Anda di halaman 1dari 11

GLOSARIUM

Kesetimbangan : Suatu keadaan dari sistem kesetimbangan yang menyatakan


Dinamis reaksi terus berlangsung ke dua arah yang berlawanan secara
mikroskopis
Azas Le Chatelier : Prinsip yang menyatakan bahwa jika dalam suatu sistem
kesetimbangan mengalami perubahan konsentrasi, suhu,
volume, atau tekanan maka sistem akan menyesuaikan dirinya
untuk meniadakan pengaruh perubahan yang diterapkan hingga
kesetimbangan baru tercapai
Konsentrasi : Besaran yang menunjukkan kepekatan suatu larutan melalui
larutan perbandingan antara zat terlarut dan pelarut
Koefisien Reaksi : Angka yang ditulis mendahului rumus kimia zat, yang
menyatakan perbandingan mol zat yang terlibat dalam reaksi
Reaksi Eksoterm : Reaksi yang melepaskan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga entalpi hasil reaksi menjadi berkurang
Reaksi Endoterm : Reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan ke sistem sehingga
entalpi hasil reaksi bertambah
Kalor : Energi yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu
Entalpi : Jumlah energi yang terkandung dalam suatu materi
Proses Haber : Proses pembuatan gas amonia di industri yang menggunakan
Bosh bahan baku gas nitrogen dan gas oksigen dengan katalis besi (Fe)
Proses Kontak : Proses pembuatan asam sulfat di industri dengan menggunakan
katalis vanadium pentaoksida (V2O5)
Katalis : Zat yang dapat mempercepat terjadinya reaksi tetapi tidak ikut
bereaksi
Optimal : Suatu kondisi tertinggi dari suatu proses
PETA KONSEP

Azas Le Chatelier

Pergeseran
Penerapan di Industri
Kesetimbangan

Faktor – Faktor Yang


Mempengaruhi

Tekanan
Konsentrasi Suhu

Volume
PENDAHULUAN

A. Identitas Modul
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XI
Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran
Judul Modul : Pergeseran Kesetimbangan

B. Kompetensi Dasar
3. 9 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
dan penerapannya dalam industri
4. 9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan
faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan

C. Deskripsi Singkat Materi


Materi pada modul ini akan memberikan pengetahuan pada kalian tentang
Pergeseran Kesetimbanga, Azas Le Chatelier yang digunakan sebagai dasar untuk
mengetahui adanya pergeseran dalam suatu reaksi kesetimbangan. Disini kalian juga
akan diberikan pengetahuan tentang Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pergeseran
Kesetimbangan serta penerapannya di Industri agar memperoleh produk yang
maksimal.

D. Petunjuk Penggunaan Modul


Modul ini digunakan sebagai prasarat dalam pembelajaran materi yang berhubungan
larutan seperti; larutan Asam Basa, Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Untuk
menggunakan modul ini ikutilah langkah – langkah di bawah ini :
1. Bacalah peta konsep dan pahami materi tentang Pergeseran Kesetimbangan.
2. Berikan respon pada kegiatan observasi lingkungan, kemudian pahami
materi pembelajaran 1 dan latihan soal.
3. Perdalam pemahamanmu tentang konsep Pergeseran Kesetimbangan dengan
memahami rangkuman pembelajaran, kemudian mengerjakan penugasan
mandiri.
4. Akhiri kegiatan dengan mengisi penilaian diri dengan jujur dan ulangi lagi pada
bagian yang masih belum sepenuhnya di mengerti.
5. Untuk menguasai kompetensi secara keseluruhan, kerjakan soal evaluasi pada
akhir modul.

E. Materi Pembelajaran
Modul ini hanya terdiri atas satu kegiatan pembelajaran yang meliputi; Azas Le
Chatelier, Faktor–faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan dan
Penerapan Kesetimbangan di Industri, dimana di dalamnya terdapat uraian materi,
contoh soal, soal latihan dan soal evaluasi.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
PERGESERAN KESETIMBANGAN

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan kalian akan mampu menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan berdasarkan Azas
Le Chatelier dan penerapannya dalam industri

B. Uraian Materi
Dunia industri banyak sekali menerapkan sistem kesetimbangan. Prinsip utama
dalam industri adalah bagaimana cara untuk menghasilkan produk seoptimal
mungkin. Hal tersebut dapat dicapai dengan memodifikasi system kesetimbangan
yang terjadi. Konsep tentang Kesetimbangan sudah dibahas pada Modul Sebelumnya.
Menurut kalian apakah kesetimbangan dapat mengalami pergeseran? Betul sekali
bahwa kesetimbangan kimia dapat mengalami pergeseran akibat adanya pengaruh
yang diberikan kepadanya. Pergeseran kesetimbangan kimia dapat dijelaskan oleh
beberapa hal yaitu:

1. Azas Lee Chatlier


Azas Le Chatelier adalah azas yang digunakan untuk memprediksi pengaruh
perubahan kondisi pada kesetimbangan kimia. Azas Le Chatelier berbunyi:
“Jika suatu sistem kesetimbangan menerima suatu aksi, maka sistem tersebut
akan mengadakan suatu reaksi sehingga pengaruh aksi menjadi sekecil-
kecilnya”
Cara sistem melakukan reaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri atau
ke kanan. Pergeseran ke kiri artinya laju reaksi ke arah kiri menjadi lebih besar
dan pergeseran ke kanan artinya laju reaksi ke kanan menjadi lebih besar.
Dalam ilmu kimia, Azas Le Chatelier digunakan untuk memanipulasi hasil dari
reaksi bolak-balik (reversibel) bahkan bisa juga untuk memperbanyak produk
reaksi. Asas Le Chatelier hanya berlaku untuk kesetimbangan dinamis.
Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang
baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran
kesetimbangan (Martin S. Silberberg, 2000).

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan


Suatu sistem dalam keadaan setimbang cenderung untuk mempertahankan
kesetimbangannya sehingga jika ada pengaruh dari luar, maka sistem tersebut
akan berubah sedemikian rupa agar segera diperoleh keadaan kesetimbangan lagi
seperti yang diungkapkan oleh Azas Le Chatelier. Hal- hal apa sajakah yang dapat
mempengaruhi kesetimbangan? Beberapa aksi yang dapat menyebabkan
pergeseran pada sistem kesetimbangan akan diuraikan berikut ini
a. Pengaruh Perubahan Konsentrasi
Jika pada suatu sistem kesetimbangan, konsentrasi salah satu komponen dalam
sistem ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan itu,
dan bila salah satu komponen dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah pengurangan itu. Sesuai dengan azas Le Chatelier (Reaksi = - aksi), jika
konsentrasi salah satu komponen tersebut diperbesar, maka reaksi sistem akan
mengurangi komponen tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu
komponen diperkecil, maka reaksi sistem adalah menambah komponen itu.
Oleh karena itu, pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan berlangsung
sebagaimana yang digambar pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Pengaruh Konsentrasi terhadap Kesetimbangan

No Aksi Reaksi Cara Sistem


Bereaksi
1 Menambah konsentrasi pereaksi Bergeser ke kanan
konsentrasi pereaksi berkurang

2 Mengurangi konsentrasi pereaksi Bergeser ke kiri


konsentrasi pereaksi bertambah
3 Memperbesar konsentrasi produk Bergeser ke kiri
konsentrasi produk berkurang
4 Mengurangi konsentrasi produk Bergeser ke kanan
konsentrasi produk bertambah
5 Mengurangi konsentrasi total Bergeser ke arah
konsentrasi total berkurang. yang jumlah
molekulnya besar
Contoh:
Sistem kesetimbangan pembentukan ammonia

N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3 (g)

Jika konsentrasi gas nitrogen (N2) ditambah, kesetimbangan akan bergeser ke


kanan yang berakibat konsentrasi gas hidrogen berkurang dan konsentrasi
amonia bertambah.
Mengapa bisa terjadi demikian? Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan
pengertian bahwa nilai tetapan kesetimbangan (K) selalu tetap pada suhu
tetap. Pada sistem kesetimbangan:

N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3 (g)

Mempunyai nilai tetapan kesetimbangan (dinyatakan dengan K1)


K=
[NH3]2

2 2
Rumusan tetapan kesetimbangan K 1 dapat dipandang sebagai angka pecahan dengan pembilang [NH3] dan penyebut [N 2][H2] . Jika
K1 nilainya tetap maka penambahan konsentrasi N 2 tentu akan diimbangi dengan penurunan konsentrasi H 2 dan kenaikkan
konsentrasi NH3. Kejadian ini menjelaskan bahwa reaksi bergeser ke arah kanan.

b. Pengaruh Tekanan dan Volume


Konsentrasi gas dalam sebuah ruang, berbanding terbalik dengan volume,
sehingga penambahan tekanan dengan cara memperkecil volume akan
memperbesar konsentrasi semua komponen. Sesuai dengan azas Le Chatelier,
maka sistem akan bereaksi dengan mengurangi tekanan. Sebagaimana kalian
ketahui, tekanan gas bergantung pada jumlah molekul dan tidak bergantung
pada jenis gas. Oleh karena itu, untuk mengurangi tekanan maka reaksi
kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya molekul gas
lebih kecil. Sebaliknya, jika tekanan dikurangi dengan cara memperbesar
volume, maka sistem akan bereaksi dengan menambah tekanan dengan cara
menambah jumlah molekul. Reaksi akan bergeser ke arah yang jumlah
koefisiennya molekul gas lebih besar. Penjelasan pengaruh penambahan
tekanan (dengan cara memperkecil volume) dapat dipelajari dari reaksi
kesetimbangan berikut:

CO(g)+ 3H2(g) ⇌ CH4(g) + H2O(g)

Penambahan tekanan menggeser kesetimbangan ke kanan, ke arah reaksi


yang jumlah koefisiennya terkecil, dan tekanan akan berkurang. Ketika volume
diperkecil maka konsentrasi (rapatan) molekul gas bertambah dan
menyebabkan pertambahan tekanan. Akibatnya, reaksi bergeser ke kanan
untuk mengurangi tekanan. Satu molekul CH4 dan 1 molekul H2O (4 molekul
pereaksi hanya menghasilkan 2 molekul produk). Dengan berkurangnya
jumlah molekul, maka tekanan akan berkurang.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, menunjukkan bahwa kenaikan tekanan
menyebabkan reaksi bergeser kearah total mol gas yang kecil dan sebaliknya
penurunan tekanan akan menyebabkan reaksi bergeser kearah total mol gas
yang besar. Untuk reaksi yang tidak mempunyai selisih jumlah mol gas
perubahan tekanan atau volume tidak akan menyebabkan perubahan dalam
kesetimbangan.
c. Pengaruh Perubahan Suhu
Perubahan suhu pada suatu reaksi setimbang akan menyebabkan terjadinya
perubahan harga tetapan kesetimbangan (K). Untuk mengetahui bagaimana
pengaruh perubahan suhu terhadap pergeseran kesetimbangan berikut
disajikan data harga K untuk berbagai suhu dari dua reaksi kesetimbangan
yang berbeda,

Tabel 2 a. Harga Kp pada Berbagai Suhu untuk Reaksi Kesetimbangan:


N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3 (g) ∆H=-92KJ

Suhu ( °K ) 298 500 700 900

Kp ( x 1010) 6,76 x 105 3,55 x 10-2 7,76 x 10-5 1,00 x 10-6

Tabel 2 b. Harga Kp pada Berbagai Suhu untuk Reaksi Kesetimbangan:


H2 (g) + CO2 (g) ⇌ H2O (g) + CO (g) ∆H = + 41 kJ

Suhu ( °K ) 298 500 700 900

Kp ( x 1010) 1,00 x 10-5 7,76 x 10-3 1,23 x 10-1 6,01 x 10-1

Dari kedua tabel tersebut terdapat perbedaan, pada reaksi pertama jika
suhunya diperbesar harga Kp makin kecil, ini berarti zat hasil makin sedikit
yang diakibatkan oleh terjadinya pergeseran reaksi kekiri.
Pada reaksi kedua justru terjadi sebaliknya, yaitu bila suhunya diperbesar harga
harga Kp menjadi makin besar, berarti jumlah zat hasil makin banyak yang
diakibatkan terjadinya pergeseran kesetimbangan kekanan. Perbedaan dari
kedua reaksi tersebut adalah harga perubahan entalpinya. Untuk reaksi
pembentukan gas NH3 perubahan entalpinya negatif (Reaksi eksoterm) yang
menunjukkan bahwa reaksi kekanan melepaskan kalor. Sedangkan pada
reaksi antara gas H2 dengan gas CO2 harga perubahan entalpinya berharga
positip (Reaksi endoterm) yang menunjukkan bahwa reaksi ke kanan adalah
reaksi yang menyerap kalor. Dengan demikian pergeseran reaksi
kesetimbangan akibat perubahan suhu ditentukan oleh jenis reaksinya
endoterm atau eksoterm.
Menurut Azas Le Chatelier, jika sistem kesetimbangan dinaikan suhunya, maka
akan terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah reaksi yang menyerap kalor
(reaksi endoterm).

3. Penerapan Kesetimbangan dalam Industri


Dalam industri yang melibatan reaksi kesetimbangan kimia, produk reaksi yang
dihasilkan tidak akan bertambah ketika system telah mencapai kesetimbangan.
Produk reaksi akan kembali dihasilkan, jika dilakukan perubahan konsentrasi,
perubahan suhu, atau perubahan tekanan dan volume. Pada bagian ini akan
dibahas bagaimana proses produksi amonia (NH3) dan asam sulfat (H2SO4) dalam
industry. Kedua bahan kimia tersebut dalam proses pembuatannya melibatkan
reaksi kesetimbangan, yang merupakan tahap paling menentukan untuk
kecepatan produksi.
a. Pembuatan Amonia (NH3) dengan Proses Haber Bosh
Nitrogen terdapat melimpah di udara, yaitu sekitar 78% volume. Walaupun
demikian, senyawa nitrogen tidak terdapat banyak di alam. Satu-satunya
sumber alam yang penting ialah NaNO3 yang disebut Sendawa Chili. Sementara
itu, kebutuhan senyawa nitrogen semakin banyak, misalnya untuk industri
pupuk, dan bahan peledak. Oleh karena itu, proses sintesis senyawa nitrogen,
fiksasi nitrogen buatan, merupakan proses industri yang sangat penting.
Metode yang utama adalah mereaksikan nitrogen dengan hidrogen
membentuk amonia. Selanjutnya amonia dapat diubah menjadi senyawa
nitrogen lain seperti asam nitrat dan garam nitrat
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan oleh
Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri
pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl
Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Perhatikan skema proses
Haber Bosch

Gambar 1.2 Skema Proses Haber Bosch


Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk
ketuntasan reaksi ke kanan (pembentukan NH 3) adalah suhu rendah dan
tekanan tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada
suhu rendah, bahkan pada suhu 500°C sekalipun. Dipihak lain, karena reaksi
ke kanan eksoterm, penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Peranan
katalisator dalam industri amonia juga sangat diperlukan untuk mempercepat
terjadinya kesetimbangan. Tentunya kalian masih ingat dengan katalisator
bukan? Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat
tersebut tidak ikut bereaksi. Untuk mengurangi reaksi balik, amonia yang
terbentuk harus segera dipisahkan. Mula-mula campuran gas nitrogen dan
hidrogen dikompresi (dimampatkan) hingga mencapai tekanan yang
diinginkan. Kemudian campuran gas dipanaskan dalam suatu ruangan yang
bersama katalisator sehingga terbentuk amonia. Keadaan reaksi untuk
menghasilkan NH3 sebanyak-banyaknya disebut kondisi optimum. Kondisi
optimum pada industri amoniak dilakukan pada suhu 600 0C dan tekanan
ruangan 1000 atm. (www.kkppbumn.depkeu.go.id)

b. Pembuatan Asam Sulfat (H2SO4)


Asam sulfat merupakan bahan industri kimia yang penting, yaitu digunakan
sebagai bahan baku untuk pembuatan pupuk. Proses pembuatan asam sulfat
(H2SO4) sebenarnya ada dua cara, yaitu dengan proses kamar timbal dan
proses kontak. Proses kamar timbal sudah lama ditinggalkan karena kurang
menguntungkan. Proses kontak menghasilkan asam sulfat mencapai kadar
99% dan biayanya lebih murah.

Gambar 1. 3 Skema Pembuatan Asam Sulfat

Pembuatan asam sulfat meliputi 3 tahap, yaitu sebagai berikut:


1). Pembentukan belerang dioksida, persamaan reaksinya adalah
S(s) + O2(g) → SO2(g)
2). Pembentukan belerang trioksida, persamaan reaksinya adalah
SO2(g) + O2(g) ⇌ SO3 (g) ΔH = –196 kJ
3). Pembentukan asam sulfat, melalui zat antara, yaitu asam pirosulfat.
Persamaan reaksinya adalah
SO3(g) + H2SO4(aq) → H2S2O7(aq)
H2S2O7(aq) + ½ O2(g) → 2H2SO4(aq)

Tahap penting dalam proses ini adalah reaksi (2). Reaksi ini merupakan reaksi
kesetimbangan dan eksoterm. Sama seperti pada sintesis amonia, reaksi ini
hanya berlangsung baik pada suhu tinggi. Akan tetapi pada suhu tinggi justru
kesetimbangan bergeser ke kiri. Untuk memperbanyak hasil harus
memperhatikan azas Le Chatelier.
• Reaksi tersebut menyangkut tiga partikel pereaksi (2 partikel SO 2 dan 1
partikel gas O2) untuk menghasilkan 2 partikel SO3. Jadi, perlu dilakukan
pada tekanan tinggi.
• Reaksi ke kanan adalah reaksi eksoterm ( ∆H = - 196 kJ), berarti harus dilakukan
pada suhu rendah. Masalahnya, pada suhu rendah reaksinya menjadi lambat.
Seperti pada pembuatan amonia, permasalahan ini dapat diatasi dengan
penambahan katalis V2O5. Dari penelitian didapat kondisi optimum untuk proses
industri asam sulfat adalah pada suhu antar 400 C – 450 0C dan tekanan 1 atm.

C. Rangkuman
Suatu sistem dalam keadaan setinbang cenderung mempertahankan
kesetimbangannya, sehingga bila ada pengsruh dari luar maka sistem tersebut akan
berubah sedemikian rupa agar segera diperoleh keadaan kesetimbangan lagi. Dalam
hal ini dikenal dengan azas Le Chatelier yaitu, jika dalam suatu sistem kesetimbangan
diberikan aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi
itu sekecil mungkin. Beberapa aksi yang dapat menimbulkan perubahan pada sistem
kesetimbangan antara lain,
1. Perubahan Konsentrasi
JIka dalam suatu sistem kesetimbangan konsentrasi salah satu komponen dalam
sistem ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan itu,
dan jika salah satu komponen dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah pengurangan itu.

2. Perubahan Volume/Tekanan
Antara volume dan tekanan berbanding terbalik,jika volume diperbesar maka
tekanan diperkecil begitu juga sebaliknya.
Jika dalam suatu sistem kesetimbangan volume diperbesar/tekanan diperkecil
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah koefisien zat yang lebih besar dan
jika volumenya diperkecil/tekanan diperbesar maka kesetimbangan akan
bergeser kea rah koefisien yang lebih kecil.

3. Perubahan Suhu
Menurut Azas Le Chatelier , jika sistem dalam sistem kesetimbangan terjadi kenaikan suhu, maka
akan terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah reaksi yang menyerap kalor (ΔH positif/endoterm)
dan sebaliknya jika dalam sistem penurunan suhu maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan kea
rah reaksi yang melepaskan kalor ( ∆H negative/eksoterm)

D. Penugasan Mandiri
Diketahui sistem kesetimbangan antara larutan Fe3+ (kuning) , SCN 2- (tak berwarna)
dengan FeSCN2+ (merah ), dengan reaksi kesetimbangan sebagai berikut: :

Fe3+ (aq) + SCN- (aq) ⇌ FeSCN2+ (aq)


Kuning tak berwarna merah
Prediksikanlah ke arah manakah pergeseran kesetimbangan reaksi diatas
dan tentukan pula perubahan warnanya, Jika :
1. Konsentrasi SCN 2- ditambah
2. Konsentrasi Fe3+ dikurangi

E. Latihan Soal
Pilihlah Jawaban yang Tepat
1. Agar pada reaksi kesetimbangan:

Jumlah gas NO yang dihasilkan maksimal, maka tindakan yang diperlukan adalah…
A. Menaikan tekanan
B. Menurunkan tekanan
C. Mengecilkan volum
D. Menaikkan suhu
E. Memperbesar volume

2. Perhatikan reaksi berikut.

Reaksi kesetimbangan bergeser kekiri jika…


A. Konsentrasi O2 ditambah
B. Suhu diturunkan
C. Tekanan diperkecil
D. Konsentrasi NO2 dikurangi
E. Volume diperbesar

3. Perhatikan reaksi kesetimbangan berikut:

Apabila pada volume tetap pada temperatur dinaikkan, kesetimbangan


bergeser kearah…
A. Kanan dan harga K tetap
B. Kiri dan harga K kecil
C. Kanan dan harga K semakin besar
D. Kanan dan harga K semakin kecil
E. Kiri dan harga K makin besar

4. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan suatu


reaksi reversibel, kecuali………..
A. Suhu
B. Volume
C. Tekanan
D. Konsentrasi
E. Katalisator

5. jika terhadap suatu sistem kesetimbangan dilakukan suatu aksi, pada system
akan terjadi suatu reaksi sehingga pengaruh aksi terhadap system menjadi sekecil
mungkin. Asas ini dikemukakan oleh . . . . .
A. Van’t Haff
B. de Broglie
C. Le Chatelier
D. Hess
E. Dalton

6. Diantara persamaan reaksi kesetimbangan berikut ini akan bergeser ke kanan


jika tekanan diperbesar, yaitu . . .
A. S(s) + O2(g) ⇌ SO2(g)
B. H2(g) + I2(g) ⇌ 2 HI(g)
C. 2 SO3(g) ⇌ 2 SO2(g) + O2(g)
D. C(s) + O2(g) ⇌ CO2(g)
E. N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2 NH3(g)

7. Reaksi homogen yang tidak dipengaruhi oleh perubahan volume adalah…


A. 2NO2(g) ⇌ 2 NO(g) + O2(g)
B. 2 NH3(g) ⇌ N2(g) + 3 H2(g)
C. PCl5(g) ⇌ PCl3(g) + Cl2(g)
D. 2 HCl(g) ⇌ H2(g) + Cl2(g)
E. H2(g) + I2(g) ⇌ 2 HI(g)

8. Pada reaksi kesetimbangan: N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g) ∆H = – x kJ

A. kiri, karena proses reaksi eksoterm


B. kiri, karena ∆H = – x kJ
C. tetap, karena jumlah koefisien reaksi pereaksi lebih besar
D. kanan, karena proses reaksi berlangsung eksoterm
E. kanan, karena proses reaksi endoterm

9. Reaksi kesetimbangan
2NO(g) + O2(g) ⇌ 2NO2(g) ∆H = –27 kJ

A. kanan, gas NO2 berkurang


B. kanan, gas NO2 bertambah
C. kanan, gas NO bertambah
D. kiri, gas NO bertambah
E. kiri, gas NO berkurang

10. Pada reaksi kesetimbangan: 2SO2(g) + O2(g) ⇌ 2SO3(g) ∆H = – y kJ


Jika volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke ….
A. kiri, karena ke arah eksoterm
B. kanan, karena ke arah endoterm
C. kiri, karena jumlah koefisien pereaksi lebih besar
D. kanan, karena proses reaksi eksoterm
E. kanan, karena jumlah koefisien hasil reaksi lebih kecil

Anda mungkin juga menyukai