Anda di halaman 1dari 20

SISTEM PENGELOLAAN DAN LIMBAH INDUSTRI

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup
Dosen Pengampu: Yuanita,M.Pd.

Oleh Kelompok 5:
Nilam Pandini 190141611
Saskiyah Nanda Pratiwi 190141628
Shanda Angelika 190141632
Sista Anggini Saputri 190141635

Kelas: 5C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup
mengenai Sistem Pengelolaan dan Limbah Industri.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan.Namun, berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Fadillah Sabri, S.T., M.Eng. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Bangka
Belitung.
2. Ibu Yuanita, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Romadon, S.T., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Ibu Yuanita,M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup.
5. Kedua orang tua kami yang telah mendukung dan memberikan motivasi dalam penyelesaian
makalah ini.
6. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih
baik lagi. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Pangkalpinang, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.................................................................................................................1
Bab II Pembahasan.................................................................................................................2
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif............................................................3
B. Tujuan Pembelajaran Kooperatif.............................................................................3
C. Unsur Penting dan Tujuan Utama Pembelajaran Kooperatif...................................3
D. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ..................................................................4
E. Prinsip –Prinsip Pembelajaran Kooperatif...............................................................5
F. Implikasi Pembelajaran Kooperatif……………………………………………….6
G. Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif……………………………………7
Bab III Penutup......................................................................................................................8
A. Simpulan..................................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................8
Daftar Pustaka........................................................................................................................9
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup maka setiap industri maupun
instansi/badan usaha harus bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah yang
dihasilkan dari kegiatannya. Salah satu upaya yang dilakukan dalam pengendalian
pencemaran adalah melalui pengelolaan limbah industri.
Kata limbah sudah tidak asing lagi bagi masyarakat luas. Limbah dapat diartikan
sebagai buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun
domestik (rumah tangga). Limbah lebih dikenal sebagai sampah, yang keberadaannya
sering tidak dikehendaki dan mengganggu lingkungan, karena sampah dipandang tidak
memiliki nilai ekonomis. Hal tersebut sejalan dengan limbah yang dihasilkan dari
industri. Limbah industri berasal dari kegiatan industri, baik karena proses secara
langsung maupun secara tidak langsung. Limbah dari kegiatan industri adalah limbah
yang terproduksi bersamaan dengan proses produksi, di mana produk dan limbah hadir
pada saat yang sama. Sedangkan limbah tidak langsung terproduksi sebelum proses
maupun sesudah proses produksi ( Latar Muhammad Arief, 2016 : 23).
Program pengendalian, pengelolaan dan penanggulangan pencemaran perlu dibuat,
sebab limbah tersebut, baik dalam jumlah besar atau sedikit, dalam jangka panjang atau
jangka pendek, akan membuat perubahan terhadap lingkungan, sehingga diperlukan
pengolahan agar limbah yang dihasilkan tidak sampai mengganggu struktur lingkungan.
Limbah diolah dengan tujuan untuk mengambil barang-barang berbahaya di dalamnya
dan atau mengurangi/menghilangkan senyawa-senyawa kimia atau nonkimia berbahaya
dan beracun ( Latar Muhammad Arief, 2016 :24-25)

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pengelolahan limbah dan limbah industri?
2. Apa saja Prinsip Hiraerki pengelolaan limbah?
3. Apa saja Jenis- Jenis dari Limbah Industri?
4. Apa Saja Karakteristik Limbah?
5. Bagaimana Mekanisme Pengelolahan Limbah?
6. Bagaimana Sifat Fisik dan Sifat Kimia pada Limbah?

C. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui pengertian dari pengelolaan limbah dan limbah industri.
2. Untuk mengetahui Prinsip Hiraerki pengelolaan limbah.
3. Untuk Mengetahui Jenis- Jenis Limbah Industri
4. Untuk mengetahui Karakteristik dari Limbah.
5. Untuk mengetahui mekanisme Pengelolahan Limbah.
6. Untuk mengetahui Sifat Fisik dan Kimia pada Limbah.

D. Manfaat Penulis
Dari penulisan makalah ini sebagai bentuk referensi materi tentang pengelolahan limbah
dan apa saja yang terdapat dari pengelolahan limbah ini agar menambahkan pengetahuan
serta pemahaman pembaca dalam menyimak dari isi makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Limbah dan Limbah Industri


Di dalam kamus besar bahasa Indonesia pengelolaan adalah proses, cara,
perbuatan mengelola, dan atau proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan
tenaga orang lain, dan atau proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan
organisasi, dan atau proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat
dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan (http://kbbi.web.id/kelola,
diakses pada tanggal 24 Oktober 2021 pukul 12.27).
Limbah adalah sisa dari suatu usaha maupun kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, dan jumlahnya, baik yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan lingkungan, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya (Mahida, 1984). Pengertian lain
yang berasal dari keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 tentang prosedur
impor limbah, menyatakan bahwa limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu
kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang
dapat dimakan oleh manusia dan hewan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelolaan limbah merupakan proses
penghilangan kontaminasi bahan berbahaya atau beracun dari sisa suatu usaha yang dapat
membahayakan lingkungan. Pengelolaan limbah merupakan rangkaian kegiatan untuk
mengurangi sekaligus menghilangkan senyawa-senyawa kimia dan non kimia yang
berbahaya dan beracun.
Sedangkan Limbah Industri adalah dimana limbah ini merupakan kegiatan
industri baik karena proses secara langsung maupun tidak langsung. Limbah dari kegiatan
Industri dimana limbah yang terproduksi bersamaan dengan proses produksi.Bila ditinjau
dari segi kimiawi limbah terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa
anorganik.Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang
mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai.
Sampah organik bisa dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan bahkan sampah bisa
diolah kembali menjadi suatu yang bermanfaat bila dikelola dengan tepat. Tetapi sampah
bila tidak dikelola dengan benar akan menimbulkan penyakit dan bau yang kurang sedap
hasil dari pembusukan sampah organik yang cepat. Sampah anorganik adalah sampah
yang sudah tidak dipakai lagi dan sulit terurai. Sampah anorganik yang tertimbun di tanah
dapat menyebabkan pencemaran tanah karena sampah anorganik tergolong zat yang sulit
terurai dan sampah itu akan tertimbun dalam tanah dalam waktu lama, ini menyebabkan
rusaknya lapisan tanah.Jenis – Jenis Sampah Organik,Berdasarkan jenisnya sampah
organik dapat digolongkan menjadi 2 antara lain sampah organik basah dan kering.
1. Sampah Organik Basah
Sampah organik basah adalah sampah organik yang banyak mengadung air.Sampah
organik basah contohnya adalah sisa sayur, kulit pisang, buah yang busuk, kulit bawang
dan sejenisnya.
2. Sampah Organik Kering
Sampah organik kering adalah sampah organik yang sedikit mengandung air.Contoh
sampah organik misalnya kayu, ranting pohon, kayu dan daun – daun kering.Kebanyakan
sampah organik sulit diolah kembali jadi lebih sering dibakar untuk memusnahkannya.
Contoh Sampah Organik
Contoh dari dari sampah organik adalah nasi, kulit buah, buah dan sayuran busuk, ampas
teh / kopi, bangkai hewan, dan kotoran hewan / manusia
Contoh Sampah Anorganik
Contoh dari sampah anorganik adalah plastik, botol / kaleng minuman, kresek, ban bekas,
besi, kaca, kabel, barang elektronik, bohlam lampu dan plastik. Memang sampah
anorganik sulit terurai tetapi dapat anda manfaatkan kembali, jangan sampai dibiarkan
begitu saja.

B. Prinsip Hiraerki Pengelolahan Limbah


Prinsip Hiraerki pengelolahan limbah adalah suatu prinsip yang memberikan pedoman
tentang tahapan- tahapan dalam pengelolahan limbah mulai dari yang diprioritaskan
hingga yang tidak.Peraturan perundang-undangan Indonesia seperti undang-undang
nomor 18 tahun 1999 tentang pengelolahan sampah dan peraturan pemerintahan (PP)
Nomor 18/ 1999 tentang pengelolahan Limbah bahan berbahaya atau beracun(B3) Juga
menerapkan prinsip yang sama dimana prinsip hiraerkinya yaitu:
1. Langkah pertama yang paling disarankan adalah mencegah timbulnya limbah pada sumbernya
(waste avoidance/waste prevention) sehingga tidak dihasilkan limbah (zero waste). Upaya
pencegahan ini dapat dilakukan melalui penerapan prinsip produksi bersih (clean production)
yaitu melalui penerapan teknologi bersih, pengolahan bahan, substitusi bahan, pengaturan
operasi kegiatan, memodifikasi proses produksi, mempromosikan penggunaan bahan-bahan
yang tidak berbahaya dan beracun atau lebih sedikit kadar bahaya dan racunnya, menerapkan
teknik konservasi, dan menggunakan kembali bahan daripada mengolahnya sebagai limbah
sehingga dapat mencegah terbentuknya limbah dan pencemar.

2. Langkah yang kedua, apabila pencegahan tidak dapat dilakukan, adalah dengan berupaya
melakukan minimisasi atau pengurangan limbah (waste minimization/reduction). Upaya
minimisasi limbah ini juga dapat dilakukan denga cara menerapkan produksi bersih. Penggunaan
teknologi yang terbaik yang tersedia (best available technology/BAT) dapat membantu
mengurangi konsumsi energi dan sumber daya alam secara signifikan yang pada akhirnya dapat
mengurangi timbulnya limbah.

3. Langkah yang ketiga adalah pemanfaatan dengan cara penggunaan kembali (reuse). Reuse
adalah penggunaan kembali limbah dengan tujuan yang sama tanpa melalui proses tambahan
secara kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal. Contoh sederhana dari konsep reuse ini
adalah menggunakan sisi kertas yang masih kosong dari kertas bekas untuk menulis atau untuk
membuat amplop.

4. Langkah keempat adalah pemanfaatan dengan cara recycle, yaitu mendaur ulang komponen-
komponen yang bermanfaat melalui proses tambahan secara kimia, fisika, biologi, dan/atau
secara termal yang menghasilkan produk yang sama ataupun produk yang berbeda. Contoh
sederhana dari konsep recycle ini adalah mengolah kertas bekas yang sudah tidak dipakai lagi
untuk dijadikan kertas hasil daur ulang (recycled paper) dengan suatu proses tertentu.

5. Langkah yang kelima adalah pemanfaatan limbah dengan cara recovery, yaitu perolehan
kembali komponen-komponen yang bermanfaat dengan proses kimia, fisika, biologi, dan/atau
secara termal. Contoh dari konsep recovery ini adalah penggunaan limbah sekam padi (rice husk)
sebagai substitusi bahan bakar.

6. Langkah yang keenam adalah pengolahan (processing) limbah dengan metode yang memenuhi
persyaratan lingkungan dan keselamatan manusia. Contoh pengolahan yang umum adalah
pembakaran limbah (insinerasi) dan penimbunan (landfilling).

Berdasarkan prinsip hirarki pengelolaan limbah, penerapan suatu metode pengelolaan yang lebih
less priority harus memperhatikan metode lainnya yang more priority. Artinya penerapan metode
perolehan kembali komponen-komponen yang bermanfaat dalam limbah (recovery) misalnya,
harus mencegah atau mengurangi terbentuknya zat pencemar dan limbah baru serta mengurangi
resiko terhadap kesehatan manusia dan keselamatan lingkungan. Sebagai ukurannya, secara
statistik, emisi udara dari penggunaan limbah sebagai substitusi bahan bakar atau bahan baku
misalnya, tidak boleh lebih tinggi dari proses produksi dengan menggunakan bahan bakar dan
bahan baku tradisional.

C. Jenis-jenis Limbah Industri

Menurut Abdurrahman (2006), berdasarkan wujud limbah yang dihasilkan, limbah terbagi 3
yaitu:

1. Limbah Padat
Limbah padat adalah limbah yang memiliki wujud padat yang bersifat kering dan tidak dapat
berpindah kecuali dipindahkan. Limbah padat ini biasanya berasal dari sisa makanan, sayuran,
potongan kayu, ampas hasil industri, dan lain-lain. Limbah padat atau sampah padat merupakan
salah satu bentuk limbah yang terdapat di lingkungan. Masyarakat awam biasanya hanya
menyebutnya sampah saja. Bentuk, jenis, dan komposisi sampah padat sangat dipengaruhi oleh
tingkat budaya masyarakat dan kondisi alamnya. Sampah itu sendiri merupakan konsekuensi dari
adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas itu pastinya menghasilkan buangan atau sampah.
Besarnya sampah yang dihasilkan suatu daerah tertentu sebanding dengan jumlah penduduk,
jenis aktivitas, dan tingkat konsumsi penduduk tersebut terhadap barang/material. Semakin besar
jumlah penduduk atau tingkat konsumsi terhadap barang maka semakin besar pula volume
sampah yang dihasilkan.
Demikian halnya dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis barang yang dikonsumsi oleh
manusia itu sendiri. Meskipun kedengarannya sederhana, namun jenis dan volume sampah
menimbulkan permasalahan kompleks pada setiap negara-negara dunia. Banyak upaya yang
telah dilakukan untuk mengelola sampah tersebut, namun pada kenyataannya tidak ada satu pun
negara yang berhasil mengelola sampahnya tanpa melalui pendekatan regional (kewilayahan),
meskipun manajemen negara tersebut telah modern. Klasifikasi limbah padat pada setiap negara
tidak sama, tergantung dari kondisi, jenis, bentuk, dan komposisi limbah, akan tetapi secara
umum, klasifikasi limbah padat menurut istilah teknis dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelompok,
yaitu:
a. Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah berupa bahan-bahan
organik yang umumnya berasal dari sektor pertanian dan makanan, misalnya sisa olahan
masakan, sisa makanan, sampah sayuran dan kulit buah-buahan. Limbah ini mempunyai ciri
muda terurai oleh mikroorganisme dan mudah membusuk, karena mempunyai sifat rantai kimia
yang pendek. Sampah ini sangat menjijikkan jika telah membusuk, dan berbau apalagi bila telah
terkena air hujan atau genangan air, sehingga masyarakat merasa enggan untuk menanganinya.
b. Sampah organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat organik yang cukup kering yang
sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit membusuk. Hal ini disebabkan karena bahan-
bahan tersebut memiliki rantai kimia yang panjang dan kompleks. Contoh limbah ini adalah
selulosa, kertas, plastik, kaca. Limbah ini relatif lebih mudah penanganannya.
c. Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu-abuan, misalnya abu hasil
pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angin, karena ringan sehingga mencemari udara.
Sampah abu tersebut tidak mudah membusuk.
d. Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang
seperti tikus, ikan, anjing, dan binatang ternak yang menjadi bangkai. Limbah ini jumlahnya
relatif kecil, akan tetapi jika terjadi bencana alam, misalnya gunung meletus, banjir bandang,
atau kekeringan yang menyebabkan kematian binatang-binatang di sekitarnya, maka sampah ini
akan menjadi masalah. Hal ini terutama disebabkan karena sampah tersebut mudah membusuk,
baunya sangat menusuk/menyengat, dan dapat menjadi sumber penyakit.
e. Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalan, yang berisi berbagai
sampah yang tersebar di jalanan, seperti dedaunan, kertas dan plastik. Sampah-sampah ini di
negara-negara yang sedang berkembang relatif lebih banyak dan lebih bervariasi kandungannya.

f. Sampah industri (industrial wastes), yaitu semua limbah yang berasal dari buangan industri.
Limbah ini sangat tergantung dari jenis industrinya. Semakin banyak industri yang berdiri akan
semakin besar dan beragam limbahnya. Sampah industri dewasa ini merupakan sumber utama
yang potensial mencemari lingkungan, sehingga banyak disoroti masyarakat.

Klasifikasi limbah menurut sumbernya, secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) kelompok,
yaitu:
a. Sampah domestik (domestic sewage), yaitu limbah padat yang berasal dari pemukiman
masyarakat. Jenis limbah ini sangat beragam, akan tetapi umumnya berupa sampah dapur, kaleng
atau kertas pembungkus, kulit buah-buahan, dedaunan dan sejenisnya. Jenis limbah dari
pemukiman kota pada umumnya berbeda dengan pemukiman desa.

b. Sampah komersial (commercial wastes), yaitu limbah yang berasal dari lingkungan
perdagangan atau jasa komersial, baik warung, toko, ataupun pasar. Limbah ini juga beragam,
sesuai dengan jenis barang yang diperdagangkan.
c. Sampah Industri (industrial wastes), yaitu limbah yang berasal dari buangan hasil proses
produksi. Jenis, jumlah, dan komposisi limbah ini sangat tergantung pada jenis produksinya.
Limbah yang berasal selain dari yang disebutkan di atas, misalnya: limbah hasil bencana alam,
limbah dari pepohonan, dan sebagainya.
2. Limbah Cair
Limbah cair adalah limbah yang memiliki wujud cair. Limbah cair ini selalu larut dalam air dan
selalu berpindah (kecuali ditempatkan pada wadah/bak). Contoh dari limbah cair ini adalah air
bekas cuci pakaian dan piring, limbah cair dari industri, dan lain-lain. Limbah cair merupakan
gabungan atau campuran dari air dan bahan-bahan pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam
keadaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari sumber domestik (perkantoran,
perumahan, dan perdagangan), sumber industri, dan pada saat tertentu tercampur dengan air
tanah, air permukaan, ataupun air hujan (Soeparman dan Suparmin, 2002). Menurut Chandra
(2005), limbah cair merupakan salah satu jenis sampah. Adapun sampah (waste) adalah zat-zat
atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah maupun sisa-sisa
proses industri. Secara umum limbah cair dapat dibagi menjadi:
a. Human excreta (feses dan urine),
b. Sewage (air limbah) ,
c. Industrial waste (bahan buangan dari sisa proses industri).

Menurut Soeparman dan Suparmin (2002), limbah


cair bersumber dari aktivitas manusia (human sources) dan aktivitas alam (natural sources).
Beberapa aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair di antaranya adalah aktivitas dalam
bidang rumah tangga, perkantoran, perdagangan, perindustrian, pertanian dan pelayanan jasa.
Menurut Chandra (2005), air limbah yang tidak menjalani pengolahan yang benar tentunya dapat
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak tersebut antara lain:

a. Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air yang digunakan oleh
manusia.
b. Mengganggu kehidupan dalam air, mematikan hewan dan tumbuhan air.
c. Menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobik dan zat anorganik).

d. Menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan air sehingga terjadi


penyumbatan yang dapat menyebabkan banjir.
Menurut Suharto (2011), pengelompokan limbah berdasarkan bentuk atau wujudnya dapat dibagi
menjadi empat di antaranya yaitu: limbah cair, limbah padat, limbah gas dan limbah suara.
Limbah cair diklasifikasikan dalam empat kelompok di antaranya yaitu:
a. Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan dari perumahan
(rumah tangga), bangunan, perdagangan dan perkantoran. Contohnya yaitu: air sabun, air
detergen sisa cucian, dan air tinja.
b. Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industri.
Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil, air adalah aktivitas dalam
bidang rumah tangga, perkantoran, perdagangan, perindustrian, pertanian dan pelayanan jasa.
Menurut Chandra (2005), air limbah yang tidak menjalani pengolahan yang benar tentunya dapat
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak tersebut antara lain:
a. Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air yang digunakan oleh
manusia.
b. Mengganggu kehidupan dalam air, mematikan hewan dan tumbuhan air.
c. Menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobik dan zat anorganik).

d. Menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan air sehingga terjadi


penyumbatan yang dapat menyebabkan banjir.
Menurut Suharto (2011), pengelompokan limbah berdasarkan bentuk atau wujudnya dapat dibagi
menjadi empat di antaranya yaitu: limbah cair, limbah padat, limbah gas dan limbah suara.
Limbah cair diklasifikasikan dalam empat kelompok di antaranya yaitu:
a. Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan dari perumahan
(rumah tangga), bangunan, perdagangan dan perkantoran. Contohnya yaitu: air sabun, air
detergen sisa cucian, dan air tinja.
b. Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industri.
Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil, air dari industri pengolahan
makanan, sisa cucian daging, buah, atau sayur.
c. Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai
sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau
melalui luapan dari permukaan. Air limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan
melalui pipa yang pecah, rusak, atau bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian saluran yang
membuka atau yang terhubung ke permukaan. Contohnya yaitu: air buangan dari talang atap,
pendingin ruangan (AC), bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau perkebunan.
d. Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan
tanah. Aliran air hujan di permukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-partikel
buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah cair. Limbah cair bersumber dari pabrik
yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem prosesnya. Selain itu, ada juga bahan baku
mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam
proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan
sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu
dibuang. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air.

3. Limbah Gas

Limbah gas adalah limbah yang berwujud gas. Limbah gas bisa dilihat dalam bentuk asap dan
selalu bergerak sehingga penyebarannya luasj. Contoh dari limbah gas adalah gas buangan
kendaraan bermotor, buangan gas dari hasil industri Udara adalah media pencemar untuk limbah
gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara
alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dan lain-lain.
Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan
menurunkan kualitas udara. Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian
yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata
telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume. Sedangkan pencemaran berbentuk gas
hanya dapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas
ini antara lain SO2, NOx, CO, CO2, hidrokarbon dan lain-lain.

Karena suatu kondisi temperatur ataupun tekanan tertentu bahan padat/cair itu dapat berubah
menjadi gas. Baik partikel maupun gas membawa akibat terutama bagi kesehatan, manusia
seperti debu batubara, asbes, semen, belerang, asap pembakaran, uap air, gas sulfida, uap
amoniak, dan lain-lain. Pencemaran yang ditimbulkannya tergantung pada jenis limbah, volume
yang lepas di udara bebas dan lamanya berada dalam udara. Jangkauan pencemaran melalui
udara dapat berakibat luas karena faktor cuaca dan iklim turut mempengaruhi. Pada malam hari
zat yang berada dalam udara turun kembali ke bumi bersamaan dengan embun. Adanya partikel
kecil secara terus-menerus jatuh di atap rumah, di permukaan daun pada pagi hari menunjukkan
udara mengandung partikel. Kadang-kadang terjadi hujan masam.

Arah angin mempengaruhi daerah pencemaran karena sifat gas dan partikel yang ringan mudah
terbawa. Kenaikan konsentrasi partikel dan gas dalam udara di beberapa kota besar dan daerah
industri banyak menimbulkan pengaruh, misalnya gangguan jarak pandang oleh asap kendaraan
bermotor, gangguan pernafasan dan timbulnya beberapa jenis penyakit tertentu.
D. Penangan jenis Limbah industri

1. Penanganan Limbah Padat

Limbah padat termasuk bagian padat dari bahan yang dibuang seperti botol kaca, crockeries,
wadah plastik, logam dan limbah radioaktif. Limbah padat mungkin biodegradable atau
nonbiodegradable. Limbah padat biodegradable adalah limbah pertanian, limbah makanan,
kertas, pengolahan makanan oleh produk, pupuk kandang, limbah halaman, dll. Limbah
nonbiodegradable termasuk plastik, logam, bahan sintetis, polietilena, limbah radioaktif, dll.
Pengelolaan limbah padat melibatkan pembuangan limbah padat ke darat (atau laut) atau
memulihkan dan mereproduksi zat-zat berguna dari limbah melalui daur ulang.Seluruh
metodologi pengelolaan limbah padat didasarkan pada:
a. Pengumpulan Limbah
Limbah padat biasanya dikumpulkan oleh truk tertutup.
b. Pembuangan Limbah

Setelah pengumpulan limbah, limbah dibuang dengan salah satu metode yang dijelaskan di
bawah ini.
c. Pembuangan
Ini adalah proses pembuangan limbah yang terkontrol dan final di tambak-tambak tanah yang
harus dilakukan dengan menggunakan metode mutakhir, ( sealing, pengolahan air perkolasi,
pembuangan/pemanfaatan gas TPA, dll.)
d.Isi Tanah Sanitasi
Ini adalah metode pembuangan limbah tanpa menimbulkan gangguan atau bahaya bagi
kesehatan masyarakat dengan menggunakan prinsip-prinsip teknik. Dalam prosesnya, limbah
dibatasi pada volume praktis terkecil dengan menutupinya dengan lapisan tanah, pada akhir
operasi setiap hari.
e. . Insinerasi
Ini adalah metode mengubah volume limbah menjadi abu dengan membakar. Metode ini
diadopsi ketika biaya pengisian lahan sangat tinggi.
f. Pirolisis
Ini adalah metode pembakaran limbah tanpa oksigen atau udara. Proses ini mengurangi volume
limbah dan menghasilkan produk akhir yang stabil.
g. Pengomposan

Proses ini melibatkan persiapan menolak dan merendahkan bahan organik dalam limbah menjadi
bio-pupuk oleh mikroorganisme aerob. Setelah sekitar 3 hingga 4 minggu operasi, produk
kompos siap untuk disembuhkan, dicampur dengan aditif, pengemasan dan pemasaran.
h. Teknologi Biogas

Bahan organik yang ada dalam limbah padat diurai oleh bakteri putrefactive tanpa adanya udara
(kondisi anaerob) menjadi biogase di dalam biogas digestor. Komposisi perkiraan biogas adalah
60% metana (CH4) dan 40% C02. Untuk hasil biogas yang lebih baik, limbah padat organik
dapat dicampur dengan limbah unggas, rumput, daun, jerami, limbah dapur, dll.
i. Pemulihan Sumber Daya (Daur Ulang)
Dengan proses daur ulang sejumlah produk bermanfaat dapat diperoleh dari limbah padat.
Beberapa produk penting yang diperoleh dari limbah padat dijelaskan di bawah ini:
1. Listrik dapat dihasilkan dari plastik insinerasi.
2. Minyak sintetis dapat diproduksi dari limbah plastik.
3. Kertas bekas dan kardus dari ampas tebu dapat digunakan untuk persiapan boneka yang tidak
bisa dipecahkan, kemasan kardus, dll.
4. Logam dapat didaur ulang dari skrap industri.
5. Etil alkohol dapat diproduksi dari limbah pertanian.
6. Logam berat dapat diekstraksi dengan teknologi bioleaching.
7. Limbah gelas dapat digunakan untuk persiapan botol kaca baru.
8. Batu bata dan beton dapat dibuat dengan menggunakan abu yang dihasilkan oleh pembangkit
listrik, celah dari pekerjaan air dan lumpur merah dari industi aluminium.
2. Penanganan Limbah Cair Limbah cair adalah bagian cair dari bahan limbah. Limbah cair
termasuk limbah industri, larutan pupuk dan pestisida dari lahan pertanian, lindi dari tempat
pembuangan sampah, limpasan air limbah dan sampah perkotaan yang tidak diolah, limbah
pertambangan, dll. Limbah cair dapat mengandung zat anorganik tidak beracun atau zat organik
beracun. Beberapa metode pengelolaan limbah cair yang penting dijelaskan di bawah ini:
a. Pengenceran
Dalam metode ini, limbah mengalami pengenceran sempurna sehingga oksigen terlarut dalam air
alami mengurai sepenuhnya limbah organik, sehingga mengurangi kekeruhan. Pengurangan
kekeruhan lebih memudahkan penetrasi cahaya matahari dan ekosistem alami dipulihkan.
b. Perawatan Mekanik
Limbah dibiarkan melewati layar yang berbeda, filter, ruang grit, bak sedimentasi, dll. Awalnya
limbah disaring untuk menghilangkan partikel yang ditangguhkan. Kemudian limbah menjadi
sasaran penggilingan diikuti oleh beberapa perlakuan kimia. Dengan operasi ini, partikel padat
yang ada di dalam limbah akan terkoagulasi dan mengendap di bagian bawah. Endapan
dipisahkan baik dengan penyaringan atau dengan pengendapan gravitasi. Sedimen yang
diperoleh di atas kemudian dimasukkan ke dalam digester lumpur di mana ia dicerna dengan
tidak adanya udara untuk melepaskan biogas.
c. Perawatan Biologis
Dalam metode ini, limbah melewati filter menetes di mana bakteri aerob mendegradasi limbah
saat merembes melalui tempat tidur tong besar yang diisi dengan batu bersilangan yang ditutupi
dengan pertumbuhan bakteri. Atau, limbah dipompa ke dalam tangki besar, dicampur dengan
lumpur kaya bakteri dan sangat gelisah di hadapan jumlah oksigen yang cukup selama beberapa
jam yang menyebabkan degradasi bakteri dari sampah organik. Limbah kemudian dipompa ke
tangki sedimentasi di mana padatan tersuspensi mengendap sebagai lumpur. Seluruh solusi
disaring untuk memisahkan lumpur dan limbah. Lumpur diambil dalam digester anaerob dan
dipecah. Setelah perawatan yang sesuai, lumpur dapat digunakan sebagai fetiliser. Limbah dapat
diklorinasi untuk membunuh mikroba patogen dan dibuang ke dalam air.
e. Perawatan Kimia
Limbah yang diperoleh setelah perawatan mekanis atau biologis dikenakan perlakuan kimia
khusus diikuti dengan beberapa operasi fisik:
a. Curah hujan

Limbah dapat diolah dengan kalsium oksida untuk mengendapkan hingga 90% fosfat dan
partikel tersuspensi. Endapan memisahkan dan mengendap di bagian bawah.
b. Adsorpsi

Efluen diolah dengan arang aktif yang menyerap warna, bau dan senyawa organik terlarut

c. Osmosis
Zat organik dan anorganik yang terlarut juga dapat dipisahkan oleh proses osmosis.
d. Oksidasi kimia

Limbah dapat mengalami oksidasi di hadapan ozon atau hidrogen peroksida untuk
menghilangkan senyawa organik terlarut.e. Penghapusan amonia Setelah operasi pertama, air
limbah dimasukkan ke dalam menara logam dari mana ia menetes ke bawah serangkaian pelat
baffle plastik dan udara dipaksa ke atas yang menghilangkan gas amonia. Penanganan limbah
industri dalam Pengolahan limbah melibatkan perlakuan kimia atau primer (dengan metode
netralisasi, sedimentasi, koagulasi, pengendapan, dll.) Diikuti dengan perlakuan biologis atau
sekunder (dengan metode lumpur aktif dan tetesan filter) dan pengolahan tersier (dengan metode
pertukaran ion, osmosis balik, oksidasi kimia).
Air limbah dapat digunakan untuk menumbuhkan alga dan tanaman air untuk menghasilkan
biomassa untuk tanaman biogas. Limbah yang mengandung logam berat seperti kadmium,
merkuri, timbal, dll. Dapat dimurnikan dengan menanam tanaman eceng gondok. Limbah
dengan nutrisi organik disimpan di kolam dangkal dibangun khusus yang disebut sebagai kolam
pengoksidasi atau menstabilkan. Di kolam, ganggang hijau dan bakteri tumbuh di hadapan sinar
matahari, mengonsumsi nutrisi organik. Air ini mengandung nitrogen, fosfor, dan kalium yang
cukup dan sangat membantu pertumbuhan tanaman.
3. Penanganan Limbah Gas
Limbah gas dihasilkan ke lingkungan terutama karena kegiatan antropogenik. Limbah gas
termasuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), klorofluorokarbon (CFC), oksida nitrogen
(NOx), karbon monoksida (CO), oksida sulfur (SOx), dll. Limbah gas ini dapat menyebabkan
bahaya lingkungan yang serius. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengambil langkah yang
tepat untuk pengelolaan dan pengendalian limbah gas yang tepat di lingkungan.Limbah gas
dihasilkan ke lingkungan terutama karena kegiatan antropogenik. Limbah gas termasuk karbon
dioksida (CO2), metana (CH4), klorofluorokarbon (CFC), oksida nitrogen (NOx), karbon
monoksida (CO), oksida sulfur (SOx), dll. Limbah gas ini dapat menyebabkan bahaya
lingkungan yang serius. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengambil langkah yang tepat
untuk pengelolaan dan pengendalian limbah gas yang tepat di lingkungan.
Beberapa langkah kontrol penting dijelaskan di bawah ini:
a. Polutan gas seperti SO2, H2S, HC1, Cl2, NH3, ec. dapat dihilangkan dengan penyerapan di
(menggunakan cairan yang sesuai) scrubber basah.
b. Penggunaan chulha tanpa asap, kompor tenaga surya dan biogas dapat mengurangi produksi
asap.

c. Industri harus menggunakan endapan, scrubber dan filter untuk memeriksa produksi partikel.
d. Emisi hidrokarbon dari kendaraan dapat diperiksa dengan menggunakan bensin tanpa timbal.
e. Harus ada perkebunan skala besar yang akan mengurangi tingkat CO2 dan meningkatkan
tingkat atmosfer O2.
f. Harus ada cerobong besar di industri.

g. Emisi mobil dapat dikendalikan oleh:


1. Kontrol emisi gas buang,
2. Kontrol emisi penguapan,

3. Kontrol emisi kasus engkol,


4. Menggunakan alternatif mesin untuk mesin bensin,
5. Penggunaan CNG sebagai ganti diesel. 8. Alat pembersih udara seperti penampung gravitasi,
pemisah siklon, pengumpul basah, endapan elektrostatik, dll. harus digunakan untuk
membersihkan udara sebelum dibuang ke atmosfer.

h. Kesadaran publik harus dibuat mengenai bahaya akumulasi polusi udara di lingkungan.
i. Undang-undang yang memadai (UU Udara) harus memaksa untuk mengendalikan polusi
udara. Hukuman berat harus ditentukan untuk mangkir.

BAB III
PENUTUp
A. Simpulan
pengelolaan limbah merupakan proses penghilangan kontaminasi bahan
berbahaya atau beracun dari sisa suatu usaha yang dapat membahayakan
lingkungan. Pengelolaan limbah merupakan rangkaian kegiatan untuk mengurangi
sekaligus menghilangkan senyawa-senyawa kimia dan non kimia yang berbahaya
dan beracun. Sedangkan Limbah Industri adalah dimana limbah ini merupakan
kegiatan industri baik karena proses secara langsung maupun tidak langsung.
jenisnya sampah organik dapat digolongkan menjadi 2 antara lain sampah organik
basah dan kering. Pada Prinsip Hiraerki Pengelolahan Limbah terbagi menjadi
enam langkah sebagai berikut : 1. mencegah timbulnya limbah pada sumbernya ;
2. menerapkan produksi bersih ; 3. pemanfaatan dengan cara penggunaan kembali
(reuse); 4. pemanfaatan dengan cara recycle, yaitu mendaur ulang komponen-
komponen yang bermanfaat; 5. pemanfaatan limbah dengan cara recovery ; 6.
pengolahan (processing) limbah dengan metode yang memenuhi persyaratan
lingkungan dan keselamatan manusia. Menurut Abdurrahman (2006), berdasarkan
wujud limbah yang dihasilkan, limbah terbagi 3 yaitu: 1. Limbah Padat ; 2.
Limbah cair ; 3. Limbah gas . Pada pengelolaan dan limbah industri terdapat 3
penanganan jenis limbah industri yaitu : penanganan limbah padat, penanganan
limbah cair dan penanganan limbah gas.
B. Saran
Dari makalah ini semoga pembaca dapat lebih mengetahui mengenai tentang
bagaimana cara pengelolaan dan limbah industri dengan baik dan benar agar tidak
merusak ekosistem lingkungan sekitar. Pada makalah ini mungkin terdapat
beberapa kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis makalah meminta
pembaca bersedia memberikan masukan berupa kritikan dan saran yang
membangun makalah ini agar dapat menjadi sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

(http://kbbi.web.id/kelola, diakses pada tanggal 24 Oktober 2021 pukul 12.27).

Mahida. UN. 1984. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta : Rajawali

Arief Muhammad Latar. 2016. Pengolahan Limbah Industri. Yogyakarta : CV Andi Offset. hlm:
23-25

Dr. R. Sihadi Darmo Wihardjo, M.Pd dan Prof. Dr. Henita Rahmayanti, M.Si. 2021. Pendidikan
Lingkungan Hidup. Jawa Tengah : PT. Nasya Expanding Management. Hlm : 101-155

Anda mungkin juga menyukai