Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengolahan Buangan
Industri (PBI)
Penyusun:
Kelompok 11
Anggota:
1. Suci Mutiara Yardi 1410942032
2. Eka Indah Lestari 1410942034
Dosen Pengampu:
Yommi Dewilda, MT
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang Pengolahan Buangan Indsutri yang membahas mengenai pengolahan
limbah padat di PT. Maya Food dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Pengolahan Buangan Industri (PBI).
Makalah ilmiah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap sebagai penulis
makalah ini bisa kami jadikan sebagai sarana untuk kami menambah wawasan
tentang keberadaan air dan sifat-sifatnya dilingkungan sekitar, dan tentunya kami
berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata penulis berharap semoga
makalah ilmiah tentang pencemaran sungai ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Kelompok 11
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
3
BAB I
PENDAHULUAN
Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari proses kegiatan
manusia. Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa kotoran hewan,
tanaman, atau sayuran. Keseimbangan lingkungan menjadi terganggu jika jumlah
hasil buangan tersebut melebihi ambang batas toleransi lingkungan. Apabila
konsentrasi dan kuantitas melibihi ambang batas, keberadaan limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia sehingga
perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang
ditimbulkan oleh limbah bergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Setiap industri tentu akan menghasilkan limbah sebagai output dari kegiatan
industri yang dilaksanakannya. Limbah yang dihasilkan oleh suatu buangan industri
tentu beragam, ada limbah cair, padat dan gas. Limbah tersebut harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu agar tidak mencemari lingkungan. Pengolahan yang
dilakukan tentu harus seefisien mungkin, sehingga limbah yang dihasilkan aman
untuk dibuang ke lingkungan. Limbah yang akan dibahas pengolahannya pada kali
ini, yaitu limbah cair industri.
Oleh karena masalah limbah di atas, penulis ingin mengangkat studi kasus
mengenai pengolahan limbah padat industri yang dilakukan oleh PT. Maya Food
dalam mengelola limbahnya, sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
menambah ilmu pengetahuan terkait pengolahan limbah padat industri.
4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat dari makalah ini meliputi:
1. Apa itu PT. Maya Food dan apa produk yang dihasilkannya?
2. Ap saja limbah yang dihasilkan oleh Pt. Maya Food?
3. Bagaiamana pengolahan limbah di PT. Maya Food?
4. Bagaimana IPLA PT. Maya Food?
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah atau sampah adalah kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah
atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan
yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga
bisamenjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan
benar. Atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh
kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan
jika .dibiarkan terlalu lamamaka akan menyebabkan penyakit padahal dengan
pengolahan sampah secara benar maka bisamenjadikan sampah ini menjadi benda
ekonomis .
3. Abu (Ashes)
Sampah jenis ini adalah sampah yang berasal dari sisa pembakaran dari jenis zat
yang mudah terbakar seperti di rumah, kantor maupun di pabrik-pabrik industri.
6
4. Street cleaning (sampah dari jalan)
Sampah jenis ini berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik dengan tenaga
manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas, daun-
daunan dan lain-lain.
d. Mineral
7
e. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah
membusuk,sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada
lumpur pabrik.Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan
dan disamakan ukurannya atau volumenya.
f. Daur Ulang
Merupakan salah satu pengolahan limbah padat dengan mengubahnya menjadi
bentuk lain yang bisa dimanfaatkan.
8
Dampak imbah secara umum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap
lingkungan adalah sebagai berikut :
a) Dampak Terhadap Kesehatan
Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:a) Penyakit
diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasaldari sampah
dengan pengelolaan yang tidak tepat. b) Penyakit kulit misalnya kudis dan
kurap.
b) Dampak terhadap lingkungan cairan dari limbah limbah yang masuk ke sungai
akan mencemarkan airnya sehingga mengandung virus-virus penyakit.
Berbagai ikan dapat matisehingga mungkin lama kelamaan akan punah. Tidak
jarang manusia juga mengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan
sehari-hari, sehinggamenusia akan terkena dampak limbah baik secara langsung
maupun tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan
banjir karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tangga ke
sungai
9
BAB III
STUDI KASUS
PT. Maya Food Industries adalah perusahaan pangan yang berfokus pada
pengolahan hasil perikanan yaitu pengalengan ikan. Pada mulanya, tanggal 27 Juni
1979 didirikan sebuah pabrik bernama PT. Bali Maya Permai oleh Soekarjo
Wibowo, Soekardi Wibowo dan Mr. Chang yang berasal dari Singapura. Kemudian
pada tahun 1995, PT. Bali Maya Permai melakukan perubahan nama menjadi PT.
Maya Food Industries. Perubahan ini dilakukan pada tanggal 16 November 1995
melalui Akte Pendirian Nomer 232 di hadapan Notaris Misahardi Wilamarta, SH
yang berkedudukan di Jakarta dan Akte Cabang Nomer 36 pada tanggal 10 April
1996 di hadapan Notaris Issudariyah Andi Mualim, SH berkedudukan di
Pekalongan.
Bidang usaha PT. Maya Food Industries yaitu pengolahan produk perikanan
terutama ikan kaleng mackerel dan sardines. Kapasitas produksi mackerel dan
sardines dalam satu tahun sebesar 750.000 karton atau setara dengan 4.000 ton
bahan baku ikan. Produk ikan kaleng ini memiliki pangsa pasar sebesar 70% untuk
pasar domestik dan sisanya yaitu 30% untuk pasar manca negara. Proses produksi
pada perusahaan ini tidak dilakukan setiap hari namun menyesuaikan dengan bahan
baku ikan yang tersedia pada waktu-waktu tertentu sehingga terdapat hari para
pekerja tidak melakukan aktivitas produksi.
Industri pangan PT. Maya Food Industries yang memiliki luas pabrik sebesar
23.000 m2 ini, terletak pada Jalan Jlamprang Lor, Kelurahan Krapyak, Kecamatan
Pekalongan Utara, Kotamadya Pekalongan 51149, Provinsi Jawa Tengah. Letak
geografisnya yaitu pada sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, pada sebelah
timur berbatasan dengan sungai Kali Banger, pada sebelah selatan berbatasan
dengan Desa Klego dan pada sebelah barat berbatasan dengan Sungai Pekalongan.
Selain itu, pabrik ini terletak dekat dengan pelabuhan di Pekalongan sehingga
mempermudah penerimaan ikan melaui jalur laut. Pabrik industri pangan ini terdiri
atas ruang produksi pengalengan ikan mackerel dan sardines, instalasi pengolahan
limbah cair dan padat, penyimpanan limbah B3, ruang pengoperasian mesin uap,
10
water treatment, gudang bahan jadi, gudang bahan tambahan, gudang kemasan,
kantor marketing, bengkel dan ruang QC.
Bahan inti yang digunakan PT. Maya Food Industries dalam industri pengalengan
ikan yaitu ikan mackerel dan ikan sardine. Ikan mackerel yang digunakan diimpor
dari negara China dan Jepang sedangkan ikan sardine yang digunakan dimpor dari
negara China. Produk pengalengan ikan ini mempunyai beberapa macam variasi
saus seperti media minyak, saus tomat, saus teriyaki, saus balado dan saus cabe.
Masa umur simpan produk ikan kaleng tersebut yaitu 3 tahun dalam suhu ruang.
Produk pangan tersebut ditargetkan untuk semua umur namun tidak disarankan
untuk balita serta orang-orang yang mempunyai alergi terhadap ikan.
Kemasan primer yang digunakan yaitu kaleng dengan bentuk silinder besar tipe
300, silinder kecil tipe 200 dan kaleng tipe club can. Kemasan silinder besar tipe
300 mempunyai kapasitas berat bersih sebesar 425 gram, kemasan silinder kecil
tipe 200 mempunyai kapasitas berat bersih sebesar 155 gram dan kemasan kaleng
tipe club can mempunyai kapasitas berat bersih sebesar 125 gram. Produk dengan
kemasan tipe club can didistribusikan secara ekspor sedangkan produk dengan
kemasan berbentuk silinder dapat didistribusikan secara ekspor maupun lokal.
Sumber limbah padat di PT. Maya Food Industries merupakan sisa hasil produksi yaitu
kepala, ekor dan organ dalam ikan. Jumlah limbah padat dalam satu hari produksi
sekitar 8 ton. Limbah padat pada industri pangan terdiri dari bahan organik yaitu
protein, serat kasar, karbohidrat, air dan lemak. Bahan-bahan tersebut mudah
terdegradasi melalui proses biologis dan dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan,
terutama timbulnya bau busuk (Direktorat, 2007).
PT. Maya Food Industries mengolah limbah padat hasil sisa proses produksi ikan
menjadi tepung ikan dan minyak ikan. Sisa ikan dapat dimanfaatkan untuk menambah
nilai, meningkatkan penghasilan serta mengurangi dampak negatif (Sa'diyah dkk,
2016).
11
Lebih jelasnya pada limbah padat di PT. Maya Food menghasilkan karakteristik limbah
padat yang berupa garbage (sampah basah yang berasal dari sisa potongan hewan) yang
mengandung:
1) Protein;
2) Karbohidrat;
3) Lemak;
4) Serat Kasar;
5) Air
3.4 Pengolahan Limbah Padat Yang Dilakukan Oleh PT. Maya Food
Pengolahan limbah pada yang dilakukan oleh PT. Maya Food yakni dengan
mendaur ulang limbah tersebut menjadi produk yang bermanfaat melipu tepung
ikan dan minyak ikan.
12
3.4.2 Pengolahan Limbah Padat Menjadi Minyak Ikan
Pengolahan limbah padat menjadi minyak ikan yaitu diawali dengan menampung
hasil pengepresan limbah padat ke dalam bak penampung khusus pengolahan
minyak ikan. Kemudian minyak ikan yang masih bercampur dengan air tersebut
didiamkan selama 1 malam agar minyak ikan terpisah dari air yang didasarkan pada
berat jenisnya. Ekstraksi minyak merupakan salah satu cara dalam mendapatkan
lemak atau minyak yang ada dalam bahan (Ketaren, 1986 dalam Isnani, 2013).
Terdapat 5 cara untuk mengekstraksi minyak ikan yaitu silase asam, hidrolisis,
ekstraksi dengan pelarut, rendering kering dan rendering basah. Pengekstraksian
limbah ikan yang dilakukan di PT. Maya Food Industries menggunakan metode
rendering basah dimana pada proses rendering basah dilakukan pencincangan,
pemasakan menggunakan uap, pengepresan lalu pengeringan. Pengepresan pada
proses ini menghasilkan 2 bagian yaitu bagian cair dan bagian padat. Padatan
tersebut digunakan untuk bahan membuat tepung ikan (Isnani, 2013). Pengolahan
limbah ini menggunakan panas yang berasal dari uap. Menurut Isnani (2013), panas
yang digunakan dalam proses ini berguna dalam menggumpalkan protein pada
dinding sel bahan serta melakukan pemecahan dinding sel tersebut yang
menyebabkan lemak atau minyak dengan mudah dapat menembusnya.
Lalu air akan dikeluarkan melalui keran yang berada pada bagian bawah bak
penampungan dan mengalir ke IPAL sedangkan minyak yang tersisa pada bak
penampungan dipindahkan ke kuali dengan menggunakan pompa. Kemudian
minyak dalam kuali dipanaskan dengan menggunakan uap bersuhu 90oC untuk
menghilangkan sisa air yang ada. Jumlah minyak yang dihasilkan dalam sehari
produksi yaitu 8 liter. Minyak ikan tersebut dijual kepada perusahaan yang berada
di Surabaya sebagai bahan pakan ternak.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
1. PT. Maya Food telah merupakan Industri yang bergerak di bidang pangan, yaitu
industri ikan kaleng.
2. PT. Maya Food telah melaksanakan pengolahan terhadap limbah padatnya
sehingga limbahnya dapat diproduksi kembali menjadi produk yang lebig
berguna.
4.2 Saran
Penulis menyadari banyak kekurangan dari makalah ini, sehingga penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk
kebaikan dan kesempurnaan makalah ini kedepannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Angela, Muller Claudia. 2017. Laporan Kerja Praktek Pengolahan Limbah Cair Dan Padat
Di PT. Maya Food Industries . Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata
15