Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN AKHIR

Usaha Tanaman Hias dan


Kerajinan Pot Bunga dari Bahan Limbah

Penyusun

Jaziilah Rizki Putri Mawarni

11 MIPA 2

SMA NEGERI 3 TANGERANG SELATAN


Pamulang Permai 2, Komplek, Jl. Benda Timur XIA

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan keridhoannya,
penulis bisa membuat suatu gagasan usaha yang Insya Alloh akan bermanfaat bagi saya
sebagai pemilik usaha, investor, dan umumnya masyarakat.

Eco Friendly Florist ialah nama yang penulis buat untuk kegiatan usaha ini, yang begerak di
bidang kerajinan bahan limbah bangun ruang dan budidaya tanaman hias

Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, memberi saran,
dan masukan – masukannya untuk kelancaran usaha ini. Khususnya kepada guru pembimbing
kami, yang sangat berperan dalam pengarahan kegiatan usaha ini

Depok, 30 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................................3

BAB I..........................................................................................................................................5

Pendahuluan................................................................................................................................5

1.1. Latar Belakang.................................................................................................................5

1.2 visi dan misi......................................................................................................................6

1.3 Tujuan...............................................................................................................................6

BAB II.........................................................................................................................................7

Landasan Teori............................................................................................................................7

2.1 Pengertian Kerajinan.........................................................................................................7

2.2 Tujuan Kerajinan...............................................................................................................7

2.3 Jenis-Jenis Kerajinan.........................................................................................................8

2.4 Contoh Kerajinan..............................................................................................................9

2.5 Pengertian Tanaman Hias...............................................................................................10

2.6 Budidaya Tanaman Hias.................................................................................................11

BAB III.....................................................................................................................................12

Laporan Perusahaan..................................................................................................................12

3.1 Gambaran Usaha dan Keadaan Pasar..............................................................................12

3.2 Rencana Perusahaan........................................................................................................12

3.3 Analisis SWOT Perusahaan............................................................................................13

3.4 Strategi Pemasaran..........................................................................................................14

3.5 Aspek Produk..................................................................................................................14

3.5.1 Proses Penanaman Tanaman Hias......................................................................14

3
3.5.2 Proses Pembuatan Pot dari Bahan Limbah.........................................................15

3.5.3 Pengadaan Bahan Baku.......................................................................................15

3.6 Aspek Keuangan........................................................................................................15

3.6.1 Penetapan Harga......................................................................................................15

3.6.2 Analisa Titik Impas ( BEP ).....................................................................................15

3.7 Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha.......................................................................15

BAB IV PENUTUP..................................................................................................................17

i. kesimpulan.....................................................................................................................17

ii. Saran.................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................20

LAMPIRAN..............................................................................................................................22

4
BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Kerajinan merupakan budaya tradisional yang kini menjadi komoditi Negara untuk
meningkatkan devisa. Limbah dalah buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau
kegiatan dari industri maupun domestik (rumah tangga). Sebagai warga negara yang baik kita
dituntut untuk mengembangkan produk-produk kerajinan agar lebih bermutu dan bermanfaat.
Melalui kerajinan kita diharapkan mampu mengembangkan kreativitas agar produk kerajinan
yang ada di sekitar kita lebih inovatif
Kekayaan alam Indonesia merupakan modal untuk menghasilkan produk kerajinan.
Sejak dahulu rakyat Indonesia telah menggunakan produk kerajinan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Kekayaan alam Indonesia merupakan anugerah Tuhan Yang
Maha Esa. Oleh karena itu, kita harus memuji ciptaan Tuhan Yang Maha Agung ini. Produk
kerajinan lebih banyak memanfaatkan bahan-bahan alam. Ada juga yang memanfaatkan
bahan limbah sebagai bahan kerajinan seperti limbah kertas, plastik, karet, dan logam.
Tentunya sampah atau limbah tersebut dapat membuat pemandangan menjadi tidak indah,
menghasilkan bau tidak sedap, dan dampaknya akan merusak lingkungan. Limbah tersebut
sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai barang kerajinan yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
Secara umum ada dua macam limbah yang sudah kalian kenal, yaitu limbah organik
dan limbah anorganik. Limbah organik adalah limbah yang bisa dengan mudah diuraikan atau
mudah membusuk. Limbah organik mengandung unsur karbon. Limbah organik dapat
ditemui dalam kehidupan sehari-hari, contohnya kulit buah, sayuran, kotoran manusia, dan
hewan. Sedangkan limbah anorganik adalah jenis limbah yang berwujud padat, sangat sulit
atau bahkan sulit untuk diuraikan atau tidak bisa membusuk. Limbah anorganik relatif sulit
terurai. Beberapa bisa terurai, tetapi memerlukan waktu yang lama. Limbah tersebut berasal
dari sumber daya alam yang berasal dari pertambangan seperti minyak bumi, batu bara, besi,
timah, dan nikel.
Limbah anorganik umumnya berasal dari kegiatan industri, pertambangan, dan
domestik yaitu dari sampah rumah tangga, seperti kaleng bekas, botol, plastik, karet sintetis,
potongan atau pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan, dan pecah-pecahan gelas. Limbah

5
anorganik yang dapat didaur ulang contohnya sampah plastik, logam, kaca, plastik, dan
kaleng. Limbah-limbah anorganik dapat dipilah-pilah sesuai kebutuhan, jika dinilai tidak
layak pakai maka limbah anorganik dapat dilebur. Sedangkan limbah yang masih dalam
kondisi baik, dapat dimanfaatkan kembali menjadi karya kerajinan. Jika limbah sudah beralih
manfaat menjadi barang kerajinan, maka secara ekonomi nilainya akan meningkat. Kita patut
bersyukur bahwa limbah anorganik juga dapat memberi manfaat untuk manusia.

1.2 visi dan misi


1. Visi : menjadikan perusahaan eco friendly florist sebagai usaha kerajinan dan
budidaya tanaman yang dikenal masyarakat dan dapat bersaing di pasaran
2. Misi : membuat perusahaan eco friendly florist dapat memberikan pelayanan dan
kualitas produk yang terbaik bagi pelanggan

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pendirian usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun
Ruang dan Budidaya Tanaman Hias ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai langkah untuk mengambil peluang usaha
2. Sebagai aktualisasi diri dan praktek langsung dari ilmu manajemen
3. Mengembangkan perekonomian
4. Menjaga kreatifitas dengan menggunakan bahan limbah sebagai bahan usaha

6
BAB II
Landasan Teori

2.1 Pengertian Kerajinan


Kerajianan adalah suatu kegiatan yang memalui beberapa proses yang dapat
menghasilkan sebuah karya baik yang hanya mementingkan nilai keindahan saja sebagai
hiasan atau yang juga mementingkan nilai kegunaan suatu karya yang diciptakan. Semakin
rumit proses pembuatan yang dilakukan maka semakin tinggi kualitas dan nilai jual suatu
karya tersebut.
Pengertian Kerajinan Menurut Ahli
1. Menurut Kadjim
Kerajinan adalah upaya yang dilakukan terus menerus dengan antusiasme ketekunan,
ketangkasan, ketekunan, dedikasi tinggi dan kemajuan besar dalam realisasi suatu karya.
2. Suprapto (1985: 16)
Kerajinan tangan adalah kerajinan yang menghasilkan benda seni yang berkualitas, sehingga
dalam prosesnya dilakukan dengan rasa keindahan dan dengan ide-ide murni agar
menghasilkan produk yang berkualitas yang memiliki bentuk yang indah dan menarik.
3. Wiyadi (1991: 95)
Kerajinan tangan adalah semua kegiatan di bidang industri atau pembuatan barang yang
sepenuhnya dilakukan oleh alam agar rajin, terampil, ulet, dan kreatif dalam upaya
menjangkau mereka.
4. Kusnadi (1986: 11)
Kata kerajinan literal lahir dari sifat rajin manusia. Juga dikatakan bahwa penghasilan atau
pembuatan karya seni bukan karena sifat rajin, tetapi muncul dari keterampilan seseorang
dalam menghasilkan produk kerajinan tangan.

2.2 Tujuan Kerajinan


Berikut beberapa tujuan kerajinan yang dirangkum dari buku Kemendikbud:
a. Sebagai penghias, kerajinan yang dibuat semata-mata sebagai hiasan pada benda atau
sebagai pajangan, tidak memiliki makna tertentu.
b. Sebagai benda dipakai, kerajinan yang dibuat berdasarkan tujuan untuk digunakan sebagai
kebutuhan sehari-hari.

7
c. Sebagai kebutuhan ritual, kerajinan yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi
sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual.
d. Sebagai kebutuhan simbolik, kerajinan tradisional biasanya berfungsi melambangkan hal
tertentu yang berkaitan dengan spiritual.
e. Sebagai kebutuhan konstruktif, kerajinan berfungsi sebagai pendukung sebuah bangunan.
Tujuan kerajinan meski berbeda-beda tetapi tetap memiliki nilai ekonomis. Yang mana
kerajinan itu sendiri bisa menambah nilai jual suatu produk.

2.3 Jenis-Jenis Kerajinan


Melansir dari buku Kemendikbud, kerajinan dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
yaitu :
1. Kerajinan dari Bahan Lunak
Berdasarkan bahan yang digunakan, kerajinan dari bahan lunak dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu bahan lunak alam dan buatan.
a. Bahan Lunak Alam
Bahan lunak alam adalah bahan karya kerajinan yang diperoleh dari alam dan cara
pengolahannya juga secara alami, tidak dicampur atau dikombinasi dengan bahan buatan.
Contoh bahan lunak alam adalah tanah liat, kulit, getah nyatu, bubur tisu, dan flour clay.
b. Bahan Lunak Buatan
Bahan lunak buatan adalah sesuatu yang diolah manusia dengan menggunakan bahan kimia
dan paduannya, bukan asli dari alam, untuk mendapatkan efek duplikasi bahan alam.
Contoh bahan lunak buatan adalah lilin, gips, fiberglass, dan sabun.

2. Kerajinan dari Bahan Keras


Berdasarkan bahan yang dipakai, kerajinan yang terbuat dari bahan keras juga dibagi
menjadi dua jenis, yakni bahan keras alami dan buatan.
a. Bahan Keras Alami
Kerajinan ini memakai bahan baku yang berasal dari alam dan mengalami proses pengolahan,
namun tidak mengubah wujud bendanya. Contoh bahan keras alami adalah kayu, rotan,
bambu, tulang, biji-bijian, batu, pasir, dan kerang.

8
b. Bahan Keras Buatan
Kerajinan ini dibuat dari bahan yang telah melalui proses pengolahan kembali hingga menjadi
keras dan berubah bentuk untuk dijadikan bahan baku kerajinan. Contoh bahan keras alami
adalah besi, logam, kawat, kaca, semen, kaleng, dan timah.

3. Kerajinan dari Limbah Lunak


Limbah lunak mengacu pada kata sifat lunak, yaitu limbah yang bersifat lembut, empuk,
dan mudah dibentuk. Limbah lunak dibagi dalam bentuk limbah lunak organik dan anorganik.
a. Limbah Lunak Organik
Limbah lunak organik umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Semua bagian tumbuhan
yang dapat dikategorikan limbah dapat diolah menjadi produk kerajinan. Namun, semua harus
melalui proses pengolahan agar mendapat bahan baku yang baik.Limbah lunak organik yang
dapat dijadikan karya kerajinan di antaranya kulit jagung, kulit bawang, kulit kacang, kulit
buah/biji-bijian, jerami, kertas, dan pelepah pisang.
b. Limbah Lunak Anorganik
Limbah lunak anorganik berasal dari bahan olahan dengan campuran zat kimiawi dan mudah
dibentuk serta diolah dengan bahan sederhana. Sifat dari limbah lunak anorganik ini relatif
sulit terurai, mungkin beberapa bisa terurai tetapi butuh waktu yang lama.
Limbah lunak anorganik umumnya berasal dari kegiatan industri, pertambangan, dan
domestik dari sampah rumah tangga. Contohnya plastik kemasan, kotak kemasan, kain perca,
karet sintetis, dan styrofoam.

2.4 Contoh Kerajinan


1. Contoh Kerajinan dari Bahan Lunak
Kerajinan dari bahan lunak bisa menghasilkan beberapa bentuk. Di antaranya yaitu
kerajinan tanah liat yang dijadikan keramik, vas bunga, guci, tembikar, atau perlengkapan
makan dan minum.Lalu kerajinan gips dapat dijadikan hiasan dinding dan juga mainan. Ada
juga sabun yang biasanya diukir lalu diberi pewarna dan motif tertentu, atau dicampur sedikit
sagu dan air agar bisa dibentuk sesuai kebutuhan.

2. Contoh Kerajinan dari Bahan Keras

9
Kerajinan dari bahan keras bisa menghasilkan banyak bentuk. Di antaranya yaitu kayu
untuk dijadikan pajangan kayu, mainan kayu, mebel, dan lainnya.Lalu batu bisa dijadikan
patung hiasan serta aksesori pelengkap busana. Logam bisa menjadi perhiasan, wadah logam,
atau medali. Atau perak dijadikan miniatur, gantungan kunci, dan perhiasan.

3. Contoh Kerajinan dari Limbah Lunak


Limbah yang beraneka ragam bisa dijadikan kerajinan yang unik-unik. Seperti limbah
plastik bekas dapat diolah menjadi tas, wadah tisu, topi, payung jas hujan, taplak, dan masih
banyak lagi. Sedotan dapat menjadi karya seperti bunga hiasan, taplak, hiasan gantung, atau
boneka. Lalu kotak kemasan dapat menjadi keranjang sampah, tas, vas bunga, hiasan dinding,
dan boneka.
2.5 Pengertian Tanaman Hias
Tanaman hias adalah semua jenis tanaman yang sengaja ditanam untuk tujuan
dekoratif atau sebagai hiasan. Tanaman hias bisa ditanam di taman sebagai pelengkap desain
lanskap, ditanam pot yang diletakkan di dalam rumah atau di luar rumah, serta sebagai bunga
potong.
Budidaya tanaman hias disebut dengan florikultur, khususnya untuk jenis tanaman
yang berbunga. Untuk budidaya tanaman hias yang menghasilkan manfaat lebih luas lagi
disebut dengan holtikultur. Hasil budidaya holtikultur juga bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan kuliner, contohnya digunakan untuk garnish pada makanan.
Tanaman hias identik dengan tanaman berbunga. Namun ternyata bagian lain dari
tanaman juga menentukan apakah sebuah tanaman termasuk kategori tanaman hias atau
bukan. Sebab kesan keindahan suatu tanaman juga diperoleh dari daun, buah, batang, dan
bahkan kulit kayu atau pepagan.
Warna dan wangi tanaman juga termasuk salah satu karakteristik tanaman hias.
Contohnya adalah tanaman yang tidak berbunga tetapi kayunya mengeluarkan wangi yang
khas. Karena sifat yang dimilikinya, maka tumbuhan ini bisa diletakkan di dalam rumah atau
ruangan tertentu dan masuk dalam kelompok tanaman hias.

10
2.6 Budidaya Tanaman Hias
Suatu tumbuhan dapat dikategorikan sebagai tanaman hias jika memenuhi beberapa
syarat tertentu, salah satunya adalah ditanam dan dirawat oleh seorang ahli taman. Contohnya
adalah tanaman yang awalnya tidak masuk ke dalam kategori tanaman hias namun setelah
dibentuk secara spesifik masuk dalam kategori tanaman hias.Misalnya tanaman yang dibentuk
dengan metode topiari, yaitu dibentuk dengan cara dipangkas menjadi berbagai bentuk,
seperti binatang, tokoh ternama, atau tokoh kartun tertentu.
Tumbuhan semak yang dirawat dan dipangkas secara berkala pun akan menjadi
tanaman hias. Namun jika dibiarkan tumbuh liar dan tidak berbentuk indah, maka tidak bisa
dikategorikan sebagai tanaman hias. Contohnya adalah lavender yang bisa dijadikan sebagai
tanaman hias namun juga dibudidayakan untuk diambil minyaknya. Oleh sebab itu, metode
penerapan budidaya pun berbeda.Tanaman hias dibudidayakan untuk penampilannya, bukan
untuk diambil bagian-bagian tanamannya guna keperluan lain, misalnya untuk pelengkap
kuliner, obat-obatan, kecantikan, dan lain-lain. Sehingga unsur utama dari budidaya tanaman
hias adalah kualitas penampilan tanaman. Tidak semua jenis bunga dibudidayakan untuk
menjadi tanaman hias. Pertimbangannya adalah pada beberapa jenis bunga hanya mekar pada
musim tertentu atau tidak sepanjang tahun. Oleh karena itu, ahli taman menggunakan metode
tertentu agar tumbuhan berbunga dalam jangka waktu lebih lama dari seharusnya.
Selain itu, tanaman hias berbunga juga dibudidayakan karena wanginya, serta ada pula
yang dibudidayakan karena bentuk dan warnanya yang indah. Beberapa tanaman hias
dibudidayakan karena memilki warna daun yang mencolok. Warna daun yang dianggap
cantik sangat beragam, mulai dari hijau, oranye terang, merah, hingga kuning. Ada pula jenis
tanaman berdaun gugur, serta ada juga jenis evergreen alias tumbuhan hijau sepanjang tahun.
Selanjutnya, tanaman hias jenis rumput-rumputan dengan berbagai macam bentuk dan warna
yang cantik.

11
BAB III
Laporan Perusahaan

3.1 Gambaran Usaha dan Keadaan Pasar


Eco Friendly Florist bergerak di bisnis usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk
bangun ruang dan budidaya tanaman hias dengan kualitas yang terjamin dan pelayanan
terbaik. Usaha ini membuat kerjainan berupa pot bunga dari botol bekas yang di hias
sedemikian rupa sehingga menciptakan pot bunga dengan berbagai bentuk dan motif.
Sedangkan Budidaya tanaman yang dilakukan yaitu bunga hias yang di rawat dengan sangat
baik dan di tanam dengan kualitas tanah yang terjamin. Perusahaan ini menyediakan berbagai
pelayanan mulai dari pembuatan taman, pembasmian hama, serta pengecekan rutin tanaman.
Di Eco Friendly Florist ini juga kami dekor semenarik mungkin dengan kesan santai
dan mampu membuat pengunjung betah agar dapat membuat orang yang melihat menjadi
tertarik berkunjung.
Jika melihat kompetitor-kompetitor yang bergerak dibidang usaha yang sama,
memang sudah cukup banyak. Tetapi kami menyiasatinya dengan inovasi berbeda dari
kompetitor yang sudah ada. Yaitu, dengan inovasi motif yang lebih lucu dan menarik,
tanaman yang lebih sehat, harga yang ekonomis, dan yang paling penting kualitas terbaik.
Dengan ini, kami yakin usaha yang kami jalani mampu bersaing dengan pesaing lainnya.

3.2 Rencana Perusahaan


Sebuah rencana sangat diperlukan agar usaha yang kita lakukan mempunyai
perkembangan yang sesuai harapan. Kita perlu berpikir luas tentang perencanaan usaha ditilik
dari segi pemilik modal maupun dari segi investor. Kematangan rencana usaha suatu calon
bisnis pertokoan akan mempermudah dalam jalannya bisnis kita. Kita harus memeriksa tiap
masalah yang kemungkinan akan menhadang jalannya usaha, misalnya saja setiap interval
waktu tertentu kita memeriksa ketersediaan barang yang kita jual, jangan sampai saat ada
pembeli / calon pembeli mencari suatu barang namun barang itu tidak tersedia. Dan, kita juga
harus membuat minimal catatan kecil tentang barang yang habis agar suatu saat ketika akan
membeli dari supplier tidak kesulitan memilih barang untuk dibeli.

12
3.3 Analisis SWOT Perusahaan
Adapun analisis SWOT usaha kerajinan dari bahan limbah berbentuk bangun ruang
dan budidaya tanaman hias ini adalah

STRENGTH WEAKNESS
1. menyediakan layanan prima kepada para 1. Kurangnya link dengan perusahaan besar
konsumen, akan kurang dikenal oleh masyarakat
2. Menyediakan jasa pembuatan taman bagi 2. Penggunaan nama di pasaran untuk
konsumen menarik minat
3. Mengutamakan Jaminan mutu tanaman 3. kurang dalam bentuk financial, modal
4. Menyediakan layanan berupa yang digunakan cukup besar
permbersihan hama tanaman
5. Adanya Pengecekan rutin keadaan
tanaman
6. Bahan baku mudah didapat, ramah
lingkungan
OPPORTUNITY THREAT
1. Latar belakang orang tua dan relasi 1. Pesaing yang memiliki kerjasama dengan
2. lokasi yang cukup strategis yang perusahaan besar lain
memungkinkan untuk mendirikan usaha 2. Fasilitas yang harus dipenuhi
ini 3. Trend pasar yang cepat berubah
3. Peluang usaha yang lain yang dapat 4. Pasar bebas yng memperkecil pasar
dikembangkan selain usaha tanaman hias domestik
ini adalah usaha wisata alam 5. Pesaing dengan harga yang jauh lebih
4. pesaing yang lebih sedikit murah
5. Untuk pembuatan kerajinan butuh waktu
yang lama dalam proses produksi, karena
butuh kejelian ketekunan dan kerapihan

3.4 Strategi Pemasaran


Adapun strategi pemasaran yang dapat kami lakukan adalah:
1. Dari mulut ke mulut
Promosi ini merupakan promosi yang paling sederhana, cukup dengan bercerita dengan
teman-teman kita atau keluarga untuk mempromosikan usaha kita, sehingga secara tidak
langsung semua masyarakat akan mengetahui usaha kita.
2. Dengan media Internet
Promosi menggunakan media internet, seperti instagram, path, facebook, twitter, blog, bbm,
wa dll. Karena sebagian besar masyarakat telah menggunakan media internet, sehingga
masyarakat dapat mengetahui usaha kita dengan lebih mudah dan cepat

13
3. Pengembangan Pasar
Kami juga mempromisikan usaha kami ini dengan cara menambah pasar baru atau membuka
cabang baru di daerah lain untuk memperluas jangkauan yang sudah dimiliki.
4. Pengembangan Produk
Pengembangan produk dari usaha ini dapat menambahkan jenis tanaman hias dan bahan
limbah lain. Sehingga usaha ini mililiki jangkauan yang semakin luas, dan tingkat loyalitas
konsumen pun setiap harinya kian meningkat.
5. Langkah-langkah promosi
Untuk menarik minat konsumen agar membeli produk yang kami tawarkan,  kami mempunyai
cara promosi seperti diskon, yaitu:
1. ketika menggunakan pelayanan kami rutin setiap bulan, maka akan diberikan diskon
30% setiap bulannya.
2. adanya diskon dan penawaran lain pada hari-hari besar atau nasional

3.5 Aspek Produk


3.5.1 Proses Penanaman Tanaman Hias
Adapun langkah-langkah dalam penanaman tanaman hias yang baik dan benar
yaitu :
1. Siapkan bibit tanaman hias dan media tanam
2. Taburkan 3-5 bibit dalam media tanam yang telah tercampur dengan pupuk
3. Tutup bibit dengan taburan pupuk sehingga bibit tidak terlihat
4. Letakkan di tempat yang terjangkau sinar matahari
5. Siram tanaman hias sedikitnya 2 kali dalam sehari

3.5.2 Proses Pembuatan Pot dari Bahan Limbah


Adapun langkah-langkah dalam pembuatan pot dari bahan limbah berbentuk
bangun ruang ini yaitu :
1. Siapkan botol bekas ukuran 2 liter
2. Siapkan cutter tajam dan alat hias, seperti; kuas, cat, tali, lem, dan kertas warna
3. Potong botol bagian atas sekitar 5 cm dari mulut botol
4. Potong botol bagian tengah sehingga botol terlihat memiliki jendela
5. Bolongi botol bagian atas kanan dan kiri lalu ikatkan dengan tali

14
6. Cat dan hias botol sesuai dengan kreatifitas

3.5.3 Pengadaan Bahan Baku


Bahan baku yang berupa botol bekas kami dapatkan dari toko-toko yang menyimpan botol
bekas hasil penjualan yang sudah tidak terpakai serta bibit saya dapatkan dari toko bibit
dengan harga termurah di daerah saya dengan kualitas terbaik dan tidak merugikan berbagai
pihak baik dari penjual bibit dan toko maupun dari pembeli seperti perusahaan kami

3.6 Aspek Keuangan


(data laporan berbeda dengan data saat ujian materi kerajinan bahan limbah)

3.6.1 Penetapan Harga


Setelah memperhitungkan dengan cukup matang akhirnya kami tetapkan bahwa harga per pot
adalah Rp 10.000 dan Harga jual tanaman hias per media tanam adalah Rp 15.000

3.6.2 Analisa Titik Impas ( BEP )


1. Perhitungan BEP atas dasar kuantitif (unit)
Rumus Perhitungan :
Biaya Tetap =
Biaya Variabel =
Harga Jual

3.7 Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha


a. Bidang kegiatan usaha
1) Jenis kegiatan
a) Jenis usaha Pot Bunga, Volume 250 unit x Rp. 10.000 Rp. 2.500.000
b) Jenis usaha Tanaman Hias, Volume 250 unit x 15.000 Rp. 3.750.000
2) RUGI/LABA
a) Unit 100 laba = 100 x 10.000 – (20.000 + (120 x Rp. 6.000) Rp. 260.000
b) Unit 80 laba = 80 x 12.000 – (20.000 + (120 x Rp. 5.500) Rp. 280.000
b. Bidang Keuangan
1) Neraca Terlampir

15
Aktiva Passiva
AKTIVA LANCAR UTANG LANCAR
KAS Rp 600.000 Utang Jangka Panjang Rp 2.500.000
BANK Rp 2.500.000 Bank Rp 2.500.000
Persediaan Rp 500.000 Modal sendiri Rp 350.000
AKTIVA TETAP
Kendaraan Rp 1.750.000
Total Aktiva Rp 5.350.000 Total Passiva Rp 5.350.000

2) Analisis
a) Likuiditas = Aktiva lancar / utang lancar = 3.600.000/1.000.000 = 2.5%
b) Solvabilitas = Total aktiva / Total Utang = 4.500.000/1.000.000 = 4.5%
c) Rentabilitas = 40%
Rentabilitas Ekonomis = Lk/MA + MS x 100%
= 2.000.000/ 3.000.000 + 2.000.000 x 100% = 40%

16
BAB IV PENUTUP

i. kesimpulan
Limbah berbentuk bangun ruang adalah limbah yang berbentuk bangun yang
berdimensi tiga, yaitu bahan limbah yang memiliki volume atau ruang. Limbah berbentuk
bangun ruang dapat berupa bangun beraturan seperti bola, kubus, silinder dan lain- lain serta
bangun tidak beraturan.
Menganalisis peluang usaha bertujuan untuk mencari dan melaksanakan kegiatan usaha
yang menguntungkan. Rencana dalam berwirausaha perlu dianalisis untuk mengenali
kelemahan- kelemahan yang dapat mengakibatkan kesulitan-kesulitan keberlangsungan
usaha. Analisis usaha ini juga dapat digunakan untuk mencari strategi alternatif dalam bidang
penjualan, bauran produk, investasi, pengembangan staf, pengendalian usaha, pengendalian
biaya dan lain-lain.
Menganalisis peluang usaha harus dimulai dengan perencanaan yang matang dan penuh
perhitungan tentang segala kemungkinan yang akan menggagalkan usaha. Dengan adanya
analisis SWOT (strength = kekuatan, weakness = kelemahan, opportunity = peluang,
dan threat = ancaman), akan dapat mengetahui peta peluang usaha dan ancaman apa yang
ada. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat dikategorikan atas enam tipe sumber
daya (6M), yaitu:
a. man (manusia), 
b. money (uang),
c. material (fisik), 
d. machine (teknologi), 
e. method (metode), 
f. market (pasar).
Merencanakan jenis usaha adalah merencanakan kegiatan yang dijalankan oleh setiap
perusahaan baik besar maupun kecil untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Faktor
pemasaran dapat dikatakan berhasil jika jangkauan pasar semakin luas dan masa produksi
dapat bertahan dalam waktu yang lama. Untuk itu hal-hal yang perlu dipertimbangkan,
meliputi sasaran pasar, selera konsumen, citra produk, saluran distribusi, dan penentuan
harga.

17
Perencanaan produk kerajinan umumnya lebih menitikberatkan pada nilai-nilai estetika,
keunikan (craftmanship), keterampilan, dan efisiensi, sementara dalam pemenuhan fungsinya
lebih menekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat fisik (fisiologis).
Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan di mana perusahaan dalam operasinya
tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya
sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi. Analisa break even
point memberikan penerapan yang luas untuk menguji tindakan-tindakan yang diusulkan
dalam mempertimbangkan alternatif-alternatif atau tujuan pengambilan keputusan yang lain.

ii. Saran

Sebagai warga negara yang baik tentunya harus memiliki tanggung jawab
mengembangkan produk kerajinan tersebut agar menjadi kekayaan budaya nusantara. Agar
pelaksanaan suatu usaha dapat berjalan lancar,maka saya mempunyai beberapa saran,antara
lain:

1. Percaya dan yakin bahwa usaha bisa di laksanakan

2. Pandai berkomunikasi

3. Mempunyai etos kerja yang tinggi

4. Mau mendengarkan kritik dan saran dari orang lain

5. Tidak mudah putus asa

6. Mampu menghasilkan produk yang berkualitas

7. Mengutamakan kepuasan pelanggan


8. Disiplin,bertanggung jawab,kreatif dan inovatif

18
19
DAFTAR PUSTAKA

Bastomi, Suwadji. 2000. Seni Kriya Seni. Semarang: UNNES Press.

Baynes, Ken. 1976. About Design. London: Design Council Publication.

Bengkel Kriya Kayu. Buku Paket Kriya Kayu. Yogyakarta : PPPG Kesenian Yogyakarta.

Bennet N.B. Silalahi, Dr., MA, Rumondang B. Silalahi, MPH. 1995. Manajemen


Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Birch Paul, Brian Clegg. 1996. Business Creativity. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Brealy, Mryers, Marcus. 2007. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid 1.


Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. III.
Jakarta: Balai Pustaka.

Drucker, Peter F. 1996. Inovasi dan Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.

Eisner Elliot. W. 1972. Education Artistic Vision. New York: The Macmillan Co.

Ating Tedjasutisna. 2008. Memahami Kewirausahaan SMK Kelas XI. Bandung: Armico.

Ating Tedjasutisna. 2008. Memahami Kewirausahaan SMK Kelas XII. Bandung: Armico.

Hendro. 2010. Kewirausahaan untuk SMK dan MAK Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hunaendi, Sulardi. 1995. Teknik Potong Bentuk. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Dasar dan Menengah, PPPG Kesenian.

Kao, John. 1998. Entrepreneurship, A Wealth Creativity and Organization: Text, Cases, and
Reading. Englewood Cliff. New Jersey: Prentice Hall.

Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia.

Lupiyoadi, Rambat dan Jero Wacik. 1998. Wawasan Kewirausahaan. Jakarta: Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia.

Sachari Agus dan Sunarya Yan Yan. 1999. Modernisme, Sebuah Tinjauan Historis, Desain
Modern. Jakarta: Balai Pustaka.

Sachari Agus dan Yan Yan. Sunarya 2001. Desain dan dunia Kesenirupaan Indonesia dalam
Wacana Transformasi Budaya. Bandung: ITB.

Sachari, Agus. 1986. Paradigma Desain Indonesia. Jakarta: CV Rajawali.

Sigit, Suhardi. 1980. Mengembangkan Kewirausahaan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

20
Soegoto, Eddy Soeryanto, Ir. Dr. 2009. Entrepreneurship, Menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta:
PT. Elex Media.

Sunyoto, Danang, Wahyuningsih Ambar. 2009. Kewirausahaan: Teori, Evaluasi, dan


Wirausaha Mandiri. Bogor: Esia Media.

21
LAMPIRAN

22

Anda mungkin juga menyukai