Anda di halaman 1dari 32

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis berjudul : PENGOLAHAN LIMBAH PRODUK-PRODUK NISSIN

Telah diketahui dan disetujui oleh guru pembimbing, dan disahkan oleh Kepala
SMAN 1 Banguntapan untuk memenuhi tugas penyusunan karya tulis ilmiah sebagai
laporan kegiatan outdoor learning ke Semarang kelas XI SMAN 1 Banguntapan.

Telah disetujui dan disahkan pada :

Hari,tanggal :

Tempat : SMAN 1 Banguntapan

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Pembimbing

Tri Giharto,M.Pd. Dyah Esti Wardani, SP

NIP 196709051989031011 NIP 196810022005012006

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas nikmat dan
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“Pengolahan Limbah Produk-Produk Nissin”ini.

Karya tulis ini merupakan tugas setelah kegiatan outdoor learning, sehubungan
dengan adanya kegiatan kelas XI. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang memberi bantuan, dorongan, dan arahan
kepada saya. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Tri Giharto,M.Pd. selaku Kepala SMAN 1 Banguntapan


2. Ibu Dyah Esti Wardani, SP selaku guru pembimbing
3. Orang Tua Penulis

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini belum sempurna, baik dari segi materi
maupun penyajianya. Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan dalam
penyempurnaan tugas ini. Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat dan
wawasan bagi pembaca.

Banguntapan, 10 Januari 2020

Penulis

2
3
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ………………………………………………………..1

Abstrak ………………………………………………………..

Kata Pengantar………………………………………………………..

Daftar Isi………………………………………………………..

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..
C. Tujuan ………………………………………………………..
D. Manfaat………………………………………………………..

Bab II Kerangka Teoritis (Kajian Kepustakaan) ………………………………

Bab III Metode Penelitian………………………………………………………..

Bab IV Hasil Pembahasan………………………………………………………..

Bab V Penutup

A. Kesimpulan………………………………………………………..
B. Saran (Rekomendasi) ………………………………………………………..

Daftar Pustaka………………………………………………………..

Lampiran………………………………………………………..

Riwayat Hidup………………………………………………………..

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki banyak perusahaan salah satunya adalah PT Nissin


Biskuit Indonesia didirikan di Ungaran, Jawa Tengah, Indonesia. PT ini mulai
berproduksi pada bulan Januari 1977. Produk pertama adalah Butter Coconut,
Frychip, Madu, Aynako dan Tongkat Legi. PT Nissin Biscuit Indonesia telah
tumbuh dan menghasilkan lebih banyak varian produk biscuit, kerupuk, kue,
wafer, dan snack di bawah merek Nissin, Monde, Khong Guan, Walens, dan
Nitto.

Banyak dampak yang ditimbulkan dari dibangunnya PT. tersebut salah


satunya ialah pembuangan limbah dalam jumlah yang besar, limbah ini akan
terakumulasi ke alam sehingga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem
alam bila tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu saya ingin mencari tau
lebih lanjut tentang “Pengolahan Limbah Produk-Produk Nissin”

B. Rumusan Masalah
1. Limbah apa saja yang dihasilkan oleh PT. Nissin Biscuit Indonesia?
2. Bagaimana cara mengolah limbah padat dan cair yang dihasilkan oleh PT.
Nissin Biscuit Indonesia?
3. Bagaimana dampak limbah yang dihasilkan dari PT. Nissin Biscuit Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memberitahu limbah-limbah yang dihasilkan oleh PT. Nissin Biskuit
Indonesia.
2. Mengetahui cara mengolah limbah yang dihasilkan oleh PT. Nissin Biscuit
Indonesia.
3. Untuk mengetahui cara mencegah dampak limbah dari PT. Nissin Biscuit
Indonesia.

5
D. Manfaat
1. Dapat memilah dan mengategorikan limbah yang dihasilkan PT Nissin Biscuit
Indonesia.
2. Dapat mengolah limbah PT Nissin agar tidak mencemari lingkungan secara
langsung.
3. Agar dapat meminimalisir pencegahan dampak yang dihasilkan oleh limbah
PT Nissin Indonesia.

6
BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Dasar Teori
1. Limbah Cair

Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air
dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air
sehingga dalam proses pengolahanya air harus dibuang. Air terikut dalam proses
pengolahanya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan yang
kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan misalnya ketika dipergunakan
untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia
tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini
mengakibatkan buangan air.

Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang


limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti
industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkan
mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang.
Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan
limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk
memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian


lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestic maupun
industry yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat
setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan
kemampuan masyarakat yang bersangkutan.

Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya


telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air
buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3
metode :

7
a) Pengolahan secara fisika
b) Pengolahan secara kimia
c) Pengolahan secara biologi

Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut
dapat diaplikasikan secara sendiri sendiri atau secara kombinasi.

Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud
cair (PP 82 tahun 2001). Jenis jenis limbah cair dapat digolongkan
berdasarkan :

a) Sifat fisika dan sifat agregat. Keasaman sebagai salah satu contoh sifat
limbah dapat diukur dengan metode titrimetric
b) Parameter logam, contohnya arsenic dengan metode SSA
c) Anorganik dan Metalik contohnya ammonia dengan metode biru indofenol
d) Organik agregat biological oxygen demand
e) Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metode MPN
f) Sifat khusus contohnya asam borat dengan metode titrimetric
g) Air laut contohnya tembaga dengan metode SPR-IDA-SSA

2. Limbah Padat

Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik
pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan
perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian, serta dari tempat-tempat umum.
Jenis-jenis limbah padat : kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastic, metal,
gelas/kaca, organic, bakteri, kulit telur, dll.

Limbah padat adalah hasil buangan industry berupa padatan, lumpur, bubur
yg berasal dari proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi 2 bagian,
yaitu limbah padat yaitu dapat di daur ulang, seperti plastic, tekstil, potongan logam
dan kedua, limbah padat yg tidak memiliki nilai ekonomis.

8
Bagi limbah padat yang tidak mempunyai nilai ekonomi dapat ditangani
dengan berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali
kemudian dibuang dan dibakar.

3. Limbah Gas dan Partikel

Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh beberapa partikulat zat (limbah)
yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen
oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah. Udara adalah
media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik
keluar bersamaan dengan udara.

Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti 02, N2, NO2, CO2, H2
dan lain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melapaui kandungan alami akibat
kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara.

Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu partikel


dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata
telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume. Sedangkan pencemaran
berbentuk gas hanya dapat dirasikan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun
akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO2, NOx, CO, CO2, hidrokarbon dan lain-
lain.

4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Suatu lembah digolongkan limbah B3 apabila mengandung bahan berbahaya


atau beracun yg sifat konsentrasinya, baik langsung atau tidak langsung, dapat
merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan
manusia.

Yang termasuk limbah B3 adalah bahan baku yg berbahaya atau beracun yg


tidak digunakan lagi karena rusak yang memerlukan penangan khusus. Bahan bahan
ini termasuk limbah B3 apabila memiliki sifat berikut : mudah meledak, mudah
terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, korosif, dll, yg bila diuji
dapat diketahui termasuk limbah B3.

9
B. Hipotesis Penulis

PT. Nissin biskuit Indonesia adalah PT yang bekerja dalam bidang produksi
makanan sehingga sering kali terdapat limbah. Salah satunya yaitu l-imbah padat
dan cair. Adapun limbah tersebut harus diolah dengan baik. Contoh pengolahan
limbah cair yaitu secara kimia, fisika, biologi. Sedangkan pengolahan limbah
padat dengan cara di daur ulang.

10
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Deskripsi Objek
PT NISSIN BISCUIT INDONESIA
1. Sejarah PT Nissin Biscuit Indonesia

PT Nissin Biscuit Factory Indonesia mengawali produksi komersial


pertama pada Januari 1977. Diatas lahan seluas +_ 8 Ha. Produk pertama yang
dihasilkan adalah Butter Coconut, Frychip, Madu, Aynako, Longer Stick.
Seiring dengan perjalannya, PT Nissin Biscuit Factory Indonesia telah
memproduksi beberapa jenis dan beragam biscuit, cookies, crackers, snacks,
wafers dalam bagian merk terkemuka seperti Nissin, Khong Guan, Monde,
Walens, dan Nitro.

Dalam menghadapi persaingan industry makanan yang semakin ketat, PT


Nissin Biscuit Factory Indonesia selalu bertekad untuk memenangkan
persaingan dengan menyajikan produk berkualitas dengan melalui inovasi
yang selalu berkelanjutan. Inovasi yang dilakukan oleh Nissin meliputi jenis
produk, mesin, system/proses dan kemasan. PT Nissin Biscuit Factory
Indonesia memiliki lebih dari 700 karyawan yang terlatih sehingga turut
mendukung kualitas produk yang dihasilkan. Dengan dukungan inovasi,
sumber daya manusia dan teknologi, sampai dengan saat ini, PT Nissin
Biscuit Factory Indonesia terus berkembang dan berhasil memproduksi
berbagai merk biscuit yang telah menjadi pemimpin pasar.

2. Quality Commitment PT Nissin Biscuit Factory Indonesia

Nissin menyadari bahwa dengan memproduksi produk yang berkualitas


dan bergizi, maka Nissin turut memberikan kontribusinya untuk
meningkatkan kualitas hidup bangsa. Karena itu, pengawasan mutu produk
menjadi salah satu prioritas utama. Standar mutu yang telah ditetapkan oleh
Nissin mencakup penggunaan bahan bahan baku pilihan dan penggunaan
teknologi canggih dalam proses produksi serta penerapan CPMB (Cara

11
Produksi Makanan yang Baik), GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP
(Sanitation Standart Opening Procedure) dan HACCP (Hazard Analytical
Critical Control Point). Standar Mutu ISO 2200:2005 untuk kualitas dan
keamanan produk juga telah ditetapkan dalam proses produksi disertai dengan
sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebuah bukti bahwa
semua produk Nissin memenuhi kaidah halal dan aman dikonsumsi.

3. Visi dan Misi PT Nissin Biscuit Factory Indonesia

V isi : PT Nissin bertekad menjadi produsen biscuit terbaik di Indonesia.

Misi : memproduksi biscuit yang bergizi tinggi, higienis, inovatif dan

berkualitas dengan cita rasa tinggi serta menjamin mutunya kepada

pelanggan dengan cara terbaik yang dikembangkan oleh SDM yang

ungggul dengan teknologi modern.

4. Lokasi PT Nissin Indonesia


Lokasi PT Nissin Biscuit Factory Indonesia di Jl. Raya Semarang
Salatiga Km. 23 Ungaran.

B. Analisis Data
1. Jenis-Jenis Pengolahan Limbah
a) Pengelolaan Limbah Padat
Dalam memproses pengelolaan limbah padat terdapat 4 proses
yaitu pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan
limbah.
 Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbeda dan
kandungan bahan yang berbeda juga maka harus dipisahkan
terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet.
Sistem pemisahan ada 3 yaitu diantaranya :

12
I. Sistem Balistik, adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan
keseragaman ukuran/ berat/ volume.
II. Sistem Gravitasi, adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya
berat misalnya syarat barang yang ringan/ terapung dan
barang yang berat/ tenggelam.
III. Sistem Magnetis, adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat
magnet dan benda yang bersifat magnet akan langsung
menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan
non logam.
 Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang
lebih kecil agar pengolahannya menjadi mudah.
 Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan/ limbah yang
mudah membusuk, sampah kota, buangan atau kotoran hewan
ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan
baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya
dan volumenya.
 pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan
limbah yang dibagi menjadi 2 yaitu pembuangan di darat atau
tanah dan pembuangan di perairan atau di air.
b) Pengelolaan Limbah Cair
Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani
pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air
limbah yang efektif diperlukan rencana pengelolaan yang baik.
Pengelolaan air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun
dengan bantuan peralatan. Pengolahan air limbah secara alamiah
biasanya dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi sedangkan
pengolahan air limbah dengan peralatan misalnya dilakukan pada

13
Instalansi Pengolahan Air Limbah/ IPAL (Waste Water Treatment
Plant/ WWTP).
Dalam pengelolaan air limbah bertujuan untuk mencegah
pencemaran pada sumber air rumah tangga, melindungi hewan dan
tanaman yang hidup di dalam air, menghindari pencemaran tanah
permukaan dan menghilangkan tempat perkembangbiakan bibit dan
vektor penyakit. Sedangkan syarat System Pengelolaan Air Limbah
adalah tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air
minum, tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan, tidak
menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air
dalam penggunaannya sehari-hari, tidak dihinggapi oleh vector atau
serangga yang mengakibatkan penyakit, tidak terbuka dan harus
tertutup, tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelola air
limbah, diantaranya :
I. Pengenceran (disposal by dilution)
Air limbah dibuang ke sungai, danau, atau laut agar mengalami
pengenceran. Dengan cara ini air limbah akan mengalami purifikasi
alami. Naman, cara semacam ini dapat mencemai air permukaan
dengan bakteri pathogen, larva dan telur cacing, serta bibit penyakit
lain yang ada di dalam air limbah itu.
Apabila hanya ini cara yang dapat diterapkan, maka persyaratan
berikut harus dipenuhi :
a. Air sungai atau danau tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
b. Volume air mencukupi sehingga pengenceran berlangsung kurang
dari 30-40 kali.
c. Air harus cukup mengandung oksigen. Dengan kata lain air harus
mengalir (tidak boleh stagnan) agar tidak menimbulkan bau.
II. Cesspool
Bentuk cesspool ini menyerupai sumur tetapi digunakan untuk
pembuangan air limbah. Dibuat pada tanah yang berpasir agar air

14
buangana mudah meresap ke dalam tanah. Bagian atas ditembok agar
tidak tembus air. Apabila cesspool sudah penuh (-+ 60 bulan) agar
tidak tembus air.
Apabila cesspool sudah penuh (-+60 bulan), lumpur di dalamnnya
dapat dihisap keluar atau dibuat cesspool secara berangkai, sehingga
bila yang satu penuh, air akan mengalir ke cesspool berikutnya. Jarak
cesspool dengan sumur air bersih adalah 45 meter dan minimal 6 meter
dari pondasi rumah.
III. Sumur resapan (seepage pit)
Sumur resapan merupakan sumur tempat menampung air limbah
yang telah mengalami pengolahan dalam sistem lain, misalnya dari
aqua privy atau septi tank. Dengan cara ini, air hanya tinggal
mengalami peresapan ke dalam tanah.
Sumur resapan ini dibuat pada tanah yang berpasir, dengan
diameter 1-2,5 meter dan kedalamannya 2,5 meter. Lama pemakainnya
dapat mencapai 6-10 tahun.
IV. Septi tank
Septi tank, menurut WHO, merupakan metode terbaik untuk
mengelola air limbah walau biayanya mahal, rumit, dan memerlukan
tanah yang luas. Septi tank memiliki 5 bagian, yaitu :
a. Ruang pembusukan
Dalam ruangan ini, air kotor akan tertahan 13 hari dan akan
mengalami penguraian oleh bakteri pembusuk yang akan
menghasilkan gas, cairan, dan lumpur. Gas dan cairan akan masuk
ke dalam dosing chamber melalui pipa. Lumpur akan masuk ke
ruang lumpur.
b. Ruang lumpur
Ruang lumpur merupakan tempat penampungan lumpur. Apabila
penuh, lumpur dapat dipompa keluar.

15
c. Dosing chamber
Dalam dosing chamber terdapat siphon McDonald yang berfungsi
untuk mengatir kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan
agar merata.
d. Bidang resapan
Bidang ini akan menyerap cairan keluar dari dosing chamber dan
menyaring bakteri pathogen maupun bibit penyakit lain. Panjang
minimal bidang resapan ini 10 meter dan dibuat pada tanah
berpasir.
e. System riool (sewage)
System riool menampung semua air kotor dari rumah maupun
perusahaan, dan terkadang menampung kotoran dari lingkungan.
Apabila dipakai untuk menampung air hujan, sistem riool ini
disebut combined system, sedangkan jika bak penampungan air
hujannya dipisahkan maka disebut separated system. Agar tidak
merugikan kepentingan lain, air kotor dialirkan ke ujung kota,
misalnya ke daerah peternakan, pertanian, atau perikanan darat. Air
kotor itu masih memerlukan pengolahan, antara lain :
 Penyaringan (screening)
Penyaringan ditujukan untuk menangkap benda-benda yang
terapung di atas permukaan air.
 Pengendapan (sedimentation)
Pada proses ini, air limbah dialirkan ke dalam bak besar (sand
trap) sehingga aliran menjadi lambat dan lumpur serta pasir
mengendap.
 Proses biologis
Proses ini menggunakan mikroba untuk memusnakan zat organic
di dalam limbah baik secara aerob maupun anaerob.
 Disaring dengan saringan pasir (sand filter)
 Desinfeksi dengan kaporit (10 kg/1 juta air limbah) untuk
membunuh bakteri pathogen.

16
 Pengenceran terakhir, air limbah dibuang ke sungai, danau,
atau laut sehingga mengalami pengenceran. Semua proses
pengolahan air limbah ini dilakukan dalam suatu instalansi
khusus yang dibangun di ujung kota.
2. Dampak Limbah yang Dihasilkan PT. Nissin
A. Dampak terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengolahan sampah yang kurang memadai
(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang
cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang
seperti lalat yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya yang
dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :
1) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus
yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat
bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic
fever) dapat juga meningkatkan dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2) Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
B. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai
akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati
sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis. Pengurairan sampah yang
dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organic dan gas-cair
organik, sperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam
kosentrasi tinggi dapat meledak.

17
BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

Dari data yang dikumpulkan dan dianalisis maka didapatkan hasil seperti
berikut, pada pembuatan produk PT. Nissin menghasilkan limbah seperti : limbah
padat, limbah cair, dan limbah gas. Sebaiknya limbah tersebut diolah dengan baik dan
benar sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif. Dampak negatif bagi
manusia yaitu : penyakit diare, kolera, tifus, demam berdarah (haemorhagic fever),
penyakit jamur juga dapat menyebar (misalnya jamur kulit)

18
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari semua data tersebut dapat disimpulkan bahwa produk yang dihasilkan
PT. Nissin akan menghasilkan limbah. Limbah tersebut harus diolah dengan
baik, jika tidak diolah dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk baagi
kesehatan dalam jangka dekat dan jangka panjang.
B. SARAN
1. Kepada pemerintah terkait :
a. Pemerintah kiranya perlu membuat peraturan yang jelas tentang pembuangan
limbah untuk perusahaan-perusahaan besar.
b. Pemerintah seharusnya mengawasi dan mendata perusahaan yang cara
pengolahan limbahnya bermasalah terhadap lingkungan.
2. Kepada perusahaan terkait :
Perusahaan terus mengolah limbah yang baik dan benar agar limbah tidak
merusak lingkungan dan mengembangkan pengolahan limbahnya menjadi
sesuatu yang lebih bermanfaat lagi bagi perusahaan dan lingkungan sekitar.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Limbah

https://www.scribd.com/doc/222777151/III-Hasil-Dan-Pembahasan-Print

https://sulaimantap.wordpress.com/2011/03/04/jenis-jenis-limbah/

http://rahmatikavarid.blogspot.co.id/2013/02/laporan-kuliah-kerja-lapangan-
kkl.html

http://seputarsemarang.com/pt-nissin-biscuit-indonesia-6582/

http://syarifsbastian.blogspot.co.id/2015/04/kunjungan-industri.html

https://inayahkesling.wordpress.com/2013/06/04/makanan-kadaluarsa/

http://www.menteripendidikan.info/2017/09/pengertian-penelitian-diskriptif-
tujuan.html?m=1

https://www.scribd.com/doc/222777151/III-Hasil-Dan-Pembahasan-Print

https://dokterairlangga.com/2017/06/07/makanan-kadaluarsa-dan-dampaknya/

20
LAMPIRAN

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

OUTDOOR LEARNING MAPEL BIOLOGI

TUJUAN : SEMARANG

HARI/ TANGGAL : RABU, 11 DESEMBER 2019

NAMA OBJEK : PT NISSIN BISKUIT INDONESIA

A DESKRIPSI OBJEK

1. Sejarah PT Nissin PT Nissin Biscuit Indonesia mengawali produksi


Indonesia komersial pertama pada Januari 1977. Diatas lahan
seluas kurang lebih 8 Ha. Seiring dengan
perjalanannya, PT Nissin Biscuit Indonesia telah
memproduksi beberapa jenis dan beragam biscuits
dalam berbagai merk terkemuka.

Dalam menghadapi persaingan di industri makanan


yang semakin ketat, PT Nissin Biscuit Indonesia selalu
bertekad untuk memenangkan persaingan dengan
menyajikan produk berkualitas melalui inovasi yang
selalu berkelanjutan.

PT Nissin Biscuit Indonesia memiliki lebih dari 700


karyawan yang terlatih dan dengan dukungan inovasi,
SDM dan teknologi, PT Nissin Biscuit Indonesia terus
berkembang dan berhasil memproduksi berbagai merk
biscuit yang telah menjadi pemimpin pasar.

21
2. Tujuan PT Nissin Visi PT Nissin adalah bertekad menjadi produsen
biscuit terbaik di Indonesia.

Misi PT Nissin adalah memproduksi biscuit yang


bergizi tinggi, higienis, inovatif dan berkualitas
dengan cita rasa tinggi serta terjamin mutunya kepada
pelanggan dengan cara terbaik yang dikembangkan
oleh SDM yang unggul dengan teknologi modern.
Lokasi PT Nissin Biscuit Indonesia di Jl. Raya
Semarang Salatiga Km. 23 Ungaran.

3. Lingkup/ orientasi PT Nissin menyadari bahwa dengan memproduksi


usaha PT Nissin produk yang berkualitas dan bergizi, maka Nissin turut
memberikan kontribusinya untuk meningkatkan
kualitas hidup bangsa. Karena itu, pengawasan mutu
produk menjadi salah satu prioritas utama.

Standar mutu yang diterapkan oleh Nissin mencakup


penggunaan bahan baku pilihan dan penggunaan
teknologi canggih dalam proses produksi serta
penerapan CPMB (Cara Produksi Makanan yang
Baik), GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP
(Saritation Standard Operating Produce), dan HACCP
(Hazard Analytical Critical Control Point), Standar
mutu ISO 2200:2005 untuk kualitas dan keamanan
produk juga telah diterapkan dengan proses produksi
disertai dengan Sertifikat Halal dari Majelis Ulama
Indonesia (MUI). Sebuah bukti bahwa semua produk
Nissin telah memenuhi kaidah halal & aman
dikonsumsi.

22
Konsep usaha PT Nissin yaitu pabrik akan
memproduksi pesanan sesuai dari distributor, ini
4. Konsep usaha
dilakukan agar pabrik bisa memenuhi permintaan pasar
dan menghindari kerugian

PT Nissin menetapkan semua kalangan sebagai target

5. Pengembangan pemasaran. Karena itu, perusahaan tetap menjaga pasar

usaha mereka dengan mendistribusikan produk mereka ke


seluruh provinsi Indonesia. Hal ini diikuti mutu,
variasi, produk, dan kualitas yang ditingkatkan selama
34 tahun sehingga kepercayaan konsumen tetap
terjaga. Strategi pemasarannya melalui iklan dan
melalui retailer, seperti warung, minimarket,
supermarket, swalayan, dll.
B PRODUK-PRODUK YANG DIHASILKAN PT NISSIN INDONESIA

1. Varian produk a. Biskuit


b. Cookies
c. Krakers
d. Snack
e. Wafer
f. Sandwich

2. Merek dagang a. Nissin


b. Monde
c. Kong Guan

Takaran saji : 29g.


3. Informasi
kandungan zat gizi

23
dalam label produk Jumlah sajian per kemasan : ±2,5

Jumlah per sajian : 29g

Energi total 150 kkal (energy dari lemak 70 kkal)

Lemak 7 gram (lemak jenuh 4 gram),protein 2 gram

Karbohidrat total 19 gram (serat pangan 3 gram,gula 5


gram)

Natrium 60 mg.

C CARA PEMBUATAN PRODUK

1.      Bahan baku yang datang dari pemasok disimpan di gudang bahan baku
setelah melalui proses pemeriksaan dokumen dan pengujian sampel bahan.
Penyimpanan bahan baku di gudang dilakukan dengan sistem FIFO (First In
First Out) sehingga rotasi stok bahan baku dapat berlangsung dengan baik.

2.      Sebelum bahan baku digunakan dalam proses produksi, dilakukan proses
penimbangan sesuai formula dari masing-masing produk. Hal ini akan
memastikan bahan baku yang masuk dalam proses produksi sesuai dengan
takaran yang tepat.

3.      Sebelum diproses lebih lanjut, bahan-bahan baku yang berbentuk tepung
(misalnya tepung terigu, gula halus, susu bubuk dan lain sebagainya) terlebih
dahulu diayak guna memperoleh ukuran partikel yang sesuai. Proses pengayakan
memastikan tidak ada bahan baku yang menggumpal saat masuk ke tahap
pencampuran.

4.      Proses pencampuran dilakukan dengan kecepatan dan waktu yang


terstandar, dengan tujuan memperoleh campuran adonan yang homogen dan
konsistensi yang sesuai dengan yang diinginkan, sehingga adonan yang

24
dihasilkan siap untuk diproses pada tahapan proses berikutnya.

5.      Untuk produk-produk tertentu yang menggunakan yeast dalam


pembuatannya, dibutuhkan tahap fermentasi dengan suhu, kelembaban dan waktu
tertentu untuk memberi kesempatan pada yeast  untuk berkembangbiak. Setelah
waktu fermentasi selesai, adonan siap diproses ke tahap pembentukan.

6.      Pembentukan biskuit umumnya didahului dengan proses pembentukan


lembaran adonan dengan ketebalan tertentu. Selanjutnya lembaran adonan
dipotong / dicetak hingga menjadi kepingan adonan yang siap dipanggang. Selain
itu, ada pula beberapa metode pembentukan kepingan adonan yang dilakukan
tanpa melalui proses pembentukan lembaran adonan.

7.      Setelah melalui proses pembentukan, kepingan adonan biskuit dipanggang


dalam oven dengan suhu dan waktu tertentu sehingga diperoleh biskuit matang
yang berwarna kecoklatan.

8.      Untuk jenis-jenis produk biskuit tertentu, setelah selesai proses


pemanggangan, dilakukan tahapan lanjutan, misalnya penyemprotan dengan
minyak nabati, penaburan dengan garam dan bumbu tabur, pelapisan dengan
krim, atau penyalutan dengan coklat guna mendapatkan citarasa yang diinginkan.

9.      Bahan pengemas yang umum digunakan untuk mengemas biskuit adalah
plastik, metalized plastic, tray plastik, cup kertas dan kaleng, dengan kotak
karton sebagai pengemas luarnya.

10.  Produk jadi selanjutnya disimpan dalam gudang sambil menunggu waktu
untuk didistribusikan. Penyimpanan produk jadi di gudang dilakukan dengan
sistem FIFO (First In First Out).

11.  Produk selanjutnya didistribusikan melalui jaringan distribusi sehingga dapat


dengan mudah dijumpai oleh konsumen di berbagai tempat penjualan di daerah-
daerah di seluruh Indonesia, dan juga di beberapa negara lainnya.

25
Dari lokasi atau objek yang dikunjungi apakah menghasilkan limbah? Jika iya,
jawablah pertanyaan berikut :

1. Limbah apakah yang dihasilkan?


Jawab : padat dan cair
2. Sebutkan macam-macam limbah yang dihasilkan !
Jawab : cangkang telur, air bekas cucian, sisa kemasan
3. Apakah limbah yang dihasilkan sudah dikelola dengan baik? Bagaimana
penangananya?
Jawab: ya, limbah padat sisa biscuit dipilah menjelang tanggal kadaluarsa
digiling untuk pakan ternak atau dibakar untuk bahan bakar.
4. Apakah limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali ? Jelaskan !
Jawab : ya, limbah padat sisa biscuit dijadikan pakan ternak dan bahan bakar
dan cangkang telur dan sisa kemasan dapat dijadikan sebagai kerajinan.

26
INSTRUMEN OUT DOOR LEARNING

SMA N 1 BANGUNTAPAN

MAPEL : FISIKA

KELAS : XI IPA 3

TUJUAN : SEMARANG

HARI/ TANGGAL : RABU, 11 DESEMBER 2019

1. Kinematika (GLB, GLBB, Gerak Parabola atau gerak melingkar)


a. GLB :
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam
gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang
ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu.
Contoh : Peristiwa pada saat mesin pabrik membuat kue bergerak dengan
konstan membawa kue kering mulai dari bentuk adonan sampai pengemasan.
b. GLBB :
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di mana
kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap.
Contoh : Peristiwa pada saat bus bergerak dengan dipercepat pada saat supir
menginjak gas dan bergerak diperlambat ketika supir mengerem bus.
c. Gerak Melingkar :
Gerak Melingkar adalah gerak suatu objek yang lintasannya berupa lingkaran
mengelilingi suatu titik tetap.
Contoh : Peristiwa sistem roda gigi gir pada mesin-mesin pembuat kue kering
pabrik PT Nissin yang bersinggungan 2 gigi gir maupun sepusat yang
gerakannya konstan atau tetap.
d. Parabola :
Gerak parabola merupakan gerak dua dimensi suatu benda yang bergerak
membentuk sudut elevasi dengan sumbu x atau sumbu y.
Contoh :

27
2. Kalor, perpindahan kalor, suhu dan perubahannya serta pemuaian
a. Kalor :
Kalor merupakan panas yang bisa berpindah dari benda yang memiliki
kelebihan kalor menuju benda yang kekurangan kalor.
Contoh : pada saat makan siang, sendok yang dicelupkan di gelas berisi teh
panas, sendoknya pun ikut terasa panas.
b. Perpindahan kalor :
Perpindahan Kalor (Panas) yang dapat terbagi atas konduksi, konveksi, dan
radiasi. Panas atau kalor adalah energi yang berpindah dari suhu yang tinggi ke
suhu yang rendah.
Contoh : pada saat tukang masak membuat minuman panas, panas yang
dihasilkan minuman tersebut mengalir pada cangkir dan sendokmya.
c. Suhu :
Yang dimaksud dengan suhu adalah suatu besaran yang menunjukan derajat
panas dari suatu benda.
Contoh : teh yang awalnya suhunya panas lama-kelamaan akan dingin.
d. Pemuaian :
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh
perubahan suhu atau bertambahnya ukuran.
Contoh : peristiwa pada kaca jendela bis yang diberi karet agar meminimalisir
pemuaian yang terjadi akibat terkena panas matahari.
3. Usaha dan energi
a. Usaha :
usaha adalah sebagai sejumlah gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga
menyebabkan benda berpindah sepanjang garis lurus dan searah dengan arah
gaya.
Contoh : ketika pegawai pabrik sedang mendorong troli yang digunakan untuk
mengangkut pesanan konsumen ke dalam truk.
b. Energi :
Energi adalah kemampuan untuk melakukan suatu tindakan atau pekerjaan
(usaha).

28
Contoh : pada energi listrik, lampu pabrik nissin dapat menyala karena ada
listrik. Perubahannya, energy listrik pada lampu berubah menjadi cahaya dan
panas.
c. Sumber energi :
Yaitu segala sesuatu di sekitar kita yang mampu menghasilkan energy.
Contoh : matahari yang bersinar terik menghangatkan tubuh kit saat kedinginan
daan cahaya yang menyinari agar bumi tidak diselimuti kegelapan sehingga
matahari sebagai sumber energy panas dan cahaya yang tidak akan habis.
4. Momentum, impuls, dan tumbukan
a. Momentum dan impuls :
Definisi momentum diartikan sebagai besaran yang dihasilkan dari perkalian
antara besaran skalar massa benda dengan besaran vektor kecepatan geraknya.
Sedangkan impuls adalah peristiwa bekerjanya gaya dalam waktu yang sangat
singkat.
Contoh : pekerja pabrik PT Nissin yang manual dalam membuat roti basah
memukul-mukul adonan hingga kalis.
b. Tumbukan :
Tumbukan adalah peristiwa bertemunya dua buah benda yang bergerak.
Contoh : adonan kue kering yang dilempar ke meja pegawai agar kalis tidak
memantul.
5. Dinamika gerak :
a. I Newton :
Suatu benda akan berusaha mempertahankan keadaannya atapun posisi awalany
yang ia miliki.
Contoh : saat bis mengerem, badan kita terhempas ke depan karena cenderung
mempertahankan posisi diam kita.
b. II Newton :
Suatu gaya benda akan semakin bertambah besar jika diberikan dorongan daya
yang searah dengan laju arah gaya benda tersebut.
Contoh : saat lift naik turun, lift akan mendapat percepatan yang sebanding
dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massanya.

29
c. III Newton :
Setiap gaya sebab yang diberikan akan menghasilkan besarnya gaya akibat
yang dihasilkan.
Contoh : ada tas yang ditumpuk-tumpuk di bagasi samping bis. Terjadilah
hokum III Newton karena gaya yang dikerjakan bumi pada tas/ gaya aksi sama
dengan gaya yang dikerjakan oleh benda bumi/ gaya aksi namun berlawanan.
6. Dinamika rotasi dan keseimbangan benda
a. Dinamika rotasi :
Ialah suatu cabang mekanika yang mempelajari tentang suatu gerak rotasi
dengan melibatkan gaya, massa dan faktor lain yang turut mempengaruhi suatu
gerak rotasi tersebut.
Contoh : peristiwa menggelindingnya roda pada sepeda motor di jalan turunan.
b. Keseimbangan benda :
Keseimbangan benda tegar adalah kondisi di mana momentum suatu benda
bernilai nol.
Contoh : posisi lampu gantung pada restaurant PT Nissin akan tetap diam dan
seimbang apabila tidak diberi gaya dari luar.
7. Global Warming :
Global warming ialah naiknya suhu rata-rata diatas permukaan bumi baik
didarat, laut, ataupun di udara sehingga suhu bumi semakin lama akan semakin
panas.
Contoh penyebab : asap-asap knalpot dari kendaraan pabrik dan asap pabrik itu
sendiri menyebabkan emisi yang berlebihan pada bumi.

30
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
OUTDOOR LEARNING MAPEL KIMIA
TUJUAN : SEMARANG
HARI/ TANGGAL : RABU, 11 DESEMBER 2019
NAMA OBJEK : PT NISSIN BISKUIT INDONESIA
1. Sebutkan jenis-jenis produk olahan di PT Nissin!
Jenis-jenis produknya : madu, kukis, krekers,wafer, frychip, biscuit butter
coconut, dengan merk dangang Nissin, Monde, Khong Guan, dll.
2. Sebutkan bahan baku pembuatan produk di PT Nissin!
Bahan baku pembuatannya : ada tepung, gula, telur, susu, lemak, bahan
tambahan pengemulsi, antioksida, pewarna asam, garam, pemberi rasa dan
penguat rasa, serta ragi.
3. Jelaskan proses pengolahan 3 produk PT Nissin!
 Proses pengolahan biscuit Nissin
Preparasi bahan baku, penimbangan, pengayakan bahan powder,
pencampuran, pembentukan, pemanggangan, pendinginan,
pengemasan, penyimpanan & distribusi.
 Proses pengolahan Nissin Crispy Crackers
Penerimaan bahan baku, penimbangan, pengayakan, pencampuran,
fermentasi, pembentukan, pemanggangan, pemberian minyak/ bumbu/
pelapisan krim, pengemasan, penyimpanan & distribusi.
 Proses pengolahan Nissin Egg Roll
Penerimaan bahan baku, penimbangan, pengayakan, pencampuran,
pembentukan menjadi roll, pemanggangan, pendinginan, pengemasan,
penyimpanan & distribusi.
4. Sebutkan jenis-jenis limbah yang dihasilkan oleh PT Nissin!
 Limbah padat seperti cangkang telur, roti, atau biscuit yang sudah
tidak layak dikonsumsi,
 Limbah cair seperti air bekas pencucian wadah atau alat-alat yang
digunakan untuk produksi.

31
5. Jelaskan proses pengolahan limbah cair yang dihasilkan PT Nissin!
 Tahap awal
Proses pemisahan benda-benda asing, seperti kayu, bangkai makhluk
hidup, pasir, dan kerikil. Sisa-sisa partikel digiling agar tidak merusak
alat dalam sistem dan limbah dicampur agar laju aliran dan konsentrasi
partikel konsisten.
 Tahap primer
Merupakan proses pengendapan pada partikel-partikel berukuran
suspensi dan berukuran koloid.
 Tahap sekunder
Adalah proses yang meliputi dua tahapan, yaitu tahap aerasi (metode
lumpur aktif) dan tahap pengendapan. Pada tahap aerasi, O2
dimasukkan ke air limbar yang telah tercampur lumpur aktif untuk
pertumbuhan mikroorganisme di lumpur agar dapat mengurangi bau
air limbah. Pada tahap pengendapan, lumpur aktif akan diendap dan
dimasukkan ke tangki aerasi, sisanya dibuang. Lumpur yang
mengendap inilah yang disebut lumpur bulki.
 Tahap tersier
Tahap tersier/ tahap pilihan adalah tahap untuk memisahkan
kandungan zat-zat yang tidak ramah lingkungan seperti senyawaa
nitrat, materi organic yang sukar terurai, dan padatan anorganik.
6. Sebutkan beberapa pemanfaatan limbah padat yang mungkin dihasilkan PT
Nissin!
 Limbah padat biscuit kadaluarsa digiling untuk pakan ternak atau
dapat dibakar untuk dimanfaatkan kalorinya.
 Sebagai bahan bakar mesin boiler.
 Limbah padat dari kardus dan wadah biscuit dapat dijadikan karya seni
atau dijual langsung.

32

Anda mungkin juga menyukai