Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN

Pengaruh Volume Em4 Terhadap Konsenterasi Po4 Dan Nh4


Pada Proses Anaerob Digester

Oleh :

Dicki Al-azim

NIM : 12.2016.030

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah memberikan
kesempatan dan Kesehatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan
proposal penelitian ini. Proposal penelitian ini berjudul “Pengaruh Berat EM4
Terhadap Konsenterasi PO 4 dan NH 4 Pada Proses Anaerob Digester”.

Terima kasih penulis ucapan kepada dosen pembimbing pertama yaitu ibu
Ir. Robiah, M.T dan pembimbing kedua bapak Dr. Eko Aryanto, M.Chem.Eng
telah membimbing saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah
mendoakan dan memberikan dukungan kepada saya serta teman-teman yang
secara langsung maupun tidak langsung terlihat dalam proses pembuatan proposal
ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bila terdapat


kekurangan dalam penulisan proposal penelitian ini dan semoga proposal ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Palembang, Agustus 2020

Dicki Al-azim

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................2
1.4. Manfaat Peneltian......................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................3
2.1. Penelitian Terdahulu...................................................................................3
2.1.1. Proses Anaerob........................................................................................4
2.1.2. Proses Aerob.............................................................................................5
2.2. Fermentasi...................................................................................................6
2.2.1 Prinsip Fermentasi...................................................................................6
2.2.4. Proses Fermentasi.....................................................................................7
2.3. Sampah.........................................................................................................7
2.4. EM4 (Efektif Mikroorganisme 4)...............................................................8
BAB 3. METODE PENELITIAN...................................................................10
3.1. Waktu & Tempat.......................................................................................10
3.1.1. Waktu......................................................................................................10
3.1.2. Lokasi.......................................................................................................10
3.2. Metode Yang Dilakukan...........................................................................10
3.2.1. Variabel yang Diteliti.............................................................................10
3.3. Alat dan Bahan..........................................................................................10
3.3.1. Alat...........................................................................................................10
3.3.2 Bahan........................................................................................................11
3.4. Prosedur Penelitian...................................................................................11
3.5. Diagram Alir Penelitian............................................................................12
3.6. Matriks Percobaan....................................................................................13
Daftar Pustaka..................................................................................................14

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia adalah salah satu negara yang mana jumlah penduduk nya
mencapai angka sebesar 238.518.000 jiwa pada tahun 2015 data ini diambil
setiap 5 tahun sekali. Hal ini menyebabkan terjadi lonjakan penggunan bahan
makan tepat nya dikota Palembang seperti sayuran, buah-buahan dan lain
sebagainya yang dikonsumsi oleh masyarakat yang mana semua itu akan
menghasilkan sampah, pada tahun 2020 sampah dikota Palembang sebesar
1.400 ton / per harinya (Anggraini, 2012).
Jika sampah ini terus meningkat dikhawatirkan nanti akan
menyebabkan permasalahan bagi masyarakat tentu saja yang akan berdampak
untuk kesehatan, jika sampah tidak dibuang sebagai mana mesti nya hal ini
dapat memicu terjadi penyakit seperti diare, disentri, kudis, jamur dan lainnya.
Selanjutnya akan berdampak pada polusi udara dan pada kehidupan sosial.
(Anggraini, 2012).
Seperti yang kita ketahui bahwa rata–rata petani di Indonesia
menggunakan pupuk anorganik yang mana penggunaan tersebut dapat
membahayan unsur tanah dan senyawa lainya. Dilihat dari kondisi tersebut
maka kami menawarkan solusi yang mana sampah organik tersebut akan
diolah manjadi struvite (pupuk organik) dengan menggunakan metode
Anaerob. Sampah organik adalah sampah yang mengalami pelapukan dan
mudah terurai biasa disebut dengan kompos, kompos berasal dari daun-daunan
dan sampah sayuran dari pasar, sampah tersebut akan didapat hasil pupuk
organik yang ramah lingkungan.
Beberapa macam teknologi dan metode telah dilakukan untuk
mengurangi pencemaran yang diakibatkan oleh struvite diantaranya dengan
menggunakan proses membran dan absorsi, namun karena biaya alat yang
digunakan membutuhkan biaya yang besar dan sedikit mahal, maka teknologi
yang memiliki nilai ekonomis yang rendah dan berkualitas adalah proses
Anaerob, metode ini dibagi menjadi dua yaitu motede Anaerob dan aerob
pengolahan limbah yang mana proses nya tidak membutuhkan keberadaan

1
oksigen sebagai syarat dapat hidupnya bekteri sehinggga bakteri tersebut
disebut dengan bakteri anaerob (fairus, 2011).
Keuntungan dari metode anaerob adalah dapat menghasilkan energi gas
methan, lumpur (air lindih) yang dihasilkan relatif sedikit dan tahan terhadap
flutuasi beban limbah yang volemunya besar (fairus, 2011).

Aerob adalah proses yang mutlak menggunakan oksigen, sehinnga


bakteri yang bekerja disebut bakteri aerob untuk menambah kandungan
oksigen yang terdapat didalam pengolahan air limbah dengan cara
penambahan airasi kelemahan dari proses ini ialah membutuhkan energi yang
besar, menghasilkan lumpur yang sangat besar, lumpur yang dihasilkan tidak
stabil dan harus diolah secara konvensional (fairus , 2011).

1.2. Rumusan Masalah


1. Berapa berat sampah organik yang dibutuhkan dalam proses terhadap
konsentrasi PO4 dan NH4 ?
2. Berapa volume EM4 yang berpengaruh terhadap PO4 dan NH4 ?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui berapakah berat sampah organik yang dibutuhkan
dalam proses terhadap konsentrasi PO4 dan NH4 ?
2. Untuk mengetahui berapa volume EM4 berpengaruh terhadap PO4 dan NH4

1.4. Manfaat Penelitian


1. Mengurangai Tumpukan Sampah Yang Ada Di Lingkungan Sekitar.
2. Menyelamtkan lingkungan dengan cara mengelolah sampah secara dini.
3. Sebagai alternatif pembuatan pupuk organik.
4. Membantu Pemerintah Mengatasi Permasalahan Lingkungan Yang
Disebabkan Oleh Manusia.
5. Untuk mengetahu kandungan dari EM4, kotoran sapi, dan sampah organik.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Proses pembuatan pupuk struvite dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan proses aerob dan anaerob, proses aerob proses yang membutuhkan
oksigen umtuk terjadi nya fermentasi sedangkan anaerob proses yang tidak
membutuhkan oksigen sehingga bakteri nya akan disebut dengan bakteri anaerob.
Menurut (Anggraini dkk, 2012) pada penelitian sebelumnya dengan judul
pengaruh jenis sampah, komposisi masukan dan waktu tinggal terhadap komposisi
biogas dari sampah organik proses yang digunakan pada penelitian tersebut
merupakan proses fermentasi anaerob. Tujuan dari penelitian adalah untuk
mengetahui waktu tinggal terhadap fermentasi sampah organik pasar, dengam
variabel yang berbeda yaitu jenis sampah organik pasar yaitu sayuran dan usus
ayam,perbandingan kadar sampah organik pasar dengan kotoran sapi yang telah
diencerkan (30 : 70, 50 : 50, 70 : 30 ) dan waktu fermentasi yaitu 5 hari, 9 hari, 12
hari, 15 hari, 18 hari dan 21 hari. Hasil penelitian menujukkan bahwa biogas yang
dihasilkan mengandung metana (CH4) dengan komposisi masukan usus ayam dan
kotoran sapi 70 : 30 sebesar 54,03 (% volume biogas) dengan waktu fermentasi
selama 21 hari.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Ikhsan, diyano. 2008) dengan judul
rencana digester semi kontinyu pada produksi biogas dan pupuk organik dari
sampah organik, produksi biogas dan pupuk organik menggunakan digester
silinder tegak dengan proses batch berlangsung dengan baik, namun proses ini
tidak dapat berlangsung dengan baik karena umpan harus dimasukkan terus-
mnerus serta dipaksakan harus menggunakan digester degan jumlah operasi secara
seri dan terjadwal. Sedangkan pada bila digester dirancang kontinyu dengan
waktu tinggal bahan 30 hari. Disamping itu, dengan waktu tinggal yang relatif
lama, memiliki kelemahan bahwa semua bahan yang masuk tidak terjamin tinggal
dalam digester dalam waktu yang sama atau merata.
Pada penelitian dilakukan oleh (Rahayu., 2013) dengan berjudul kajian
potensi pemanfaatan sampah organik pasar berdasarkan karakteristiknya adanya

3
aktivitas jual beli antara pedangang dan pengunjung secara tidak langsung
menyebabkan adanya timbulan sampah yang cukup besar dipasar tersebut tiap
harinya. Sampah akan menjadi masalah utama dan terus bertambah setiap hari
bagi pengelolahan sampah yang hanya mengandalkan tempat pembuangan akhir
(TPA) tanpa adanya proses pendahuluan. Keadaan seperti ini menyebabkan lahan
TPA cepat penuh dan kurang efektif untuk jangka panjang, karena ketersediaan
lahan TPA semakin terbatas. Dengan melihat aktivitas yang banyak dipasar
dimungkinkan volume sampah pasar yang dihasilkan cukup besar maka
diperlukan kajian untuk mengetahui karakteristik sampah. Data tentang
karakteristik dan komposisi sampah sangat penting dan akan sangat berguna untuk
kajian lebih lanjut mengenai kemungkinkan potensi pemanfaatan sampah pasar
menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomis dan manfaat yang lebih
tinggi. Sehingga diharapkan dapat mengurangi volume sampah.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (fairus.dkk, 2011) pemanfaatan
sampah organik secara padu menjadi alternatif energi : biogas dan precursor
briket. Pada zaman global saat ini energi merupakan persoalan yang krusial
diberbagai belahan dunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan
pertumbuhan populasi penduduk, menipisnya sumber cadangan minyak serta
permasalahan emisi dari bahan bakar fosil. Selain itu, peningkatan harga minyak
dunia perbarel juga menjadi alasan serius yang menimpa banyak Negara didunia
terutama Indonesia. Untuk mengembangkan energi alternative sebagai bahan
bakar pengganti minyak. Kebijakan tersebut menekankan pada sumber daya yang
dapat diperbaruhi sebagai alternative pengganti bahan bakar minyak. Salah satu
sumber energy alternatif adalah biogas. Biogas dapat berasal dari berbagai macam
limba organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan
dimanfaatkan menjadi energi melalui proses fermentasi anaerob.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Amaranti, 2012) Selama ini kotoran
hewan hanya dijadikan pupuk tanpa pengolahan terlebih dahulu dan sebagaian
lagi dibuang sehingga menimbulkan bau dan mencemari saluran air terutama
ketika hujan. Sebenarnya kotoran ternak berpotensi untuk diolah menjadi biogas.
Biogas tersebut dapat dijadikan energi alternatif bagi masyarakat yang rama
lingkungan dan sisa pemanfaatan biogas juga akan dihasilkan pupuk organik cair

4
yang berkulitas. Biogas merupakan gas yang yang dihasilkan oleh bakteri
metanogenik anaerobik dari proses perombakan dari sampah organik seperti
limbah kotoran sapi, bahkan manusia. Secara alami, biogas banyak terdapat
disawah atau rawa. Karena sifat gas metan yang mudah terbakar, maka biogas
dapat dipakai sebagai sumber energi alternatif bagi masyarakat.

2.1.1 Proses Anaerob


Pengolahan biologis anaerob merupakan pengolahan limbah yang dalam
prosesnya mutlak tidak membutuhkan keberadaan oksigen sebagai syarat dapat
hidupnya bakteri, sehingga bakteri yang bekerja disebut bakteri anaerob.

Keuntungan dari sistem pengolahan anaerobik ini antara lain :


1. Lumpur yang dihasilkan dari proses pengolahan relatif sedikit dan lumpur yang
dihasilkan relatif stabil dibanding dengan pengolahan aerobik konvensional,
sehingga tidak membutuhkan pengolahan lumpur lagi misalnya seperti sludge
digester.
2. Dapat dihasilkan energi berupa gas methan, namun akan berfungsi efektif jika
debit limbah cukup besar dan kandungan organik cukup tinggi.
3. Tahan terhadap flutuasi beban limbah yang besar, sebab debit aliran yang
masuk relatif kecil dibanding dengan dimensi bangunan, yang disebabkan
waktu tinggal yang lama. Sehingga proses anaerobik ini cocok sebagi
pengolahan biologis awal untuk limbah dengan kandungan organik cukup
tinggi sebelum diolah dalam pengolahan aerobik.

2.1.2 Proses Aerob


Aerobik mutlak membutuhkan oksigen dalam prosesnya, sehingga bakteri
yang bekerja disebut bakteri aerob. Guna menambah kandungan oksigen yang
terdapat didalam pengolahan air limbah, maka dilakukan proses penambahan
oksigen yang disebut aerasi dengan menggunakan peralatan/aerator. Jumlah
pemakaian aerator disesuaikan dengan keadaan beban pencemar air limbah yang
masuk kedalam pengolahan air limbah. Hal ini berkaitan dengan jumlah oksigen
yang harus dimasukkan untuk proses pengolahan.

5
A. Keuntungan dari sistem pengolahan aerobik ini antara lain:
1. Tidak membutuhkan lahan yang luas dibanding anaerobik untuk debit
limbah yang sama, karena waktu tinggal yang dibutuhkan untuk mengolah
relatif lebih cepat ( 6 – 24 jam).
2. Mampu untuk menerima fluktuasi beban organik meskipun tidak terlalu
besar (fluktuasi beban yang mampu diterima terbatas).

B. Kelemahan dari sistem pengolahan aerobik antara lain:


1. Membutuhkan energi relatif lebih besar karena adanya penambahan
oksigen dengan proses aerasi.
2. Pada pengolahan aerobik konvensional menghasilkan lumpur yang cukup
besar dari proses pengolahannya, karena fase pertumbuhan biomass cukup
besar.

2.2 Fermentasi

Fermentasi aerobik adalah fermentasi yang pada prosesnya memerlukan


oksigen. Semua organisme untuk hidupnya memerlukan sumber energi yang
diperoleh dari hasil metabolisme bahan pangan, dimana organism itu berada.
Mikroorganisme adalah organisme yang memerlukan energi tersebut. Bahan
energi yang paling banyak digunakan mikroorganisme untuk tumbuh adalah
glukosa. Dengan adanya oksigen maka mikroorganisme dapat mencerna
glukosa menghasilkan air, karbondioksida, dan sejumlah besar energi.

2.2.1 Prinsip Fermentasi

Kriteria untuk kualitas fermentasi sebagai berikut

1. Kandungan air
Untuk kandungan air menmbutuhkan 50% ketas. Kadar air yang banyak
pada proses anaerob untuk membentuk senyawa gas dan mempermudah
proses penghancuran bahan organik dan mengurangi bau.
2. Derajat keasaman (pH)
Untuk pertumuhan tanaman, derajat keasaman berkisar 6-7,2.

6
3. Ukuran bahan
Pada proses ini sangat dianjurkan untuk memperhatikan ukuran bahan hal
ini mempercepat prose penguraian oleh bakteri.
4. Temperature
Temperature di daerah tropis berkisar 2-350C. suhu yang optimal akan
dapat menaikan suhu gas metan akan semakin tinggi dan proses
pemusukan berjalan lebih cepat (Yuwono,2005).

2.2.2 Proses Fermentasi

Pada proses fermentasi anaerob ini tegantung pada perlakuan yang


diberikan seperti ukuran bahan, temperature, dan lain-lain. Beberapa bahan
organic yang sulit terurai pada proses aerob biasanya akan terurai pada proses
anaerob sehingga hampir semua bahan organik dapat diuraikan secara anaerob.
(Yuwono,2005). Menurut (Iswarani, 2018) struvite adalah kristal putih yang
membentuk endapan, reaksi antara megnesium, amonium, dan posfat akan
menghasilkan rasio moral MgNH4PO4.6H2O.

reaksi yang terjadi Mg2+ + NH4+ + PO4 3- + 6H20 MgNH4PO4.6H2O

struvite kristal dampat mengganggu aliran proses pada pompa, alat penukar panas,
dan kompresor (Ariyanto, 2015).

2.3 Sampah

Sampah adalah bahan buangan padat atau semi padat yang dihasilkan dari
aktifitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak diinginkan atau tidak
digunakan lagi (tekhobanoglos,dkk, 1993). Sampah adalah limbah yang bersifat
padat terdiri dari sampah organik, sampah anorganik dan sampah B3 yang
dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan (Kepala Dinas dan Tata Kota Palembang, 1999).
Sampah-sampah yang berada ditempat pembuangan akhir (TPA) sering
mengalami kebakaran dan menumpuk karena hanya ditimbun. Dengan teknologi
pemanfaatan sampah menjadi bahan baku pembuatan biogas, sampah-sampah
akan dikumpulkan dan ditambah dengan pemasangan pipa agar gas metana dapat
keluar. Pengolahan sampah berwawasan lingkungan ini akan memberikan segala

7
kemudahan sehingga membantu perekonomian disekitar tempat pembuangan
akhir (TPA) sampah di Kota Palembang (Sylendra, Sierra, 2000).
Berdasarkan sifatnya sampah kota dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Sampah organik adalah sampah yang mudah terdegradasi sehingga mudah
terurai. Contohnya : sampah sayuran, daun-daunan, bagian tubuh hewan, sisa
makanan, kertas, kayu dan lain-lain.
2. Sampah anorganik adalah sampah yang sulit terdegradasi sehingga sulit terurai.
Contohnya : plastik, kaca, logam, kaleng dan lain-lain.

Berdasarkan data dari Dinas Kebersihan dan Tata Kota Palembang,


sampah organik merupakan jenis sampah yang mendominasi sampah rumah
tangga di kota Palembang (masterplan persampahan kota Palembang).
Persentase sampah organik yang berasal dari sampah rumah tangga di tambah
dengan daun-daun dan kayu sekitar 49,4 % berat basah. Sedangkan jumlah
sampah organik yang berasal dari beberapa pasar di kota Palembang pada
tahun 2020 dari hasil olah data dalam masterplan persampahan kota
Palembang adalah sebesar 1.400 ton/hari.

Hampir 50% dari total sampah yang dihasilkan dari kegiatan pasar di
kota Palembang tergolong sebagai sampah organik. Jika sampah tersebut
menumpuk maka akan menimbulkan pencemaran lingkungan dan
menimbulkan bau yang tidak sedap. Selama ini penanganan sampah kota
Palembang hanya dilakukan dengan cara diangkut dengan mobil Dinas
Kebersihan dan Tata Kota palembang kemudian, dikumpulkan dan ditimbun
di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa diolah lebih lanjut. Padahal
apabila sampah tersebut diolah dengan baik akan memberikan manfaat bagi
kita misalnya sebagai bahan baku pembuatan biogas dan pupuk organik.
Proses yang digunakan pada penelitian ini merupakan proses fermentasi
anaerob. Tujuan dari penelitian ini adalah unt`uk mengetahui pengaruh jenis
sampah, komposisi masukan, dan waktu tinggal terhadap proses fermentasi
sampah organik pasar. Sampah organik pasar berupa sisa tumbuhan dan sisa
bagian tubuh hewan yang tidak dimanfaatkan lagi. Sampah organik pasar yang
digunakan terlebih dahulu dihaluskan dan kemudian dicampukan dengan
kotoran sapi yang telah diencerkan.

8
2.4 Em4

EM4 adalah kepanjangan dari Efektif Mikroorganisme 4, yaitu larutan


yang didalamnya terkandung berbagai macam Bakteri Menguntungkan yang
fungsi bakterinya sama dengan Bakteri yang biasa kita buat MOL. Namun EM4
ini lebih efektif dibandingkan menggunakan MOL. apabila dibandingkan dengan
MOL, EM4 ini jauh lebih efektif karena mengalami 4 kali tahap peroses
perkembangbiakan mikroorganisme. sedangkan MOL hanya 1 tahapan saja.
terlebih lagi EM4 ini sudah teruji Lap sehingga tepat Daya, Tepat guna dan
sebagainya. EM4 merupakan larutan yang didalamnya terkandung berbagai
macam mikroorganisme hasil fermentasi dari bahan-bahan organik yang berwarna
coklat kekuning-kuningan berwujud cair.Effective Microorganism 4 atau yang
biasa disingkat EM4 pertama kali ditemukan oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari
Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang. Larutan EM4 berisi mikroorganisme
fermentasi (Indriani, 2004).Jumlah mikroorganisme fermentasi dalam EM4 sangat
banyak, sekitar 80 genus. Mikroorganisme tersebut dipilih yang dapat bekerja
secara efektif dalam memfermentasikan  bahan orgnaik. Dari sekian banyak
mikroorganisme ada lima golongan yang pokok yaitu bakteri Fotosintetik,
Lactobacillus sp, Streptomyces sp, Ragi (Yeast) dan Actinomycetes. EM bukanlah
pupuk tetapi bahan yang dapat mempercepat proses pembuatan pupuk organik dan
kualitas pupuk. Keunggulan teknologi EM4 adalah pupuk kompos dapat
dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat dibanding ketika menggunakan cara
konvensional.

Selain itu EM4 dapat menekan patogen dalam tanah, meningkatkan


ketersediaan unsur hara pada tanaman, menekan aktivitas serangga hama dan
patogen, meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang menguntungkan serta
mengurangi kebutuhan pupuk dan pestisida kimia (Djuarnani et al., 2006).

9
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu & Tempat

3.1.1 Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2020

3.1.2 Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kimia UM-Palembang

3.2 Metode yang dilakukan

Metode yang digunakan dalam penilitan ini adalah metode fermentasi anaerob.

3.2.1 Variabel yang diteliti

1. Variasi Konsenterasi kotoran sapi dan EM4


2. Variasi konsentrasi sampah organik dan kotoran sapi

Variabel-variabel yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah :

1. Jenis sampah organik sisa kegiatan pasar induk jakabaring, yaitu sampah
sayuran.
2. Waktu fermentasi, yaitu 14 hari.
3. PO4 dan NH4 yang dihasilkan.

3.3 Alat & Bahan

3.3.1 Alat

- Drum - Bor

- Gelas Ukur - Gergaji Pipa

- Pipa

- Selang

- Keran

- Lem

10
3.3.2 Bahan

- Em4

- Kotoran Sapi

- Sampah Organik

- Aquadest

3.4 Prosedur penelitian

Membuat starter

1. Mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan seperti : sampah


organik, kotoran sapi, EM4, dan aquadest.
2. Mencampurkan kotoran sapi dan aquadest kedalam sebuah tong, kemudian
diaduk hingga merata.
3. Lalu dicampur dengan EM4.
4. Kemudian di diamkan selama 7 hari untuk mengahsilkan starter.

Menempatkan bahan baku dalam unit peralatan

1. Memasukkan sampah organik, kotoran sapi dan bakteri starter kedalam


alat yang telah disiapkan kemudian aduk hingga rata.
2. Selanjutnya bahan yang telah dicampur ditutup dengan tutup tong yang
telah diberi pengunci supaya bau atau gas yang ada didalam tong tidak
keluar lingkungan
3. Dibiarkan digester-digester tadi selama 2 hari, 4 hari, 6 hari, 8 hari, 10
hari, 12 hari, dan 14 hari. selama waktu ini proses fermentasi akan
berlangsung.
4. Sambil menunggu proses berlangsung, fermentasi periksalah apakah ada
kebocoran gas dari digester. Bila terjadi kebocoran segera timbal dengan
cat atau aspal.

11
3.5 Diagram Alir Penelitian

Penyiapan
bahan baku

aquadest Proses Kotoran sapi


pencampuran

Pencampuran
EM4 Em4

Proses pencampuran
(Pembuatan starter ) 2 Hari

Sampah
Pencampuran Sampah
organik (5 kg) organiK dan bakteri Starter

Digester
Pengadukan
selama 7 hari

Analisa NH4 dan


PO4

12
3.6 Matrik Percobaan

No Sampah Organik Kotoran Sapi EM4 Aquadest


1. 1 kg 0 ml
2. 2 kg 2 kg 30 ml 2 liter
3. 3 kg 50 ml
4. 4 kg 70 ml

Hari
No Hasil 2 4 6 8 10 12 14
1. NH4

2. PO4

13
DAFTAR PUSTAKA

Amaranti, R., Satori, M., & Rejeki, Y. (2012). Pemanfaatan Kotoran Ternak
menjadi Sumber Energi Alternatif dan Pupuk Organik. Buana Sains, 27-32.
Anggraini, D., Pertiwi, M. B., & Bahrin, D. (2012). Pengaruh Jenis Sampah,
Komposisi Masukan dan Waktu Tinggal Terhadap Komposisi Biogas dari
Sampah Organik. Jurnal Teknik Kimia, 17-23.
Ariyanto, E., Katerina, L., & Dwiyani, D. S. (2019). Pengaruh pH dan Rasio Reaktan
PO4 : Mg Terhadap Penurunan Kandungan PO4 dalam Urine Melalui
Proses Pembentukan Strutive Kristal. Seminar nasional Sains dan
Teknologi, 1-5.
Ariyanto, E., Melani, A., & Anggraini, T. (2015). Penyisihan PO4 dalam air Limbah
Rumah Sakit untuk Produksi Pupuk Struvite. Seminar Nasional Sains dan
Teknologi, 1-8.
Bahrin, D., Anggraini, D., & Pertiwi, M. B. (2011). Pengaruh Jenis Sampah,
Komposisi Masukan dan Waktu Tinggal Terhadap Komposisi Biogas dari
Sampah Organik Pasar di Kota Palembang. (hal. 283-293). Palembang:
Universitas Sriwijaya.
Iswarani, W. P., & Warmadewanthi, I. (2018). Recovery Fosfat dan Amonium
Menggunakan Teknik Presipitasi Struvite. Jurnal Teknik, 183-185.
Rahayu, D. E., & Sukmono, Y. (2013). Kajian Potensi Pemanfaatan Sampah
Organik Pasar berdasarkan Karakteristiknya (Studi Kasus Pasar Segiri Kota
Samarinda). Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 77-90.
Sirin Fairus, S. L. (2011). Pemanfaatan Sampah Organik Secara Padu Menjadi
Alternatif Energi : Biogas dan Procursor Briket. (hal. 1-10). Yogyakarta:
Institut Teknologi Nasional.

14

Anda mungkin juga menyukai