Anda di halaman 1dari 5

BAB II DASAR TEORI

Limbah adalah bahan yang terbuang dari semua hasil aktivitas manusia atau
proses alami yang tidak dimanfaatkan. Berdasarkan data yang ada, limbah
diklasifikasikan menjadi tiga bagian satu diantaranya adalah limbah padat
yang sering di sebut sampah. Sampah bisa bernilai ekonomi positif dan
negatif yang dapat dimanfaatkan sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai
tinggi. Sampah bisa disortir, diproses berdasarkan sifat dan fase bahan
limbah. Berdasarkan fase material dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu
fase padat, cair, dan gas. Penyortiran secara alami dibagi menjadi dua jenis
limbah organic dan anorganik, selain itu tempat sampah juga diurutkan
berdasarkan klasifikasi limbah rumah tangga, limbah komersial, limbah
bangunan, dan limbah fasilitas umum. (Slamet.2002.hal 23). Eco
Enzyme bisa menjadi cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah
tangga, pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, eco
enzyme mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim
yang berguna menggunakan sampah buah atau sayuran. Enzim dari
“sampah” ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan
sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. Cairan ini bisa
menjadi pembersih rumah, maupun sebagai pupuk alami dan pestisidia yang
efektif. Dari hari pertama kita membuat Eco Enzyme, prosesnya akan
melepaskan gas ozon (03). O3 dapat mengurangi karbondioksida (CO2) di
atmosfer yang memperangkap panas di awan. Jadi akan mengurangi efek
rumah kaca dan global warming.  Enzim mengubah amonia menjadi nitrat
(NO3), hormon alami dan nutrisi untuk tanaman. Sementara itu mengubah
CO2 menjadi karbonat (CO3) yang bermanfaat bagi tanaman laut dan
kehidupan laut.(dk wardani.2015.hal 80)

Karena kandungannya, eco Enzyme memiliki banyak cara untuk membantu


siklus alam seperti memudahkan pertumbuhan tanaman (sebagai fertilizer),
mengobati tanah dan juga membersihkan air yang tercemar. Selain itu bisa
juga ditambahkan ke produk pembersih rumah tangga seperti shampoo,
pencuci piring, deterjen, dll. Pembersih enzim ini 100% natural dan bebas dari
bahan kimia, mudah terurai dan lembut di tangan dan lingkungan. Cairan ini
juga penolak serangga alami yang membuat semut, serangga dll menjauh.
Saking alaminya, setelah digunakan untuk pel, cairan ini juga bisa dipakai
untuk menyiram tanaman. Eco Enzyme juga dapat digunakan untuk
merangsang hormon tanaman untuk meningkatkan kualitas buah dan sayuran
dan untuk meningkatkan hasil panen. Eco-enzyme merupakan larutan zat
organik kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi sisa organik, gula,
dan air. Cairan Eco-enzyme ini berwarna coklat gelap dan memiliki aroma
yang asam/segar yang kuat. Eco-enzyme pertama kali ditemukan dan
dikembangkan di Thailand oleh Dr. Rosukan Poompanvong yang aktif pada
riset mengenai enzym selama lebih dari 30 tahun. Beliau menerima
penghargaan dari FAO PBB atas penemuannya tersebut. Dr. Joean
Oon, Director of the Centre for Naturopathy and Protection of Families in
Penang (Malaysia), kemudian membantu untuk menyebar luaskan segudang
manfaat dari Eco-enzyme ini. Eco-enzyme memiliki segudang manfaat.
Cairan ini merupakan cairan serbaguna yang bisa dimanfaatkan untuk bersih-
bersih rumah, deterjen, pertanian, hewan ternak dll. manfaat eco-enzyme dan
bagaimana cara penggunaannya: 1. Sebagai cairan pembersih serbaguna
Kita bisa menggunakan cairan Eco-enzyme sebagai cairan untuk
membersihkan seluruh rumah, baju, bahkan sayur dan buah juga lho. Side
note: Hanya siapkan larutan campuran Eco-Enzyme dan air setiap kali pakai
atau dengan maksimal waktu penyimpanan 7 hari. Penyimpanan lebih dari 7
hari akan menyebabkan bakteri yang ada pada air tumbuh dan merusak
larutan pembersih.

2. Pupuk tanaman Selain untuk bersih-bersih, Eco-Enzyme juga berguna


untuk pupuk tanaman . Eco-enzyme berguna untuk menyuburkan tanah dan
tanaman, menghilangkan hama, dan meningkatkan kualitas dan rasa buah
dan sayuran yang kamu tanam. Aplikasi: campurkan 30 ml Eco-enzyme ke
dalam 2 liter air. Masukkan campuran larutan air dan Eco-enzyme ini kedalam
botol semprot dan semprotkan ke tanah di sekitar tanamanmu atau langsung
ke tanamanmu kalau tanamanmu terkontaminasi oleh hama.side note:
Jangan gunakan 100% larutan eco-enzym ke tanah atau tanamanmu karena
akan membuat tanah asam dan “membakar” tanamanmu. 3. Pengusir hama
Eco-Enzyme sangat efektif untuk mengusir hama tanaman seperti anggrek
dan sayu-sayuran bahkan hama atau hewan yang mengganggu di sekitar
rumah, seperti kecoa, semut, lalat, nyamuk, dan serangga lainnya. Aplikasi:
campurkan 15 ml Eco Enzyme ke dalam 500 ml air. Masukkan campuran
larutan air dan Ecoenzyme ini kedalam botol semprot dan semprotkan ke area
yang kamu targetkan untuk bebas hama.  4. Melestarikan lingkungan sekitar
Larutan pembersih komersial yang ada sekarang sering kali mengandung
berbagai jenis senyawa kimia seperti fosfat, nitrat, amonia, klorin dan
senyawa lain yang berpotensi mencemari udara, tanah, air tanah, sungai dan
laut. Penggunaan Ecoenzyme sebagai larutan pembersih alami berkontribusi
menjaga lingkungan bumi kita. Dr. Joean Oon mengklaim bahwa 1 liter
laurtan Eco-Enzyme dapat membersihkan hingga 1000 liter air sungai tang
tercemar.(Nazim,F.2013.hal 89)

Menurut Yusuf (2008) untuk meningkatnya aktivitas manusia di rumah tangga


menyebabkan semakin besarnya volume limbah yang dihasilkan dari waktu
ke waktu. Maka berkenaan dengan hal tersebut pada tanggal 12 Agustus
2017 s/d 03 September 2017 dengan di tetapkan daerah Kel. Sei. Pelunggut
Kec. Sagulung

Kota Batam, sebagia lokasi kegiatan maka diagendakan suatu kegiatan.


Berdasarkan hasil observasi di RW 07 Kel. Sei. Pelunggut dan Kec. Sagulung
Kota Batam, ditemukan beberapa pemasalahan diantaranya : masih
kurangnya pengelolaan lingkungan dan teknologi tepat guna, adanya
kriminalitas remaja, kurangnya pengembangan lapangan olahraga, kurangnya
pendidikan keterampilan bagi kelompok wanita, dan kurangnya bimbingan
teknis pemasaran. Untuk membatasi kegiatan, melihat banyaknya sampah
yang dibuang begitu saja tanpa pengeloalaan yang maksimal untuk
dipergunakan untuk menambah kualitas hidup masyarakat lingkungan RW 07
Keluruhan Sei Pelenggut, Kecamatan Sagulung Kota Batam. Tim kami
berdiskusi dan membuat skala prioritas untuk melakukan kegiatan yaitu
memanfaatkan limbah keluarga agar bisa dimanfaatkan dan bisa menambah
nilai ekonomi warga RW 07. Setelah berdiskusi yaitu memanfaatkan limbah
sampah yang dapat digunakan untuk pengganti cairan kebersihan yang
digunakan untuk mengepel lantai dan membersihkan meja agar terhindar dari
lalat dan kecoak. Oleh karea itu tim kami membuat workshop pelatihan
pembuatan alat kebersihan dengan memanfaatkan limbah rumah tangga,
disamping itu juga limbah rumah tangga bias dimanfaatkan untuk pengobatan
pertama untuk sakit perut ringan seperti diare atau mencret. (Suswanto
Ismadi Megah,dkk.2017.hal 117) Sampah domestik atau limbah rumah
tangga merupakan bahan buangan yang timbul karena adanya aktifitas
manusia. Sampah domestik yang kerap disebut limbah rumah tangga dapat
berupa limbah padat ataupun limbah cair. Limbah padat dapat berupa kertas,
plastik dan sampah lain sedangkan limbah cair dapat berupa air kotor yang
berasal dari aktivitas mencuci dan juga aktivitasdapur. Limbah yang dibuang
sembarangan dapat menimbulkan berbagai masalah, baik pada lingkungan
ataupun pada manusia sendiri. Seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk laju timbulan sampah juga semakin meningkat. Bahkan sering kita
membaca di media bahwa timbulan sampah semakin mengkhawatirkan,
karena tidak sebanding lagi dengan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir
(TPA), sebagai contoh Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Supit
Urang di Malang, setiap harinya menampung sampah sebanyak 500 ton
sampah (Wardhani,

2018). Dengan semakin meningkatnya timbulan sampah maka diperlukan


teknik pengelolaan sampah yang tepat sehingga aman bagi lingkungan dan
kehidupan manusia. Limbah rumah tangga khususnya yang berasal dari
aktifitas dapur biasanya menempati urutan teratas sisa konsumsi keluarga.
Hal ini jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan masalah besar
karena akan berdampak buruk pada lingkungan. Maka limbah rumah tangga
ini sebaiknya dikelola supaya tidak menjadi penyumbang sampah terbesar
yang dibuang ke TPA. Melihat dampak limbah rumah tangga yang sangat
besar terhadap lingkungan maka diperlukan tindakan untuk mengelola limbah
rumah tangga dengan baik. Setiap keluarga memiliki peranan yang sama
dalam mengelola limbah rumah tangga yang dihasilkannya. Limbah rumah
tangga dari aktifitas dapur yang hampir semua keluarga punya yaitu minyak
jelantah. Sebagian besar masyarakat sudah mengetahui bahwa pemakaian
minyak goreng bekas bisa berdampak pada kesehatan. Seperti yang ditulis
oleh Julianto (2014), bahwa terdapat senyawa karsinogen dalam minyak
jelantah. Sama halnya jika limbah minyak ini dibuang ke lingkungan akan
mencemari untuk lingkungan khususnya perairan. Hal ini memberi petunjuk
pada kita untuk melakukan sesuatu supaya bisa menyelesaikan masalah baik
dari hulu dengan mengurangi penggunaan minyak dan dari hilir dengan cara
mengolah sisa minyak, atau memanfaatkan limbah tersebut. Tidak jauh
berbeda dengan minyak jelantah, limbah kulit buah/sayuran merupakan
limbah dengan prosentase besar dalam buangan limbah rumah tangga.
Dalam bukunya mbak DK Wardhani (2018), tantangan dalam keluarga untuk
menimbang sampah harian selama seminggu sebuah keluarga yang sudah
menerapkan prinsip meminimalkan sampah masih mempunyai sampah an
organik 550 gram sementara sampah organik 3547 gram. Hal tersebut
menjelaskan bahwa sampah sisa konsumsi perdapuran menempati posisi
teratas. Akhtar, H., dan Soetjipto (2014)

dalam tulisannya menjelaskan bahwa pengetahuan, sikap, dan keterampilan


warga mengelola sampah rumah tangga untuk melakukan daur ulang juga
menjadi hal penting dalam pengelolaan sampah. Kedua hal tersebut yang
mendasari kegiatan pengabdian masyarakat yang kami lakukan, mengingat
pentingnya pemberian pengetahuan kepada masyarakat mengenai
pengolahan limbah rumah tangga dalam hal ini tim kami memilih topik
mengolah minyak

jelantah menjadi sabun dan pembuatan cairan serbaguna dari limbah kulit
buah (eco-enzyme) Anik Pujiati.2018. hal 778. Sebagai negara yang masih
berkembang pengelolaan sampah di Indonesia selama ini dilaksanakan
bersifat tradisional dan kurang ramah iingkungan. Sampah umumnva dibuang
di dalam suatu wadah tanpa adanya proses pengurangan dan pemilahan
sampah terlebih dahulu, yang lebih dikenal dengan sistem ini dikenal dengan
sebutan "kumpul-angkutbuang". Terlebih masyarakat pedesaan umumnya
penanganan sampah dilakukan dengan cara-cata yang tidak benvalvasan
lingkungan, misalnya dengan pembakaran sampah, vang berpotensi
menimbulkan zat-zat beracun ke dalam udara. Kebiasaan tersebut telah
beriangsung se.iak jaman dahulu sampai dengan sekarang. Sehingga hidup
nvaman di lingkungan rang bersih dan asri hanyalah impian setiap orang.
Ga,va hidup masyarakat modern.yang ddak bersahabat dan tidak peduli
dengan alam menvebabkan pencemaran tanah, air maupun udara. Dengan
paradigma masyarakat tentang pengelolaan sampah dan semakin bertambah
banyak jumlah penduduk, semakin meningkatkan :roduksi sampah. Sampah
didefinisikan sebagai bahan sisa yang dibuang iari hasil aktivitas manusia
maupun proses alam vang tidak memiliki nilai .konomis jika tidak melalui
proses tambahan.(Mira andam,dkk.2016.hal 9)

Anda mungkin juga menyukai