Anda di halaman 1dari 13

Pengolahan Limbah Organik Dapur Nurul Fikri Boarding School Serang Menjadi Eco

Enzyme Sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan dan Pencegahan Penyakit

BIDANG SAINS

Azzira Umaina 1, Fatima Puti Lunetta 1, Kiki Maya Wulandari, S.Pd 2

1
Santri Tholibah kelas XII SMAI Nurul Fikri Boarding School Serang
2
Guru Kimia SMAI Nurul Fikri Boarding School Serang

ABSTRACT

Organic waste is a waste generated from the rest of household materials that can quickly
decompose. Organic waste that is not treated properly can also have many impacts, such as
cholera, fungi and intestinal worms. Accumulation of methanogens underground which can
explode due to the large accumulation of gas, not including the flammable nature of methane gas.
more organic waste just piles up in landfills without oxygen circulation and doesn't decompose.
In the end, these molecules escape into the air into methane gas, which is 21 times more dangerous
to the ozone layer than carbon dioxide because it absorbs more heat. Where the next effect on
climate change is more serious for human life on earth

The problem of organic waste that has not been processed into products that have more value
benefits, especially at the Nurul Fikri Islamic Boarding School. Processing of leftover food waste
is still less effective. Researchers are looking for alternative ways of how to process organic waste
into multipurpose materials that can provide many benefits also as an effort to make organic waste
more useful.
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sampah organik adalah sampah yang dapat membusuk dan terurai sehingga bisa diolah
menjadi kompos. Seperti, sisa makanan, daun kering, sayuran, dan lain-lain. Efek tidak
langsung sampah organik, mengakibatkan meningkatnya penyakit. Beberapa penyakit yang
dapat disebabkan oleh sampah ini, yaitu penyakit diare, penyakit tifus, penyakit kolera,
penyakit jamur, serta penyakit cacingan. Sampah organik yang menumpuk pula bisa
menimbulkan ledakan, karena tidak mendapatkan cukup paparan oksigen. Akibatnya,
metanogen terus terakumulasi dalam jumlah besar dan terperangkap di dalam tanah. Saat di
ambang batas, sampah meledak dengan kekuatan layaknya bom besar. Itu pun belum termasuk
dengan sifat gas metana yang mudah terbakar. Sampah organik memang aman jika terbuka
dan menyatu kembali ke alam.
Masalahnya, lebih banyak sampah organik yang hanya menumpuk saja di tempat
pembuangan akhir tanpa sirkulasi oksigen dan tidak terurai. Pada akhirnya molekul itu lepas
ke udara menjadi gas metana yang 21 kali lebih berbahaya bagi lapisan ozon dibanding karbon
dioksida karena menyerap panas lebih banyak. Dimana berikutnya berefek pada perubahan
iklim yang lebih serius bagi kehidupan manusia di bumi.
Pembuatan Eco Enzyme berlatar belakang, 70% sampah yang dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Sampah adalah sampah organik. Dimana sampah organik di TPA
akan menimbulkan bau tidak sedap, mengurangi tingkat daur ulang plastik, serta memberi
resiko terjadinya ledakan akibat gas metana. Seperti yang sudah dijelaskan, Ditambah dengan
produk-produk yang sering digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar
mengandung bahan kimia sintetis yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Kemasan
dari produk-produk tersebut juga mencemari lingkungan, karena hanya sebagian kecil saja
yang didaur ulang.
Dapur NFBS Serang dalam sehari dapat memproduksi sekurang-kurangnya 1000 porsi
makanan untuk siswa, guru dan karyawan dan dalam sehari. Terdapat tiga jam makan
sehingga tim dapur memasak kurang lebih 3000 porsi makanan dalam sehari. Dapat dipastikan
bahwa banyak pula sisa sampah organik berbentuk sisa makanan, sayuran dan buah-buahan
yang dihasilkan. Jika sejumlah sampah organik tersebut tidak diolah dengan benar, maka
sejumlah kemungkinan munculnya masalah-masalah akan lebih besar. Salah satu cara
mengolah sampah organik tersebut adalah mengolahnya menjadi Eco enzyme.
Eco enzyme sendiri merupakan larutan zat organik yang didapatkan dari fermentasi
bahan bahan organik sisa, gula, dan air. Cairan Eco enzyme berwarna coklat gelap dan
memiliki bau asam segar yang kuat. Eco Enzyme bisa menjadi cairan multiguna dan
aplikasinya meliputi bidang rumah tangga, pertanian dan juga peternakan. Peneliti melakukan
ujicoba dengan harapan dapat membantu mengurangi aktivitas limbah organik dapur yang
juga berperan dalam salah satu faktor pencemaran dan perusak lapisan ozon di udara.
1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan hal yang disebutkan di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana cara mengolah sampah dapur NFBS menjadi eco enzyme?
2. Apa manfaat penggunaan eco enzyme di NFBS Serang?

1.3. Tujuan penelitian

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah yang telah diajukan, penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui cara mengolah sampah dapur NFBS menjadi eco enzyme
2. Mengetahui manfaat penggunaan eco enzyme di NFBS Serang.

1.4. Manfaat penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:


1. Membantu pengurangan limbah organik dapur NFBS Serang.
2. Membantu pengurangan polusi dan racun pada udara.
3. Berkontribusi dalam usaha pelestarian lingkungan.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Eco Enzyme


Menurut Imron (2020) eco enzyme merupakan hasil dari fermentasi limbah sampah
organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula aren, gula merah, atau gula tebu), dan air.
Ciri ciri Eco enzyme yang baik adalah warnanya coklat gelap dan memiliki bau khas
fermentasi asam manis yang kuat.
Menurut andre (2019) Eco enzyme merupakan hasil fermentasi dari limbah organik
dapur yang mengalami reaksi kimiawi sehingga bisa menjadi cairan serbaguna. Eco enzyme
merupakan cairan dengan warna hitam pekat dan berbau asam yg kuat. Eco enzyme bisa
menjadi salah satu alternatif manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk
sesuatu yang sangat bermanfaat.
Dari hari pertama pembuatan Eco Enzyme, prosesnya akan melepaskan gas ozon (O3).
O3 dapat mengurangi karbondioksida (CO2) di atmosfer yang memerangkap panas di
awan. sehingga akan mengurangi efek rumah kaca dan global warming. Enzim mengubah
amonia menjadi nitrat (NO3), hormon alami dan nutrisi untuk tanaman. Sementara itu
mengubah CO2 menjadi karbonat (CO3) yang bermanfaat bagi tanaman laut dan kehidupan
laut. Eco Enzyme dapat dimanfaatkan sebagai pembersih rumah tangga, antiseptik, perawatan
tubuh, pupuk dan banyak lagi. Eco enzyme pun memiliki kandungan bahan aktif di dalam
larutan tersebut antara lain yakni asam organik seperti asam asetat. Sedangkan enzim yang
ada di dalamnya antara lain amilase, lipase, dan protease.

2.2 Sampah dapur


Sampah dapur adalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan domestik rumah tangga,
sisa dari produk yang sudah tidak terpakai atau digunakan. Sampah dapur biasanya sudah
tidak memiliki nilai guna karena sifatnya yang organik membuatnya mudah terurai dan cepat
membusuk. Namun banyak juga sampah dapur yang tidak dapat dapat terurai karena
penumpukan di pembuangan akhir, alhasil terjadi penguapan gas metana yang mana 21 kali
lebih berbahaya bagi lapisan ozon dibanding karbon dioksida karena menyerap panas lebih
banyak.

2.3 Kulit Jeruk


Menurut Wijiastuti (2011) kulit buah jeruk banyak mengandung zat- zat seperti
fenol, flavonoid dan pektin. Zat bermanfaat yang terkandung dalam kulit jeruk salah satunya
adalah minyak atsiri. Kulit jeruk mengandung atsiri yang terdiri dari berbagai komponen
seperti terpen, sesquiten, aldehida, ester dan sterol. Sedangkan Jeruk merupakan salah satu
komoditas buah yang panen tahunan, bisa dibudidayakan di lahan sempit maupun luas, buah
yang kaya manfaat ini dapat diolah dari mulai buah, biji, hingga kulitnya. Namun pengolahan
kulit jeruk sendiri masih jarang diterapkan dan kebanyak berakhir menjadi sampah. Kulit
jeruk merupakan salah satu hasil dari sampah dapur NFBS Serang yang biasanya tak terolah,
padahal banyak kandungan yang dapat diambil dan dapat diolah kembali menjadi produk
yang berguna dan bermanfaat.

2.4 Kulit Semangka


Menurut Nurul (2014) semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat atau
hijau muda dengan larik–larik hijau tua. Sedangkan Semangka merupakan salah satu buah
yang banyak diminati serta memiliki kandungan vitamin dan mineral yang tinggi. Umumnya
memiliki daging buah berwarna merah dan biji kecil berwarna putih. Semangka termasuk
keluarga buah beri dengan ciri permukaan kulit bertekstur halus namun keras. Kulit semangka
merupakan salah satu contoh sampah dapur yang biasanya tak termanfaatkan dan langsung
dibuang, nyatanya sampah sisa kulit semangka dapat diolah menjadi hal yang lebih
bermanfaat dan berguna.

2.5 Gula Merah


Menurut Ningtyaset (2013) Gula merah adalah hasil olahan nira atau gula kelapa yang
dibuat dalam bentuk padatan yang dicetak dengan tempurung kelapa atau bambu sehingga
bentuknya silindris. Gula merah atau gula kelapa yang berbentuk padat ini biasanya juga
disebut sebagai gula jawa
Menurut Ali (2012) Gula merah merupakan hasil olahan nira palma dari kelapa dan
aren yang melewati proses tanak dan pendinginan. Selain rasanya yang enak, gula merah
memiliki banyak kegunaan serta manfaat, tak heran gula merah banyak dijumpai dalam
banyak olahan pangan. Selain itu tanpa gula merah proses pengolahan eco enzyme tidak akan
berhasil, karena gula merah berperan sebagai kunci utama dalam proses fermentasi.

2.6 Fermentasi
Menurut Suprihatin (2010), Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada
suatu substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme
Menurut Jay dkk. (2005), fermentasi adalah proses perubahan kimiawi, dari senyawa
kompleks menjadi lebih sederhana dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh mikroba
Dan menurut Bourgaize dkk (1999) Madigan (2011) proses fermentasi akan
menyebabkan terjadinya penguraian senyawa senyawa organik untuk menghasilkan energi
serta terjadi pengubahan substrat menjadi produk baru oleh mikroba
3. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu penelitian


Penelitian ini dilakukan di Asrama Ummu Kultsum Nurul Fikri Boarding School
Serang selama 3 bulan, yakni dari hari Kamis, 2 September 2022 sampai dengan Sabtu, 3
Desember 2022

3.2. Jenis Penelitian


Dalam penelitian ini, kami menggunakan metode kualitatif. Metode penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.
Tujuan dari digunakannya metode ini untuk mengetahui apakah sampah organik dari dapur
Nurul Fikri Boarding School Serang dapat diolah menjadi Eco enzym dan apa saja manfaat
terkait yang dapat diterapkan langsung di nurul fikri.

3.3. Pengumpulan dan Analisis Data

a) Tahap persiapan
Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan segala sesuatu. Seperti peralatan
laboratorium serta sampah dapur organik berupa sampah sisa kulit jeruk dan kulit semangka
sisa penanting.

b) Tahap Pelaksanaan
Tahap selanjutnya, peneliti akan melakukan praktikum dengan komposisi bahan
sebagai berikut

Kulit jeruk Kulit semangka Gula merah Air

75 gr 75 gr 50 gr 500 ml

Langkah-langkah:
1. Menyiapkan semua peralatan dan bahan-bahan
2. Memotong kulit jeruk dan kulit semangka menggunakan pisau
3. Memasukan potongan kulit jeruk dan kulit semangka ke dalam botol
4. Mencampurkan kulit jeruk dan kulit semangka dengan air dan gula merah
5. Menutup botol lalu diletakan di tempat yang kering
6. Mendiamkan campuran selama 3 bulan
7. Pada dua minggu pertama, tutup wadah dibuka sehari sekali. Dua minggu selanjutnya,
tutup wadah dibuka 2-3 hari sekali. Selanjutnya, tutup wadah dibuka seminggu sekali
sampai tiga bulan waktu fermentasi.
8. Menyaring hasil Eco enzyme setelah 3 bulan fermentasi
c.) Tahap Penyusunan Laporan
Tahap terakhir dalam menyusun laporan hasil penelitian adalah peneliti akan menyajikan
data-data yang telah diperoleh dalam bentuk penjelasan, menyajikan hasil dokumentasi penelitian,
mendeskripsikan hasil penelitian dan menarik kesimpulan hasil penelitian.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data


Sebagaimana telah diuraikan pada pendahuluan, bahwa tujuan penelitian ini adalah
untuk menguji coba pengolahan makanan sisa dapur menjadi cairan multifungsi berupa eco
enzyme. Peneliti memilih untuk melaksanakan penelitian melalui uji coba. Dalam percobaan
ini, objek yang digunakan adalah sisa kulit jeruk dan semangka. Pengambilan hasil
dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2022 dan dilakukan dengan metode uji coba berupa
fermentasi.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian


Pada bagian ini, peneliti akan menyajikan hasil pengumpulan data dari hasil uji coba yang
dilakukan oleh peneliti. Dari hasil uji coba peneliti dapat mendeskripsikan beberapa hal.
Warna eco enzyme yang dihasilkan berwarna coklat gelap, keruh, dan cairan pekat. dikutip
dari Zero Waste Indonesia, “Warna ideal dari Eco enzyme adalah coklat gelap, Jika berubah
menjadi hitam, tambahkan gula dalam jumlah yang sama untuk memulai proses fermentasi
lagi.”
Aroma yang dihasilkan oleh Eco enzyme akan sama dengan bahan utamanya. Pada uji coba
ini, peneliti menggunakan kulit jeruk dan kulit semangka sebagai bahan utama, maka dari itu
aroma Eco enzyme yang dihasilkan oleh peneliti didominasi oleh aroma kulit jeruk segar, tidak
berbau busuk, memiliki aroma khas bahan produk olahan hasil fermentasi.

Gambar 1.1 Hasil fermentasi Eco enzyme

Peneliti juga melakukan pengukuran tingkat pH guna untuk mengetahui keamanan dari
produk yang peneliti hasilkan, eco enzyme yang dihasilkan memiliki kadar pH 4 yang diukur
menggunakan indikator universal. Eco enzyme aman bila terkena tangan dan tidak memiliki
efek yang berkepanjangan.
Berdasarkan hasil uji coba, eco enzyme dapat dibuat dengan bahan makanan sisa penanting
berupa kulit jeruk dan kulit semangka. Pada bulan pertama fermentasi, kulit jeruk dan kulit
semangka masih berbentuk utuh dan belum terurai. Pada bulan kedua, kulit jeruk dan kulit
semangka mulai terurai sehingga muncul tumpukan ampas pada dasar wadah. Pada minggu
pertama proses fermentasi, eco enzyme menghasilkan gas O3 yang melimpah sehingga
peneliti harus membuka tutup wadah fermentasi setiap harinya, jika tidak dibuka eco enzyme
dapat meledak karena banyaknya gas yang menumpuk. Selama proses fermentasi pula eco
enzyme sudah mulai melaksanakan perannya sebagai pencegah pemanasan global karena gas
O3 yang dilepaskan dapat mengurangi gas CO 2. Mempunyai efek yang sama dengan
pembersih pada umumnya yang dapat membunuh bakteri, seperti bakteri Pseudomonas
Aeruginosa, Escherichia coli, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus yang.
Bakteri yang tumbuh dalam pembuatan Eco enzyme didominasi oleh bakteri asam laktat yang
mampu mengubah oksigen menjadi senyawa hidrogen peroksida (H 2O2) dalam kadar yang
sedikit. yang memiliki beberapa fungsi sebagai pemutih dan pembersih yang mana banyak
digunakan pada produk produk komersial pembersih pada umumnya.
Eco enzyme dapat digunakan dengan melarutkan 15 ml Eco enzyme dengan 500 ml air,
kepekatan larutan dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan. Eco enzyme dapat
digunakan sebagai alternatif pengganti desinfektan, pembersih multiguna seperti pembersih
lantai, pembersih kaca, pembersih kloset, filter udara, pupuk tanaman, pestisida, juga sebagai
alternatif pengurangan bahan sisa makanan yang tidak terpakai, mengurangi sampah, sebagai
alternatif agar bisa beralih ke penggunaan produk produk organik dan alami yang jelas tidak
akan merusak alam dengan bahan bahan kimia yang akan hanya akan menghasilkan limbah,
serta sebagai salah satu upaya untuk mengurangi efek pemanasan global. Penggunaan dapat
berupa sebagai pembersih lantai kamar mandi, pembersih kaca, kloset, dan dapat berfungsi
pula sebagai cairan yang mensterilkan barang barang dari kuman
5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan.
Berikut kesimpulan yang kami dapatkan:

1. Sampah dapur, bahan sisa penanting dapat digunakkan sebagai bahan pembuatan Eco
enzyme
2. Eco enzyme dapat digunakkan sebagai cairan multiguna, sebagai cairan pembersih,
penyubur tanaman, pestisida organik, penjernih air, serta filter udara.

5.2. Saran Peneliti


Berdasarkan hasil, peneliti telah mengetahui bahwa sampah dapur di Nurul Fikri Boarding
School serang dapat diolah menjadi cairan Eco enzyme. Cairan Eco enzime yang dihasilkan
dapat digunakan menjadi cairan multiguna yang ramah lingkungan. Saran peneliti untuk para
pembaca adalah untuk mulai memperhatikan kondisi lingkungan dimulai dari lingkungan
terkecil yaitu rumah. Dari sinilah peran pembaca untuk mempertimbangkan kembali ketika
akan membuang sampah dapur karena ketika membuang sampah dapur dengan cara yang
salah akan menimbulkan efek yang buruk pada lingkungan yang maka dari itu akan lebih baik
jika diolah terlebih dahulu secara mandiri di rumah.

Terdapat kekurangan dalam penelitian peneliti yang memberi ruang untuk perbaikan.
Peneliti hanya menggunakan dua jenis sampah dapur yaitu kulit semangka dan kulit jeruk
sebagai bahan dasar pembuatan eco enzyme, sementara masih ada banyak jenis sampah
organik yang dihasilkan di dapur NFBS Serang. Ada baiknya peneliti melakukan uji coba
dengan varian bahan dasar yang beragam agar dapat membandingkan pengaruh kandungan
bahan dasar pada Eco enzyme tersebut. Peneliti juga tidak melakukan observasi secara
menyeluruh di dapur sehingga peneliti tidak mendapatkan data yang jelas mengenai
banyaknya sampah dapur yang dihasilkan oleh dapur setiap harinya dan jenis sampah yang
paling sering terbuang. Akan lebih baik jika peneliti mengobservasi terlebih dahulu agar dapat
mengetahui manakah jenis sampah yang paling banyak terbuang dan apakah sampah tersebut
dapat menjadi bahan dasar pembuatan Eco enzyme.
DAFTAR PUSTAKA

Tong, Y. Liu, B. 2020. Test research of different materials showed the effect of garbage
enzyme’s effect on soil total nitrogen and organic matter.
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/510/4/042015/pdf.
Diakses pada 24 Agustus 2022

Rusdianasari. 2021. Production of disinfectant by utilizing eco enzyme from fruit peels waste.
https://journal.gpp.or.id/index.php/ijrvocas/article/view/53/18.
Diakses pada 24 Agustus 2022

Dwi S. 2018. Manfaat dan cara membuat eco enzyme di rumah.


https://sustaination.id/manfaat-dan-cara-membuat-eco-enzyme-di-rumah/.
Diakses pada 24 Agustus 2022

Surbakti, H. 2019
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/927/5/4%20CHAPTER%202.pdf.
Diakses pada 31 Agustus 2022

Nurul. 2014
http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/164/3/BAB%20II%20Kajian%20%28NL%29.pdf.
Diakses pada 31 Agustus 2022

Yuwono, S. 2016
http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2016/03/gula-merah-kelapa/.
Diakses pada 31 Agustus 2022

Nocianitri, K. 2020. Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Karakteristik Fermented Rice Drink
Sebagai Minuman Probiotik Dengan Isolat Lactobacillus sp.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/itepa/article/download/62326/35706/.
Diakses pada 31 Agustus 2022

https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/eco-enzyme/.
Diakses pada 31 Agustus 2022
LAMPIRAN

Proses penyaringan eco Hasil fermentasi eco enzyme Pengukuran pH


enzyme setelah melewati 3 bulan
proses fermentasi

Indikator universal menujukkan


Ampas hasil penyaringan
angka 4
Sampah organik sisa penanting

Anda mungkin juga menyukai