Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS ZAT ORGANIK DALAM LIMBAH TAHU


DI TASIKMALAYA METODE TITRIMETRI

Disusun oleh :
Dina Aulia (181910145)
Diny Rayhan (181910146)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


BINA PUTERA NUSANTARA
KOTA TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan proposal tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan laporan ini dengan baik. Tidak lupa
shalat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpah nikmat
sehat-Nya, sehingga proposal “Analisis Zat Organik dalam limbah tahu di
Tasikmalaya metode titrimetri” dapat di selesaikan. Proposal ini di susun guna
memenuhi tugas Analisis Bahan Anorganik.
Penulis menyadari proposal ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca
agar makalah ini dpat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga proposal
ini dapat bermanfaat.

Tasikmalaya, 4 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................... 2
1.3 TUJUAN PENELITIAN.................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSAKA....................................................................... 3
2.1 LIMBAH CAIR TAHU...................................................................... 3
2.2 KANDUNGAN LIMBAH CAUR TAHU......................................... 3
2.3 TITRIMETRI...................................................................................... 4
2.3.1 PENGERTIAN.............................................................................. 4
2.3.2 PENGGOLONGAN TITRIMETRI............................................... 4
2.3.3 PERMANGANOMETRI............................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 7
3.1 PRINSIP............................................................................................... 7
3.2 REAKSI................................................................................................ 7
3.3 ALAT DAN BAHAN........................................................................... 7
3.4 SAMPEL............................................................................................... 8
3.5 PROSEDUR......................................................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 10
4.1 DATA PERCOBAAN.......................................................................... 10
4.2 PERHITUNGAN.................................................................................. 11
4.3 PEMBAHASAN................................................................................... 13
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 14
5.1 KESIMPULAN..................................................................................... 14
5.2 SARAN................................................................................................. 14
DOKUMENTASI............................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri tahu adalah salah satu industri kecil yang berpotensi
menyebabkan masalah lingkungan, hampir diseluruh daerah di Tasikmalaya
mempunyai industri pembuatan tahu dan banyak dari mereka tidak memiliki
instalasi pemanfaatan limbah dan pengolahan limbah. Karena di butuhkan
biaya yang cukup besar. Sehingga kebanyakan dari industri tersebut
membuang limbah langsung ke sungai atau kolam ikan yang menyebabkan
lingkungan disekitarnya tercemar dan masyarakat sekitarpun merasa kurang
nyaman dengan aroma yang ditimbulkan dan air yang tercemar.
Air yang tercemar umumnya mempunyai bahan organik
yangtinggisehingga banyak mengandung mikroorganisme. Bahan organik
dalam air erat hubungannya dengan terjadinya perubahan sifat fisika dari air,
terutama dengan timbulnya bau, warna rasa dan kekeruhan. Zat organik ini
sifatnya sangatlah mudah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan
menggunakan oksigen terlarut. Nilai ambang batas zat organik yaitu 10 mg/L.
Penyimpangan terhadap standar ini adalah tumbuhnhya bau yang tidak sedap
dan menyebabkan sakit perut bila di konsumsi .
Penetuan zat organik bisa menggunakan 2 metode yaitu spektrofotometri
dan titrimetri . Pada metode titrimetri zat organik dapat dianalisa dengan
menggunakan metode permanganometri yaitu dengan titrasi redoks yang
dilakukan berdasarkan reaksi oleh KMnO4 . Titrasi ini melibatkan 2 tahapan
yaitu titrasi analit dengan larutan KMnO 4 dengan asam oksalat . Walaupun
KMnO4 sebagai oksidator yang di pakai tidak dapat mengoksidasi semua zat
organic yang ada, namun cara ini sangat praktis, cepat pengerjaannya, lebih
akurat dan teliti.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Berapakah zat organik yang terkandung dalam sampel?
2. Apakah limbah tersebut layak jika dibuang langsung ke lingkungan?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Dapat mengetahui kadar zat organik yang terkandung dalam sampel
2. Dapat menentukan layak atau tidaknya jika limbah tersebut dibuang
secara langsung ke lingkungan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LIMBAH CAIR TAHU


Limbah tahu berasal dari buangan atau sisa pengolahan kedelai
menjadi tahu yang terbuang karena tidak terbentuk dengan baik menjadi tahu
sehingga tidak dapat dikonsumsi. Limbah tahu terdiri atas dua jenis yaitu limbah
cair dan limbah padat. Limbah cair merupakan bagian terbesar dan berpotensi
mencemari lingkungan. Limbah ini terjadi karena adanya sisa air tahu yang tidak
menggumpal, potongan tahu yang hancur karena proses penggumpalan yang tidak
sempurna serta cairan keruh kekuningan yang dapat menimbulkan bau tidak sedap
bila dibiarkan (Nohong, 2010).
Limbah cair pada proses produksi tahu berasal dari proses
perendaman, pencucian kedelai, pencucian peralatan proses produksi tahu,
penyaringan dan pengepresan atau pencetakan tahu. Sebagian besar limbah cair
yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah
dari gumpalan tahu yang disebut air dadih. Cairan ini mengandung kadar protein
yang tinggi dan dapat segera terurai. Limbah ini sering dibuang secara langsung
tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga menghasilkan bau bususk dan
mencemari lingkungan (Kaswinami, 2007)

2.2 KANDUNGAN LIMBAH CAIR TAHU


Limbah cair industri tahu mengandung bahan-bahan yang tinggi
terutama protein dan asam-asam amino. Adanya senyawa-senyawa organik
tersebut menyebabkan limbah cair industri tahu mengandung BOD, COD, dan
TSS yang tinggi (Husin, 2003).
Bahan-bahan organik yang terkandung di dalam industri cair tahu
pada umumnya sangat tinggi. Senyawa-senyawa organik tersebut dapat berupa
protein, karbohidrat dan lemak. Senyawa protein memiliki jumlah yang paling
besar yaitu 40% - 60%, karbohidrat 25% - 50%, dan lemak 10%. Bertambah lama
bahan-bahan organik dalam limbah cair tahu, maka volumenya semakin
meningkat (Sugiharto, 1994).
Gas-gas yang biasa ditemukan dalam limbah cair tahu adalah oksigen
(O2), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), karbondioksida (CO2) dan metana
(CH4). Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi bahan-bahan organik yang
terdapat dalam limbah cair tersebut (Herlambang, 2005).

2.3 TITRIMETRI
2.3.1 Pengertian
Titrimetri atau volumetri adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat
yang luas pemakainya. Pada analisa titrimetri sangat menguntungkan karena cara
ini lebih akurat dan teliti serta dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi zat
lain.
Pada dasarnya cara titrimetri ini terdiri dari pengukuran volume larutan
pereaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stokiometri dengan zat yang
ditentukan. Larutan pereaksi itu biasanya diketahui konsentrasinya dengan pasti
dan disebut pentiter atau larutan baku. Titrasi adalah proses penambahan peniter
kedalam zat yang akan ditentukan konsentrasinya dengan menggunakan bantuan
alat yang disebut buret.
Pada proses titrasi juga ditambahkan larutan untuk menunjukkan titik
akhir titrasi. Pada proses titrasi juga dikenal dua titik yaitu titik kesetaraan
(ekuivalen) dan titik akhir titrasi. Titik kesetaraan akan dicapai bila jumlah zat
peniter dan zat yang akan ditentukan telah bereaksi secara stoikiometri.
Sedangkan titik akhir titrasi adalah titik dimana titrasi dapat dihentikan dengan
adanya perubahan warna dari larutan dengan adanya penambahan indikator. Agar
proses titrasi dapat berjalan dengan baik sehingga memberikan hasil

2.3.2 Penggolongan Titrimetri


Penggolongan titrimetri berdasarkan pertidaksamaan kimia dapat
dibedakan menjadi empat bagian, yaitu :
a. Titrasi asam basa
Titrasi asam basa adalah didasarkan pada reaksi perpindahan proton antara
senyawa yang mempunyai sifat asam basa. Dengan metode ini berbagai senyawa
organik dan anorganik dapat ditentukan dengan mudah. Untuk titrasi basa
digunakan larutan baku asam kuat,misalnya HCl, H2SO4. Sedangkan asam dititrasi
dengan larutan baku basa kuat, misalnya NaOH, KOH. Titik akhir titrasi
ditetapkan dengan bantuan indikator asam-basa yang sesuai, atau secara
potensimetri.
b. Titrasi Kompleksiometri
Titrasi kompleksiometri adalah didasarkan pada reaksi zat-zat
pengkompeks organik tertentu dengan ion-ion logam, menghasilkan senyawa
kompleks yang mantap. Zat pengkompleks yang paling sering digunakan adalah
asam etilendiaminatetra asetat (EDTA), yang membentuk senyawa kompleks yang
mantap dengan beberapa ion logam. Titik akhir titrasi ditetapkan dengan indikator
logam secara potensiometri dan spektrofotometri.
c. Titrasi Pengendapan
Titrasi pengendapan adalah didasarkan pada reaksi pembentukan endapan
yang sukar larut, misalnya ion-ion halida (kecuali flourida), sering ditentukan
dengan cara titrasi dengan larutan perak nitrat. Titik akhir titrasi ini juga
ditentukan dengan bantuan indikator khusus atau secara potensiometri.
d. Titrasi Oksidasi – Reduksi
Titrasi oksidasi – reduksi merupakan titrasi yang didasarkan pada proses
perpindahan elektron antara zat pengoksidasi dengan zat pereduksi. Zat
pengoksidasi dititrasi dengan larutan baku zat pereduksi kuat, misalnya Na2S2O3,
asam askorbat.Sebaliknya, zat pereduksi dititrasi dengan larutan baku zat
pengoksidasi kuat, misalnya KMnO4, KBrO3, K2Cr2O7. Titik akhir titrasi
ditentukan dengan indikator oksidasi reduksi yang sesuai atau secara
potensiometri. Sedangkan pada titrasi iodometri (salah satu metode oksidasi
reduksi) digunakan larutan kanji sebagai indikator khusus (Rivai, 1995).
2.2.3 Permanganometri
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan
reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada
reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO 4 dengan bahan baku
tertentu.
Kalium Permanganat (KMnO4) telah lama dipakai sebagai
oksidator padapenentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan
organik, yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering
disebut sebagai bahan organik total atau TOM (Total Organic Matter).
Akan tetapi, kemampuan oksidasi oleh permanganat sangat bervariasi,
tergantung pada senyawa-senyawa yang terkandung di dalam air (Effendi,
2003).
Uji coba ini dengan cepat menunjukkan kebutuhan langsung
oksigen yang di sebabkan oleh zat-zat anorganik yang dioksidasi, seperti
nitrit, sulfida, sulfit dan sebagainya, maupun oleh zat-zat organik yang
dapat dioksidasi dengan mudah. Uji coba permanganat, yang dapat
dikerjakan dengan cepat, dengan demikian, dapat dipergunakan untuk
memberikan gambaran kasar tentang BOD. Uji coba permanganat selama
empat jam merupakan uji coba kimia murni dan mengukur jumlah zat
pencemar yang dioksidasi secara kimiawi oleh potasium permangananat.
Uji coba permanganat menunjukkan jumlah yang sesungguhnya dari pada
kotorankotoran organik di dalam suatu contoh (Mahida, 1993).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 PRINSIP
Zat organik didalam air dioksidasi dengan KMnO4. Sisa KMnO4 direduksi
oleh asam oksalat. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali oleh KMnO 4. Sampai
terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah sangat muda. Hasil
titrasi ini menunjukkan berapa banyak kelebihan MnO4 sehingga nilai
permanganatnya bisa dihitung.
3.2 REAKSI
A. Standarisasi
5C2O42- + 2MnO4- + 16H+  10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O
B. Penentuan kadar
1. Reaksi oksidasi KMnO4 dalam kondisi asam
2 KMnO4 + H2SO4  2MnO4- + K2SO4 + 2H+
2. Reaksi zat organik dapat dioksidasi dengan reaksi
C2H2O4 + Organik  2CO2 + H2O
3. Reaksi titrasi
2MnO4- + 16H+ + 5C2O42-  2Mn2+ + 8H2O + 10CO2

3.3 ALAT DAN BAHAN


1. ALAT :
1. Neraca Analitik
2. Kaca Arloji
3. Spatula
4. Labu Ukur 250ml
5. Corong
6. Erlenmeyer 250ml
7. Beaker Glass 250ml
8. Pipet Tetes
9. Batang Pengaduk
10. Pipet Volume 10ml dan 25ml
11. Buret
12. Klem dan Statif
13. Bunsen
14. Kaki Tiga
15. Kawat Kasa
16. Tegel Putih
17. Botol Semprot

2. BAHAN :
1. H2SO4 4N bebas zat organik
2. KMnO4 0,1N
3. H2C2O4.2H2O 0,1N
4. Sampel limbah tahu
5. Aquadest

3.4 SAMPEL :
1. Sampel 1 limbah dari industri tahu di daerah Indihiang
2. Sampel 2 limbah dari komplek industri tahu di daerah Nagrog
3.5 PROSEDUR

Prosedur

Preparasi Standarisasi Penentuan


Sampel Kalium Permanganat Kadar Permanganat

Kocok Sampel Uji Timbang Pipet 50 ml sampel


Asam Oksalat 0,1 N Tetesi dengan KMnO4

Pipet 25,00 ml Tambahkan 5 ml


Pipet 50 ml
Asam Oksalat Asam Sulfat 4 N
Secara duplo

Tambahkan 10 ml Panaskan
Masukan ke dalam Asam Sulfat 4N Hingga mendidih
Erlenmeyer 250 ml Panaskan hingga 70 C 0

Titrasi hingga terjadi Tambahkan 10 ml


Sampel siap uji Perubahan warna KMnO4 lalu panaskan

Lakuka titrasi Tambahkan


Hingga di peroleh Asam Okslat 10 ml
Volumekonstan

Hitung konsentrasi Titrasi hingga terjadi


Kalium Permanganat Perubahan Warna
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 DATA PERCOBAAN


a. Asam oksalat yang ditimbang = 1,5360 gram
b. Standarisasi KMnO4

Titrasi Vasam oksalat Vkalium permanganat Perubahan warna


Tidak berwarna-merah
1 25,00 23,30
muda
Tidak berwarna-merah
2 25,00 23,30
muda
Tidak berwarna-merah
Rata-rata 25,00 23,30
muda

c. Penentuan sampel 1
Titrasi Vsampel Vkalium permanganat Perubahan warna
Tidak berwarna-merah
1 50,00 0,80
muda
Tidak berwarna-merah
2 50,00 0,80
muda
Tidak berwarna-merah
Rata-rata 50,00 0,80
muda
d. Penentuan sampel 2
Titrasi Vsampel Vkalium permanganat Perubahan warna
Tidak berwarna-merah
1 50,00 9,50
muda
Tidak berwarna-merah
2 50,00 9,50
muda
Tidak berwarna-merah
Rata-rata 50,00 9,50
muda

4.2 PERHITUNGAN
1. Asam oksalat (H2C2O4.2H2O) yang harus ditimbang
N × BE × mL
Gram =
1000
0,1× 63 ×250
=
1000
6,3
= = 1,575 gram
4
Rank 5%
5
×1,575 = 0,07875
100
(+) 1,575 + 0,07875 = 1,65375 gram
(-) 1,575 – 0,07875 = 1,49625 gram
2. Normalitas asam oksalat yang sebenarnya
gram 1000
N = ×
BE mL
1,5360 1000
= ×
63 250
6,144
=
63
= 0,097523 = 0,0975 N
3. Standarisasi KMnO4
V1 x N1 = V2 x N2
23,30 x N1 = 25 x 0,0975
2,4375
N1 =
23,30
= 0,104613 = 0,1046 N
4. Kadar zat organik sampel 1
( 10+a ) ×b−( 10 ×c ) 31,6 ×1000
Nilai permanganat =
d
( 10+0,80 ) ×0,1046−( 10 ×0,0975 ) 31,6 ×1000
=
50
= (10,8 x 0,1046 – 0,975) 31,6 x 20
= 0,071 x 31,6 x 20
mg
= 44,872
l
5. Kadar zat organik sampel 2
( 10+a ) ×b−( 10 ×c ) 31,6 ×1000
Nilai permanganat =
d
( 10+9,50 ) ×0,1046−( 10 ×0,0975 ) 31,6 ×1000
=
50
= ( 19,50 ×0,1046−0,975 ) 31,6 ×20
¿ 1,0647 ×31,6 × 20
mg
¿ 672,8904=672,89
L
4.4 PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, diketahui kadar zat organik dalam kedua sampel
sangatlah besar. Kadar zat organik tersebut diketahui dari perhitungan nilai
permanganatnya.
Sampel 1 mengandung lebih sedikit zat organik karena didaerah tersebut
hanya terdapat satu industri tahu dan satu tempat pembuangan limbah, itu
berbanding terbalik dengan sampel 2 yang diambil dari lokasi yang banyak
industri tahu dan hanya memiliki satu kolam tempat pembuangan limbah sehingga
tidak heran jika kadar zat organik yang terkandung didalamnya jauh lebih besar.
Namun, meskipun kedua sampel memiliki kadar yang berbeda. Teatp saja
kedua limbah tersebut sangat tidak layak pakai karena batas maksimum zat
organik yang terkandung dalam air adalah 10 mg/L.
Dan sebisa mungkin untuk membuang limbah tersebut tidak berdekatan
dengan pemukiman warga dan sumber air seperti : sungai, MCK, sumur, dll.
Karena jika dibuang kedaerah yang berdekatan dengan sumber air itu akan
merusak kualitas air dilingkungan tersebut sehingga bisa mengakibatkan
masyarakat kesulitan air bersih dan jika memaksakan untuk menggunakan air itu,
maka masyarakat akan mengalami diare.
Kadar zat organik dalam air limbah bisa dikurangi dengan memanfaatkan
mikrobiologi atau tumbuhan air. Misalnya dengan menggunakan proses lumpur
aktif (activated sludge).

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Pada penelitian ini, kadar zat organik yang terkandung dalam sampel 1
yang berasal dari industri tahu daerah Indihiang adalah 44,872 mg/L. Sedangkan
dalam sampel 2 yang berasal dari komplek industri tahu Nagrog adalah 672,82
mg/L. Sehingga, kedua limbah tersebut tidak dapat dibuang langsung ke
lingkungan
5.2 SARAN
Disarankan kadar dalam analisis zat organik menggunakan alat yang
mempunyai tingkat efisiensi yang tinggi, waktu yang lebih singkat dan tingkat
keakuratan yang lebih besar.
DOKUMENTASI

Preparasi Sampel Pemanasan Standarisasi Hasil Standarisasi

Pemanasan Sampel ( 1 ) Hasil Sampel ( 1 )

Pemanasan Sampel ( 2 ) Hasil Sampel ( 2 )


DAFTAR PUSTAKA

Linda Yani, 2018 “ANALISA ZAT ORGANIK PADA AIR SUMUR GALIAN
DIWILAYAH LAU DENDANG DELI SERDANG SUMATERA UTARA DENGAN
METODE TITRASI PERMANGANOMETRI” skripsi. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara.
http://etheses.uin-malang.ac.id/1072/6/08620042%20Bab%202.pdf
https://youtu.be/TUA8ckg8uvQ

Anda mungkin juga menyukai