sampel air.
c. Menyaring sampel air dengan menggunakan kertas saring.
d. Menimbang kertas saring yang telah digunakan untuk menyaring sampel air
beserta residu yang terdapat pada kertas saring tersebut.

6
e. Menghitung konsentrasi TSS dengan menggunakan rumus: TSS = (berat residu
- berat kertas saring) x 1.000.000 / volume sampel air.

Metode Gravimetri merupakan metode yang relatif mudah dan murah untuk
mengukur konsentrasi TSS pada air permukaan. Namun, metode ini memerlukan waktu
yang cukup lama dan hasil pengukuran dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
kecepatan aliran air dan ukuran partikel TSS. Oleh karena itu, perlu dilakukan validasi
data terhadap algoritma yang digunakan dalam pengolahan data.

2) Metode Citra Satelit


Metode ini dilakukan dengan cara memanfaatkan citra satelit untuk mengukur
konsentrasi TSS pada air permukaan. Citra satelit tersebut kemudian diolah dengan
menggunakan teknologi tertentu untuk menghasilkan data konsentrasi TSS.

3) Metode Fitoremediasi
Metode ini dilakukan dengan cara memanfaatkan tanaman untuk menyerap
partikel-partikel TSS pada air. Tanaman yang digunakan dalam metode ini biasanya
adalah tanaman air, seperti hydrilla.
Dalam melakukan penelitian TSS, perlu dilakukan pengambilan sampel air
yang representatif dan pengukuran yang akurat. Selain itu, perlu juga dilakukan
validasi data terhadap algoritma yang digunakan dalam pengolahan data.

7
BAB III
METODOLOGI
A. METODE PENELITIAN
1. Metode kuantitatif,

Metode kuantitatif, penelitian yang menggunakan data berupa angka dan


statistik untuk menjawab pertanyaan penelitian. Metode ini bertujuan untuk
menunjukkan hubungan antar variabel, menguji teori, serta mencari generalisasi yang
bernilai. Pada penelitian ini pengambilan sampel langsung di ambil pada TPS 3R
Sidekarya.

2. Metode Gravimetri
Metode ini dilakukan dengan cara mengambil sampel air dan mengukur berat partikel
yang terdapat dalam air tersebut. Partikel yang terukur tersebut kemudian dihitung
konsentrasinya dalam satuan mg/L.
Metode Gravimetri adalah salah satu metode untuk mengukur konsentrasi Total
Suspended Solid (TSS) pada air permukaan

B. ALAT DAN BAHAN

• Bahan • Alat
o Sampel Air Lindi o Oven
o Kertas Saring o Desikator
o Alat Tulis o Beaker Glass
o Aquades o Corong Glass
o Timbangan Analitik
o Botol Semprot

C. PROSEDUR KERJA
a. Siapkan kertas filter lalu di oven selama 30 menit ±102-105°C.
b. Lalu masukan kertas filter ke desikator selama 15 menit.
c. Timbang kertas filter di timbangan analitik.
d. Catat berat awal kertas filter.
e. Letakkan beaker glass 100 ml lalu di atasnya letakan corong yang telah berisi
kertas filter, bilas sedikit kertas filter menggunakan aquades.
f. Ambil 50 ml sampel lalu homogenkan, setelah itu tuangkan sampel ke beaker
glass yang tadi telah di siapkan melalui kertas filter dan corong.
g. Semprot kembali kertas filter dengan aquades hingga merata.
h. Ambil kertas filter lalu di oven selama 30 menit, dilanjutkan di desikator
selama 15 menit.
i. Timbanglah hasil akhir berat dari kertas filter.

8
BAB IV
PEMBAHASAN
A. HASIL
Mencari TSS pada air lindi menggunakan rumus sebagai berikut :
Rumus :
(𝑏−𝑎)𝑥 1000
Mg TSS per liter = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑢𝑗𝑖 (𝑚𝑙)

a = berat awal kertas saring


b = berat akhir kertas saring

Sehingga didapatkan
(1,0606−1,0513) 𝑋 1000 𝑚𝑙
Mg TSS per Liter = 50 𝑚𝑙
(1,0606−1,0513) 𝑋 1000 𝑚𝑙
= 50 𝑚𝑙

Mg TSS Per Liter = 0,186 g/l


= 186 mg/l

B. PEMBAHASAN
Dari pratikum pengukuran TSS yang telah dilakukan pada Senin, 4 September
2023 yang pengambilan sampelnya di ambil dari TPS3R Sidekarya, didapatkan hasil
Mg TSS per Liter adalah 186 mg/l.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 59 Tahun
2016 mengatur tentang baku mutu air lindi. Standar mutu TSS adalah 100 mg/l hal ini
menunjukkan bahwa TSS air lindi aktif di TPS3R Sidekarya lebih besar dari baku mutu yang
telah di tetapkan.

9
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam kesimpulannya, makalah ini membahas tentang pentingnya pemeriksaan
kualitas air lindi dan potensi penyebarannya ke lingkungan sekitar TPA, serta penggunaan
metode TSS untuk memeriksa kualitas air lindi. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa
umur sampah mempengaruhi konsentrasi pH, BOD, COD, dan TSS pada lindi hasil
degradasi sampah perkotaan. Oleh karena itu, pengolahan air lindi sangat penting untuk
dilakukan agar dapat memenuhi baku mutu limbah cair dan mencegah dampak negatif
terhadap lingkungan sekitar. Metode pengolahan yang dapat dilakukan antara lain
menggunakan bak ekualisasi, bak fakultatif, bak aerasi, polishing pond, bak pengendap,
bak pengolahan kimia, dan constructed wetlands.

Dalam makalah ini, metode TSS digunakan untuk memeriksa kualitas air lindi. TSS
adalah Total Suspended Solid, yaitu jumlah padatan tersuspensi dalam air. Metode ini
digunakan untuk mengukur kandungan padatan tersuspensi dalam air lindi, yang dapat
memberikan informasi tentang kualitas air lindi dan potensi dampaknya terhadap
lingkungan sekitar.

B. SARAN
Penting untuk memperhatikan faktor-faktor seperti musim, curah ujan, kadar
humus, komposisi sampah, frekuensi pengumpulan dalam pengelolaan sampah, terutama
dalam pengaturan pengumpulan dan pengolahan sampah, untuk menjaga agar sampah tidak
menumpuk dan menjadi indikasi terbentuknya Air Lindi di Tpa

10
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2011. Monograf Rembesan Air Lindi (Leachate) Dampak pada Tanaman Pangan dan
Kesehatan. Surabaya: UPN Press.

Cahyadi, T. 2010. Pemodelan Penyebaran Air Lindi untuk Pengelolaan Tempat Penimbunan
Sampah Sementara di Tambakboyo, Sleman, D.I. Yogyakarta. Prosiding Seminar
Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode II, ISSN : 1979-911X

Hardyanti, N., H. S. Huboyo. 2009. Evaluasi Instalasi Pengolahan Lindi Tempat Pembuangan
Akhir Putri Cempo Kota Surakarta. Jurnal Presipitasi Vol. 6 No.1 Maret 2009, ISSN
1907-187X

Machdar, I. 2008. Pengaruh Air Lindi Terhadap Pembuangan Akhir Sampah. Repository USU.

Mahardika. 2010. Mendeteksi Dampak Polutan Sampah Terhadap Air Tanah Pemukiman
Sekitar TPA Dengan Menggunakan Metode Geolistrik.. Jurnal Universitas Negeri
Malang.

Kusnoputranto, Haryoto. 2000. Kesehatan Lingkungan. Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Indonesia, Jakarta.

11
LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai