Disusun oleh :
Dina Aulia (181910145)
Diny Rayhan (181910146)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan proposal tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan laporan ini dengan baik. Tidak lupa
shalat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpah nikmat
sehat-Nya, sehingga proposal “Analisis Zat Organik dalam limbah tahu di
Tasikmalaya metode titrimetri” dapat di selesaikan. Proposal ini di susun guna
memenuhi tugas Analisis Bahan Anorganik.
Penulis menyadari proposal ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca
agar makalah ini dpat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga proposal
ini dapat bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................... 2
1.3 TUJUAN PENELITIAN.................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSAKA....................................................................... 3
2.1 LIMBAH CAIR TAHU...................................................................... 3
2.2 KANDUNGAN LIMBAH CAUR TAHU......................................... 3
2.3 TITRIMETRI...................................................................................... 4
2.3.1 PENGERTIAN.............................................................................. 4
2.3.2 PENGGOLONGAN TITRIMETRI............................................... 4
2.3.3 PERMANGANOMETRI............................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 7
3.1 PRINSIP............................................................................................... 7
3.2 REAKSI................................................................................................ 7
3.3 ALAT DAN BAHAN........................................................................... 7
3.4 SAMPEL............................................................................................... 8
3.5 PROSEDUR......................................................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 10
4.1 DATA PERCOBAAN.......................................................................... 10
4.2 PERHITUNGAN.................................................................................. 11
4.3 PEMBAHASAN................................................................................... 13
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 14
5.1 KESIMPULAN..................................................................................... 14
5.2 SARAN................................................................................................. 14
DOKUMENTASI............................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3 TITRIMETRI
2.3.1 Pengertian
Titrimetri atau volumetri adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat
yang luas pemakainya. Pada analisa titrimetri sangat menguntungkan karena cara
ini lebih akurat dan teliti serta dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi zat
lain.
Pada dasarnya cara titrimetri ini terdiri dari pengukuran volume larutan
pereaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stokiometri dengan zat yang
ditentukan. Larutan pereaksi itu biasanya diketahui konsentrasinya dengan pasti
dan disebut pentiter atau larutan baku. Titrasi adalah proses penambahan peniter
kedalam zat yang akan ditentukan konsentrasinya dengan menggunakan bantuan
alat yang disebut buret.
Pada proses titrasi juga ditambahkan larutan untuk menunjukkan titik
akhir titrasi. Pada proses titrasi juga dikenal dua titik yaitu titik kesetaraan
(ekuivalen) dan titik akhir titrasi. Titik kesetaraan akan dicapai bila jumlah zat
peniter dan zat yang akan ditentukan telah bereaksi secara stoikiometri.
Sedangkan titik akhir titrasi adalah titik dimana titrasi dapat dihentikan dengan
adanya perubahan warna dari larutan dengan adanya penambahan indikator. Agar
proses titrasi dapat berjalan dengan baik sehingga memberikan hasil
3.1 PRINSIP
Zat organik didalam air dioksidasi dengan KMnO4. Sisa KMnO4 direduksi
oleh asam oksalat. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali oleh KMnO 4. Sampai
terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah sangat muda. Hasil
titrasi ini menunjukkan berapa banyak kelebihan MnO4 sehingga nilai
permanganatnya bisa dihitung.
3.2 REAKSI
A. Standarisasi
5C2O42- + 2MnO4- + 16H+ 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O
B. Penentuan kadar
1. Reaksi oksidasi KMnO4 dalam kondisi asam
2 KMnO4 + H2SO4 2MnO4- + K2SO4 + 2H+
2. Reaksi zat organik dapat dioksidasi dengan reaksi
C2H2O4 + Organik 2CO2 + H2O
3. Reaksi titrasi
2MnO4- + 16H+ + 5C2O42- 2Mn2+ + 8H2O + 10CO2
2. BAHAN :
1. H2SO4 4N bebas zat organik
2. KMnO4 0,1N
3. H2C2O4.2H2O 0,1N
4. Sampel limbah tahu
5. Aquadest
3.4 SAMPEL :
1. Sampel 1 limbah dari industri tahu di daerah Indihiang
2. Sampel 2 limbah dari komplek industri tahu di daerah Nagrog
3.5 PROSEDUR
Prosedur
Tambahkan 10 ml Panaskan
Masukan ke dalam Asam Sulfat 4N Hingga mendidih
Erlenmeyer 250 ml Panaskan hingga 70 C 0
c. Penentuan sampel 1
Titrasi Vsampel Vkalium permanganat Perubahan warna
Tidak berwarna-merah
1 50,00 0,80
muda
Tidak berwarna-merah
2 50,00 0,80
muda
Tidak berwarna-merah
Rata-rata 50,00 0,80
muda
d. Penentuan sampel 2
Titrasi Vsampel Vkalium permanganat Perubahan warna
Tidak berwarna-merah
1 50,00 9,50
muda
Tidak berwarna-merah
2 50,00 9,50
muda
Tidak berwarna-merah
Rata-rata 50,00 9,50
muda
4.2 PERHITUNGAN
1. Asam oksalat (H2C2O4.2H2O) yang harus ditimbang
N × BE × mL
Gram =
1000
0,1× 63 ×250
=
1000
6,3
= = 1,575 gram
4
Rank 5%
5
×1,575 = 0,07875
100
(+) 1,575 + 0,07875 = 1,65375 gram
(-) 1,575 – 0,07875 = 1,49625 gram
2. Normalitas asam oksalat yang sebenarnya
gram 1000
N = ×
BE mL
1,5360 1000
= ×
63 250
6,144
=
63
= 0,097523 = 0,0975 N
3. Standarisasi KMnO4
V1 x N1 = V2 x N2
23,30 x N1 = 25 x 0,0975
2,4375
N1 =
23,30
= 0,104613 = 0,1046 N
4. Kadar zat organik sampel 1
( 10+a ) ×b−( 10 ×c ) 31,6 ×1000
Nilai permanganat =
d
( 10+0,80 ) ×0,1046−( 10 ×0,0975 ) 31,6 ×1000
=
50
= (10,8 x 0,1046 – 0,975) 31,6 x 20
= 0,071 x 31,6 x 20
mg
= 44,872
l
5. Kadar zat organik sampel 2
( 10+a ) ×b−( 10 ×c ) 31,6 ×1000
Nilai permanganat =
d
( 10+9,50 ) ×0,1046−( 10 ×0,0975 ) 31,6 ×1000
=
50
= ( 19,50 ×0,1046−0,975 ) 31,6 ×20
¿ 1,0647 ×31,6 × 20
mg
¿ 672,8904=672,89
L
4.4 PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, diketahui kadar zat organik dalam kedua sampel
sangatlah besar. Kadar zat organik tersebut diketahui dari perhitungan nilai
permanganatnya.
Sampel 1 mengandung lebih sedikit zat organik karena didaerah tersebut
hanya terdapat satu industri tahu dan satu tempat pembuangan limbah, itu
berbanding terbalik dengan sampel 2 yang diambil dari lokasi yang banyak
industri tahu dan hanya memiliki satu kolam tempat pembuangan limbah sehingga
tidak heran jika kadar zat organik yang terkandung didalamnya jauh lebih besar.
Namun, meskipun kedua sampel memiliki kadar yang berbeda. Teatp saja
kedua limbah tersebut sangat tidak layak pakai karena batas maksimum zat
organik yang terkandung dalam air adalah 10 mg/L.
Dan sebisa mungkin untuk membuang limbah tersebut tidak berdekatan
dengan pemukiman warga dan sumber air seperti : sungai, MCK, sumur, dll.
Karena jika dibuang kedaerah yang berdekatan dengan sumber air itu akan
merusak kualitas air dilingkungan tersebut sehingga bisa mengakibatkan
masyarakat kesulitan air bersih dan jika memaksakan untuk menggunakan air itu,
maka masyarakat akan mengalami diare.
Kadar zat organik dalam air limbah bisa dikurangi dengan memanfaatkan
mikrobiologi atau tumbuhan air. Misalnya dengan menggunakan proses lumpur
aktif (activated sludge).
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Pada penelitian ini, kadar zat organik yang terkandung dalam sampel 1
yang berasal dari industri tahu daerah Indihiang adalah 44,872 mg/L. Sedangkan
dalam sampel 2 yang berasal dari komplek industri tahu Nagrog adalah 672,82
mg/L. Sehingga, kedua limbah tersebut tidak dapat dibuang langsung ke
lingkungan
5.2 SARAN
Disarankan kadar dalam analisis zat organik menggunakan alat yang
mempunyai tingkat efisiensi yang tinggi, waktu yang lebih singkat dan tingkat
keakuratan yang lebih besar.
DOKUMENTASI
Linda Yani, 2018 “ANALISA ZAT ORGANIK PADA AIR SUMUR GALIAN
DIWILAYAH LAU DENDANG DELI SERDANG SUMATERA UTARA DENGAN
METODE TITRASI PERMANGANOMETRI” skripsi. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara.
http://etheses.uin-malang.ac.id/1072/6/08620042%20Bab%202.pdf
https://youtu.be/TUA8ckg8uvQ