Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN HASIL PEMBUATAN

ECO ENZYME

Disusun Oleh :

Alfonso Hugo Wetusdo Tarigan


Dwiyana Aurelia
Giopandri Valentino Sembiring
Keisya Olivia Sitepu
Martina Navratilova Tarigan
Yabes Rulyhadi Bukit

KELAS IX-3
SMP SWASTA SANTA MARIA KABANJAHE
TAHUN AJARAN 2021/2022

Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpah
anugerahnya kelompok kami yaitu kelompok 3 dapat menyusun laporan ini
dengan baik. Semoga laporan ini dapat digunakan sebagai acuan, petunjuk, dan
pedoman bagi para pembaca khususnya dalam bidang Pendidikan.
Dalam pembuatan laporan ini kami menyadari bahwa laporan ini masih
terdapat banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi mengingat kemampuan yang kelompok kami miliki. Untuk itu kritik serta
saran yang membangun dari seluruh pihak yang membaca laporan ini sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan laporan ini.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang mebantu dalam
penyusunan laporan ini. Dengan rasa hormat kami terkhususnya kepada guru
Kimia selaku pembimbing serta penilai dalam pembuatan laporan ini yaitu Ibu
TPJ (Ibu Torop Panjaitan S.Pd) kami ucapkan terimakasih karena telah membantu
kami dalam proses pembuatan Eco Enzyme ini.

Kabanjahe, 16 Desember 2022

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan Proyek

1.4 Manfaat Proyek

BAB II DASAR TEORI

2.1 Cinta Tanah Air

2.2 Bioteknologi

2.3 Eco-Enzyme

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.2 Prosedur Kerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

BAB V PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

1 . 1 Latar Belakang Masalah

Kita tinggal di Indonesia, yang merupakan negara kaya dan sangat


berpotensi, dari sumber daya alam dan budayanya. Negara yang memiliki peranan
penting dalam kelangsungan hidup umat manusia. Negara kita bahkan memiliki
julukan sebagai “PARU-PARU DUNIA” karena kekayaan hutan yang lebat yang
berfungsi memberikan oksigen di setiap penjuru dunia. Namun jarang kita tahu
bahwa negara yang berperan penting ini memiliki permasalahan lingkungan hidup
yang sangat menggangu kelangsungan hidup umat manusia. Permasalahan yang
ada di negara kita maupun dunia yang paling besar mengenai permasalahan
lingkungan hidup adalah masalah kerusakan lingkungan hidup dan pencemaran
lingkungan yang menggangu kelangsungan hidup umat manusia. Penyebab
kerusakan lingkungan hidup secara umum bisa dikategorikan dalam dua faktor
yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia. Permasalah lingkungan
hidup yang kini sedang marak di dunia seperti pemanasan global, serta
pencemaran lingkungan hidup, polusi udara, air, tanah, penggundulan hutan, dan
ketidak seimbangan ekosistem. Permasalahan yang paling umum adalah
pemanasan global. Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata atmosfer laut
dan daratan yang menyebabkan perubahan iklim atau perubahan pola dan
intensitas unsur iklim dalam periode waktu yang lama. Penyebab dari pemanasan
global salah satunya adalah berbagai aktivitas manusia. Para ilmuwan sepakat
bahwa sejumlah aktivitas manusia berkontribusi terhadap pemanasan global
dengan menambahkan gas rumah kaca dalam jumlah yang berlebih ke atmosfer.
Gas rumah kaca seperti karbondioksida menumpuk di atmosfer dan menahan
panas yang biasanya akan keluar ke atmosfer.

Permasalahan lainnya yaitu mengenai sampah plastik. Seperti yang kita


tahu sampah plastik adalah senyawa yang sulit terurai. Dampak dari permasalahan
tersebut adalah terjadinya pencemaran air, udara, dan tanah. Air yang tercemar
oleh zat polutan akan menyebabkan terjadinya kerusakan dan matinya ekosistem
air yang tersusun dari mahluk hidup dan tumbuh-tumbuhan air. Hal tersebut dapat
diidentifikasi dengan mudah melalui pengamatan tentang fenomena berkurangnya
beberapa binatang air pada habitatnya. Kerusakan lingkungan hidup ini sudah
menjadi hal yang wajib diperhatikan oleh kita semua.

Oleh karena itu, dengan penggunaan eco enzyme dari sampah buah
organik yang dapat memerangkap 21× lebih banyak panas daripada CO2 yang
memperburuk pemanasan global, diharapkan dapat menjadi solusi kerusakan
lingkungan hidup.

Ecoenzyme sendiri adalah produk berupa cairan yang mengandung hasil


fermentasi bakteri asam laktat dalam buah dan sayur. Secara sederhana produk ini
dapat dibentuk dalam skala tempat tinggal rumah tangga menggunakan sisa-sisa
(left over) buah dan sayur sampah dapur yang tidak dipakai lagi menjadi produk
pangan. Sisa buah dan sayur ini lalu dicampur menggunakan air dan gula aren
menggunakan perbandingan sampah organik : gula aren : air = 3 : 1 : 10.
Selanjutnya, adonan ini difermentasi secara anaerobik selama 3 bulan. Proses
fermentasi ini memang memakan waktu relatif lama supaya produk yg didapatkan
sinkron sesuai harapan.

Produk ini bisa dipakai menjadi pestisida alami, pupuk organik, cairan
pembersih lantai, penjernih air dan pencuci piring (dicampur menggunakan
sedikit deterjen), dan bisa menurunkan suhu kendaraan beroda empat bila
dicampurkan pada radiator. Penggunaan Eco-enzyme menjadi pupuk organik
yg gampang dibentuk dan bisa dipakai mendukung acara Departemen
Pertanian yang merencanakan penggunaan pupuk organik pada Indonesia
mencapai 50% dari total penggunaan pupuk

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang kami


peroleh antara lain, sebagai berikut :

1. Apa saja alat dan bahan yang perlu disiapkan dalam pembuatan Eco-
enzyme?
2. Bagaimana prinsip dasar pembuatan Eco-enzyme?
3. Bagaimana pembuatan bahan aktif Eco-enzyme dari limbah kulit buah
pisang, pepaya, jeruk, semangka, brokoli, sereh, dan molase?
4. Bagaimana karakteristik bahan aktif Eco-enzyme yang dihasilkan?
1 . 3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

 Mengetahui alat dan bahan apa saja yang perlu disiapkan dalam
pembuatan Eco-enzyme.
 Mengetahui prinsip dasar pembuatan Eco-enzyme.
 Mempelajari proses pembuatan bahan aktif Eco-enzyme dari limbah
kulit buah pisang, pepaya, jeruk, semangka, brokoli, sereh, gula aren, dan
air AC.
 Mengetahui karakteristik bahan aktif Eco-enzyme yang dihasilkan
melalui proses fermentasi.ujuan Pembuatan Eco Enzyme:

1 . 4 Manfaat Pembuatan Eco Enzyme :

Adapun manfaat dari pembuatan Eco Enzyme, antara lain :

1. Dapat mengurangi polusi udara.


2. Dapat digunakan sebagai cairan penyiraman tanaman.
3. Digunakan sebagai produk pembersih rumah tangga seperti
pembersih lantai.
4. Dapat digunakan sebagai pensteril virus terlebih-lebih pada masa
pandemic Covid-19.
5. Sebagai filter udara, herbisida, dan pestisida alami.
6. Menurunkan asap dalam ruangan.
7. Sebagai filter air.
8. Menurunkan efek rumah kaca.
9. Meningkatkan kualitas udara.
10. Sebagai anti radiasi, dll.
BAB II

LANDASAN MATERI

4.1 Cinta Tanah Air


2.1.1 Pengertian Cinta Tanah Air

Cinta tanah air merupakan sikap cinta kepada negara tempat kita
dilahirkan, dibesarkan, dan memperoleh kehidupan di dalamnya.

2.1.2 Bentuk Cinta Tanah Air

Kecintaan terhadap Tanah Air ditunjukkan dalam berbagai cara oleh


masyarakat Indonesia. Ada yang berjuang mengharumkan nama bangsa di tingkat
dunia dalam bidang olahraga, seni, dan ilmu pengetahuan. Akan tetapi, tanpa kita
sadari masyarakat di lingkungan sekitar kita masih banyak yang belum
mempunyai kesadaran akan cinta tanah air. Mengapa hal tersebut dapat terjadi, itu
karena di zaman ini nilai-nilai Pancasila hanya dijadikan sebagai sejarah.
Mayoritas warga negara Indonesia hanya sekedar menghafal Pancasila, tidak
banyak yang mengamalkan nilai-nilainya yang diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Bentuk cinta tanah air tak harus selalu berhubungan dengan
peperangan dan senjata, melainkan juga melalui kegiatan menjaga dan merawat
lingkungan. Baik dari sampah, polusi udara, polusi air, polusi tanah yang dapat
memicu semakin tingginya tingkat pemanasan global. Melalui sikap mencintai
lingkungan seperti penggunaan bioteknologi ramah lingkungan kita dapat
menerapkan rasa cinta tanah air.

2.2 Bioteknologi

Istilah bioteknologi pertama kali digunakan seorang insinyur dari


Hungaria bernama Karl Ereky, pada 1919. Secara etimologi, bioteknologi
tersusun dari tiga kata bahasa Latin, yaitu bios berarti hidup, tekno berarti
penerapan, dan logos berarti ilmu. Bioteknologi adalah gabungan dua kata yakni
biologi dan teknologi, sehingga dapat kita artikan sebagai ilmu dan teknologi
terapan yang memanfaatkan makhluk hidup untuk memproduksi barang atau jasa
yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.

Bioteknologi merupakan suatu teknik modern untuk mengubah bahan


mentah melalui transformasi biologi sehingga menjadi produk yang berguna.
Bioteknologi sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu,
yang sekarang semakin berkembang pesat.

Penggunaan bioteknologi untuk memecahkan permasalahan dan membuat


produk yang bermanfaatkan bagi manusia. Orang-orang zaman dulu telah
memanfaatkan proses biologis tersebut untuk meningkatkan kualitas hidup. Proses
bioteknologi, awalnya dimulai oleh komunitas pertanian pada 6.000 sebelum masehi
(SM). Pada waktu itu mereka memanfaatkan proses biologis mikroorganisme untuk
membuat roti, minuman beralkohol, membuat tempe, keju, dan mengawetkan susu.

Terdapat 2 jenis bioteknologi, antara lain :


1. Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional menggunakan prinsip atau cara tradisional


dalam menghasilkan produk. Misalnya, pembuatan tape dengan menaburkan ragi
ke permukaan singkong dan mendiamkannya selama 3 hari.

2. Bioteknologi Modern

Bioteknologi modern menggunakan teknologi reproduksi atau rekayasa


genetika serta alat-alat yang canggih dalam menghasilkan produk di bidang
pangan, kesehatan, bahkan pertanian. Di dalam rekayasa genetika terdapat
rekombinasi DNA, yaitu proses penyatuan molekul DNA dari 2 spesies yang
berbeda yang dilakukan di luar sel hidup. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan
spesies baru yang lebih unggul. Contoh produk bioteknologi modern antara lain:
jagung BT, tomat Flavr Savr, vaksin, hormon insulin, hingga bayi tabung.

Adapun penerapan Bioteknologi dalam kehidupan, tedapat enam bidang aspek


penerapannya, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Biorteknologi Pangan

Bioteknologi pangan adalah bioteknologi yang digunakan untuk menghasilkan


produk makanan dengan memanfaatkan mokroorganisme. Beberapa contoh
produk bioteknologi dibidang pangan yaitu tapai,yoghurt, keju, tempe, roti dan
minuman beralkohol. Salah satu contohnya yang sering kita temui dan konsumsi
adalah tapai.

 Tapai

Tapai dibuat dengan memnafatakan mikroorganisme yang ada dalam ragi


tapai. Salah satu mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan tapai adalah
khamir Saccharomyces cereuisiae.Selain Saccharomyces cereuisade, jamur
Aspergillus sp., dan bakteri Acetobacter juga berperan dalam pembuatan tapai.
Mikroorganisme yang terdapat pada ragi tapai memiliki peranan yang sinergis,
artinya mikroorganisme tersebut akan bekerja Bersama untuk mengubah bahan
baku dari singko atau beras ketan menjadi tapai.
Selama pembuatan tapai terjadi pemecahan (hidrolisis) amilum atau pati menjadi
glukosa. Proses ini dibantu oleh jamur Aspergillus sp. Proses inilah yang
membuat tapai berasa manis. Glukosa yang dihasilkan dari proses tersebut
difrementasi yang dilakukan mikroorganisme dalam pembuatan tapai merupakan
respirasi anaerob. Artinya dalam prosesnya tidak dibutuhkan oksigen.

2. Bioteknologi Pertanian

Peningkatan jumlah penduduk berpengaruh terhadap peningkatan


kebutuhan pangan. Saat ini, produksi pangan dengan cara tradisional tidak lagi
memadai untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat. Keterbatasan
ini menuntut para ilmuan untuk mencari solusi dalam memproduksi bahan pangan
dengan cara yang lebih baik. Penerapan bioteknologi modern dalam pertanian
menjadi solusi terbaik saat ini untuk mengatasi masalah tersebut. Penerapan
bioteknologi modern dalam pertanian berpotensi meningkatkan produksi tanaman
budi daya dan mengurangi pemakaian bahan kimia berbahaya seperti pestisida.

Bioteknologi modern dalam pertanian dilakukan dengan menerapkan Teknik


rekayasa genetika, yaitu dengan melakukan manipulasi susunan gen atau
organisme sehingga dapat dihasilkan organisme yang memiliki sifat baru.

Tanaman yang susunan gen nya telah dimanipulasi disebut dengan tanaman
transgenic yang sudah di kembangkan, misalnya jagung, padi, kedelai, tomat dan
papaya.

Teknik rekayasa genetika dilakukan melalui beberapa tahapan berikut :

1. Menyiapkan potongan DNA yang mengandung gen tertentu, misalnya gen


“tahan serangan hama” dari mahluk hidup lain. Pemotongan DNA dibantu
oleh enzim restrik ( enzim pemotong )
2. Menyiapkan vector ( perantara ) misalnya menggunakan plasmid Ti yang
diambil dari bakteri Agrobacterium Tumefaciens atau menggunakan virus
tertentu. Plasmid adalah suatu DNA dalam bakteri yang berbentuk sirkuler
dan mampu melakukan duplikasi secara mandiri. Secara alami plasmid dapat
ditransfer ke dalam sel lain dengan membawa gen tertentu.
3. Menggabung ( merekombinasi ) potongan DNA yang mengandung gen
tertentu dengan plasmid Ti menggunakan enzim ligase, sehingga dihasilkan
plasmid Ti yang telah mengandung gen “tahan serangan hama”.
4. Memasukkan plasmid Ti yang telah mengandung gen “tahan serangan hama”
pada sel-sel tanaman.
5. Tanaman akan mendapatkan DNA yang mengandung gen “ tahan serangan
hama” dan tumbuh menjadi tanaman yang memiliki sifat tahan terhadap
serangan hama.

3. Bioteknologi perternakan

Pada awalnya, hewan transgenik merupakan bahan penelitian para


ilmuwan untuk menemukan jenis penyakit yang menyerang hewan tertentu dan
cara penanggulangannya. Namun, saat ini ilmuwan telah menggunakan teknik
rekayasa genetika untuk berbagai keperluan dalam bidang peternakan, misalnya
meningkatkan produksi susu. Peningkatan produksi susu dilakukan dengan cara
memproduksi hormon bovine somatotropin (bST) yang kemudian disuntikkan
pada sapi perah atau dengan cara membuat sapi perah transgenik yang mampu
memproduksi hormon bST lebih banyak. Dengan caraseperti ini, produksi susu
dapat meningkat sekitar 8.3–21.8%. Selain meningkatkan produksi, susu yang
dihasilkan juga dapat direkayasa, sehingga lebih kaya protein, dan rendah lemak.

Selain untuk meningkatkan produksi susu, rekayasa genetika juga dapat


dilakukan pada hewan ternak agar tahan terhadap penyakit. Misalnya
pengembangan sapi transgenik yang tahan terhadap penyakit mastitis, yaitu
penyakit pembengkakan pada kelenjar susu yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Staphylococcus aureus. Pengembangan sapi transgeni dilakukan dengan cara
memasukkan gen pengode enzim lysostaphin yang diambil dari bakteri
Staphylococcus simulans. Melalui rekayasa genetika dapat dikembangkan pula
sapi yang mampu menghasilkan daging yang berkualitas dan mampu tumbuh
dengan cepat.
Salah satu teknik yang banyak digunakan pada bioteknologi dalam bidang
peternakan yaitu teknik kloning. Kloning merupakan proses pembentukan suatu
individu yang identik secara genetik, melalui proses pemisahan embrio atau
penggantian inti sel. Kloning bertujuan untuk menghasilka individu baru yang
seragam. Kloning juga dimanfaatkan manusia untuk memperoleh jenis-jeni
hewan unggul. Cara mengkloning domba ialah: Pada tahap pertama diambil
beberapa sel tubuh dari domba A. Kemudian diambil sel telur dari domba B. Sel
tubuh domba A diambil inti selnya saja dan sel telur domba B dikeluarkan inti
selnya sehingga tersisa badan sel telurnya. Inti sel domba A disuntikkan ke dalam
sel telur domba B.

Selanjutnya sel tersebut akan berkembang menjadi embrio dan


diimplantasikan atau ditanam di rahim domba lain (domba C). Pada akhirnya,
akan lahir domba yang mirip dan identik dengan domba A, karena domba A
sebagai pendonor inti sel.

4. Bioteknologi Kesehatan

a. Antibiotik

Perkembangan bioteknologi dalam bidang kesehatan dimulai dengan


penemuan antibiotic penisilin oleh Alexander Fleming tahun 1928. Antibiotik
merupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain,
khususnya bakteri. Antibiotik penisilin dihasilkan oleh jamur Penicillium
notatum dan Penicillium chrysogenum.

b. Insulin Sintetis (Humulin)

Pernahkah kamu mendengar penyakit kencing manis atau diabetes


melitus? Ada dua tipe penyakit diabetes melitus, tipe I dan tipe II. Penyakit
diabetes melitus tipe II disebabkan kerusakan reseptor hormon insulin dalam hati,
sedangkan penyakit diabetes melitus tipe I disebabkan seseorang tidak dapat
menghasilkan hormon insulin, yang disebabkan rusaknya sel-sel pankreas. Orang
yang menderita penyakit diabetes melitus memiliki kadar gula dalam darah yang
tinggi. Gejala awal penderita diabetes melitus, yaitu sering buang air kecil,
mudah haus, dan mudah lapar. Jika tidak segera ditangani, akan mengakibatkan
komplikasi, seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan kerusakan pada
mata. Untuk mengatasi penyakit diabetes melitus tipe I, penderita perlu
mendapatkan tambahan hormon insulin sintetis. Melalui bioteknologi, ilmuwan
telah dapat memproduksi hormon insulin sintetis seperti hormon insulin yang
dihasilkan oleh pankreas manusia. Untuk menghasilkan hormon insulin, DNA
yang mengode hormone insulin dalam sel pankreas diambil. Selanjutnya DNA
tersebut direkombinasikan ke dalam vektor (perantara), misalnya plasmid.
Menggabung (merekombinasi) potongan DNA yang mengode gen tertentu
dengan vektor. Plasmid yang telah mengandung DNA pengode hormon insulin
dimasukkan ke dalam sel bakteri E. coli, sehingga bakteri E. coli mengandung
DNA pengode hormon insulin. Dengan memiliki DNA tersebut, bakteri mampu
menghasilkan hormon insulin. Selanjutnya, hormon insulin yang dihasilkan
dimurnikan dan dikemas untuk diberikan pada pasien.

c. Vaksin

Imunisasi atau disebut juga vaksinasi merupakan langkah yang sangat


efektif untuk melindungi tubuh kita dari patogenpatogen yang menyebabkan
penyakit, misalnya hepatitis, polio, tetanus, campak, dan lain sebagainya.
Vaksinasi adalah suatu proses peningkatan system kekebalan tubuh dengan cara
memasukkan vaksin ke dalam tubuh seseorang, sehingga memiliki kekebala
terhada penyakit tertentu yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Vaksin dapat
berupa bakteri dan virus yang telah dilemahkan atau merupakan bagian kecil dari
tubuh bakteri atau virus. Bakteri dan virus memiliki protein khusus pada
permukaan tubuh luarnya. Jika protein ini dimasukkan ke dalam tubuh manusia,
maka sel darah putih (limfosit B) akan mengenali protein tersebut dan membelah
menjadi sel plasma dan sel memori. Sel plasma akan menghasilkan antibody dan
melepaskannya ke dalam cairan tubuh. Sel memori akan tetap mengikat antibodi
untuk digunakan ketika ada bakteri atau virus yang sebenarnya masuk ke dalam
tubuh, sehingga tubuh dapat dengan segera menangkal bakteri atau virus
tersebut. Saat ini ilmuwan telah menghasilkan vaksin yang lebih aman
menggunakan teknik-teknik dalam bioteknologi. Ilmuwan telah berhasil
mengisolasi gen yang mengode protein yang terdapat dalam permukaan bakteri
dan virus tertentu. Gen tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam sel
Saccharomyces. Sel Saccharomyces yang berkembang biak akan menghasilkan
protein yang sama dengan protein yang terdapat pada permukaan luar bakteri
atau virus, namun tidak berbahaya bagi tubuh. Jika protein tersebut disuntikkan
ke dalam tubuh, maka tubuh akan memproduksi antibodi yang akan menangkal
serangan bakteri atau virus yang sesungguhnya.

d. Antibodi Monoklonal

Pernahkah kamu mendengar antibodi monoklonal? Pada bagian


sebelumnya kamu telah mempelajari tentang vaksin bukan? Vaksin merupakan
suatu antigen (benda asing). Ketika vaksin masuk dalam tubuh, akan memicu sel
limfosit B untuk menghasilkan antibodi tertentu untuk menghancurkan antigen.
Antibodi monoklonal adalah antibody yang spesifik untuk satu jenis antigen,
yang dihasilkan dari satu jenis sel limfosit B yang merupakan hasil kloning dari
sel induk. Antibodi monoklonal umumnya dihasilkan dari kultur sel yang
melibatkan penggabungan (fusi) sel myeloma (sel tumor) dan sel limfosit B dari
tikus atau dari kelinci. Untuk menghasilkan antibodi monoklonal, tikus atau
kelinci diimunisasi terlebih dahulu dengan antigen tertentu. Akibatnya, sel
limfosit B kelinci akan mengenali antigen tersebut dan akan membentuk
antibodi. Sel limfosit selanjutnya difusikan dengan sel tumor membentuk sel
hibridoma. Penggabungan sel tumor ini dimaksudkan agar sel limfosit dapat terus
membelah menghasilkan antibodi. Sel hibridoma kemudian diseleksi untuk
selanjutnya dikultur sehingga dapat lebih banyak dihasilkan antibodi. Antibodi
yang dihasilkan selanjutnya dimurnikan kemudian dikemas untuk digunakan
terapi, misalnya untuk terapi artritis, penolakan saat transplantasi organ, kanker
sel darah putih, kanker payudara, dan jenis kanker yang lainnya.
5. Bioteknologi lingkungan

Sampai saat ini sudah beberapa kali terjadi kasus pencemaran air laut oleh
tumpahan minyak di perairan Indonesia, contohnya di Kepulauan Seribu, pantai
Balikpapan, dan pantai Laut Timor. Pencemaran minyak di lautan dapat berasal
dari ladang minyak bawah tanah, operasi kapal tanker, perbaikan atau perawatan
kapal, tangki bahan bakar kapal, kecelakaan kapal tanker, dan limbah industri.
Pencemaran air laut oleh minyak dapat menyebabkan ikan, kepiting, udang, dan
terumbu karang menjadi mati. Sebagaimana yang telah kamu ketahui bahwa
massa jenis (ρ) air laut dan minyak berbeda. Inilah yang mengakibatkan minyak
tidak dapat bercampur dengan air dan membentuk lapisan tersendiri pada bagian
permukaan air. Lapisan minyak tersebut akan menempel pada permukaan rumput
laut serta tumbuhan laut lainnya, sehingga mengganggu proses respirasi dan
fotosintesis. Dampak lain dari pencemaran tersebut adalah rusaknya ekosistem
bakau. Lapisan minyak yang terbentuk di permukaan laut akan dapat menutupi
akar bakau yang mengakibatkan pertukaran antara O2 dan CO2 pada akar bakau
berkurang. Dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini akan dapat
mengakibatkan akar bakau busuk dan kemudian menyebabkan kematian pada
tumbuhan bakau. Sebagai upaya menanggulangi masalah tersebut, ilmuwan
memanfaatkan bakteri dari genus Pseudomonas untuk membersihkan tumpahan
minyak. Bakteri Pseudomonas mampu memanfaatkan minyak sebagai sumber
energinya dengan cara memecah molekul minyak menjadi karbon dioksida
(CO2). Namun, yang dilakukan bakteri tersebut membutuhkan waktu yang
sangat lama. Untuk mempercepat proses tersebut, ilmuwan menambahkan
formula yang mengandung senyawa kalium fosfat dan urea sebagai nutrisi
tambahan bagi bakteri. Pemanfaatan bakteri untuk mendegradasi atau
menguraikan polutan yang mencemari lingkungan disebut bioremediasi. Selain
untuk mengatasi pencemaran di laut, bioremediasi juga banyak digunakan untuk
mengatasi pencemaran di perairan, seperti di kolam atau danau. Selain
menggunakan bakteri, penanggulangan pencemaran lingkungan dapat
menggunakan tanaman tertentu, misalnya eceng gondok dan bunga matahari.
Teknik tersebut disebut fitoremediasi.

6. Bioteknologi forensik

Forensik merupakan aplikasi teknik dan metode ilmiah yang digunakan


untuk menginvestigasi suatu kejahatan atau tindak kriminal. Pada awalnya, untuk
mencari atau menginvestigasi pelaku suatu tindak kejahatan hanya menggunakan
tes sidik jari saja. Namun, seiring dengan perkembangan bioteknologi, telah
ditemukan Teknik investigasi yang lebih akurat yaitu melalui teknik DNA
fingerprinting atau sidik DNA DNA fingerprinting adalah teknik yang dilakukan
untuk mengidentifikasi seseorang berdasarkan pada profil pita DNA. Ada dua
aspek yang digunakan dalam DNA fingerprinting, yaitu adanya keseragaman dan
variasi profil DNA pada satu individu. Prosedur DNA fingerprinting memiliki
kesamaan dengan Teknik investigasi menggunakan tes sidik jari. Dalam tes sidik
jari dilakukan pencocokan profil sidik jari seseorang. Sementara itu, pada DNA
fingerprinting dilakukan pencocokan profil DNA individu. DNA dapat
digunakan sebagai acuan dalam investigasi karena profil DNA unik pada setiap
individu dan memiliki keterkaitan dengan profil DNA dalam suatu keluarga.
Bioteknologi juga diaplikasikan dalam industri pertambangan. Misalnya untuk
memisahkan biji besi dari campuran bahanbahan lain dapat digunakan bakteri
jenis Thiobaccillus ferooxidan.

Dampak Terhadap Lingkungan :

Tanaman atau hewan transgenik memiliki susunan gen yang telah


dimodifikasi, baik ditambahkan suatu gen atau dilakukan pengurangan suatu gen
organisme tersebut. Organisme transgenik ini jika tidak dikelola dengan baik,
akan dapat mencemari keanekaragamangen yang ada di lingkungan alami atau
merusak plasma nutfah. Plasma nutfah merupakan materi yang membawa sifat
suatu makhluk hidup. Proses pencemaran tersebut dikenal dengan polusi gen.
Misalnya, pengembangan tanaman jagung transgenik yang tahan terhadap
herbisida, jika jagung transgenik ini ditanam di lahan alami, maka serbuk sari
dapat membawa gen jagung transgenik dan menyerbuki jagung alami.
Penyerbukan seperti ini membuat gen-gen pada jagung alami terkontaminasi
dengan gen-gen dari tanaman jagung transgenik.

Dampak Terhadap Kesehatan :

Di dalam organisme transgenik terdapat kombinasi gen baru, yang jika


dikonsumsi oleh manusia dikhawatirkan dapat memicu munculnya penyakit pada
beberapa orang yang sensitif terhadap zat yang dihasilkan oleh organisme
transgenik. Berdasarkan hasil penelitian terhadap tanaman kedelai transgenik
yang mengandung gen dari kacang Brazil dapat memicu reaksi alergi pada orang
tertentu yang sensitif terhadap kacang Brazil. Meskipun demikian, tidak semua
orang mengalami reaksi alergi karena mengonsumsi produk tanaman atau hewan
transgenik. Beberapa produk bioteknologi lainnya, seperti alkohol dapat
disalahgunakan untuk dibuat menjadi minuman beralkohol yang apabila
dikonsumsi terus-menerus dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

Dampak Terhadap Sosial dan Ekonomi :

Seseorang yang memiliki modal dapat mengembangkan pertanian


transgenik yang dapat meningkatkan hasil panen menjadi sangat berlimpah
dengan kualitas sangat baik. Tindakan ini tentunya dapat membuat petani
tradisional kalah bersaing dalam pemasaran, sehingga dapat menimbulkan
kerugian bagi petani tradisional. Jika masalah ini terus berlanjut, maka akan
menimbulkan kesenjangan perekonomian yang semakin besar. Begitu juga
apabila negara yang sudah maju dalam mengembangkan organisme transgenic
memasarkan produknya dalam perdagangan internasional, tentunya produk
negara berkembang akan kalah. Akibatnya penghasilan negara pun dapat
berkurang. Kondisi ini juga dapat membuat negara berkembang menjadi
tergantung pada produk negara maju.

2.3 Eco Enzyme

Eco enzyme atau garbage enzyme adalah cairan hasil fermentasi sampah
organik yang memiliki berbagai fungsi, termasuk sebagai pembersih lantai,
pembersih sayur dan buah, penangkal serangga dan penyubur tanaman.

Salah satu teknologi sederhana pemanfaatan sampah organik menjadi eco


enzyme telah ditemukan oleh Dr. Rosukon Poonpanvong seorang peneliti dari
Thailand. Sampah organik rumah tangga yang sebagian besar berasal dari dapur
kini dapat diolah dengan mudah menjadi eco enzyme.

Eco enzyme dihasilkan dari proses fermentasi sampah organik yang masih
segar (belum mengalami proses pengolahan), seperti sisa buah dan sayur. Eco
enzyme disebut-sebut sebagai solusi multiguna untuk berbagai kegunaan seperti
untuk pupuk, penolak serangga, penjernih air dan udara, pembersih rumah tangga
termasuk sabun. Selain itu, eco enzyme mengandung probiotik yang dinilai baik
untuk kesehatan kulit, tidak berbahaya bagi tubuh manusia, dan juga dinilai ramah
lingkungan. Maka dari itu, perlu dilakukan inovasi dan kreativitas membuat sabun
eco enzyme dalam wujud padat dan cair yang berpeluang bernilai ekonomi dan
ramah lingkungan.

Manfaat eco enzyme sebagai disinfektan disebabkan oleh kandungan


alkohol dan/atau asam asetat yang terdapat dalam cairan tersebut. Alkohol
dan/atau asam asetat dihasilkan dari proses metabolisme bakteri yang secara alami
terdapat dalam sisa buah dan sayur.

Proses metabolisme anaerobik, atau disebut juga fermentasi, merupakan


upaya bakteri untuk memperoleh energi dari karbohidrat dalam kondisi anaerobik
(tanpa oksigen) dan dengan produk sampingan (byproduct) berupa alkohol atau
asam asetat (tergantung jenis mikroorganisme).
Fungi dan beberapa jenis bakteri menghasilkan alkohol dalam proses
fermentasi, sedangkan kebanyakan bakteri menghasilkan asam asetat. Proses
fermentasi ini merupakan hasil dari aktivitas enzim yang terkandung dalam
bakteri atau fungi.

Dalam proses pembuatan eco enzyme, antara alkohol, asam asetat, atau
keduanya dapat dihasilkan, tergantung jenis mikroorganisme yang terdapat pada
sampah organik. Kedua zat tersebut memiliki khasiat disinfektan. Teknik
pengubahan sampah organik menjadi eco enzyme berperan penting dalam
mengurangi banyaknya sampah organik yang berakhir di TPA.

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

No Alat Keterangan
.
1. Pisau Jumlah : 3 pisau.
2. Talenan Jumlah : 2 talenan.
3. Timbangan Jumlah : 1 timbangan.
4. Wadah terbuka Jumlah : 2 wadah terbuka.
5. Wadah kedap udara Jumlah : 1 wadah kedap udara.
6. Plastik mika Jumlah : 1 plastik mika, dengan ukuran 2 x 2
meter.
7. Sarung tangan plastic Jumlah : 6 pasang.
8. Karet ban Jumlah : 1 karet ban, dengan ukuran 2 meter.
9. Alat pengaduk kayu Jumlah : 1 pengaduk kayu.
10. Wadah yang memiliki Jumlah : 1 wadah.
ukuran
satuan ml / liter.

No Bahan Ukuran Perbandingan


.
1. Air bersih 1
2. Gula merah 3
3. Kulit buah 10

3.2 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pembuatan eco enzyme, antara lain :

1. Siapkan alat dan bahan.


2. Timbang kulit buah dan gula menggunakan timbangan sehingga sesuai
dengan ukuran perbandingan, sedangkan untuk air gunakan wadah yang
memiliki ukuran satuan ml ataupun liter.
3. Gunakan sarung tangan bersih.
4. Potong-potong kulit buah menjadi beberapa bagian kecil pada talenan
dengan menggunakan pisau.
5. Jika sudah selesai, pindahkan hasil potongan kulit buah ke wadah terbuka.
6. Iris-iris gula merah pada talenan menggunakan pisau.
7. Tuangkan air ke dalam wadah kedap udara sesuai dengan ukuran
perbandingan.
8. Masukkan hasil potongan kulit buah ke dalam wadah kedap udara, lalu
aduk menggunakan kayu pengaduk.
9. Lalu masukkan hasil irisan gula merah ke dalam campuran air dan kulit
buah, lalu aduk hingga merata menggunakan kayu pengaduk.
10. Setelah semuanya merata, tutup wadah kedap udara menggunakan plastik
mika.
11. Gunakan karet ban untuk mengikat plastik mika secara melingkar pada
wadah penyimpanan cairan.
12. Jika plastik mika sudah tertutup rapat, tutup wadah kedap udara secara
rapat dengan tutup nya.
13. Letakkan wadah tersebut di tempat yang tidak langsung terkena cahaya
matahari.
14. Tunggu hasil panen hingga 3 bulan.
15. Setelah 3 bulan menunggu, eco enzyme sudah dapat dipanen.
16. Buka tutup wadah, dan amati sesuai dengan ciri-ciri eco enzyme yang
berhasil.
17. Jika sudah sesuai dengan ciri-ciri eco enzyme yang berhasil, siapkan
wadah dan saringan untuk menyaring eco enzyme dari sisa kulit buah.
18. Saring sebanyak 2 kali, agar hasil cairan eco enzyme sudah bersih.
19. Jika sudah disaring siapkan botol atau kemasan untuk cairan eco enzyme.
20. Lalu masukkan cairan yang sudah disaring kedalam botol kemasan.
21. Cairan eco enzyme sudah siap untuk digunakan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No Ciri yang diamati Deskripsi


.
1. Warna Dari hasil yang kami amati, warna dari cairan
eco enzyme berwarna coklat kekuningan.
2. Aroma Berdasarkan hasil pengamatan kami, aroma
yang dihasilkan memiliki aroma fermentasi
dan dominan beraroma buah papaya.
3. Jamur Berdasarkan hasil pengamatan kami pada
cairan terdapat banyak jamur putih hasil dari
fermentasi yang menandakan bahwa eco
enzyme berhasil.

4.2 Pembahasan

Banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakat yang dibarengi


kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan serta
kekurangan tempat sebagai pembuangan sampah dan kurangnya kegiatan
pengolahan sampah yang menjadi sumber polusi dan pencemaran memerlukan
pengelolahan alternatif lainnya.

Sesuai dengan pemahaman bioteknologi yang telah dipelajari, disertai


dampak dari permasalahan sampah yang menumpuk menjadi alasan siswa/i kelas
XI beserta guru-guru SMA NEGERI 1 KABANJAHE untuk mengelola limbah
dapur menjadi bahan yang berguna melalui budidaya eco enzyme.

Dimulai dari perencanaan pembuatan eco enzyme guna lingkungan, dan


dilanjut dengan mengumpulkan alat dan bahan sesuai dengan perbandingan, yang
dilakukan tepat pada tanggal 8 September 2022. Dimana pada tanggal tersebut
kami mengumpulkan alat yang sudah kami siapkan di sekolah, dan kami
mengumpulkan bahan berupa kulit buah dan sampah rumah tangga yang kami
dapatkan dari penjual rujak. Lalu kulit buah yang telah kami kumpulkan,
dibersihkan terlebih dahulu dengan air bersih dan disimpan di plastik.

Keesokan harinya pada tanggal 9 Februari 2022 kami melaksanakan


proses pembuatan eco enzyme yang dilakukan di sekolah SMP Swasta Santa
Maria Kabanjahe.Kegiatan tersebut dimulai dengan mengumpulkan semua alat
dan bahan yang telah kami persiapkan. Dilakukan dengan berbagi tugas, ada yang
membersihkan wadah,dan memotong kulit buah. Lalu kulit buah yang telah
dipotong dibersihkan Kembali dengan air bersih di sebuah wadah. Setelah itu
kami mempersiapkan wadah, lalu masukkan air ke wadah sebanyak 10 liter, lalu
memasukkan larutan Molase. Setelah air dan larutan Molase tercampur dengan
rata , kami memasukkan kulit buah yang telah dibersihkan kedalam larutan
tersebut. Kemudian diaduk hingga merata. Dan ditutup dengan plastik yang cukup
tebal dan diikat menggunakan tali plastic. Lalu tutup Kembali dengan tutup wadah
tersebut agar kedap udara. Lalu disimpan di tempat yang tidak terkena sinar
matahari langsung, yang dimana kami meletakkanya didalam Lab KIMIA .

Lalu kami menunggu masa fermentasi selama 3 bulan, tanpa membuka


tutup wadah. Dan setelah 3 bulan menunggu, eco enzyme siap untuk dipanen.
Dalam proses pemanenan cairan perlu dipisahkan dari sisa kulit buah, dan
disaring menggunakan saringan.. Dan setelah penyaringan selesai, siapkan
kemasan sebagai tempat cairan eco enzyme dan cairan eco enzyme siap utuk
digunakan.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Budi, U.S., 2013, Berbagai Metode Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan
Bakar Minyak, Jurnal Teknik, Vol. 3(1), Universitas Janabadra, Yogyakarta.

Pahlevi, M.R., 2012, Sampah Plastik. Tersedia di: file:///I:/Artikel%20plastic


%20to%20oil/twit-sampah-plastik.html (diakses pada tanggal 15 November 2018,
pukul 09.32 WIB).

Tubnonghee. R., Sanongraj, S., Sanongraj, W., 2010, Comparative Characteristics


of Derived Plastic Oil and Commercial Diesel Oil, The 8th Asian-Pacific
Regional Conference on Practical Environmental Technologies (APRC2010),
Ubon Ratchathani University, Ubonratchathani, Thailand.
Syofia Rahmayanti. 19 Mei 2021 07:41. Eko-Enzim: Pengolahan Sederhana
Sampah Rumah Tangga, Hasilkan Cairan Serbaguna.

Kementrian Lingkungan Hidup & Kehutanan Republik Indonesia.

https://www.menlhk.go.id/site/single_post/3998.

Arianto Deni. 27-08-2021. Selamatkan Bumi dengan Eco Enzyme, Inovatif dari
Siswa SMPN 44 Surabaya. Telusur.co.id.

https://telusur.co.id/detail/selamatkan-bumi-dengan-eco-enzyme-inovatif-dari-
siswa-smpn-44-surabaya.

Admin dlh. 15 Oktober 2019. MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DI


INDONESIA DAN DUNIA SAAT INI. Pemerintah Kabupaten Buleleng Dinas
Lingkungan Hidup.

https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/masalah-lingkungan-hidup-
di-indonesia-dan-dunia-saat-ini-15.

Emanuel K (2005). "Increasing destructiveness of tropical cyclones over the past


30 years" (PDF). Nature. 436 (7051): 686–8. doi:10.1038/nature03906. PMID
16056221.

IPCC. (2007) Climate change 2007: the physical science basis (summary for
policy makers), IPCC.

Edwards, Paul Geoffrey; Miller, Clark A. (2001). Changing the atmosphere:


expert knowledge and environmental governance. Cambridge, Mass: MIT Press.
ISBN 0-262-63219-5.

Ruddiman, W. F. (2003). "The anthropogenic greenhouse era began thousands of


years ago". Climate Change. 61 (3): 261–293.
doi:10.1023/B:CLIM.0000004577.17928.fa.

William F. Ruddiman (2005). Plows, plagues, and petroleum: how humans took
control of climate. Princeton, N.J: Princeton University Press. ISBN 0-691-13398-
0.
Ruddiman, W. F., Vavrus, S. J. and Kutzbach, J. E. (2005). "A test of the overdue-
glaciation hypothesis". Quaternary Science Review. 24 (11).

Schmidt, G. A., Shindel, D. T. and Harder, S. (2004). "A note of the relationship
between ice core methane concentrations and insolation". Geophys. Res. Lett. 31:
L23206. doi:10.1029/2004GL021083.

Husnul Abdi. 29 Agustus 2021, 14:00 WIB. 10 Penyebab Terjadinya Pemanasan


Global dan Cara Mengatasinya. Liputan 6.

https://m.liputan6.com/hot/read/4644077/10-penyebab-terjadinya-pemanasan-
global-dan-cara-mengatasinya.

Kelompok 14 : Varren Reiner, Yemima Felicia Kusuma. 15 Oktober 2021   22:53.


Masalah Sampah di Indonesia. Kompasiana.

https://www.kompasiana.com/yemima51818/6169a3df06310e04100d8b15/
masalah-sampah-di-indonesia.

Syamsul Dwi Maarif. Jumat, 27 Agustus 2021 11:25 WIB. "Apa Itu Polutan: Zat
Penyebab Polusi Pencemaran Air, Tanah, Udara". Tirto.id.

https://tirto.id/giYp.

Syarafina Santividya. 31 December 2018. Eco Enzyme: Cairan Serbaguna dari


Sampah Organik. Waste4 Change.

https://waste4change.com/blog/eco-enzyme/.

Siti Zubaidah, Susriati Mahanal, Lia Yuliati, I Wayan Dasna, Ardian


A.Pangestuti, Dyne R.Puspitasari, Hamim T Mahfudhillah, Alifa Robitah, Zenia
L.Kurniawati, Fatia Rosida, dan Mar’ atus Sholihah. Jakarta: Kemdikbud 2018.
Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 9 Edisi Revisi 2018.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai