Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5)

PENGOMPOSAN SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF


PENANGANAN SAMPAH ORGANIK DI LINGKUNGAN
SMA NEGERI 2 AMLAPURA

OLEH :

NAMA : I Gusti Bagus Arianta Putra


KELAS : X8
NIS : 9674
NO. ABSEN : 09

PEMERINTAH PROVINSI BALI


DINAS PENDIDIKAN, KEPEMUDAAN, DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 2 AMLAPURA
FEBRUARI 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkah dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktu
yang telah ditentukan. Judul dari penelitian ini adalah “Pengomposan sebagai salah
satu alternatif penanganan sampah organik di lingkungan sekolah SMA NEGERI 2
AMLAPURA”
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis ini masih belum sempurna, oleh
karena itu mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan Karya Tulis ini, penulis telah banyak menerima pengarahan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak/Ibu
Guru yang sudah mendidik kami. Akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga
Karya Tulis ii dapat bermanfaat bagi kita semua

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

1. BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 2

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 3

2.2 Tinjauan Variabel ..................................................................................... 3

2.3 Penelitian Relevan .................................................................................... 4

2.4 Rumusan Hipotesis ................................................................................... 4

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 5

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................... 5

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 5

3.3 Prosedur Pelaksanaan ............................................................................... 5

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 7

4.1 Hasil Penelitian......................................................................................... 7

4.2 Pembahasan .............................................................................................. 9

5. BAB V PENUTUP ........................................................................................ 12

5.1 Simpulan ................................................................................................. 12

5.2 Saran-Saran ............................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 14

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3. 1 Timeline Pelaksanaan ......................................................................... 5

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 4. 1 Proses Mencah-cah ......................................................................... 8
Gambar 4. 2 Proses Penyiraman ......................................................................... 8
Gambar 4. 3 Tekstur sampah pada beberapa tingkat kedalaman ................... 9

v
1. BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebersihan lingkungan sekolah merupakan aspek yang penting untuk
menciptakan kesehatan lingkungan sekolah. Karena bila lingkungan sehat maka
semua makhluk hidup yang ada disekelilingnya juga akan dapat bernafas dengan
baik. Terutama siswa akan dapat menerima pelajaran dengan baik. Karena bila
ruangan kelas bersih maka udara akan sejuk. Seperti halnya lingkungan sekolah
SMA NEGERI 2 AMLAPURA merupakan lingkungan yang bersih, indah, rindang,
dan sejuk. Lingkungan sekolah ini dikelilingi banyak tanaman dan pepohonan,
sekolah ini juga di belah oleh sungai yang membuat lingkungan sekolah menjadi
hidup dan nyata yang menyatu dengan alam.

Dibalik lingkungan sekolah yang bersih, Tetapi lingkungan sekolah ini juga
terdapat beberapa masalah yang muncul. Banyak kami temui masalah yang muncul
pada lingkungan yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Seperti pada sungai yang ada sekolah, terdapat banyak sampah yang berserakan
yang menyebabkan banjir seperti waktu ini. Bukan hanya itu saja, tetapi pada
tempat sampah yang ada di setiap kelas. Banyak siswa yang kurang peduli
pentingnya memilah sampah. Selain itu banyak sampah dedaunan yang berserakan
di halaman sekolah. Sebenarnya dari masalah-masalah yang ada dapat kita
selesaikan secara teori.

Pengolahan sampah dapat dilakukan dengan mengolah sampah organik yang


kita temukan di lingkungan sekolah seperti Sampah organik bisa dikatakan sebagai
sampah ramah lingkungan bahkan sampah bisa diolah kembali menjadi suatu yang
bermanfaat bila dikelola dengan tepat. Tetapi sampah bila tidak dikelola dengan
benar akan menimbulkan penyakit dan bau yang kurang sedap hasil dari
pembusukan sampah organik yang cepat. Permasalah tersebut dapat kita simpulkan
sampah dapat dikelola dengan melakukan pengomposan dari sampah organik.

1
Sampah organik seperti kotoran hewan maupun buah dan sayur busuk bisa
dibuat menjadi kompos. Dalam tanah kompos akan bisa membantu kehidupan
mikroorganisme. Selain berisi bakteri serta jamur pengurai keberadaan kompos
akan membuat tanah menjadi sejuk tidak terlalu lembab serta tidak terlalu kering.
Keadaan seperti itu sangat disukai oleh mikroorganisme. Menekan pertumbuhan/
serangan penyakit tanaman. Kompos memberikan kesuburan bagi tanah karena
menyediakan unsur-unsur hara dan mineral yang diperlukan tanaman. Oleh karena
itu hasil dari observasi kelompok putra 1 kami mengangkat judul
“PENGOMPOSAN SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PENANGANAN
SAMPAH ORGANIK DI LINGKUNGAN SMA NEGERI 2 AMLAPURA”

1.2 Rumusan Masalah


Bedasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian projek ini sebagai berikut :
Bagaimana pengomposan dijadikan salah satu alternatif penanganan sampah
organik di lingkungan sma negeri 2 amlapura ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dalam penelitian projek ini adalah :
Bertujuan untuk memanfaatkan pengomposan dijadikan salah satu alternatif
penanganan sampah organik di lingkungan sma negeri 2 amlapura
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian projek ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan tambahan pengetahuan dan pengalaman tentang pengelolaan
sampah organik menjadi kompos.
2. Sebagai alternative cairan pestisida dengan mengganti menggunakan kompos.
3. Sebagai bahan bacaan untuk belajar pengolahan sampah

2
2. BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Variabel


A. Pengertian Sampah Organik :
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa organisme
makhluk hidup baik manusia, hewan, serta tumbuhan. Sampah organik
sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun contoh yang
termasuk sampah organik adalah sisa sayur dan buah, kotoran hewan hingga
daun kering.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi
sampah yaitu sebagai suatu barang yang dibuang karena sudah tidak
terpakai lagi atau sisa dari kegiatan manusia. Sedangkan, maksud dari
organik adalah suatu zat yang berasal dari makhluk hidup.
B. Jenis - Jenis Sampah Organik :
Meskipun sampah organik dikenal sebagai sampah basah, namun
berdasarkan jenisnya sampah organik digolongkan menjadi 2 antara lain,
sampah organik basah dan kering.
1. Sampah Organik Basah Sampah organik basah adalah sampah organik yang
sebagian besar mengandung air. Inilah yang menjadi alasan kalau sampah
organic bisa menimbulkan bau tidak sedap, karena punya banyak
kandungan air yang menyebabkan sampah jenis ini cepat untuk membusuk.
Contoh sampah organik basah, antara lain: Buah yang busuk Sisa sayur-
sayuran Kotoran hewan Kulit pisang dan sejenisnya.

2. Sampah Organik Kering Sampah organik kering termasuk sampah organik


yang kadar airnya sedikit. Biasanya, sampah ini sulit diolah kembali, alhasil
sampah organik kering lebih sering dibakar untuk dimusnahkan. Contoh
sampah organik kering adalah: Ranting pohon Kayu Daun-daunan kering.

C. Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik


Sampah organik adalah sampah yang berasal dari hewan dan tumbuhan,
sedangkan sampah anorganik berasal dari bahan non hayati, seperti produk
sintetik, pengolahan bahan tambang atau dari proses industri. Sampah
organik mudah terurai, semantara pengertian sampah non organik
merupakan jenis sampah sangat sulit terurai oleh mikroorganisme. Oleh

3
karena itu, sampah organik memerlukan waktu yang lama untuk terurai.
Bahkan, sampah anorganik butuh ratusan tahun untuk hancur/terurai

Perbedaannya, sampah organik termasuk jenis sampah basah, sedangkan


sampah anorganik disebut sampah kering (sebagian besar). Contoh barang
yang termasuk sampah anorganik yaitu: kaleng, kantong plastik, beling,
kaca, botol plastik, kertas dan lain-lain.

D. Cara Mengolah Sampah Organik


Sampah juga memiliki nilai ekonomi, apabila kita bisa mengolahnya dengan
baik menggunakan cara atau metode tertentu. Agar memiliki nilai
ekonomis, pengelolaan sampah bisa dengan prinsip 3R (Reuse, Reduce,
Recycle). Mengolah Sampah Organik Menjadi Kompos.
Kompos adalah bahan sampah organik yang telah mengalami proses
pelapukan, yang disebabkan adanya interaksi antara mikroorganisme.
Teknik pembuatan kompos ada tiga macam yaitu menggunakan keranjang,
komposter dan lahan luas.Selain itu kompos dapat dijadikan Kompos atau
Pupuk Organik Pengolahan sampah organik bermanfaat untuk kompos.
Sampah organik seperti kotoran hewan maupun buah dan sayur busuk bisa
dibuat menjadi kompos.

2.2 Penelitian Relevan


Semua dosis pupuk kompos kotoran sapi yang diaplikasikan pada tanaman
kacang panjang mempunyai kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan
dan hasil benih tanaman kacang panjang . Penggunakan pupuk kompos dengan
dosis 20 ton/ha dapat menghasilkan benih tertinggi yaitu sebanyak 8.536,67
kg/ha dan berbeda tidak nyata dengan penggunaan dosis kompos 10 ton/ha dan
15 ton/ha yang hasilnya berturut-turut sebanyak 7850,00 kg/ha dan 8463,33
kg/ha.2.3 Rumusan Hipotesis. Oleh IR.I KETUT ARSA WIJAYA,M.Si.
2.3 Rumusan Hipotesis
Bedasarkan rumusan masakah di atas, maka rumusan hipotesis dalam
penelitian projek ini sebagai berikut :
Pengomposan bisa dijadikan salah satu alternatif penanganan sampah
organik di lingkungan sma negeri 2 Amlapura.

4
3. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu : 1-3 bulan
Tempat : SMA NEGERI 2 AMLAPURA
Timeline pelaksanaan/rancangan jadwal dibuat/minggu
Bulan pertama menyiapkan alat dan bahan
Bulan kedua memulai proses pembuatan kompos
Bulan ketiga kompos finish
Bulan
Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan
Proposal
Presentasi
Proposal Projek
Aksi Nyata
Panen Hasil Pupuk
Kompos
Tabel 3. 1 Timeline Pelaksanaan
3.2 Alat dan Bahan
1. Cairan Em4
2. Yakult 2 botol
3. Gula merah 60 gram
4. Air 4.200 ML
5. Sampah organik yang telah di kumpulkan
6. Sampah organik yang sudah di cah – cah seberat 29,5 kg
3.3 Prosedur Pelaksanaan
1. Proses pembuatan cairan pada kompos
1. Hancurkan gula merah.
2. Campur gula merah dengan air.
3. Masukan cairan Em4.
4. Masukan yakult.
5. Aduk merata.
2. Proses Pengomposan

5
1. Hancurkan sampah.
2. Alasi buis dengan polybag.
3. Masukan sampah yang telah di cah-cah.
4. Sirami dengan cairan yang telah dibuat. Dan di tekan-tekan.
5. Lakukan berulang kali sampai buis penuh.
6. Tutup buis dengan polybag dan tutup dengan penutup.

6
4. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


A. Prosedur pelaksanaan projek.
Adapun prosedur dari pengomposan kali ini adalah, pertama siswa/i kelas 10
di ajak untuk mengumpulkan sampah organik di sekitar lingkungan sekolah
SMAN 2 Amlapura, sampah yang telah dikumpulkan oleh siswa/i di bawa ke
tempat pencah-cahan siswa/i sebelum mencah-cah di ajarkan bagaimana
menggunakan mesin pencah-cah. Sampah yang di cah-cah akan di simpan dan
diberi label sesuai kelas. Pengomposan di lakukan di setiap buis dari buis 1
hingga buis 10, sebelum memulai pembuatan kompos siswa/i diajarkan bagai
mana membuat cairan pengomposan dan tahap pembuatan kompos. Tiap buis
di amati setiap seminggu sekali agar mengetahui progres dari produk yang
dibuat.
B. Proses-proses yang dilakukan selama pelaksanaan projek.
1. Proses pembuatan cairan pada kompos
Adapun proses pembuatan cairan pengomposan yang di laksanakan di SMAN
2 Amlapura adalah pertama-tama siswa/i harus menyiapan ember yang berisi
air sebanyak 4.200 ML, langkah selanjutnya hancurkan 60 gram gula merah
lalu campurkan kedalam ember yang telah di berisi air tadi yang sebanyak
4.200 ML dan diaduk hingga larut, campurkan 2 yakult kedalam larutan gula
merah dan masukan juga cairan EM4 sebanyak 4-5 tutup botol aduk secara
merata dan cairan pengomposan siap di gunakan. Untuk mempermudah dalam
mengaplikasikannya cairan pengomposan bisa di tuangkan dalam botol yang
di lubangi tutupnya.
2. Proses Pengomposan
Adapun proses pengomposan yang telah dilaksanakan di SMAN 2 AMlapura
adalah Pertama-tama sebelum membuat produk sampah organik yang telah
dikumpulkan harus dihancurkan di mesin pencah-cah agar mudah terurai pada
proses pengomposan. Sampah yang telah hancur dikumpulkan hingga
mencapai berat 29,5 kg.

7
Gambar 4. 1 Proses Mencah-cah
Sekarang alasi buis dengan polybag, mengapa di alasi polybag karena agar
sampah yang telah di cah-cah tidak bersentuhan langsung dengan tanah.
Masukan sampah yang telah di cah-cah sebelumnya yang seberat 29,5 kg
kedalam buis secara bertahap, ukur ketinggian setiap lapisannya dengan jari
telunjuk. Setelah di masukan ratakan sampah yang sudah di cah-cah lalu siram
dengan cairan pengomposan yang telah dibuat sebelumnya dan siram
secukupnya.

Gambar 4. 2 Proses Penyiraman


Tahap ini lakukan secara berulang kali hingga buis tersebut penuh ketika buis
sudah penuh bagian atas buis dilapisi dengan polybag dan tutup dengan
penutup buis penutup buis lapisi dengan polybag agar air hujan tidak masuk
dan memenuhi buis. Setiap satu minggu buis dibukan dan di aduk jika kompos
yang telah dibuat lembek bisa di tambah dengan sampah koran, kardus, atau
kerat telur, sedangkan jika kompos yang telah dibuat kering bisa disirami air
beras, air biasa, atau air nasi yang telah di ulek. Langkah ini di lakukan selama
sebulan, setelah sebulan kompos dapat di panen.
C. Bagaimana produk kompos yang diperoleh
1. Hasil produk pada pengamatan minggu pertama
Warna : Daun yang sebelumnya berwarna hijau menjadi lebih tua.

8
Suhu : Pada bagian atas tidak terlalu hangat, namun semakin kedalam
makin hangat.
Bau : Seperti daun lapuk (tidak ada identifikasi busuk)
Tekstur : Lebih gembur dan kering, namun tekstur daun makin kebawah
semakin hancur.
Catatan :
a. Dikarenakan hasil kompos terlalu kering jadi harus di tambah air
(secukupnya hingga kompos kembali lembab atau agak basah).
b. Setelah di tambah air warnanya menjadi lebih coklat.
c. Volume sampah organik berkurang sebesar 10 cm dari minggu pertama.
2. Hasil produk pada pengamatan minggu kedua
Warna : Warna daun bertambah gelap dari minggu pertama.
Suhu : Lebih hangat dari minggu pertama
Bau : Baunya masih sama seperti minggu pertama. Bagian tengah basah
bagian luar kering. Bagian bawah kering karena kekurangan air.
Tekstur : Lebih sedikit lembek dari minggu pertama.

Gambar 4. 3 Tekstur sampah pada beberapa tingkat kedalaman


Warna Pink tekstur pada lapisan atas.
Warna Biru pada lapisan tengah.
Warna Ungu pada lapisan dalam.
Warna Orange pada lapisan paling dalam.
4.2 Pembahasan
Membahas hasil penelitian yang diperoleh :

9
Cairan pengomposan yang telah di buat sebelumnya memiliki fungsi dan
maanfaat yang sangat besar, yang pertama cairan EM4, cairan EM4 membantu
dalam pembusukan dalam proses pengomposan dan memperbaiki struktur dan
tekstur tanah menjadi lebih baik. Yang kedua Yakult, yakult memiliki peran
hampir mirip dengan cairan EM4 karena mengandung mikroorganisme
fermentasi dan sintetik yang bermanfaat meningkatkan kesuburan tanah dan
tanaman. Yang ketiga gula merah, bermanfaat sebagai sumber glukosa yang
berperan sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme. Hasil penelitian yang
diperoleh selama proses pengomposan yaitu adanya beberapa perubahan,
perubahan yang terjadi dimulai dari perubahan warna, suhu, bau, tekstur dan
volume pada kompos. Perubahan warna di sebabkan oleh mulai aktifnya
mikroorganisme pengurai yang terkandung dalam EM4 dan Yakult dan di
sebabkan oleh tingginya suhu di dalam buis yang menyebabkan hancurnya
kloropil dalam daun yang menyebabkan perubahan warna. Perubahan Suhu
terjadi di karenakan mikroba mulai aktif memanfaatkan oksigen dan mulai
mengurai bahan organik menjadi gas CO2, uap air dan panas. Setelah semua
bahan terurai maka suhu akan berangsur mengalami penurunan. Perubahan
bau di sebabkan karena tumpukan terlalu basah, mikroba yang bermanfaat
memecah tumpukan tidak dapat bekerja dan kompos akan mengeluarkan bau
busuk. Perubahan tekstur terjadi karena adanya perubahan suhu dan adanya
aktifitas mikroorganisme. Perubahan Volume terjadi karena adanya proses
dekomposisi.

Membahas kenapa terjadi hambatan-hambatan yang dialami :


Bedasarkan hasil penelitian hambatan-hambatan yang terjadi yaitu sebagai
berikut :
1. Pada hasil kompos minggu ketiga hambatannya yaitu berkurangnya
penggunaan gula merah yang menyebabkan aktifitas mikroorganisme yang
menurun khususnya bakteri yang berasal dari bahan kompos itu sendiri seperti
cairan EM 4 dan Yakult yang menyebabkan makanan bagi mikroorganisne
berkurang oleh karena itu penggunaan gula merah harus teratur dan benar.

10
2. Pada hasil kompos minggu ketiga hambatannya yaitu pada kelembaban
kompos, kelembaban disebabkan oleh tergenangnya air di tutup buis kompos
karena pada saat hujan air hujan masuk ke dalam lubang kompos.

Mencari alternatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.


Alternatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi adalah dengan cara
yang pertama, penggunaan gula merah dengan teratur dan benar, yang kedua
menutup lobang tutup kompos agar tidak terjadinya genangan air pada tutup
kompos.

11
5. BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Bedasarkan hasil makalah ini, kami menyimpulkan Bedasarkan latar
belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian projek ini
yaitu Bagaimana pengomposan dijadikan salah satu alternatif penanganan sampah
organik di lingkungan sma negeri 2 amlapura ?, Adapun tujuan dalam penelitian
projek ini adalah Bertujuan untuk memanfaatkan pengomposan dijadikan salah satu
alternatif penanganan sampah organik di lingkungan sma negeri 2 amlapura dan
Bedasarkan rumusan masakah di atas, maka rumusan hipotesis dalam penelitian
projek ini yaitu Pengomposan bisa dijadikan salah satu alternatif penanganan
sampah organik di lingkungan sma negeri 2 Amlapura.
5.2 Saran-Saran
Saran-saran kami selama kegiatan projek yang sudah berlangsung yaitu
yang pertama untuk siswa pada saat mengumpulkan sampah organik hendaknya
dipilah sampah yang kering dan sampah yang basah dan mengumpulkan sampah
yang kering supaya pada saat di cacah tidak berat di giling dan tidak menyebabkan
mesen cacah menjadi rusak dan kepada pihak sekolah agar pada saat mencacah
meminta kepada pihak sekolah untuk menambahkan/menyediakan mesin pecacah
perkelas supaya tidak menunggu lama dan proses pencacahan agar menjadi lancar
dan berhasil perkelas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kesawa, Palangkaraya. 2022.”Membuat kompos dari sampak organik”


,https://dlh.palangkaraya.go.id/membuat-kompos-dari-sampah-organik/,
diakses pada 28 Oktober 2022 pukul 11.03
Kesawa, Eko Yudi P, A.Md. 2019.”Manfaat Kompos”,
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/77438/Manfaat-Kompos/
diakses pada 28 Oktober 2022 pukul 11.51
Kesawa, Siti Nur Aeni. 2021.” Mengenal Pupuk Kompos dari Manfaat hingga Cara
Membuatnya”,
https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/618e26017baee/mengenal-pupuk-
kompos-dari-manfaat-hingga-cara-membuatnya
diakses pada 28 Oktober 2022 pukul 12.00
Kesawa, tidak diketahui. 2019.” Pengertian dan Pengelolaan Sampah Organik dan
Anorganik”,
https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-dan-
pengelolaan-sampah-organik-dan-anorganik-13
diakses pada 9 November 2022 pukul 04.13
Kesawa, Kholida Qothrunnada. 2022.” Sampah Organik Adalah: Jenis, Contoh,
Manfaat dan Cara Mengolah”.
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6262012/sampah-organik-adalah-
jenis-contoh-manfaat-dan-cara-mengolah
diakses pada 9 November 2022 pukul 04.31
Kesawa, IR.I KETUT ARSA WIJAYA,M.Si. 2018.” PENGARUH
PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASIL BENIH KACANG PANJANG (Vigna sinensisL.) DI SUBAK
BASANG BE”,
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/4d2b014d61f6af10
a9d25849e546f99a.pdf
diakses pada 10 November 2022 pukul 15.21
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai