oleh:
XI IPA 2
2023
I. Teori/ Pustaka
Jenis sampah organik yang diolah menjadi eco enzyme hanya sisa sayur atau
buah yang mentah. Fermentasi yang menghasilkan alkohol dan asam asetat yang
bersifat desinfektan hanya dapat diaplikasikan pada produk tanaman karena
kandungan karbohidrat (gula) di dalamnya. Proses pembusukan dan fermentasi daging
berbeda dengan tanaman. Daging akan cepat membusuk dan menghasilkan patogen
pada suhu yang tidak teregulasi. Jika ingin membuat eco enzyme, atau ingin sampah
organik Anda diolah oleh agen sampah, pastikan sampah sisa sayur dan buah terpisah
dari sampah organik atau non-organik lainnya.
2. Pengusir hama
3. Melestarikan lingkungan
1. Warna nya cerah sesuai dengan bahan yang kita gunakan. Namun warna ini akan
sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tergantung dengan bahan yang kita
gunakan. Bahkan jika bahan yang digunakan sudah sama namun mikroorganisme
yang berbeda akan menyebabkan warna yang berbeda.
4. Setiap hari dalam bulan pertama sebaiknya dibuka untuk mengeluarkan gas. Pada saat
membuka tempat Eco-Enzyme, jika ada bahan yang tidak tenggelam maka dapat kita
aduk dan tekan bahan hingga tenggelam ke dalam Tujuan Masalah
II. Tujuan
Dilakukannya pembuatan eco enzyme ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara dalam
pembuatan eco enzyme. Hal yang harus dilakukan pertama awal hingga akhir dalam
pembuatan eco enzyme. Mengetahui apa yang akan terjadi selama fermentasi eco enzyme
yang akan didiamkan selama 3 bulan apakah pembuatan eco enzyme itu akan berhasil atau
tidak?
4. Pisau
5. Timbangan
6. Air 2 liter
7. Koran
2. Siapkan timbangan dimana semua bahan organik dan gula harus ditimbang terlebih
dahulu sesuai dengan takarannya atau disesuaikan dengan volume wadahnya. Formula
yang sudah ditetapkan dalam pembuatan eco enzyme perbandingannya 1:3:10 (1
untuk gula, 3 untuk bahan organik, dan 10 untuk airnya).
3. Siapkan pisau,talenan, dan 300 gram gula merah atau gula aren untuk diiris tipis-tipis
untuk memudahkan kita untuk melarutkan gula merah.
4. Setelah diiris tipis-tipis gula merahnya masukan ke dalam wadah yang berisi air tadi
lalu aduk menggunakan spatula atau bisa menggunakan tangan hingga tercampur rata
atau semua gulanya sudah larut dengan air.
5. Setelah itu siapkan bahan organiknya sebanyak 450 gram serta potong-potong bahan
organiknya menjadi kecil-kecil untuk memudahkan bahan organiknya dimasukan ke
dalam wadahnya.
7. Setelah itu jika semua formula eco enzyme nya sudah lengkap tinggal tutup wadahnya
menggunakan penutup dari wadah itu sendiri. Penutupannya harus rapat jangan
sampai ada udara maupun oksigen yang masuk (karena bisa saja tidak terjadinya
fermentasi dalam wadah tersebut).
8. Beri label nama dan tulis untuk penanggalan awal dibuatnya eco enzyme dan
penggalan pemanenan eco enzyme tersebut. Dimana tanggal panennya selama 3 bulan
tidak boleh dipanen sebelum 3 bulan.
9. Selama 1-2 minggu boleh sesekali wadahnya dibuka untuk membuang gas yang
berlebih. Serta aduk dan remas-remas kembali bahan organiknya agar tercampur rata
eco-enzyme nya.
10. Setelah itu tunggu selama 3 bulan dan boleh dipanen eco enzyme nya.
V. Hasil pengamatan
Tanggal 17 Februari 2023 (hari pembuatan eco-enzyme) belum terlihat apapun
karena masih hari pertama. Bahan: 450g BO, 300g Gula Merah, 2 liter Air ( 3:1:10 ).
Dimana semua bahan-bahan organiknya masih segar dan tenggelam didalam air tidak ada
yang mengapung diatas permukaan air.
Bukti foto:
VI. Pembahasan
Eco Enzyme pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong orang
yang menciptakan dan menentukan formula perbandingan dalam pembuatan eco enzyme.
Eco enzyme adalah cairan yang berasal dari hasil fermentasi limbah bahan organik, gula,
dan air dengan perbandingan 3:1:10. Pembuatan eco-enzym hanya membutuhkan air,
gula sebagai sumber karbon, dan sampah organik sayur dan buah. Pemanfaatan eco-
enzym dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah rumah tangga terutama sampah
organik yang komposisinya masih tinggi.
Eco enzyme bisa digunakan untuk pupuk tanaman, pembersih kloset, pembersih
lantai, pengusir tikus, sabun cuci piring, dan obat kumur. Sehingga banyak sekali manfaat
yang diperoleh dari pembuatan eco enzyme. Bahan organik yang boleh dipakai adalah
berbagai jenis kulit buah yang segar, tidak busuk, dan bukan kulit yang keras apalagi kulit
yang berlemak seperti kulit durian dan kulit alpukat. Daging buah boleh digunakan dalam
pembuatan eco enzyme. Saat bahan sudah tercampur semua, aduk sambil meremas kulit
buah-buahan agar menjadi padat dan tenggelam.
Sepanjang pembuatan eco enzyme ternyata pembuatannya sangat mudah dan tidak
memerlukan bahan-bahan yang sulit dicari hanya mencari bahan yang ada di sekitar
rumah. Tidak membutuhkan waktu yang lama saat pembuatan eco enzyme dan
pembuatannya harus sesuai dengan ukuran formulanya dan tidak boleh asal begitu saja.
Setelah didiamkan selama 1-2 minggu sesekali dapat membuka wadah yang sudah berisi
eco enzyme tersebut, dan terlihat di permukaan airnya sudah muncul jamur pitera
tandanya fermentasi yang terjadi dalam larutan tersebut sudah mulai bekerja dan eco
enzyme itu mulai dinyatakan berhasil. Karena masih belum munculnya belatung atau
hewan lainnya yang berkembangbiak di dalam fermentasi atau larutan eco enzyme
tersebut. Mulainya tercium bau menyengat/kurang enak karena hasil fermentasi dan
bekas kulit buah jadi baunya menyengat tetapi yang keluar bau asam seperti tape. Tetapi
setelah diaduk tercium bau jeruk dan lemon yang sangat manis dan harum.. Warna airnya
juga sudah mulai coklat dan keruh tidak seperti awal pertama kita pembuatan eco
enzyme.
VII. Kesimpulan
Eco enzyme adalah cairan yang berasal dari hasil fermentasi limbah bahan
organik, gula, dan air dengan perbandingan 3:1:10 Pemanfaatan eco-enzym dapat
dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah rumah tangga terutama sampah organik yang
komposisinya masih tinggi. Hal ini berarti tujuan utama eco-enzym adalah
menyelamatkan bumi dari global warming.
Karena biji buah keras sehingga sulit untuk difermentasikan dan tidak bisa bercampur
dengan cairan eco-enzyme.
Tidak, karena dapat membuat proses fermentasi eco enzyme lebih cepat membusuk
dan mengeluarkan bau yang kurang sedap
Karena eco-enzyme menghasilkan gas yang cukup tinggi, sehingga bisa menimbulkan
ledakan yang dahsyat. Jadi dalam 1 minggu eco-enzym harus dicek dan dibuka udara
nya, sebagai sarana pengeluaran gas tersebut. Jika tidak dilakukan, hal ini akan
mengakibatkan peledakan dalam pembuatan eco-enzyme.