Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

‘EKOENZIM’

DOSEN PENGAMPU :

NOVIA WIRNA PUTRI, SKM., M.PH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1
Diva Annisa Putri (2211213058) Melati Putria Efendi (2211213068)
Fadiyah Khairani (2211213018) Nada Nazwa S (2211213050)
Farhan Aminulhaq (2211213020) Nazihah Zahirah (2211212058)
Filza Humaira Sufi A (2211213016) Sarah Sausan Khalisa (2211213056)
Haura Yumna (2211212048) Sepito Al Gozi (2211212066)
Izzatun Nisa Zed N (2211211032) Wine Jelita Firdaus (2211212026)
Keiko Putrian M (2211213042)

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. karena atas rahmat dan karunia-Nya kami kelompok 1
Dasar Kesehatan Lingkungan dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan tepat
waktu yang berjudul ‘Ekoenzim’.
Kami tidak lupa juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Novia Wirna Putri, SKM.,
M.PH, selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan yang akan maupun
telah memberi arahan dan ilmu pengetahuan tentang materi-materi selama perkuliahan.
Kami sepenuhnya sadar bahwa tugas ini masih ada kekurangan, dan jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kelompok 1 sangat mengharapkan jika adanya kritik dan saran yang
membangun dari ibu dosen dan teman-teman. Untuk itu, kami selaku tim penyusun
mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bisa menambah ilmu pengetahuan bagi
pembaca.

Padang, 1 Mei 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Definisi Ekoenzim ............................................................................................................ 3
2.2 Fungsi Ekoenzim .............................................................................................................. 3
2.3 Manfaat Ekoenzim ........................................................................................................... 3
2.4 Cara Pengolahan Sampah/Pengolahan dengan Metode Ekoenzim .................................. 4
2.5 Takaran Ekoenzim............................................................................................................ 6
2.6 Pengemasan Ekoenzim..................................................................................................... 6
2.7 Penggunaan Ekoenzim ..................................................................................................... 7
2.8 Standar Baik Ekoenzim yang Memenuhi Persyaratan ..................................................... 7
2.9 Ciri-ciri Ekoenzim yang Baik .......................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................................. 9
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 10

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktivitas manusia sehari-hari tidak terlepas dari kegiatan menghasilkan limbah
atau sampah baik itu limbah organik maupun non organik. Di Indonesia sendiri, jumlah
sampah yang dihasilkan perhari rata-rata 1 kg per orang atau 220.000 ton sampah
nasional per hari. Jumlah ini lebih besar dari tahun 1995 yang hanya 800 gram per hari
untuk setiap orang (Kementerian Lingkungan Hidup, 2010). Peningkatan produksi
sampah ini sangat mempengaruhi tren global warming yang memicu terjadinya
perubahan iklim dan diperkirakan akan semakin hebat jika tidak ada upaya untuk
menguranginya. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengelolaan yang bersifat ekofriendly.
Salah satu cara yang sekarang terkenal adalah memanfaatkan sampah organik untuk eco-
enzym.
Ekoenzim merupakan karya dan penemuan besar dari Dr. Rosukon Poompanvong,
seorang peneliti dan pendiri asosiasi pertanian organik Thailand. Ekoenzim ini
merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran,
gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Inovasi ini memberikan distribusi
yang cukup besar bagi lingkungan dan dapat menjadi solusi praktis atasi sampah.
Pentingnya pengolahan sampah dan pendaur ulangan sampah menjadi fokus kita bersama.

1.2 Rumusan Masalah


1.1.1 Apakah definisi ekoenzim?
1.1.2 Apakah fungsi ekoenzim?
1.1.3 Apakah manfaat ekoenzim?
1.1.4 Bagaimana cara pengolahan sampah/ pengolahan dengan metode ekoenzim?
1.1.5 Bagaimana takaran dalam ekoenzim?
1.1.6 Bagaimana pengemasan ekoenzim?
1.1.7 Bagaimana penggunaan ekoenzim?
1.1.8 Bagaimana standar baik ekoenzim yang memenuhi persyaratan?
1.1.9 Apa saja ciri-ciri ekoenzim yang baik?

1.3 Tujuan
1.1.1 Untuk mengetahui definisi ekoenzim

1
1.1.2 Untuk mengetahui fungsi ekoenzim
1.1.3 Untuk mengetahui manfaat ekoenzim
1.1.4 Untuk mengetahui cara pengolahan sampah/ pengolahan dengan metode
ekoenzim
1.1.5 Untuk mengetahui takaran dalam ekoenzim
1.1.6 Untuk mengetahui pengemasan ekoenzim
1.1.7 Untuk mengetahui penggunaan ekoenzim
1.1.8 Untuk mengetahui standar baik ekoenzim yang memenuhi persyaratan
1.1.9 Untuk mengetahui ciri-ciri ekoenzim yang baik

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ekoenzim


Ekoenzim merupakan larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses
fermentasi sisa organik, gula, dan air. Cairan Ekoenzim ini berwarna coklat gelap dan
memiliki aroma yang asam/segar yang kuat (M. Hemalatha, 2020). Bermula dari
penemuan Dr. Rosukon Poompanvong, seorang peneliti dan pemerhati lingkungan dari
Thailand
Inovasi ini memberikan distribusi yang cukup besar bagi lingkungan. Dr. Rosukon
juga merupakan seorang pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand (Organic
Agriculture Association of Thailand) yang bekerjasama dengan petani di Thailand
bahkan Eropa dan berhasil menghasilkan produkpertanian yang bermutu tetapi ramah
lingkungan. Dari usaha dan inovasi yang dilakukan ini, ia dianugerahi penghargaan oleh
FAO Regional Thailand pada tahun 2003

2.2 Fungsi Ekoenzim


Menurut Nazim F dan Meera (2017), eko enzim dapat diaplikasikan ke dalam
berbagai bidang kehidupan. Secara struktural, fungsi eko enzim ini terbagi dalam 4
kelompok besar yaitu mendekomposisi, menyusun, mengubah dan mengkatalisis. Serta
Fungsi enzim sampah pada fermentasi Eco-enzyme ini adalah untuk mengatasi,
mengubah, dan mempercepat penguraian. Penggunaan secara langsung dari eko enzim
yang dihasilkan dari fermentasi limbah buah dan sayuran untuk kebutuhan rumah tangga
antara lain adalah sebagai pembersih lantai, mengabsorpsi zat atau gas beracun yang ada
di udara, selain itu dapat digunakan untuk mengawetkan makanan dan sebagai
pengusir/pembunuh serangga.
Cairan enzim tersebut mengandung senyawa asam-asam organic seperti asam
asetat, asam propionate dan asam-asam amino yang sangat penting untuk kebersihan dan
kesehatan lingkungan. Asam organik yang dikandung eko enzim merupaka faktor yang
menentukan keasaman produk, artinya semakin tinggi asam organiknya, maka nilai pH
akan semakin rendah.

2.3 Manfaat Ekoenzim


Ekoenzim memiliki banyak manfaat di berbagai aspek, diantaranya:

3
1. Manfaat ekoenzim dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
 Pembersih lantai, sangat efektif untuk mebersihkan lantai rumah.
 Disinfektan, dapat digunakan sebagai antibakteri di bak mandi.
 Insektisida, digunakan untuk membasmi serangga (dengan mencampurkan
ezimdengan air dan digunakan dalam bentuk spray).
 Cairan pembersih di selokan, terutama selokan kecil sebagai saluran pembuangan
air kotor.
 Sabun cair alami.
 Penjernih udara alami.
 Pembersih rumah tangga alami.
 Hand sanitizer alami.
2. Ekoenzim bermanfaat untuk meningkatkan kualitas udara, air, dan tanah, yaitu :
 Sebagai filter udara.
 Ampas Eco Enzyme sebagai pupuk tanaman.
 Sebagai pembersih saluran pipa air rumah tangga.
3. Ekoenzim juga bermanfaat di dunia medis yang mampu melawan parasit dan kuman
yang menyebabkan :
 Infeksi dalam jantung.
 Keputihan.
 Radang otak.
 Radang paru-paru.
 Peradangan sendi.
 Infeksi kulit.
 Serta bermanfaat sebagai detoks/imun tubuh, menyembuhkan luka bakar, tergores,
luka akibat penyakit, menyembuhkan bisul pada mata.

2.4 Cara Pengolahan Sampah/Pengolahan dengan Metode Ekoenzim


Keistimewaan eko-enzim adalah tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses
fermentasi seperti pada proses pembuatan kompos. Pembuatan eko-enzim sangat hemat
dalam hal tempat pengolahan dan dapat diterapkan di rumah.
Produksi eko-enzim bahkan tidak memerlukan bak komposter dengan spesifikasi
tertentu. Wadah-wadah seperti botol-botol bekas air mineral maupun bekas produk lain

4
yang sudah tidak digunakan, dapat dimanfaatkan kembali sebagai tangki
fermentasi eko-enzim.
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat eko-enzim:
1) Gula
Dalam memilih gula, tidak dianjurkan untuk menggunakan gula pasir karena
gula pasir termasuk zat kimia. Gula yang dianjurkan untuk dipakai yaitu molase cair,
molase kering, gula aren, gula kelapa, dan gula lontar.
2) Air
Sumber air yang bisa digunakan adalah air hujan, air sumur, air buangan AC,
air isi ulang, air PAM, dan air galon.
3) Sisa sayur dan buah
Kategori sayur dan buah yang digunskan adalah semua jenis sisa buah dan
sayur kecuali yang sudah dimasak (direbus, digoreng, ditumis), busuk, berulat,
berjamur, dan kulit buah yang keras, seperti kulit kelengkeng, durian, dan lain-lain.
TIPS: Sisa buah/sayur dipotong kecil-kecil dan semakin banyak jenis bahan yang
digunakan akan semakin kaya hasil eco-enzyme.
Langkah-langkah pembuatan:
1. Membersihkan wadah dari sisa sabun/bahan kimia.
TIPS: Wadah yang digunakan memiliki tutup bermulut lebar, bisa besar/kecil,
berbahan plastik, tidak bermulut sempit karena rentan meledak, dan tidak berwadah
kaca karena rentan pecah.
2. Ukur volume wadah.
3. Masukkan air bersih sebanyak 60% dari volume wadah.
4. Masukkan gula sesuai takaran yaitu 10% dari berat air.
5. Masukkan potongan sisa buah dan sayur sebesar 30% dari berat air, lalu aduk rata.
6. Tutup rapat dan beri label tanggal pembuatan dan tanggal panen.
7. Selama 1 minggu pertama, buka tutup wadah untuk membuang gas.
8. Aduk pada hari ke-7, hari ke-30, dan hari ke-90.
Lokasi penyimpanan eco-enzyme yang baik:
1. Tidak terkena sinar matahari langsung.
2. Memiliki sirkulasi udara yang baik.
3. Jauh dari wifi, WC, tong sampah, tempat pembakaran sampah dan bahan kimia.

5
2.5 Takaran Ekoenzim
Takaran ecoenzim adalah jumlah enzim yang terdapat dalam suatu ekosistem yang
digunakan sebagai indikator kesehatan dan fungsi ekosistem. Pengukuran takaran
ecoenzim dapat memberikan informasi mengenai aktivitas biologis di dalam tanah,
produktivitas ekosistem, dan kemampuan tanah untuk mengikat karbon. Beberapa
ecoenzim yang sering diukur antara lain enzim hidrolase, enzim oksidase, dan enzim
fosfatase. Namun, hasil pengukuran takaran ecoenzim perlu dipertimbangkan dengan
faktor-faktor lain seperti kondisi iklim, penggunaan lahan, dan keanekaragaman hayati di
dalam ekosistem yang diamati. Penelitian lebih lanjut terus dilakukan untuk memahami
hubungan antara takaran ecoenzim dengan fungsi ekosistem secara menyeluruh.
Cara membuat eco-enzyme tidak begitu sulit. Membuat eco-enzyme dengan mudah
memakai rumus 1:10:3. Rumus tersebut berarti 1 bagian gula, 10 bagian air, dan 3 bagian
sisa sayur dan buah, misalnya volume wadah sebesar 10L maka bagian gula sebesar 600
gram, air sebesar 6L, serta sisa buah dan sayur sebesar 1800 gram. Sisa sayuran/buah
dicuci dan dipotong kecil-kecil. Kemudian bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam
toples plastik, tambahkan gula aren/molase sesuai perbandingan, Kemudian masukkan
air ke dalam toples dengan takaran air maksimal 60% dari volume toples, lalu aduk
seluruh bahan hingga tercampur jadi 1 dan tutup rapat toples, lalu tunggu hingga 3 bulan.
Setelah 3 (tiga) bulan proses fermentasi pembuatan eko-enzim, diperoleh cairan
yang berwarna coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang
kuat, dengan demikian sudah bisa dimanfaatkan.

2.6 Pengemasan Ekoenzim


Hasil panen Eco-Enzyme bisa dikemas di botol kaca atau plastik tertutup rapat.

Disarankan Eco-Enzyme dikemas dalam botol-botol bekas, toples bekas, jerigen


bekas, agar terbiasa memanfaatkan barang daur ulang supaya tidak menciptakan sampah
baru.

6
2.7 Penggunaan Ekoenzim
Berikut takaran pemakaian menggunakan perbandingan antara larutan ecoenzyme
dengan air (dalam satuan ml) :
1) Mencuci piring, peralatan dapur berminyak 1 : 10 – 50
2) Penyegar udara ruangan 1 : 200
3) Menyiram tanaman 1 : 500
4) Disinfektan
5) Mengepel lantai dengan perbandingan 1 : 1000
6) Mencuci baju (mesin cuci) konsentrat (tidak perlu dicairkan dengan air lagi,
langsung dimasukkan ke mesin cuci saja).

2.8 Standar Baik Ekoenzim yang Memenuhi Persyaratan


Standar baik eco enzim yang memenuhi persyaratan
1) Warna cerah, sesuai dengan bahan yang digunakan
2) Aroma sesuai dengan bahan yang digunakan (tidak berbau busuk).

7
2.9 Ciri-ciri Ekoenzim yang Baik
Ciri ciri Eco-enzyme yang baik
1) Warnanya coklat gelap. Sampah organik sebagai bahan baku pembuatan Eco-
enzyme, dengan proses fermentasi yang menggunakan bahan campuran gula aren
dan air, proses fermentasinya menghasilkan gas O3 (ozon). Warna Eco Enzyme
bervariasi dari coklat muda hingga coklat tua, bergantung pada jenis sisa
buah/sayuran dan jenis gula yang digunakan.
2) Memiliki tingkat keasaman ( pH) di bawah 4,0 dan
3) Beraroma asam segar khas fermentasi.
Indikator Eco-Enzim bereaksi dengan baik:
1) Warna nya cerah sesuai dengan bahan yang kita gunakan. Namun warna ini akan
sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tergantung dengan bahan yang
kita gunakan. Bahkan jika bahan yang digunakan sudah sama namun micro
organisme yang berbeda akan menyebabkan warna yang berbeda.
2) Aroma nya sesuai dengan bahan (tidak berbau busuk)
3) Ada jamur putih. Kalau jamurnya hitam berarti gagal, dan kita harus segera
memulihkannya dengan cara menambahkan gula kedalam wadah sesuai takaran
semula.
4) Setiap hari dalam bulan pertama sebaiknya dibuka untuk mengeluarkan gas. Pada
saat membuka tempat Eco-Enzyme, jika ada bahan yang tidak tenggelam maka
dapat kita aduk dan tekan bahan hingga tenggelam ke dalam air.

8
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekoenzim merupakan larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses
fermentasi sisa organik, gula, dan air. Ekoenzim yang baik memiliki warna coklat gelap
dengan tingkat keasaman (pH) di bawah 4.0 dan beraroma asam segar khas fermentasi.
Ekoenzim memiliki berbagai manfaat baik dalam kehidupan sehari – hari, bagi udara,
bahkan bagi dunia medis. Dalam kehidupan sehari – hari ekoenzim bermanfaat sebagai
pembersih lantai, desinfektan, insektisida, cairan pembersih dan lain sebaganya. Bagi
udaran ekoenzim bermanfaat sebagai fiter udara dan bagi medis, ekoenzim mampu
melawan parasite dan kuman serta sebagai detoks atau imun tubuh.
Ekoenzim tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti pada
proses pembuatan kompos. Pembuatan eko-enzim sangat hemat dalam hal tempat
pengolahan dan dapat diterapkan di rumah. Produksi eko-enzim bahkan tidak
memerlukan bak komposter dengan spesifikasi tertentu. Wadah-wadah seperti botol-
botol bekas air mineral maupun bekas produk lain yang sudah tidak digunakan, dapat
dimanfaatkan kembali sebagai tangki fermentasi eko-enzim.
Dalam pembuatan ekoenzim terdapat takaran. Pengukuran takaran ecoenzim dapat
memberikan informasi mengenai aktivitas biologis di dalam tanah, produktivitas
ekosistem, dan kemampuan tanah untuk mengikat karbo. Beberapa ecoenzim yang sering
diukur antara lain enzim hidrolase, enzim oksidase, dan enzim fosfatase. Namun, hasil
pengukuran takaran ecoenzim perlu dipertimbangkan dengan faktor-faktor lain seperti
kondisi iklim, penggunaan lahan, dan keanekaragaman hayati di dalam ekosistem yang
diamati

3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai eko enzim ini, diharapkan pembaca dapat
memahami lebih lanjut tentang ekoenzim dan dapat memanfaatkannya dalam kehidupan
sehari – hari dengan prosedur yang tepat.

9
DAFTAR ISI

Ajiria, Dinda, dkk. 2021. Eco Enzyme. Makalah.


Harahap, Rima Gusriana., Nurmawati., Dianiswara, Anggoronadhi., Putri, Destyariani Liana.
(2021). Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme Sebagai alternatif Desinfektan Alami di
Masa Pandemi Covid-19 Warga Km.15 kelurahan Karang Joang. Jurnal Pusat
Pengabdian Kepada Masayarakat : Sinar Sang Surya. Vol. 5, No 1. Pp. 67-73
HAYATI, R. (2022, Desember 22). Pembuatan Eco Enzym Untuk Pertanian. Retrieved Mei
01, 2023, from http://cybex.pertanian.go.id/:
Himma, V. (2021, Oktober 25). Bagaimana Cara Membuat Eco-Enzyme? Retrieved Mei 02,
2023, from fkm.unair.ac.id: https://fkm.unair.ac.id/bagaimana-cara-membuat-eco-
enzyme-simak-penjelasan-berikut-ini/
http://cybex.pertanian.go.id/artikel/100494/pembuatan-eco-enzym-untuk-pertanian/
https://dlh.cimahikota.go.id/article/detail?id=21
https://www.scribd.com/document/508709295/Makalah-Eco-Enzyme#
Mar’ah, S., & Farma, S. A. (2021). Pembuatan dan Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi
Bio EcoEnzyme Sebagai Indikator Pupuk Organik Tanaman. Prosiding SEMNAS BIO, 1,
689–699.

10

Anda mungkin juga menyukai