Anda di halaman 1dari 8

Laporan Hasil Praktikum

Pembuatan Eco Enzyme

oleh:

Felisitas Dona Elvaretta (10)

Gloria Delvita Sari Siregar (11)

Milanisti Fransiska Gurning (20)

Yasinta Floriana Laju (31)

XI IPA 2

SMA SANTA MARIA 2

JALAN SULAKSANA BARU I NO.18

2023
I. Teori/ Pustaka 

Eco Enzyme pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong


yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Gagasan proyek ini
adalah untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya kita buang ke
dalam tong sampah sebagai pembersih organik. Eco-enzyme adalah hasil dari
fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat,
gula merah atau gula tebu), dan air.

Produk eco-enzyme merupakan produk ramah lingkungan yang mudah


digunakan dan mudah dibuat. Pembuatan eco-enzym hanya membutuhkan air, gula
sebagai sumber karbon, dan sampah organic sayur dan buah. Pemanfaatan eco-enzym
dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah rumah tangga terutama sampah
organic yang komposisinya masih tinggi.

Dalam pembuatannya, eco-enzym membutuhkan container berupa wadah yang


terbuat dari plastik, penggunaan bahan yang terbuat dari kaca sangat dihindari karena
dapat menyebabkan wadah pecah akibat aktivitas mikroba fermentasi. Eco enzyme
tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti pada pembuatan
kompos dan tidak memerlukan bak komposter dengan spesifikasi tertentu.

Jenis sampah organik yang diolah menjadi eco enzyme hanya sisa sayur atau
buah yang mentah. Fermentasi yang menghasilkan alkohol dan asam asetat yang
bersifat desinfektan hanya dapat diaplikasikan pada produk tanaman karena
kandungan karbohidrat (gula) di dalamnya. Proses pembusukan dan fermentasi daging
berbeda dengan tanaman. Daging akan cepat membusuk dan menghasilkan patogen
pada suhu yang tidak teregulasi. Jika ingin membuat eco enzyme, atau ingin sampah
organik Anda diolah oleh agen sampah, pastikan sampah sisa sayur dan buah terpisah
dari sampah organik atau non-organik lainnya.

Proses fermentasi akan berlangsung 3 bulan. Bulan pertama, akan dihasilkan


alcohol, kemudian pada bulan kedua akan menghasilkan cuka dan pada bulan ketiga
menghasilkan enzyme. Pada bulan ketiga, EE kita sudah bisa dipanen. Caranya adalah
dengan menyaring menggunakan kain yang sudah tidak terpakai atau baju juga bisa
digunakan untuk saringan. 

Berikut merupakan beberapa manfaat cairan eco-enzim:


1. Pupuk tanaman

Eco-enzyme berguna untuk menyuburkan tanah dan tanaman,


menghilangkan hama, dan meningkatkan kualitas dan rasa buah dan
sayuran yang kamu tanam. Aplikasi: campurkan 30 ml Eco-enzyme ke
dalam 2 liter air. Masukkan campuran larutan air dan Eco-enzyme ini
kedalam botol semprot dan semprotkan ke tanah di sekitar tanamanmu
atau langsung ke tanamanmu kalau tanamanmu terkontaminasi oleh
hama.

2. Pengusir hama

Eco-Enzyme sangat efektif untuk mengusir hama tanaman seperti


anggrek dan sayur-sayuran bahkan hama atau hewan yang
mengganggu di sekitar rumah, seperti kecoa, semut, lalat, nyamuk, dan
serangga lainnya. Aplikasi: campurkan 15 ml Eco Enzyme ke dalam
500 ml air. Masukkan campuran larutan air dan Eco-enzyme ini
kedalam botol semprot dan semprotkan ke area yang kamu targetkan
untuk bebas hama.

3. Melestarikan lingkungan

Larutan pembersih komersial yang ada sekarang sering kali


mengandung berbagai jenis senyawa kimia seperti fosfat, nitrat,
ammonia, klorin dan senyawa lain yang berpotensi mencemari udara,
tanah, air tanah, sungai dan laut. Penggunaan Eco-enzyme sebagai
larutan pembersih alami berkontribusi menjaga lingkungan bumi kita.

Berikut indikator Eco-Enzim bereaksi dengan baik:

1. Warna nya cerah sesuai dengan bahan yang kita gunakan. Namun warna ini akan
sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tergantung dengan bahan yang kita
gunakan. Bahkan jika bahan yang digunakan sudah sama namun mikroorganisme
yang berbeda akan menyebabkan warna yang berbeda.

2. Aroma nya sesuai dengan bahan (tidak berbau busuk).


3. Ada jamur putih. Kalau jamurnya hitam berarti gagal, dan kita harus segera
memulihkannya dengan cara menambahkan gula kedalam wadah sesuai takaran
semula.

4. Setiap hari dalam bulan pertama sebaiknya dibuka untuk mengeluarkan gas. Pada saat
membuka tempat Eco-Enzyme, jika ada bahan yang tidak tenggelam maka dapat kita
aduk dan tekan bahan hingga tenggelam ke dalam Tujuan Masalah

II. Tujuan

Dilakukannya pembuatan eco enzyme ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara dalam
pembuatan eco enzyme. Hal yang harus dilakukan pertama awal hingga akhir dalam
pembuatan eco enzyme. Mengetahui apa yang akan terjadi selama fermentasi eco enzyme
yang akan didiamkan selama 3 bulan apakah pembuatan eco enzyme itu akan berhasil atau
tidak?

III. Alat dan Bahan

1. Bahan Organik (kulit jeruk, jeruk peras,buah naga) 450 gram

2. Tempat ukuran 5 liter

3. Gula Merah 300 gram

4. Pisau

5. Timbangan

6. Air 2 liter

7. Koran 

IV. Prosedur/langkah-langkah Pembuatan 


1. Siapkan wadah 5 liter terlebih dahulu, lalu di dalam wadah tersebut sudah diisi air
sebanyak 60% atau 2 liter air.

2. Siapkan timbangan dimana semua bahan organik dan gula harus ditimbang terlebih
dahulu sesuai dengan takarannya atau disesuaikan dengan volume wadahnya. Formula
yang sudah ditetapkan dalam pembuatan eco enzyme perbandingannya 1:3:10 (1
untuk gula, 3 untuk bahan organik, dan 10 untuk airnya). 

3. Siapkan pisau,talenan, dan 300 gram gula merah atau gula aren untuk diiris tipis-tipis
untuk memudahkan kita untuk melarutkan gula merah.

4. Setelah diiris tipis-tipis gula merahnya masukan ke dalam wadah yang berisi air tadi
lalu aduk menggunakan spatula atau bisa menggunakan tangan hingga tercampur rata
atau semua gulanya sudah larut dengan air.

5. Setelah itu siapkan bahan organiknya sebanyak 450 gram serta potong-potong bahan
organiknya menjadi kecil-kecil untuk memudahkan bahan organiknya dimasukan ke
dalam wadahnya. 

6. Setelah dipotong-potong bahan organiknya dimasukkan ke dalam larutan gula tadi


serta remas-remas menggunakan tangan agar bahan organiknya tenggelam dan sari
buahnya juga keluar serta aduk hingga tercampur rata bahan organiknya dan  larutan
gulanya. 

7. Setelah itu jika semua formula eco enzyme nya sudah lengkap tinggal tutup wadahnya
menggunakan penutup dari wadah itu sendiri. Penutupannya harus rapat jangan
sampai ada udara maupun oksigen yang masuk (karena bisa saja tidak terjadinya
fermentasi dalam wadah tersebut).

8. Beri label nama dan tulis untuk penanggalan awal dibuatnya eco enzyme dan
penggalan pemanenan eco enzyme tersebut. Dimana tanggal panennya selama 3 bulan
tidak boleh dipanen sebelum 3 bulan.

9. Selama 1-2 minggu boleh sesekali  wadahnya dibuka untuk membuang gas yang
berlebih. Serta aduk dan remas-remas kembali bahan organiknya agar tercampur rata
eco-enzyme nya.

10. Setelah itu tunggu selama 3 bulan dan boleh dipanen eco enzyme nya. 

V. Hasil pengamatan
Tanggal 17 Februari 2023 (hari pembuatan eco-enzyme) belum terlihat apapun
karena masih hari pertama. Bahan: 450g BO, 300g Gula Merah, 2 liter Air ( 3:1:10 ).
Dimana semua bahan-bahan organiknya masih segar dan tenggelam didalam air tidak ada
yang mengapung diatas permukaan air.

Bukti foto:

VI. Pembahasan

Eco Enzyme pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong orang
yang menciptakan dan menentukan formula perbandingan dalam pembuatan eco enzyme.
Eco enzyme adalah cairan yang berasal dari hasil fermentasi limbah bahan organik, gula,
dan air dengan perbandingan 3:1:10. Pembuatan eco-enzym hanya membutuhkan air,
gula sebagai sumber karbon, dan sampah organik sayur dan buah. Pemanfaatan eco-
enzym dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah rumah tangga terutama sampah
organik yang komposisinya masih tinggi.

Dalam pembuatannya, eco-enzym membutuhkan wadah yang terbuat dari plastik,


penggunaan bahan yang terbuat dari kaca dan besi/logam sangat dihindari karena dapat
menyebabkan wadah pecah serta adanya terjadinya pengkaratan akibat mikroba
fermentasi.

Eco enzyme bisa digunakan untuk pupuk tanaman, pembersih kloset, pembersih
lantai, pengusir tikus, sabun cuci piring, dan obat kumur. Sehingga banyak sekali manfaat
yang diperoleh dari pembuatan eco enzyme. Bahan organik yang boleh dipakai adalah
berbagai jenis kulit buah yang segar, tidak busuk, dan bukan kulit yang keras apalagi kulit
yang berlemak seperti kulit durian dan kulit alpukat. Daging buah boleh digunakan dalam
pembuatan eco enzyme. Saat bahan sudah tercampur semua, aduk sambil meremas kulit
buah-buahan agar menjadi padat dan tenggelam. 

Sepanjang pembuatan eco enzyme ternyata pembuatannya sangat mudah dan tidak
memerlukan bahan-bahan yang sulit dicari hanya mencari bahan yang ada di sekitar
rumah. Tidak membutuhkan waktu yang lama saat pembuatan eco enzyme dan
pembuatannya harus sesuai dengan ukuran formulanya dan tidak boleh asal begitu saja.
Setelah didiamkan selama 1-2 minggu sesekali dapat membuka wadah yang sudah berisi
eco enzyme tersebut, dan terlihat di permukaan airnya sudah muncul jamur pitera
tandanya fermentasi yang terjadi dalam larutan tersebut sudah mulai bekerja dan eco
enzyme itu mulai dinyatakan berhasil. Karena masih belum munculnya belatung atau
hewan lainnya yang berkembangbiak di dalam fermentasi atau larutan eco enzyme
tersebut. Mulainya tercium bau menyengat/kurang enak karena hasil  fermentasi dan
bekas kulit buah jadi baunya menyengat tetapi yang keluar bau asam seperti tape. Tetapi
setelah diaduk tercium bau jeruk dan lemon yang sangat manis dan harum.. Warna airnya
juga sudah mulai coklat dan keruh tidak seperti awal pertama kita pembuatan eco
enzyme.

VII. Kesimpulan

Eco enzyme adalah cairan yang berasal dari hasil fermentasi limbah bahan
organik, gula, dan air dengan perbandingan 3:1:10 Pemanfaatan eco-enzym dapat
dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah rumah tangga terutama sampah organik yang
komposisinya masih tinggi. Hal ini berarti tujuan utama eco-enzym adalah
menyelamatkan bumi dari global warming.

VIII. Tanya jawab 


1. Mengapa biji dalam buah dilarang untuk dimasukkan atau dicampurkan ke dalam eco
enzyme?

Karena biji buah keras sehingga sulit untuk difermentasikan dan tidak bisa bercampur
dengan cairan eco-enzyme.

2. Apakah daging buah dapat dijadikan bahan pembuatan eco-enzyme?

Tidak, karena dapat membuat proses fermentasi eco enzyme lebih cepat membusuk
dan mengeluarkan bau yang kurang sedap

3. Mengapa Eco-Enzyme dapat meledak setelah beberapa lama tidak dibuka?

Karena eco-enzyme menghasilkan gas yang cukup tinggi, sehingga bisa menimbulkan
ledakan yang dahsyat. Jadi dalam 1 minggu eco-enzym harus dicek dan dibuka udara
nya, sebagai sarana pengeluaran gas tersebut. Jika tidak dilakukan, hal ini akan
mengakibatkan peledakan dalam pembuatan eco-enzyme.

Anda mungkin juga menyukai