Azas Le Chatelier
Pergeseran
Penerapan di Industri
Kesetimbangan
Tekanan
Konsentrasi Suhu
Volume
PENDAHULUAN
A. Identitas Modul
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XI
Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran
Judul Modul : Pergeseran Kesetimbangan
B. Kompetensi Dasar
3. 9 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
dan penerapannya dalam industri
4. 9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan
faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
E. Materi Pembelajaran
Modul ini hanya terdiri atas satu kegiatan pembelajaran yang meliputi; Azas Le
Chatelier, Faktor–faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan dan
Penerapan Kesetimbangan di Industri, dimana di dalamnya terdapat uraian materi,
contoh soal, soal latihan dan soal evaluasi.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
PERGESERAN KESETIMBANGAN
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan kalian akan mampu menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan berdasarkan Azas
Le Chatelier dan penerapannya dalam industri
B. Uraian Materi
Dunia industri banyak sekali menerapkan sistem kesetimbangan. Prinsip utama
dalam industri adalah bagaimana cara untuk menghasilkan produk seoptimal
mungkin. Hal tersebut dapat dicapai dengan memodifikasi system kesetimbangan
yang terjadi. Konsep tentang Kesetimbangan sudah dibahas pada Modul Sebelumnya.
Menurut kalian apakah kesetimbangan dapat mengalami pergeseran? Betul sekali
bahwa kesetimbangan kimia dapat mengalami pergeseran akibat adanya pengaruh
yang diberikan kepadanya. Pergeseran kesetimbangan kimia dapat dijelaskan oleh
beberapa hal yaitu:
2 2
Rumusan tetapan kesetimbangan K 1 dapat dipandang sebagai angka pecahan dengan pembilang [NH3] dan penyebut [N 2][H2] . Jika
K1 nilainya tetap maka penambahan konsentrasi N 2 tentu akan diimbangi dengan penurunan konsentrasi H 2 dan kenaikkan
konsentrasi NH3. Kejadian ini menjelaskan bahwa reaksi bergeser ke arah kanan.
Dari kedua tabel tersebut terdapat perbedaan, pada reaksi pertama jika
suhunya diperbesar harga Kp makin kecil, ini berarti zat hasil makin sedikit
yang diakibatkan oleh terjadinya pergeseran reaksi kekiri.
Pada reaksi kedua justru terjadi sebaliknya, yaitu bila suhunya diperbesar harga
harga Kp menjadi makin besar, berarti jumlah zat hasil makin banyak yang
diakibatkan terjadinya pergeseran kesetimbangan kekanan. Perbedaan dari
kedua reaksi tersebut adalah harga perubahan entalpinya. Untuk reaksi
pembentukan gas NH3 perubahan entalpinya negatif (Reaksi eksoterm) yang
menunjukkan bahwa reaksi kekanan melepaskan kalor. Sedangkan pada
reaksi antara gas H2 dengan gas CO2 harga perubahan entalpinya berharga
positip (Reaksi endoterm) yang menunjukkan bahwa reaksi ke kanan adalah
reaksi yang menyerap kalor. Dengan demikian pergeseran reaksi
kesetimbangan akibat perubahan suhu ditentukan oleh jenis reaksinya
endoterm atau eksoterm.
Menurut Azas Le Chatelier, jika sistem kesetimbangan dinaikan suhunya, maka
akan terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah reaksi yang menyerap kalor
(reaksi endoterm).
Tahap penting dalam proses ini adalah reaksi (2). Reaksi ini merupakan reaksi
kesetimbangan dan eksoterm. Sama seperti pada sintesis amonia, reaksi ini
hanya berlangsung baik pada suhu tinggi. Akan tetapi pada suhu tinggi justru
kesetimbangan bergeser ke kiri. Untuk memperbanyak hasil harus
memperhatikan azas Le Chatelier.
• Reaksi tersebut menyangkut tiga partikel pereaksi (2 partikel SO 2 dan 1
partikel gas O2) untuk menghasilkan 2 partikel SO3. Jadi, perlu dilakukan
pada tekanan tinggi.
• Reaksi ke kanan adalah reaksi eksoterm ( ∆H = - 196 kJ), berarti harus dilakukan
pada suhu rendah. Masalahnya, pada suhu rendah reaksinya menjadi lambat.
Seperti pada pembuatan amonia, permasalahan ini dapat diatasi dengan
penambahan katalis V2O5. Dari penelitian didapat kondisi optimum untuk proses
industri asam sulfat adalah pada suhu antar 400 C – 450 0C dan tekanan 1 atm.
C. Rangkuman
Suatu sistem dalam keadaan setinbang cenderung mempertahankan
kesetimbangannya, sehingga bila ada pengsruh dari luar maka sistem tersebut akan
berubah sedemikian rupa agar segera diperoleh keadaan kesetimbangan lagi. Dalam
hal ini dikenal dengan azas Le Chatelier yaitu, jika dalam suatu sistem kesetimbangan
diberikan aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi
itu sekecil mungkin. Beberapa aksi yang dapat menimbulkan perubahan pada sistem
kesetimbangan antara lain,
1. Perubahan Konsentrasi
JIka dalam suatu sistem kesetimbangan konsentrasi salah satu komponen dalam
sistem ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan itu,
dan jika salah satu komponen dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah pengurangan itu.
2. Perubahan Volume/Tekanan
Antara volume dan tekanan berbanding terbalik,jika volume diperbesar maka
tekanan diperkecil begitu juga sebaliknya.
Jika dalam suatu sistem kesetimbangan volume diperbesar/tekanan diperkecil
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah koefisien zat yang lebih besar dan
jika volumenya diperkecil/tekanan diperbesar maka kesetimbangan akan
bergeser kea rah koefisien yang lebih kecil.
3. Perubahan Suhu
Menurut Azas Le Chatelier , jika sistem dalam sistem kesetimbangan terjadi kenaikan suhu, maka
akan terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah reaksi yang menyerap kalor (ΔH positif/endoterm)
dan sebaliknya jika dalam sistem penurunan suhu maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan kea
rah reaksi yang melepaskan kalor ( ∆H negative/eksoterm)
D. Penugasan Mandiri
Diketahui sistem kesetimbangan antara larutan Fe3+ (kuning) , SCN 2- (tak berwarna)
dengan FeSCN2+ (merah ), dengan reaksi kesetimbangan sebagai berikut: :
E. Latihan Soal
Pilihlah Jawaban yang Tepat
1. Agar pada reaksi kesetimbangan:
Jumlah gas NO yang dihasilkan maksimal, maka tindakan yang diperlukan adalah…
A. Menaikan tekanan
B. Menurunkan tekanan
C. Mengecilkan volum
D. Menaikkan suhu
E. Memperbesar volume
5. jika terhadap suatu sistem kesetimbangan dilakukan suatu aksi, pada system
akan terjadi suatu reaksi sehingga pengaruh aksi terhadap system menjadi sekecil
mungkin. Asas ini dikemukakan oleh . . . . .
A. Van’t Haff
B. de Broglie
C. Le Chatelier
D. Hess
E. Dalton
9. Reaksi kesetimbangan
2NO(g) + O2(g) ⇌ 2NO2(g) ∆H = –27 kJ