Penyusun
11 MIPA 2
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan keridhoannya,
penulis bisa membuat suatu gagasan usaha yang Insya Alloh akan bermanfaat bagi saya
sebagai pemilik usaha, investor, dan umumnya masyarakat.
Eco Friendly Florist ialah nama yang penulis buat untuk kegiatan usaha ini, yang begerak di
bidang kerajinan bahan limbah bangun ruang dan budidaya tanaman hias
Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, memberi saran,
dan masukan – masukannya untuk kelancaran usaha ini. Khususnya kepada guru pembimbing
kami, yang sangat berperan dalam pengarahan kegiatan usaha ini
Penulis
2
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................5
Pendahuluan................................................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................................7
Landasan Teori............................................................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................12
Laporan Perusahaan..................................................................................................................12
3
3.5.2 Proses Pembuatan Pot dari Bahan Limbah.........................................................15
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................17
i. kesimpulan.....................................................................................................................17
ii. Saran.................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................20
LAMPIRAN..............................................................................................................................22
4
BAB I
Pendahuluan
5
anorganik yang dapat didaur ulang contohnya sampah plastik, logam, kaca, plastik, dan
kaleng. Limbah-limbah anorganik dapat dipilah-pilah sesuai kebutuhan, jika dinilai tidak
layak pakai maka limbah anorganik dapat dilebur. Sedangkan limbah yang masih dalam
kondisi baik, dapat dimanfaatkan kembali menjadi karya kerajinan. Jika limbah sudah beralih
manfaat menjadi barang kerajinan, maka secara ekonomi nilainya akan meningkat. Kita patut
bersyukur bahwa limbah anorganik juga dapat memberi manfaat untuk manusia.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pendirian usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun
Ruang dan Budidaya Tanaman Hias ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai langkah untuk mengambil peluang usaha
2. Sebagai aktualisasi diri dan praktek langsung dari ilmu manajemen
3. Mengembangkan perekonomian
4. Menjaga kreatifitas dengan menggunakan bahan limbah sebagai bahan usaha
6
BAB II
Landasan Teori
7
c. Sebagai kebutuhan ritual, kerajinan yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi
sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual.
d. Sebagai kebutuhan simbolik, kerajinan tradisional biasanya berfungsi melambangkan hal
tertentu yang berkaitan dengan spiritual.
e. Sebagai kebutuhan konstruktif, kerajinan berfungsi sebagai pendukung sebuah bangunan.
Tujuan kerajinan meski berbeda-beda tetapi tetap memiliki nilai ekonomis. Yang mana
kerajinan itu sendiri bisa menambah nilai jual suatu produk.
8
b. Bahan Keras Buatan
Kerajinan ini dibuat dari bahan yang telah melalui proses pengolahan kembali hingga menjadi
keras dan berubah bentuk untuk dijadikan bahan baku kerajinan. Contoh bahan keras alami
adalah besi, logam, kawat, kaca, semen, kaleng, dan timah.
9
Kerajinan dari bahan keras bisa menghasilkan banyak bentuk. Di antaranya yaitu kayu
untuk dijadikan pajangan kayu, mainan kayu, mebel, dan lainnya.Lalu batu bisa dijadikan
patung hiasan serta aksesori pelengkap busana. Logam bisa menjadi perhiasan, wadah logam,
atau medali. Atau perak dijadikan miniatur, gantungan kunci, dan perhiasan.
10
2.6 Budidaya Tanaman Hias
Suatu tumbuhan dapat dikategorikan sebagai tanaman hias jika memenuhi beberapa
syarat tertentu, salah satunya adalah ditanam dan dirawat oleh seorang ahli taman. Contohnya
adalah tanaman yang awalnya tidak masuk ke dalam kategori tanaman hias namun setelah
dibentuk secara spesifik masuk dalam kategori tanaman hias.Misalnya tanaman yang dibentuk
dengan metode topiari, yaitu dibentuk dengan cara dipangkas menjadi berbagai bentuk,
seperti binatang, tokoh ternama, atau tokoh kartun tertentu.
Tumbuhan semak yang dirawat dan dipangkas secara berkala pun akan menjadi
tanaman hias. Namun jika dibiarkan tumbuh liar dan tidak berbentuk indah, maka tidak bisa
dikategorikan sebagai tanaman hias. Contohnya adalah lavender yang bisa dijadikan sebagai
tanaman hias namun juga dibudidayakan untuk diambil minyaknya. Oleh sebab itu, metode
penerapan budidaya pun berbeda.Tanaman hias dibudidayakan untuk penampilannya, bukan
untuk diambil bagian-bagian tanamannya guna keperluan lain, misalnya untuk pelengkap
kuliner, obat-obatan, kecantikan, dan lain-lain. Sehingga unsur utama dari budidaya tanaman
hias adalah kualitas penampilan tanaman. Tidak semua jenis bunga dibudidayakan untuk
menjadi tanaman hias. Pertimbangannya adalah pada beberapa jenis bunga hanya mekar pada
musim tertentu atau tidak sepanjang tahun. Oleh karena itu, ahli taman menggunakan metode
tertentu agar tumbuhan berbunga dalam jangka waktu lebih lama dari seharusnya.
Selain itu, tanaman hias berbunga juga dibudidayakan karena wanginya, serta ada pula
yang dibudidayakan karena bentuk dan warnanya yang indah. Beberapa tanaman hias
dibudidayakan karena memilki warna daun yang mencolok. Warna daun yang dianggap
cantik sangat beragam, mulai dari hijau, oranye terang, merah, hingga kuning. Ada pula jenis
tanaman berdaun gugur, serta ada juga jenis evergreen alias tumbuhan hijau sepanjang tahun.
Selanjutnya, tanaman hias jenis rumput-rumputan dengan berbagai macam bentuk dan warna
yang cantik.
11
BAB III
Laporan Perusahaan
12
3.3 Analisis SWOT Perusahaan
Adapun analisis SWOT usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun ruang
dan budidaya tanaman hias ini adalah
STRENGTH WEAKNESS
1. menyediakan layanan prima kepada para 1. Kurangnya link dengan perusahaan besar
konsumen, akan kurang dikenal oleh masyarakat
2. Menyediakan jasa pembuatan taman bagi 2. Penggunaan nama di pasaran untuk
konsumen menarik minat
3. Mengutamakan Jaminan mutu tanaman 3. kurang dalam bentuk financial, modal
4. Menyediakan layanan berupa yang digunakan cukup besar
permbersihan hama tanaman
5. Adanya Pengecekan rutin keadaan
tanaman
6. Bahan baku mudah didapat, ramah
lingkungan
OPPORTUNITY THREAT
1. Latar belakang orang tua dan relasi 1. Pesaing yang memiliki kerjasama dengan
2. lokasi yang cukup strategis yang perusahaan besar lain
memungkinkan untuk mendirikan usaha 2. Fasilitas yang harus dipenuhi
ini 3. Trend pasar yang cepat berubah
3. Peluang usaha yang lain yang dapat 4. Pasar bebas yng memperkecil pasar
dikembangkan selain usaha tanaman hias domestik
ini adalah usaha wisata alam 5. Pesaing dengan harga yang jauh lebih
4. pesaing yang lebih sedikit murah
5. Untuk pembuatan kerajinan butuh waktu
yang lama dalam proses produksi, karena
butuh kejelian ketekunan dan kerapihan
13
3. Pengembangan Pasar
Kami juga mempromisikan usaha kami ini dengan cara menambah pasar baru atau membuka
cabang baru di daerah lain untuk memperluas jangkauan yang sudah dimiliki.
4. Pengembangan Produk
Pengembangan produk dari usaha ini dapat menambahkan jenis tanaman hias dan bahan
limbah lain. Sehingga usaha ini mililiki jangkauan yang semakin luas, dan tingkat loyalitas
konsumen pun setiap harinya kian meningkat.
5. Langkah-langkah promosi
Untuk menarik minat konsumen agar membeli produk yang kami tawarkan, kami mempunyai
cara promosi seperti diskon, yaitu:
1. ketika menggunakan pelayanan kami rutin setiap bulan, maka akan diberikan diskon
30% setiap bulannya.
2. adanya diskon dan penawaran lain pada hari-hari besar atau nasional
14
6. Cat dan hias botol sesuai dengan kreatifitas
15
Aktiva Passiva
AKTIVA LANCAR UTANG LANCAR
KAS Rp 600.000 Utang Jangka Panjang Rp 2.500.000
BANK Rp 2.500.000 Bank Rp 2.500.000
Persediaan Rp 500.000 Modal sendiri Rp 350.000
AKTIVA TETAP
Kendaraan Rp 1.750.000
Total Aktiva Rp 5.350.000 Total Passiva Rp 5.350.000
2) Analisis
a) Likuiditas = Aktiva lancar / utang lancar = 3.600.000/1.000.000 = 2.5%
b) Solvabilitas = Total aktiva / Total Utang = 4.500.000/1.000.000 = 4.5%
c) Rentabilitas = 40%
Rentabilitas Ekonomis = Lk/MA + MS x 100%
= 2.000.000/ 3.000.000 + 2.000.000 x 100% = 40%
16
BAB IV PENUTUP
i. kesimpulan
Limbah berbentuk bangun ruang adalah limbah yang berbentuk bangun yang
berdimensi tiga, yaitu bahan limbah yang memiliki volume atau ruang. Limbah berbentuk
bangun ruang dapat berupa bangun beraturan seperti bola, kubus, silinder dan lain- lain serta
bangun tidak beraturan.
Menganalisis peluang usaha bertujuan untuk mencari dan melaksanakan kegiatan usaha
yang menguntungkan. Rencana dalam berwirausaha perlu dianalisis untuk mengenali
kelemahan- kelemahan yang dapat mengakibatkan kesulitan-kesulitan keberlangsungan
usaha. Analisis usaha ini juga dapat digunakan untuk mencari strategi alternatif dalam bidang
penjualan, bauran produk, investasi, pengembangan staf, pengendalian usaha, pengendalian
biaya dan lain-lain.
Menganalisis peluang usaha harus dimulai dengan perencanaan yang matang dan penuh
perhitungan tentang segala kemungkinan yang akan menggagalkan usaha. Dengan adanya
analisis SWOT (strength = kekuatan, weakness = kelemahan, opportunity = peluang,
dan threat = ancaman), akan dapat mengetahui peta peluang usaha dan ancaman apa yang
ada. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat dikategorikan atas enam tipe sumber
daya (6M), yaitu:
a. man (manusia),
b. money (uang),
c. material (fisik),
d. machine (teknologi),
e. method (metode),
f. market (pasar).
Merencanakan jenis usaha adalah merencanakan kegiatan yang dijalankan oleh setiap
perusahaan baik besar maupun kecil untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Faktor
pemasaran dapat dikatakan berhasil jika jangkauan pasar semakin luas dan masa produksi
dapat bertahan dalam waktu yang lama. Untuk itu hal-hal yang perlu dipertimbangkan,
meliputi sasaran pasar, selera konsumen, citra produk, saluran distribusi, dan penentuan
harga.
17
Perencanaan produk kerajinan umumnya lebih menitikberatkan pada nilai-nilai estetika,
keunikan (craftmanship), keterampilan, dan efisiensi, sementara dalam pemenuhan fungsinya
lebih menekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat fisik (fisiologis).
Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan di mana perusahaan dalam operasinya
tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya
sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi. Analisa break even
point memberikan penerapan yang luas untuk menguji tindakan-tindakan yang diusulkan
dalam mempertimbangkan alternatif-alternatif atau tujuan pengambilan keputusan yang lain.
ii. Saran
Sebagai warga negara yang baik tentunya harus memiliki tanggung jawab
mengembangkan produk kerajinan tersebut agar menjadi kekayaan budaya nusantara. Agar
pelaksanaan suatu usaha dapat berjalan lancar,maka saya mempunyai beberapa saran,antara
lain:
2. Pandai berkomunikasi
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Bengkel Kriya Kayu. Buku Paket Kriya Kayu. Yogyakarta : PPPG Kesenian Yogyakarta.
Birch Paul, Brian Clegg. 1996. Business Creativity. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. III.
Jakarta: Balai Pustaka.
Eisner Elliot. W. 1972. Education Artistic Vision. New York: The Macmillan Co.
Hendro. 2010. Kewirausahaan untuk SMK dan MAK Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kao, John. 1998. Entrepreneurship, A Wealth Creativity and Organization: Text, Cases, and
Reading. Englewood Cliff. New Jersey: Prentice Hall.
Sachari Agus dan Sunarya Yan Yan. 1999. Modernisme, Sebuah Tinjauan Historis, Desain
Modern. Jakarta: Balai Pustaka.
Sachari Agus dan Yan Yan. Sunarya 2001. Desain dan dunia Kesenirupaan Indonesia dalam
Wacana Transformasi Budaya. Bandung: ITB.
20
Soegoto, Eddy Soeryanto, Ir. Dr. 2009. Entrepreneurship, Menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta:
PT. Elex Media.
21
LAMPIRAN
22