Anda di halaman 1dari 19

UPAYA PENGURANGAN SAMPAH ORGANIK DENGAN

MEMPRODUKSI ECO ENZYME


(SURVEY PADA PENJUAL BUAH DI LINGKUNGAN SEKITAR)
Kecamatan Cibinong – Kabupaten Bogor, Jawa Barat

LAPORAN PENELITIAN
Karya Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir proyek pertama kelas
sepuluh, Tahun Pelajaran 2022-2023

DISUSUN OLEH :
1. Naswa Putri Pratiwi (222310135)
2. Nanda Zhavara (222310134)
3. Kaila Maula Shafira (222310128)
4. Mirachel Trifeny (222310130)
5. Muhamad Putra Septian (222310131)
6. Muhamad Rival Ardana (222310132)

PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Tema Gaya Hidup Berkelanjutan

SMA NEGERI 4 CIBINONG


Jalan Bojong Koneng, Kelurahan Cibinong Kode Pos (16911)
Website : https://smanegeri4cibinong.sch.id
Email : sman4cibinong@gmail.com
Tahun Pelajaran 2022 / 2023
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara mengurangi
sampah organik yang ada pada lingkungan sekitar. Dalam penelitian observasi
langsung, penulis melihat bahwa banyak sekali sampah organik yang berserakan
dan tidak terkelola secara baik. Sehingga penulis memiliki tujuan untuk
mengurangi sampah organik tersebut dengan menghasilkan produk berupa Eco
Enzyme. Eco enzyme memiliki banyak manfaat, dan Eco Enzyme juga termasuk
ke dalam produk yang ramah lingkungan.

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang penulis memanjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
memberikan kekuatan dan kesehatan baik jasmani maupun rohani kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah untuk
Proyek P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
Karya ilmiah yang berjudul “Upaya Pengurangan Sampah
Organik dengan Memproduksi Eco Enzyme” adapun tujuan dibuatnya
karya ilmiah ini untuk memenuhi tugas akhir pertama proyek P5.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis sehingga selesainya karya ilmiah ini, ialah :
1. Bapak Sutikna Tri Wardaya, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 4
CIBINONG.
2. Ibu Evi Sukenti, S.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
SMAN 4 CIBINONG.
3. Ibu Yuliana Hana Jaya, S.E., S.Pd., D.Min selaku Guru Pebimbing
dalam penulisan karya ilmiah.
4. Ibu Maria Fransisca Corina, M.Pd, Gr selaku Wali Kelas X-4 dan
Pembimbing dalam penulisan karya ilmiah.
5. Kedua orang tua penulis yang telah membantu penulis baik dalam segi
materiil maupun non materiil.
6. Ibu dan Bapak penjual es buah.
7. Teman – teman yang mengantar dan menemani selama observasi.
Penulis meyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih banyak kekurangan,
baik bentuk, isi maupun teknik penyajian. Oleh sebab itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun dari berbagai pihak akan penulis terima dengan
sangat terbuka serta sangat diharapkan agar menjadi lebih baik lagi
kedepannya.
Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Cibinong, 19 Agustus 2022

Penulis
LEMBAR PERSETUJUAN
UPAYA PENGURANGAN SAMPAH ORGANIK DENGAN METODE ECO
ENZYME
(SURVEY PADA PENJUAL BUAH)

Kecamatan Cibinong - Kabupaten Bogor,Jawa Barat


Pada tanggal .....................

Telah disetujui oleh:

Waka Bidang Kurikulum Guru Pembimbing

Evi Sukenti, S.Pd Yuliana Hana Jaya, S.E.,S.Pd., D.Min


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sampah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
pencemaran lingkungan dan bencana alam, dan dampak negatif lainnya
adalah menimbulkan penyakit dan pemandangan yang tidak sedap. Sampah
telah menjadi isu yang serius bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Sampah itu sendiri merupakan materi sisa yang sudah tidak diinginkan yang
berasal dari suatu kegiatan atau aktivitas yang telah selesai dilakukan.
Berdasarkan jenisnya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu sampah
organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari makhluk
hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Berikut ini adalah beberapa
contoh jenis sampah organik: kertas, ranting pohon, dedaunan kering, kulit
buah, dan sampah sisa sayuran (Sucipto, 2012) sedangkan, sampah pasar
seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif
seragam, sebagian besar (56%) berupa sampah organik sehingga lebih
mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat
beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan
sisanya anorganik (Nyimas Septi, 2016).
Limbah pasar merupakan hasil dari kegiatan manusia yang banyak
mengandung bahan organik yang didominasi oleh limbah sayuran buah-
buahan. Besarnya sampah organik yang ditimbulkan di lingkungan pasar
yang setiap hari semakin menumpuk tanpa adanya pengolahan sampah
secara teratur. Pengelolaan sampah organik yang lama mengakibatkan
meningkatnya penyebaran vektor penyakit, bau busuk dan mengurangi
estetika. Perlu dilakukan upaya pemanfaatan sampah organik secara cepat,
efisien dan bernilai ekonomi tinggi. (Nofiyanti, dkk, 2021)
Setiap penjual rujak dan es buah juga pasti akan menghasilkan
sampah, antara lain sampah organik yang berupa kulit buah.Sampah tersebut
bisa kita manfaatkan sebagai salah satu bahan dalam pembuatan Eco-
Enzyme. Proses pembuatan Eco Enzyme sendiri sebenarnya mirip dengan
proses pembuatan kompos, namun Eco Enzyme proses pembuatannya
ditambahkan dengan air dan gula merah sebagai media pertumbuhan
sehingga produk akhir yang diperoleh berupa cairan yang lebih disukai
karena lebih mudah digunakandan mempunyai banyak manfaat (Luthfiyyah
et al., 2010). Keistimewaan Eco Enzymedibandingkan dengan pembuatan
kompos adalah tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi.
Bahkan Eco Enzyme tidak memerlukan bak komposter, wadah yang
diperlukan hanya wadah dari plastik dan mempunyai tutup yang rapat.
Ditinjau dari manfaatnya bagi lingkungan, selama proses
fermentasiEco Enzymeberlangsung, dihasilkan gas O3 yang merupakan gas
yang dikenal dengan sebutan Ozon. Sebagaimana diketahui salahsatu
kandungan dalam Eco Enzyme adalah Asam Asetat (H3COOH), yang dapat
membunuh kuman, virus dan bakteri. Adapun kandungan lainnya dari Eco
Enzyme adalah Lipase, Tripsin, Amilase dan mampu membunuh bakteri
Patogen. Selain itu juga dihasilkan NO3 (Nitrat) dan CO3 (Karbon
Trioksida) yang dibutuhkan oleh tanah sebagai nutrient. Dari segi ekonomi,
pembuatan Eco Enzyme dapat mengurangi konsumsi untuk membeli cairan
pembersih lantai ataupun pembasmi serangga.
Mengingat manfaat dan potensi penggunaannya di lingkungan, maka
penulis memfokuskan penelitian ini untuk mengetahui analisis komparasi
atau perbandingan hasil konversi Eco Enzyme menggunakan bahan organik
berupa berbagai macam kulit buah. Kulit buah yang kami gunakan
diantaranya, kulit nanas, jeruk, jambu, papaya, dan pisang.
Selain kulit buah, bahan alami yang kami gunakan adalah gula
merah, diperlukan gula merah karena gula merupakan substrat yang
digunakan untuk menghasilkan alkohol. Pada umumnya bahan dasar yang
mengandung senyawa organik terutama glukosa atau pati dapat digunakan
sebagai substrat dalam proses fermentasi alkohol.
Gula merah menghasilkan Eco Enzyme dengan jumlah volume yang
lebih banyak. Hal ini terjadi karena, jenis gula yang digunakan berbeda
maka komposisi gula juga berbeda, sehingga menghasilkan kadar alkohol
yang berbeda. Gula merah mengandung sukrosa kurang lebih 84%
dibandingkan gula pasir yang hanya 20% sehingga gula merah mampu
menyediakan energi yang lebih tinggi dari gula pasir.
Eco Enzyme 100% tanpa bahan kimia dipastikan sangat aman
digunakan untuk lingkungan. Oleh karena itu, mari kita olah sampah
organik menjadi produk yang bermanfaat, salah satunya seperti Eco
Enzyme. Eco Enzyme tidak mudah basi dan bahan pembuatannya pun sangat
mudah kita temukan dalam kehidupan sehari hari.
Dengan membuat Eco Enzyme, kita mengurangi produksi limbah
kimia sintetis dan sampah plastik sisa kemasan produk rumah tangga
pabrikan. Dengan membuat Eco Enzyme, kita telah berpartisipasi
mengurangi beban bumi sekaligus menerapkan gaya hidup minim kimia
sintetis (Halim Mahfud, 2021).
Selain kaya akan manfaat dan kegunaan, eco enzyme juga sangat
mudah di produksi ,karena bahan pembuatan eco enzyme sangat mudah
didapatkan seperti sisa kulit buah ataupun sayuran, walau di produksi
dengan bahan bahan yang mudah didapat tetapi masih banyak masyarakat
yang belum memanfaatkan eco enzyme sebagai salah satu upaya
pengurangan sampah organik.
Proses pembutan eco enzyme harus dilakukan dengan teliti dan hati-
hati hal ini dikarenakan proses perbandingan bahan-bahan pembuatan eco
enzyme sangat berpengaruh pada keberhasilan produk eco enzyme tersebut.
Perbandingan bahan baku eco enzyme harus sesuai yaitu 3 : 1 : 10, dimana 3
untuk buah, 1 untuk gula, dan 10 untuk perbandingan air. Pada wadah eco
enzyme harus disisakan 30% ruang untuk gas yang nantinya akan di hasilkan
oleh eco enzyme, karena eco enzyme menggunakan proses fermentasi
sehingga tidak boleh ada oksigen dari luar masuk dan menghambat proses
ferrmentasi tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dari permasalahan diatas adalah sebagai
berikut:
1.2.1 Bagaimana cara mengurangi sampah organik dengan memproduksi
Eco Enzyme

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan penelitian adalah sebagai beriut :
1.3.1 Mampu mengurangi sampah organik dengan memproduksi Eco-
Enzyme.
1.3.2 Mendapatkan informasi yang lebih detail tentang sampah organik di
lingkungan sekitar.
1.3.3 Mengetahui situasi sampah organik di lingkungan sekitar.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Adapun manfaat penelitian sebagai berikut :
1.4.1 Dapat membantu masyarakat untuk menyadari betapa pentingnya
memanfaatkan sampah organik.
1.4.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat
sekitar.
1.4.3 Memperoleh gambaran dan menambah pengetahuan tentang
pengolahan sampah organik di lingkungan sekitar.
1.4.4 Mendapatkan pengalaman memproduksi Eco-Enzyme.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 SAMPAH
Secara umum sampah dapat diartikan sebagai semua benda yang sudah
tidak digunakan lagi oleh makhluk hidup, sehingga sifatnya menjadi buangan. Jadi
benda sisa yang dihasilkan oleh manusia, hewan, bahkan tumbuhan semuanya
berpotensi dianggap sebagai sampah selama tidak digunakan lagi.
Sampah juga bias didefinisikan sebagai material sisa dari rumah tangga dan produk
industri yang dibuang. Material sisa tersebut dapat berwujud zat padat, cair, hingga
gas. Tidak jarang material seperti itu adalah bahan utama penyebab pencemaran
lingkungan.
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak
kota di seluruh dunia. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang
penyumbang sampah terbesar di dunia. Indonesia adalah penyumbang sampah
terbesar kedua dengan volume 187,2 juta ton/tahun, dengan China pada posisi
pertama dengan 262,9 juta ton/tahun(Sujarwo et al., 2014). Sampah terbagi
menjadi dua, yaitu : sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah non organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan
non-hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan
bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam, seperti
botol plastik, tas plastik, kaleng dan lain-lain.
Sebagian besar non organik tidak dapat diurai oleh alam/mikroorganisme
secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat
diuraikan dalam waktu yang lama.Sampah non organik dapat dibedakan menjadi,
sampah logam dan produk – produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas,
sampah kaca dan keramik, serta sampah detergen.
Sampah non organik merupakan sampah yang berasal dari sisa manusia
yang yang sulit untuk diurai oleh bakteri, sehingga membutuhkan waktu yang
cukup lama (hingga ratusan tahun) untuk dapat diuraikan. Sifat sampah anorganik
yang susah terurai tersebut menyebabkan berbagai masalah karena beberapa
sampah akan terurai dalam jangka waktu ratusan tahun sedangkan jumlah sampah
tersebut semakin bertambah setiap harinya.
Sampah organik merupakan sampah padat yang mudah membusuk dan
menimbulkan bau yang sangat menyengat. Sampah ini sangat mengganggu
kebersihan dan kesehatan lingkungan. Keberadaan sampah ini tidak terlepas dari
pola kecenderungan konsumsi masyarakat itu sendiri. Maka dibutuhkan
pengelolaan sampah organik yang tepat.
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan – bahan hayati
yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini
dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami.Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa
makanan, kulit buah, sayuran busuk, ranting dan dedaunan.
Sampah organik termasuk sampah yang mudah untuk dimanfaatkan
kembali dan tidak berbahaya bagi bumi. Namun sampah organik yang tidak di
rawat juga dapat menyebabkan gangguan lingkungan berupa munculnya bau tidak
sedap yang mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar dan menyebabkan
lingkungan terlihat kumuh. Oleh karena itu, meskipun dapat terurai dengan mudah,
sampah organik juga perlu diperhatikan dengan baik.

2.2 ECO ENZYME


Eco Enzyme merupakan larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari
proses fermentasi sisa sampah kulit buah, gula, dan air. Cairan Eco Enzyme ini
berwarna coklat gelap dan memiliki aroma yang asam/segar yang kuat (M.
Hemalatha, 2020). Adapun manfaat dari Eco Enzyme yaitu, menjadi pembersih
serbaguna, pupuk tanaman, pengusir hama, pewangi lantai. Eco Enzyme juga bias
menetralisir berbagai polutan yang mencemari lingkungan sekitar.
Bermula dari penemuan Dr. Rosukon Poompanvong, seorang peneliti dan
pemerhati lingkungan dari Thailand. Inovasi ini memberikan distribusi yang cukup
besar bagi lingkungan. Dr. Rosukon juga merupakan seorang pendiri Asosiasi
Pertanian Organik Thailand (Organic Agriculture Association of Thailand) yang
bekerja sama dengan petani di Thailand bahkan Eropa dan berhasil menghasilkan
produk pertanian yang bermutu tetapi ramah lingkungan. Dari usaha dan inovasi
yang dilakukan ini, ia dianugerahi penghargaan oleh FAO Regional Thailand pada
tahun 2003.
Dengan membuat Eco Enzyme, kita mengurangi produksi limbah kimia
sintetis dan sampah plastik sisa kemasan produk rumah tangga pabrikan. Dengan
membuat Eco Enzyme, kita telah berpartisipasi mengurangi beban bumi sekaligus
menerapkan gaya hidup minim kimia sintetis (Halim Mahfud, 2021).

2.3 MOLASE
Tetes tebu (molase) adalah salah satu hasil samping pabrik gula yang
masih memiliki nilai ekonomi yang cukup disebabkan oleh kandungan gulanya
yang tinggi sekitar 52 persen (Baikow, 1982), sehingga memungkinkan dijadikan
bahan baku berbagai industri. Industri yang memanfaatkan tetes diantaranya adalah
industri yang menghasilkan produk distilasi seperti alkohol; industri fermentasi
seperti monosodium glutamat, lisin, asam sitrat, cuka, protein sel tunggal, dan
asetonbutanol.
Salah satu produk samping dari industri gula pasir dari tebu adalah molase.
Molase mengandung gula yang tidak mengkristal. Gula tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memproduksi etanol melalui proses fermentasi. Konversi dari
gula menjadi etanol selama proses fermentasi dipengaruhi oleh kondisi fermentasi
seperti ketersediaan oksigen dan perbandingan antara molase dengan udara.
Tingginya kandungan gula pada molase membuat molase sering dijadikan
sebagai tambahan sumber karbohidrat pada medium pertumbuhan mikroorganisme
(Sebayang, 2006). Molase selain dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
biogas (Wati dan Prasetyani, 2010), juga dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan etanol
.
2.4 FERMENTASI
Fermentasi merupakan perubahan kimia pada zat organik yang timbul
akibat enzim mikroba. Mikroba jenis Bacillus dan Jamur Filamenteus akan
menguraikan pulpa sehingga terbentuk aroma coklat. Proses fermentasi dapat
dilakukan dengan berbagai metode, seperti ditumpuk atau menggunakan wadah
kotak. Rata-rata proses fermentasi membutuhkan waktu sekitar 5-6 hari.
Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroba untuk
mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai lebih tinggi, seperti asam-
asam organik, protein sel tunggal, antibiotika dan biopolimer. Fermentasi
merupakan proses yang relatif murah yang pada hakekatnya telah lama dilakukan
oleh nenek moyang kita secara tradisional. Proses fermentasi dengan teknologi
yang sesuai dapat menghasilkan produk protein. Protein mikroba sebagai sumber
pangan untuk manusia mulai dikembangkan pada awal tahun 1900. Protein
mikroba ini kemudian dikenal dengan sebutan Single Cell Protein (SCP) atau
Protein Sel Tunggal (Tannembaum, 1971).
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa oksigen) maupun aerob. Secara umum, fermentasi adalah salah
satu bentuk respirasi tanpa udara, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas
yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik
tanpa akseptor elektron eksternal (Dirmanto, 2006).

2.5 METABOLISME ANAEROB


Proses anaerob merupakan proses fermentasi dimana memiliki proses yang
berlangsung cukup lama. Proses pengolahan biologis secara anaerob merupakan
proses biologis yang membutuhkan bakteri (mikroorganisme) anaerob yang tidak
membutuhkan O2 bebas.
Proses anaerob pada dasarnya dipengaruhi oleh pH dan temperatur
lingkungan. Pada proses anaerob, penguraian senyawa organik berlangsung secara
bertahap dan pada setiap tahapan terdapat aktivitas suatu jenis bakteri tertentu yang
dominan dan setiap jenis bakteri mempunyai kondisi lingkungan optimum yang
menjadi salah satu parameter penting. (Amri,wesen, 2015)
Metabolisme anaerob memanfaatkan glukosa dan glikogen melalui proses
glikolisis tanpa O2 menghasilkan ATP dan sisa metabolisme berupa asam laktat.

2.6 UPAYA PENGURANGAN SAMPAH ORGANIK DENGAN


MEMPRODUKSI ECO ENZYME.
Sampah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pencemaran
lingkungan dan bencana alam, dan dampak negatif lainnya adalah menimbulkan
penyakit dan pemandangan yang tidak sedap, untuk mengatasi hal tersebut cara
yang paling efektif adalah dengan memproduksi Eco-enzyme.
Dengan membuat Eco Enzyme, kita mengurangi produksi limbah kimia
sintetis dan sampah plastik sisa kemasan produk rumah tangga pabrikan. Dengan
membuat Eco Enzyme, kita telah berpartisipasi mengurangi beban bumi sekaligus
menerapkan gaya hidup minim kimia sintetis (Halim Mahfud, 2021).
Selain kaya akan manfaat dan kegunaan, eco enzyme juga sangat mudah di
produksi ,karena bahan pembuatan eco enzyme sangat mudah didapatkan seperti
sisa kulit buah ataupun sayuran, walau di produksi dengan bahan bahan yang
mudah didapat tetapi masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan eco
enzyme sebagai salah satu upaya pengurangan sampah organik.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini kami lakukan dari tanggal 26 Juli 2022 sampai dengan
bulan November 2022 di lingkungan SMA Negeri 4 Cibinong.

3.2 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam pembuatan Eco Enzyme ini adalah
metode kualitatif. Metode Penelitian Kualitatif memiliki berbagai varian, baik
dari aliran teori yang mendasarinya maupun dari pokok bahasan yang menjadi
bidang kajiannya. Pengertian Penelitian kualitatif dapat ditemukan dalam
banyak literatur. Antara lain, Ali danYusof (2011) mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai: Setiap survei yang tidak menggunakan Teknik statistic
sekarang diberi "kualitatif" seolah-olah itu adalah segel kualitas itu sendiri.
Penelitian kualilatif juga dikenal dengan tata cara pengumpulan data yang
lazim, yaitu melalui studi pustaka atau studi lapangan. Studi pustaka (berbeda
dengan Tinjauan Pustaka) dilakukan dengan cara mengkaji sumber tertulis,
seperti dokumen, laporan tahunan, jurnal, dan karya ilmiah. Sumber tertulis ini
merupakan data yang bersifat primer maupun sekunder. Pengumpulan data
tersebut melalui studi lapangan yang terkait dengan situasi alamiah. Peneliti
mengumpulkan data dengan cara bersentuhan langsung dengan situasi
lapangan, misalnya observasi (pengamatan), wawancara mendalam, diskusi
kelompok (Focussed Group Discussion), atau terlibat langsung dalam
penilaian (Rahayu Hidatat, 2002).
Selanjutnya Teknik analisis dan interpretasi dalam penelitian kualilatif
tidak berhubungan langsung dengan angka, dan biasanya berbentuk verbal,
seperti narasi, deskripsi, atau cerita dan sering kali berbentuk visual, seperti
foto atau gambar. Selainitu, penelitian kualilatif tidak memiliki rumus yang
bersifat mutlak untuk mengolah data, tetapi berupa pedoman untuk
menganalisis data, pengkayaan teori, sertainterpretasi data (DjokoDwiyanto –
www.inparametric.com).

3.3 Alat
1. Toples ukuran 10liter
2. Timbangan
3. Pisau
4. Sarung tangan
5. Gelas ukur
3.4 Bahan
1. Air 6 liter
2. Kulit buah 1,8 kilogram
3. Molase 600 gram

3.5 Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan, seperti kulit buah, air, molase dan toples.
2. Potong kulit buah, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
3. Timbang kulit buah sampai 1,8 kg.
4. Timbang molase gula merah sampai 600 gram.
5. Masukkan air sebanyak 6 liter kedalam toples ukuran 10 liter.
6. Tambahkan molase gula tersebut kedalam toples.
7. Tambahkan 1,8 kg kulit buah (berat tempat menimbang 51 gram jadi
semuanya 1.851 gram) kedalam toples.
8. Aduk dan diam kan. Tutup toples jangan sampai dibuka karena bias
menyebabkan Eco Enzyme gagal, karena proses fermentasi tidak boleh
terkontaminasi dengan udara dari luar
9. Amati setiap minggu sekali. Eco Enzyme tersebut akan mengalami
perubahan, seperti warna, kandungan air, tekstur kulit buah, serta terdapat
jamur putih dan gas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, maka hasil penelitian
mengenai “Pengurangan Sampah Organik dengan Memproduksi Eco-
Enzyme” penulis menggunakan sampah organik berupa kulit buah dan
molase gula merah beserta air sebagai bahan pelengkap untuk membuat
larutan Eco-Enzyme. Proses fermentasi berlangsung dalam kurun waktu
selama 76 hari, dari tanggal 12 Agustus 2022 – 26 Oktober 2022. Dalam
melakukan penelitian ini penulis melakukan observasi terlebih dahulu di
sekitar lingkungan SMAN 4 CIBINONG dan juga di luar lingkungan
SMAN 4 CIBINONG dari tanggal 26 Juli 2022 – 5 Agustus 2022. Dari hasil
penelitian tersebut diperoleh hasil dalam tabel berikut.

Tabel 4.1
Warna Coklat bening

Tekstur Cair

Bau Segar

4.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian di atas, penulis menemukan solusi bahwa masalah
pada sampah organik dapat diatasi dengan memproduksi Eco-Enzyme. Hal
ini dikarenakan Eco-Enzyme merupakan produk yang ramah lingkungan
dan kaya akan manfaat. Salah satunya sebagai anti hama alami untuk
tanaman sehingga dapat mengurangi pencemaran hasil pertanian akibat
penggunaan pestisida.
Keunggulan lain di samping kualitas produk Eco-Enzyme adalah adanya
mekanisme pemanfaatan Eco-Enzyme dari sisa kulit buah yang bersifat
organik dan tidak mengandung minyak sehingga secara langsung produk ini
sangat bisa mengurangi limbah di sekitar lingkunagan.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengacu pada manfaat
Eco-Enzyme, dapat di katakan produk Eco-Enzyme yang penulis buat telah
berhasil sampai masa panen dan sesuai dengan tujuan yang telah diharapkan
oleh penulis.

5.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari pembuatan produk Eco-Enzyme dalam
penggunaan wadah untuk melakukan fermentasi adalah menggunakan tempat
tertutup yang dapat meminimalisir dari terpapar udara.
DAFTAR PUSAKA

https://scholar.google.com/scholar?
hl=en&as_sdt=0%2C5&q=fermentasi+merupakan&btnG=#d=gs_qabs&t
=1661931872702&u=%23p%3DmuCyl842-y0J
https://scholar.google.com/scholar?
hl=en&as_sdt=0%2C5&q=sampah+organik+merupakan&btnG=#d=gs_q
abs&t=1661931145704&u=%23p%3DMXTHkAMGNJAJ
http://jpfis.unram.ac.id/index.php/jpmsi/article/view/28
https://scholar.google.com/scholar?
hl=en&as_sdt=0%2C5&q=sampah+merupakan&oq=#d=gs_qabs&t=166
1930422400&u=%23p%3DIl2I5123e9oJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=en&as_sdt=0%2C5&q=penemu+eco+enzyme&btnG=#d=gs_qabs&t=
1661325079673&u=%23p%3DJ4LGWECk00cJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pemanfaatan+sampah+organic+ECO+enzim&
btnG=#d=gs_qabs&t=1658818362197&u=%23p%3DFomF5sc2mtMJ
https://www.jurnal.pelitabangsa.ac.id/index.php/jabmas/article/view/780
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pemanfaatan+sampah+organic+ECO+enzim&
btnG=#d=gs_qabs&t=1658818362197&u=%23p%3DFomF5sc2mtMJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pemanfaatan+sampah+organic+ECO+enzim&
btnG=#d=gs_qabs&t=1658818362197&u=%23p%3DFomF5sc2mtMJ
https://www.jurnal.pelitabangsa.ac.id/index.php/jabmas/article/view/780
https://youtu.be/WIS_wPLPMQU
https://youtu.be/VvX6K8jLoFA
https://laundry.drop.id/blog/d-laundry/cara-membuat-eco-enzyme/
https://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/prosidingpepadu/article/view/
385
https://youtu.be/YU9AzKf2ZFA
https://youtu.be/aZdNJgo-_Fs
https://www.jurnal.pelitabangsa.ac.id/index.php/jabmas/article/view/780
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pemanfaatan+sampah+organic+ECO+enzim&
btnG=#d=gs_qabs&t=1658818362197&u=%23p%3DFomF5sc2mtMJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=en&as_sdt=0%2C5&q=pengertian+gula+molase+&btnG=#d=gs_qab
s&t=1661494449059&u=%23p%3DCFEi9iLogTwJ
https://sg.docworkspace.com/d/sIIK2tfs__4vGmAY?sa=00&st=0
https://rimbakita.com/sampah/
http://pls.fip.uny.ac.id/sites/pendidikan-luar-sekolah.fip.uny.ac.id/files/
BUKU%20PENGELOLAAN%20SAMPAH%20ORGANIK
%20%26%20ANORGANIK%20BARU.pdf
https://www.researchgate.net/profile/I-Nyoman-Aryantha/publication/
259335619_Peningkatan_Kandungan_Protein_Kulit_Umbi_Ubi_Kayu_Mel
alui_Proses_Fermentasi/links/593a64bdaca272bcd1e79882/Peningkatan-
Kandungan-Protein-Kulit-Umbi-Ubi-Kayu-Melalui-Proses-Fermentasi.pdf
http://ijocs.rcipublisher.org/index.php/ijocs/article/view/110
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/ilung/article/view/3560
https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/IKRAITH-ABDIMAS/article/view/
1535
https://scholar.google.co.id/scholar?
q=metode+kualitatif&hl=en&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart#d=gs_qab
s&t=1662697924025&u=%23p%3Dnwr2Yu9IFBoJ
https://scholar.google.co.id/scholar?
q=metode+kualitatif&hl=en&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart#d=gs_qab
s&t=1662696530886&u=%23p%3D1lklMIaXPNIJ
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/45555425/
metode_kualitatif_penerapannya_dalam_penelitian-with-cover-page-
v2.pdf?
Expires=1663066381&Signature=I4gbiglZGRaJ7KpeW1ycr6VQM8GXQY
-QX77bZgIjZeZm904NVy41O876iKr7lck4BMjMlo2F0QDiZ4cqT-
Z9y0U1P9VYjoKm~ZkiM3bNqFoszvQUhZ1k8KHX5BPuUhv0uVnpxShI1L
~IPk3b7eyFhVfWjCUOXox2eVx6xOhwq3evCp5WnnqvmWZN2DGWyIwSU
kPVpJN9JLXFpLjUjxG6ebU9vQ16~zZZ~XILau5m-
XqikknUfj6rWDihk0yptY787iTAKfmrL-
5gbj2IX57sviQDG4QelFeki4bzByO6VRitddLp6eHJm4vLg6VeG75oVpty71
LQUN8k73dRr~RPBA__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pemanfaatan+sampah+organik+eco+enzim+&
btnG=#d=gs_qabs&t=1658818634132&u=%23p%3DTUGWaBLGZ1UJ

Anda mungkin juga menyukai