Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN HIDUP

MODUL LINGKUNGAN HIDUP TAHUN AJARAN 2022-2023

KELOMPOK C - 3

UJI KUALITAS AIR DENGAN MPN

DISUSUN OLEH:

Mochammad Fatchol Bary I1011221018

Raymuntika Feli Petranadia I1011221036

Fharas Dhiva Alifya I1011221066

Ahmad Tegar Shafwan Husni I1011221072

Theofanny Dara Dinathe I1011221081

I Gusti Ayu Putri Naysila V. I1011221088

Jesika Trimurti I1011221096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya
kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan Hidup yang pertama ini
sebagai pertanggungjawaban dari praktikum yang dilakukan selama 3 hari di Laboratorium
Mikroskopik. Laporan yang berjudul “Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan Hidup, Uji
Kualitas Air dengan MPN” ini diajukan sebagai bukti telah menjalankan praktikum.

Semoga dengan adanya laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan Hidup ini, kami
dapat mengetahui suatu kualitas suatu sampel air dan mengetahui perkiraan jumlah bakteri yang
ada dalam suatu sampel air. Laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, terutama kepada dosen-dosen yang membimbing kami
selama praktikum berlangsung dan dosen-dosen yang memberikan materi untuk pengantar
praktikum ini, serta teman-teman yang mendukung dalam praktikum ini. Untuk itu penulis
ucapkan terima kasih atas kontribusi bantuan dalam berbagai bentuk.

Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan laporan ini, baik dari
segi EBI, kosakata, tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca yang kemudian akan penulis jadikan sebagai
evaluasi.

Pontianak, 9 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................5
1.2 Tujuan ..........................................................................................................................6
1.3 Manfaat.........................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................7
2.1 Air ................................................................................................................................7
2.2 Coliform .......................................................................................................................7
2.2.2 Jenis .......................................................................................................................7
2.2.3 Klasifikasi..............................................................................................................7
2.2.4 Morfologi ..............................................................................................................8
2.3 MPN .............................................................................................................................8
2.3.1 Definisi ..................................................................................................................8
2.3.2 Tujuan ...................................................................................................................9
2.3.3 Tahapan .................................................................................................................9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................... 10
3.1 Waktu dan Tempat ...................................................................................................... 10
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................................... 10
3.2.1 Alat ...................................................................................................................... 10
3.2.2 Bahan .................................................................................................................. 10
3.3 Prosedur Kerja ............................................................................................................ 10
3.3.1 Presumptive Test (Uji Pendugaan) ....................................................................... 10
3.3.2 Confirmed Test (Uji Konfirmasi) ......................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................... 13
4.1 Hasil Pengamatan........................................................................................................ 13
4.1.1 Presumptive Test (Uji Pendugaan) ....................................................................... 13
4.1.2 Confirmed Test (Uji Konfirmasi) ......................................................................... 13
4.2 Pembahasan ................................................................................................................ 13
BAB V PENUTUP.................................................................................................................... 16
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 16
5.2 Saran ....................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 17
LAMPIRAN DOKUMENTASI ................................................................................................ 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah suatu senyawa kimia berbentuk cairan yang tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak berasa. Air merupakan salah satu sumber daya yang dinamis dan terbarukan.
Keberadaan air menjadi suatu materi atau unsur penting bagi semua bentuk kehidupan di
bumi tidak terkecuali tumbuhan, hewan, dan manusia. Pada umumnya, air diperuntukkan
oleh makhluk hidup sebagai komponen penyusun tubuh. Sebanyak 70% zat penyusun
tubuh manusia terdiri dari air. Selain itu, bagi manusia, air digunakan untuk keperluan
rumah tangga, industri, pengairan, pertanian, perikanan, dll. Sebagai komponen penunjang
kehidupan manusia, ketersediaan air dari segi kuantitas maupun kualitas perlu
diperhatikan. Pengujian kualitas air dapat menggunakan bakteri coliform sebagai indikator
pencemaran suatu sampel air.
Coliform umumnya digunakan sebagai indikator kontaminasi bakteri patogen dan
kebersihan lingkungan yang buruk. Coliforms mengacu pada berbagai genera dari keluarga
enterobacteriaceae, yang merupakan bakteri fermentasi laktosa dan umumnya ditemukan
sebagai kontaminan dalam air. Keberadaan bakteri coliform pada air jika dikonsumsi
manusia dapat menyebabkan beberapa wabah penyakit antara lain gejala demam, diare,
kram abdominal, nyeri dada, dan menyebabkan penyakit hepatitis. [1] Coliform termasuk di
dalamnya genera escherichia, enterobacter, klebsiella, serratia, dan citrobacter.
Kelompok basil gram-negatif tersebut memiliki ciri morfologi dan biokimia yang serupa
dan oleh karena itu disebut coliforms. Salah satu ciri kelompok bakteri coliform yaitu
mampu untuk melakukan fermentasi glukosa. Fermentasi glukosa tersebut menghasilkan
gas dan asam yang dapat menjadi tanda keberadaan bakteri coliform dalam sampel air.
Fermentasi oleh coliform ini dapat dideteksi dengan metode most probable number
(MPN).[2]
Most probable number (MPN) adalah metode yang digunakan untuk menguji suatu
kualitas air dan digunakan untuk menghitung perkiraan jumlah bakteri coliform yang ada
dalam sampel. Di praktikum ini digunakan sampel air berupa air akuarium. Penggunaan
sampel berupa air akuarium ditujukan untuk mengetahui kualitas air pada habitat ikan dan
perkiraan jumlah bakteri coliform yang ada dalam sampel. Metode yang dilakukan melalui
3 tahapan, yaitu Uji Pendugaan dengan media lactose broth (Tes Dugaan), Uji Penegasan
dengan media brilliant green lactose broth (Tes Konfirmasi), dan Uji Pelengkap dengan
media eosin methylene blue agar (Tes Lengkap). Uji coliform positif ditunjukkan dengan
adanya kekeruhan pada media lactose broth dan gelembung gas pada tabung durham.
Keberadaan bakteri coliform dalam suatu sampel air menunjukkan kualitas air tersebut
layak atau tidak untuk diminum dan digunakan dalam kebutuhan sehari-hari.

1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui kualitas air akuarium secara mikrobiologis

 Untuk menghitung perkiraan jumlah bakteri pada suatu sampel


 Untuk mendeteksi sifat fermentatif coliforms dalam sampel

1.3 Manfaat
 Agar mengetahui kualitas suatu air yang diuji dalam praktikum tersebut

 Agar mengetahui sifat fermentatif coliforms dalam suatu sampel


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
2.1.1 Definisi
Air adalah zat atau material atau unsur penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain dalam
Sistem Tata Surya dan menutupi hampir 71% permukaan bumi wujudnya bisa
berupa cairan, es (padat), dan uap/gas. Dengan kata lain karena adanya air, maka
bumi merupakan satu-satunya planet dalam Tata Surya yang memiliki kehidupan.[3]

2.2 Coliform
2.2.1 Definisi
Coliform merupakan bakteri ang memiliki habitat normal di usus manusia
dan juga hewan serta sebagai bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik.
Bakteri golongan coliform (fekal dan non fekal) merupakan bakteri yang umum
digunakan sebagai indikator sanitasi pada air dan makanan. [3]
2.2.2 Jenis
1. Coliform fecal merupakan bakteri yang paling tidak dikehendaki kehadirannya
didalam air minum maupun makanan karena bakteri ini ada dikotoran hewan
maupun manusia, misalnya Escherichia coli.[4]
2. Coliform non fecal biasanya ditemukan pada hewan dan tanaman yang sudah mati,
Coliform non-fecal biasanya golongan perantara, misalnya Enterobacter
aerogenes.[4]
2.2.3 Klasifikasi
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam
saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis
terpenting bagi kualitas air minum. Kelompok bakteri coliform antara lain,
Escherichia coli, Enterrobacter aerogenes, dan Citrobacter fruendii.[5]
Escherichia coli merupakan bakteri yang masuk kedalam golongan
enterobacteriaceae. Bakteri ini berbentuk basil pendek dan bersifat gram negatif,
tidak membentuk spora, berflagel, hidup dalam suasana aerob dan anaerob
fakultatif, berukuran 0,4-0,7 µm x 1,4 µm serta mempunyai kapsul. Selain itu,
bakteri ini memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu
24-48 jam pada suhu 35ºC.[4,6,9]
2.2.4 Morfologi
Bakteri coliform adalah bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak
membentuk spora yang dapat memfermentasi laktosa dengan produksi asam dan
gas bila diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C–37°C.[7]
Brillian green lactose broth (BGLB) dan tabung durham. Tabung yang
diduga mengandung bakteri coliform menghasilkan gas karena fermentasi laktosa
menghasilkan gas dan asam. Selanjutnya dilakukan uji penguatan pada media
macconkey agar (MCA), ciri coliform fecal berwarna merah bata dan coliform non-
fecal tidak berwarna merah bata. Pada uji pelengkap bakteri coliform dibuat
preparat dengan pewarnaan gram dan dilihat morfologinya di bawah mikroskop,
ciri-ciri bakteri Escherecia coli adalah batang pendek berwarna merah.[8]

2.3 MPN
2.3.1 Definisi
Most probable number merupakan uji yang mendeteksi sifat fermentasi
coliform dalam sampel. Uji MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu presumptive test (Uji
Pendugaan), confirmed test (Uji Konfirmasi), dan completed test (Uji
Kelengkapan). Masing-masing uji tersebut menggunakan media lactose broth
double strength (LBDS), lactose broth single strength (LBSS), dan brilliant green
lactose broth (BGLB) dengan jumlah volume yang berbeda-beda.[9]
Media LB (lactose broth) yang digunakan ada dua tipe yaitu double strength
dan single strength. Kedua tipe memiliki perbedaan pada jumlah komposisi
penyusunya. Media LBDS (lactose broth double strength) memiliki komposisi
ekstrak daging sapi (3 gram), pepton (5 gram), laktosa (10 gram), dan bromotimol
biru (0,2%) per liternya, sedangkan media LBSS (lactose broth single strength)
memiliki komposisi yang sama tapi hanya kadar laktosanya setengah dari LBDS
yaitu 5 gram.[10]
2.3.2 Tujuan
Pemeriksaan MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air minum, air
bersih, air badan, air permandian umum, air kolam renang, pemeriksaan angka
kuman pada air PDAM, dan lainnya.[10]
2.3.3 Tahapan
Metode MPN terdiri dari 3 tahapan, yaitu Uji Pendugaan (presumtive test),
Uji Konfirmasi (confirmed test), dan Uji Kelengkapan (completed test). Metode
MPN dilakukan sampai pada metode Uji Penguat, dikarenakan metode ini sudah
cukup kuat digunakan sebagai pengujian ada tidaknya bakteri coliform dalam
sampel air (Shodikin 2007). Perhitungan didasarkan pada tabung yang positif, yaitu
tabung menunjukkan pertumbuhan mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu dan dapat diketahui dari gelembung gas yang dihasilkan pada tabung
durham. Nilai MPN ditentukan dengan kombinasi jumlah tabung positif (asam dan
gas) tiap serinya setelah diinkubasi (Waluyo 2009). Metode MPN yang digunakan
dengan metode tabung 3 seri, yaitu dengan sampel 3x10 ml, 3x1 ml, dan 3x0,1 ml.
Tes perkiraan ini merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran
coliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas, dengan menginkubasi sampel
selama 24-48 jam dengan suhu 35°C. Terbentuknya gas menandakan Uji
Pendugaan positif, dan dilanjut ke Uji Penguat. Uji Penguat ini, menginkubasai
hasil positif dari Uji Pendugaan, selama 24-48 jam selama 35°C. Apabila terbentuk
gas dalam tabung durham menunjukkan adanya hasil positif bakteri coliform dalam
suatu sampel air. Alat dan bahan yang digunakan pada metode ini adalah pipet,
tabung reaksi, bunsen, korek api, tabung durham, rak tabung reaksi, mikropipet,
ose, inkubator, sampel air, dan alkohol. Sedangkan media yang digunakan adalah
LB (lactose broth), dan media BGLB (brilliant green bile broth).[10]
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan selama tiga hari. Praktikum pertama pada hari Senin
tanggal 3 Oktober 2022 jam 13.00-13.40 WIB. Praktikum kedua pada hari Selasa tanggal
4 Oktober 2022 jam 13.00-14.40 WIB. Praktikum ketiga pada hari Rabu tanggal 5 Oktober
2022 jam 12.00-13.00 WIB. Pelaksanaan praktikum ini di Lab Mikroskopik Fakultas
Kedokteran Universitas Tanjungpura.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Inkubator
2. Korek api
3. Mikropipet
4. Ose
5. Pembakar Spiritus
6. Pipet
7. Rak tabung reaksi
8. Tabung Durham
9. Tabung Reaksi
3.2.2 Bahan
1. Alkohol
2. Brilliant Green Lactose Broth
3. Lactose Broth
4. Sampel air

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Presumptive Test (Uji Pendugaan)
1. Disiapkan sampel air sebanyak 100 ml yang akan diuji kualitasnya.
2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam presumptive test, yaitu
sampel air, pipet, 9 tabung reaksi yang masing masing telah diisi dengan tabung
durham dan medium lactose broth, bunsen, korek api, mikropipet, rak tabung
reaksi, pembakar spiritus dan inkubator. 3 tabung yang terdiri dari double strength
dan 6 tabung yang single strength.
3. Setelah alat dan bahan disiapkan, labeli 9 tabung reaksi tersebut dengan masing-
masing ketentuan C.3 10 mL pada 3 tabung double strength dimana masing-masing
sudah terisi medium lactose broth, C.3 1 ml pada 3 tabung single strength yang
masing-masing sudah terisi medium lactose broth, dan C.3 0,1 mL pada 3 tabung
single strength yang sudah terisi medium lactose broth.
4. Kemudian dimasukkan sampel air sesuai dengan volume yang ada pada label
masing-masing tabung tersebut menggunakan pipet (10 ml dan 1 ml) dan
mikropipet (0,1 ml). Sebelum sampel air dimasukkan ke dalam tabung yang berisi
medium lactose broth, tabung tersebut dibakar bagian ujungnya dengan pembakar
spiritus gunanya mensterilkan tabung tersebut. Tutup kembali tabung reaksi yang
sudah dilakukan inokulasi.
5. Semua tabung reaksi yang telah diisi dengan sampel air selanjutnya diinkubasi pada
suhu 35°C - 37°C selama 1x24 jam di dalam Inkubator. Apabila setelah 1x24 jam
terjadi kekeruhan dan timbul gas pada tabung durham maka dinyatakan positif dan
diduga terdapat bakteri coliform sehingga dilanjutkan ke tahap confirmed test.
Sebaliknya, apabila tidak terjadi kekeruhan dan tidak timbul gas pada tabung
durham maka dinyatakan negatif dan tidak dilanjutkan ke tahap confirmed test.
3.3.2 Confirmed Test (Uji Konfirmasi)
1. Disiapkan tabung reaksi yang berisi brilliant green lactose broth dengan tabung
durham sebanyak jumlah tabung reaksi yang dinyatakan positif pada presumptive
test.
2. Dipanaskan jarum ose dengan pembakar spiritus hingga berwarna kemerahan
secara bolak balik dari bagian ujung hingga bagian tengah jarum ose.
3. Setelah itu, dipanaskan semua bagian ujung tabung reaksi yang dinyatakan positive
pada presumptive test.
4. Kemudian dilakukan inokulasi pada sampel air yang dinyatakan positif. Sampel air
yang positif dipindahkan ke tabung yang berisi BGLB dengan jarum ose. Dimana
setiap dimasukkan sampel dari tabung reaksi yang dinyatakan positif pada
presumptive test harus lakukan dipanaskannya jarum ose dan bagian ujung tabung
reaksi.
5. Setelah diinokulasi maka diberi label sesuai dengan tabung yang diambil
sampelnya. Kemudian tabung tersebut dimasukkan kedalam inkubator lagi selama
1x24 jam dengan suhu 35°C. Apabila terdapat gas dalam tabung durham maka
dinyatakan bahwa sampel air tersebut mengandung bakteri coliform dan apabila
tidak terdapat gas maka dinyatakan tidak mengandung bakteri coliform.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Presumptive Test (Uji Pendugaan)

Lactose Broth

10 ml sampel 1 ml sampel 0.1 sampel

1 2 3 1 2 3 1 2 3

(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)

Table 4.1.1

4.1.2 Confirmed Test (Uji Konfirmasi)

Brilliant Green Lactose Broth

10 ml sampel 1 ml sampel 0.1 sampel

1 2 3 1 2 3 1 2 3

(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)

Table 4.1.2

4.2 Pembahasan
MPN (most probable number) merupakan uji yang mendeteksi sifat fermentasi
coliform dalam sampel. MPN dilakukan dalam 3 tahap, yaitu Uji Pendugaan (presumptive
test) ,Uji Penegasan/Penguat (confirmed test), dan Uji Kelengkapan (completed test). Akan
tetapi, dalam praktikum ini kami hanya melakukan dua tahap yaitu Uji Penduga
(presumptive test) dan Uji Penegasan (confirmed test). Tahap pertama adalah Uji
Pendugaan (presumptive test) untuk mengetahui ada tidaknya bakteri coliform dalam
sampel air dengan menggunakan media lactose broth. Media LB (lactose broth) yang
digunakan ada dua tipe yaitu double strength dan single strength. Kedua tipe memiliki
perbedaan pada jumlah komposisi penyusunnya. Media LBDS (lactose broth double
strength) memiliki komposisi ekstrak daging sapi (3 gram), pepton (5 gram), laktosa (10
gram), dan bromotimol biru (0,2%) per liternya, sedangkan media LBSS (lactose broth
single strength) memiliki komposisi yang sama tapi hanya kadar laktosanya setengah dari
LBDS yaitu 5 gram. Kegunaan masing-masing komponen LB yaitu pepton dan ekstrak
daging sapi merupakan sumber nutrisi yang dibutuhkan untuk metabolisme bakteri.
Sedangkan fungsi dari gula laktosa adalah menyediakan karbohidrat bagi bakteri untuk
difermentasi. Keberadaan bakteri coliform dalam suatu sampel berdasarkan asam dan gas
yang terbentuk. Terbentuknya asam dan gas disebabkan dari fermentasi laktosa oleh
bakteri coliform. Hal ini dilihat dari kekeruhan pada media laktosa dan gelembung gas di
tabung durham. Gelembung gas yang dihasilkan pada tabung durham itu disebabkan oleh
adanya aktivitas respirasi mikroorganisme. Tahap ini dilakukan inkubasi dengan suhu
35°C selama 24 jam.[9,11]

Pada Uji Pendugaan yang kami lakukan setelah masa inkubasi diperoleh terdapat
gelembung pada tabung durham dan air menjadi sedikit lebih keruh di semua tabung. Hasil
yang positif tersebu dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu Uji Penegasan (confirmed
test).Tahap ini bertujuan memastikan adanya bakteri coliform dengan menggunakan media
BGLB. Media BGLB berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan
menggiatkan pertumbuhan bakteri coliform.

Pada Uji Penegasan yang kami lakukan, tabung reaksi yang positif pada Uji
Pendugaan akan diambil sampelnya menggunakan Ose dan dipindahkan ke media BGLB
untuk dilakukan konfirmasi bahwa sampel tersebut terdapat coliform. Kemudian sampel
yang sudah dipindahkan kembali diinkubasikan pada suhu 35°C selama 24 jam. Hasil dari
praktikum yang kami peroleh setelah masa inkubasi terdapat gelembung pada tabung
durham dan warna sampel menjadi lebih pekat di semua tabung. Terlihat juga semakin
besar volume sampel yang digunakan akan semakin banyak pula gelembung yang
dihasilkan pada tabung durham. Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan bahwa semua
tabung menunjukan hasil positif dari perlakuan volume media 10 ml, 1 ml, dan 0,1 ml .
Selanjutnya ,sampel positif dicocokkan dengan Tabel MPN dan didapatkan nomor indeks
MPN lebih dari 1100 sebagaimana yang dijabarkan dalam tabel dibawah ini.
Dalam jurnal “Kualitas Bakteriologis Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada
Tiga Tempat Hidup di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes” yang ditulis Lourina DA juga
membahas jumlah coliform pada ikan lele yang berasal dari tiga tempat hidup yang
berbeda. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ikan lele yang hidup di kualitas air yang
terdapat banyak coliform akan mempengaruhi jumlah mikrobiologis yang didapati pada
ikan lele tersebut. Dengan demikian pula air akuarium yang kebersihannya tidak dijaga
akan mengabitkan ikan pada aquarium tersebut dapat terkontaminasi dengan bakteri yang
terdapat di air, sehingga diperlukannya perawatan akuarium dengan menggunakan filter air
yang kebersihannya selalu diperhatikan secara berkala. [12]
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini, dilakukan uji kualitas suatu sampel air, dimana digunakan air
akuarium sebagai sampel yang akan diuji. Metode yang digunakan untuk melakukan uji
suatu kualitas air adalah metode MPN (most probable number). Metode MPN memiliki 3
tahapan, yakni presumptive test, confirmed test dan completed test. Namun, tahap yang
dilakukan hanya sampai pada tahap confirmed test saja. Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada presumptive test, hasil dari sampel air yang kami uji adalah positif
2. Pada confirmed test, hasil dari sampel air yang kami uji adalah positif
3. Kualitas air aquarium mengandung bakteri coliform
4. Terjadi kekeruhan dan terdapat gas yang terbentuk di tabung durham dari sampel
air yang kami uji merupakan hasil fermentasi oleh coliform

5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, saran dari penulis sebagai berikut:
1. Penggantian filter air akuarium secara rutin agar kandungan coliform dalam air
kurang dari 5000/100ml.
2. Agar dalam penelitian selanjutnya dilakukan Uji Pelengkap untuk dapat
mengetahui jumlah spesifik bakteri tertentu yang mengontaminasi sampel.
DAFTAR PUSTAKA

1. Suriaman E, Apriliasari WP. Uji MPN coliform dan identifikasi fungi patogen pada air
kolam renang di Kota Malang. Jurnal SainHealth. 2017; 1(1): 15-22.
2. Widyaningsih W, Supriharyono S, Widyorini N. Analisis total bakteri coliform di Perairan
Muara Kali Wiso Jepara. Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES).
2016; 5(3): 157-164.
3. Kodoatie RJ. Tata ruang air tanah. Yogyakarta: Penerbit Andi; 2021.
4. Sari DP, Rahmawati, Rusmiyanto E. Deteksi dan identifikasi genera bakteri coliform hasil
isolasi dari minuman lidah buaya. Jurnal Labora Medika. 2019; 3(1): 29-35.
5. Alfisya FG. Analisa bakteri coliform dengan metode most probable number (MPN) pada
air minum isi ulang di Jalan Purwosari Kecamatan Medan Timur. 2019.
6. Nurjanah. Efektivitas penerapan kontrol proses pengolahan produk udang beku peeled
deveined (PD) pada bakteri coliform Di PT. Indokom Samudra Persada Lampung.
Politeknik Negeri Lampung; 2021.
7. Cotruvo J. Drinking water quality and contaminants guidebook. Boca Raton: CRC Press;
2018.
8. Nurmalika LM., Apriyani RK. Identifikasi bakteri coliform pada air rendaman tahu yang
dijual di Pasar Induk Kota Bandung. 2021; 5(2): 1118-1125.
9. Jiwintarum Y, Agrijanti, Septiana BL. Most probable number (MPN) coliform dengan
variasi volume media lactose broth single strength (LBSS) dan lactose broth double
strength (LBDS). Jurnal Kesehatan Prima. 2017; 11(1): 11-7.
10. Sunarti RN. Uji kualitas air sumur dengan menggunakan metode MPN (most probable
numbers). Bioilmi: Jurnal Pendidikan. 2015; 1(1).
11. Kumalasari E, Rhodiana, Prihandiwati E. Analisis kuantitatif bakteri coliform pada depot
air minum isi ulang yang berada di wilayah Kayutangi Kota Banjarmasin. Jurnal Ilmiah
Ibnu Sina. 2018; 3(1): 134-144.
12. Lourina DA. Kualitas bakteriologis ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) pada tiga tempat
hidup di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes. Universitas Diponegoro; 2010.
LAMPIRAN DOKUMENTASI

A. Alat dan Bahan

B. Praktikum MPN
a. Presumptive Test
b. Confirmed Test
C. Hasil

Anda mungkin juga menyukai