Oleh :
MUSDALIFAH
NIM.PO714203211054
D.IV TINGKAT II B / SEMESTER IV
Segala puja dan puji syukur senantiasa disampaikan kepada Allah SWT
yang telah memberikan kekuatan dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Laporan
Lengkap Bakteriologi III ini dapat dikerjakan dengan lancar. Laporan ini dibuat
dengan tujuan memenuhi tugas akhir mata kuliah semester 4 kelas B pada mata
kuliah Praktikum Bakteriologi III. Selain itu, penyusunan Laporan ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang macam macam Bakteri dan
memperdalam pengetahuan mengenai Bakteri.
Selama proses penyusunan dan hasil yang disajikan dalam bentuk laporan
ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan. Tidak ada manusia yang
sempurna, karena itu penulis senantiasa memohon maaf kepada pembaca apabila
masih menemukan kesalahan dalam penulisan.
Akhir kata, semoga Laporan yang penulis susun ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca secara umum dan penulis secara khusus. Semoga dari
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis lain.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan...................................................................................2
C. Prinsip Pemeriksaan..................................................................................2
D. Waktu dan Tempat Praktikum...................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
A. Tinjauan Most Probable Number (MPN)....................................................3
B. Tinjauan Air Minum Kemasan....................................................................4
BAB III METODE KERJA..................................................................................5
A. Alat dan Bahan..........................................................................................5
B. Prosedur Kerja...........................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................10
A. Hasil Pengamatan....................................................................................10
B. Pembahasan.............................................................................................11
BAB V PENUTUP...............................................................................................16
A. Kesimpulan..............................................................................................16
B. Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas air yang dapat menunjang kehidupan manusia ditentukan oleh
kualitas lingkungan. Keberadaan mikroorganisme dalam lingkungan perairan
menyebabkan air tersebut tidak layak digunakan sebagai air konsumsi
maupun untuk kebutuhan sehari-hari. Menurut World Health Organization
(WHO) dan American Public Health Association (APHA) kualitas air
ditentukan oleh kehadiran dan jumlah bakteri didalamnya. Terdapat
beberapa jenis bakteri terutama bakteri Escherichia coli dan Coliform.
Keberadaan Escherichia coli dan Coliform dapat di uji dengan metode Most
Probable Number (MPN)..
1
Coliform merupakan kelompok bakteri yang spesifik terhadap tinja yaitu
bakteri Escherichia coli. E. coli adalah bakteri yang ditemukan di dalam usus
besar manusia sebagai flora normal. Air yang terkontaminasi oleh bakteri E
coli apabila diminum dapat menyebabkan penyakit diare.
C. Prinsip Pemeriksaan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
juga akan menggunakan tahap penduga dan tahap konfirmasi, dimana tahap
penduga adalah untuk mendeteksi Coliform dengan menggunakan media
Lactose broth yang diingkubasi pada suhu 37°C selama 48 jam. Sedangkan
tahap konfirmasi untuk memastikan kondisi air minum tersebut serta
mendeteksi secara spesifik bakteri E. Coli dengan menanam sampel yang
positif pada agar EMB dan agar McConkey (Nugroho, 2015).
4
BAB III
METODE KERJA
B. Prosedur Kerja
1. Hari Pertama
Pada praktikum ini sterilisasi dilakukan dengan menggunakan oven
yaitu dilakukan dengan cara semua alat-alat yang akan disterilkan seperti,
botol yang berwarna coklat, dan pipet ukur yang terlebih dahulu dibungkus
5
dengan menggunakan kertas. Setelah semua alat-alat telah dibungkus
selanjutnya alat-alat tersebut dimasukkan ke dalam oven pada suhu 121ºC
selama 30 menit.
1) Pembuatan Media Lactosa Broth Single (LB Single)
Ditimbang media Lactose Broth sebanyak 0,52 gram lalu
dimasukkan ke dalam beaker glass. Dilarutkan dalam 40 ml akuades,
lalu dihomogenkan. Dimasukkan 10 mL ke dalam tabung reaksi yang
telah berisi tabung Durham. Disterilkan di dalam autoklaf pada suhu
121ºC selama 15 menit.
2) Pembuatan Media Lactosa Broth Triple (LB Triple)
Ditimbang media Lactose Broth sebanyak 2 gram lalu
dimasukkan ke dalam beaker glass. Dilarutkan dalam 50 mL akuades,
lalu dihomogenkan. Dimasukkan 5 mL kedalam tabung reaksi yang
telah berisi tabung Durham. Disterilkan di dalam autoklaf pada suhu
121ºC selama 15 menit.
3) Pembuatan Media Briliant Green Lactosa Broth (BGLB)
Ditimbang media Brilliant Green Lactose Broth sebanyak 5,6 gram
lalu dimasukkan ke dalam beaker glass. Dilarutkan dalam 140 mL
akuades, lalu dihomogenkan. Dimasukkan 10 mL kedalam tabung
reaksi yang telah berisi tabung Durham. Disterilkan di dalam autoklaf
pada suhu 121ºC selama 15 menit.
4) Pembuatan Media Escherichia Coli Broth (EC Broth)
Ditimbang media Escherichia Coli Broth sebanyak 5,18 gram lalu
dimasukkan ke dalam beaker glass. Dilarutkan dalam 140ml akuades,
lalu dihomogenkan. Dimasukkan 10 mL kedalam tabung reaksi yang
telah berisi tabung Durham. Disterilkan di dalam autoklaf pada suhu
121ºC selama 15 menit.
5) Pembuatan Media Eosin Methylen Blue Agar ( EMBA )
Ditimbang media EMBA sebanyak 7,5 gram lalu dimasukkan ke
dalam beaker glass. Kemudian dilarutkan dalam 200 ml aquades lalu
panaskan sampai mendidih untuk melarutkan media. Kemudian
media
6
tersebut di sterilkan kedalam autoclave pada suhu 121 o C selama 15
Menit. Setelah itu larutan di didinginkan sampai suhu 40oC lalu di
tuang kedalam cawan petri dengan volume masing-masing 15 ml.
Media tersebut di masukan ke dalam lemari pendingin sebelum
digunakan.
6) Pembuatan Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
Menimbang TSIA menggunakan neraca analitik sebanyak 5,4 gram
setelah itu di masukkan ke dalam erlenmeyer. Kemudian di larutkan
dengan aquadest sebanyak 83 ml dan panaskan di atas api sampai
larutan tersebut benar-benar larut. Setelah itu, media disterilkan
kedalam autoclave dengan suhu 121oC selama 15 menit. lalu ketika
sudah mencapai suhu 40-45oC media tersebut di pindahkan kedalam
tabung kemudian di miringkan. Media tersebut setelah itu di masukan
kedalam lemari pendingin sebelum di gunakan.
2. Hari Kedua
Tes Penduga atau tes perkiraan dengan menggunakan metode MPN
seri 511 dengan sampel air kemasan :
1) Tes Pendahuluan (Presumtive Test)
a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Sampel air yang telah dihomogenkan dengan cara membolak
balik botol sampel sebanyak 3x.
c. Memipet sampel kedalam 5 tabung reaksi yang berisi media
Lactose Broth 5 ml yang telah diberi tabung durham sebanyak 10
ml menggunaan pipet ukur steril.
d. Memipet sampel ke dalam 1 tabung reaksi yang berisi media
Lactose Broth 10 ml yang telah diberi tabung durham sebanyak 1
ml dengan pipet ukur steril
e. Memipet sampel ke dalam 1 tabung reaksi yang berisi media
Lactose Broth 10 ml yang telah diberi tabung durham sebanyak
0,1 ml dengan pipet ukur steril
7
f. Kemudian diinkubasi pada suhu 35°C selama 2 x 24 jam.
Hasil:
(a) Positif (+): Jika terjadi kekeruhan pada media dan terbentuk gas
pada tabung durham
(b) Negatif (-): hanya terjadi kekeruhan dan tanpa gas.
2) Tes Penegasan Untuk menentukan MPN Coli Form dan MPN
Form tinja
a.) Media Brilliant Green Laktosa bile broth (BGLB)
1. Hasil yang positif pada tes perkiraan/pendugaan dilanjutkan
ke tes penegasan/uji konfirmasi.
2. Lactose Broth yang positif di masukkan kedalam tabung
reaksi yang berisi BGLB (Briliant Green Lactosa Broth) 10
ml.
3. Mengambil 1-2 mata ose biakan bakteri yang telah ditanam
pada media Lactose Broth 10 ml sampel, kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 10 ml media
BGLB (Briliant Green Lactosa Broth).
4. Mengambil 1-2 mata ose biakan bakteri yang telah ditanam
pada media Lactose Broth 1ml, kemudian dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang berisi 10 ml media BGLB
(Briliant Green Lactosa Broth)
5. Mengambil 1-2 mata ose biakan bakteri yang telah ditanam
pada media Lactose Broth 0,1ml, kemudian dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang berisi 10 ml media BGLB
(Briliant Green Lactosa Broth)
6. Menginkubasi media BGLB (Briliant Green Lactosa Broth)
pada suhu 35°C selama 2 x 24 jam untuk pemeriksaan bakteri
Total Coliform.
b.) Media Escherichia coli broth (E.C Broth)
1. Hasil yang positif pada tes perkiraan/pendugaan dilanjutkan
ketes penegasan/uji konfirmasi.
8
2. Lactose Broth yang positif di masukkan kedalam tabung
reaksi yang berisi 10 ml E. C Broth (Escherichia Coli Broth)
3. Mengambil 1-2 mata ose biakan bakteri yang telah ditanam
pada media Lactose Broth 10 ml sampel, kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 10 ml media
E. C Broth (Escherichia Coli Broth)
4. Mengambil 1-2 mata ose biakan bakteri yang telah ditanam
pada media Lactose Broth 1ml, kemudian dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang berisi 10 ml media E. C Broth
(Escherichia Coll Broth)
5. Mengambil 1-2 mata ose biakan bakteri yang telah ditanam
pada media Lactose Broth 0,1ml, kemudian dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang berisi 10 ml media E. C Broth
(Escherichia Coli Broth)
6. Menginkubasi media E. C Broth (Escherichia coli Broth)
pada suhu 44°C selama 2 x 24 jam untuk pemeriksaan bakteri
Total Coliform.
3. Hari Ketiga
Setelah masa inkubasi selama 2 x 24 jam, baca hasil dan cocokan
dalam tabel MPN sesuai dengan porsi yang digunakan. Tentukan hasil
MPN Coli Form Dan Coli Form Tinja per ml Sampel.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tes Pendahuluan (LB)
Gambar Keterangan
10
Penanaman pada media Lactosa
Broth Single (LB Triple) 10 ml
negatif (Tidak menjadi keruh dan
tidak terbentuk gas)
Tes Pendahuluan Tes Penegasan (BGLB) 350C Tes Penegasan EC Broth 44oC
(LB) 35oC coliform (coliform air kemasan)
MPN MPN/coliform
10 ml 1 ml 0,1 ml 10 ml 1 ml 0,1 ml Coliform/ 10 ml 1 ml 0,1 ml air kemasan
100ml 100ml
Keterangan :
Karena hasil pada test pendahuluan yang telah dilakukan didapatkan hasil
negatif sehingga tidak dilanjutkan pada tes penegasan.
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan dengan metode MPN (Most
Probable Number) menggunakan medium cair dalam wadah berupa tabung
reaksi, perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif, yaitu
tabung yang mengalami perubahan pada media berupa terbentuknya
gelembung gas pada dasar tabung durham. Sedangkan untuk kekeruhan sendiri
merupakan hal yang umum terjadi pada pertumbuhan bakteri yang bukan
coliform, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai indeks positif pada metode
MPN. Dalam praktikum ini, sampel yang digunakan adalah air kemasan
dimana sebelum
11
melakukan proses kerja tangan di sterilkan dengan alkohol 70%, guna
mencegah terjadinya kontaminan bakteri.
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas
air minum. Kelompok bakteri coliform terdiri atas Eschericia coli,
Enterobacter aerogenes, Citrobacter fruendii, dan bakteri lainnya. Meskipun
jenis bakteri ini tidak menimbulkan penyakit tertentu secara langsung,
keberadaannya di dalam air menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Oleh karena
itu, air yang akan dikonsumsi harus bebas dari semua jenis coliform. Semakin
tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula risiko
kehadiran bakteri- bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan
terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas
adalah Shigella, yaitu mikroba penyebab gejala diare, deman, kram perut, dan
muntah-muntah (Fardiaz, 1989).
Metode MPN (Most Probable Number) ini umumnya digunakan untuk
menghitung jumlah bakteri pada air khususnya untuk mendeteksi adanya
bakteri coliform yang merupakan kontaminan utama sumber air minum. Ciri-
ciri utamanya yaitu bakteri gram negatif, batang pendek, tidak membentuk
spora, memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang di deteksi dalam
waktu 24 jam inkubasi pada 37⁰C. Metode MPN (Most Probable Number)
terdiri dari tiga tahap yaitu, uji penduga (Presumptive Test), uji penegas
(Confirmed Test), dan uji pelengkap (Completed Test).
Uji Pendugaan (Presumptive Test) merupakan uji pendahuluan tentang ada
tidaknya kehadiran bakteri coliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas
yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan Escherichia
coli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas
yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durham yang berupa gelembung
udara. Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri, MPN
(Most Probable Number) penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN
(Most Probable Number).
12
Uji Penegasan (Confirmatif Tes) merupakan pemeriksaan pada tes
penegasan dengan penanaman pada media Brillian Green Lactosa Bile Broth
dan
E.C Broth, dilihat ada tidaknya pembentukan gas dalam tabung durham setelah
diinkubasi selama 48 jam. Bila terbentuk gas dalam tabung durham, maka tes
dinyatakan positif.
Pada uji penduga digunakan porsi 511 yang artinya, 5 tabung dengan 10
ml sampel, 1 tabung dengan 1 ml sampel, dan 1 tabung berisi 0,1 ml. Uji ini
dilakukan dengan menginkubasi sampel air yang telah dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang berisi medium Lactose Broth Single, Lactosa Broth Triple
dan tabung durham. Sebelum sampel air dari pengenceran dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang berisi medium Lactose Broth bagian pinggir dari
tabung reaksi difiksasi pada api bunsen, tujuan dari perlakuan fiksasi ini adalah
untuk menjaga kesterilan dari media sehingga tidak terkontaminasi dengan
udara. Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran
Coliform dalam sampel tersebut dan mempelajari fermentasi laktosa oleh
bakteri pada umumnya. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasi untuk organisme Coliform. Pada tabung reaksi diletakkan tabung
durham secara terbalik, fungsi dari tabung durham adalah untuk mengetahui
terbentuknya gas gelembung atau untuk menangkap gas yang ditimbulkan
akibat adanya fermentasi laktosa menjadi asam dan gas.
Sampel disiapkan sebanyak 60 ml untuk kemudian dibuat 3 seri larutan
perlakuan. Untuk larutan seri pertama, sampel dipipet sebanyak 1 mL
dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi media LB Single 10 mL yang
didalamnya juga terdapat tabung durham. Sedangkan larutan seri kedua, dibuat
dengan mencampur 0,1 mL sampel dalam 10 mL LB Single di dalam tabung
reaksi berisi tabung durham. Larutan seri ketiga, sampel dipipet sebanyak 10
ml dan dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi berisi media LB Triple 5 mL
yang telah diisi dengan tabung durham. Ketiga seri larutan uji ini kemudian
diinkubasi pada suhu 35⁰C selama 1 x 24 jam. Setelah masa inkubasi selesai,
diamati tabung yang membentuk gelembung gas pada durham. Adanya
gelembung ini menunjukkan hasil reaksi positif.
13
Setelah dilakukan inkubasi selama 1 x 24 jam didapatkan hasil, yaitu
semua tabung yang berisi 10 ml sampel tidak terjadi kekeruhan dan gelembung
dimana hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadinya fermentasi laktosa menjadi
asam dan gas. Adapun tabung yang berisi 1 ml dan 0,1 ml sampel juga negatif.
Dimana kita ketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi media, maka semakin
sedikit pula bakteri yang akan tumbuh begitupun sebaliknya.
Setelah melakukan uji penduga dilanjutkan dengan uji penegasan. Namun,
pada praktikum ini tidak dilakukan uji penegasan yang menggunakan media
BGLB (Briliant Green Lactosa Broth) dan Escherichia Coli Broth (E.C Broth)
karena hasil yang didapatkan setelah menginkubasi media LB Single dan LB
Triple negatif atau tidak terbentuknya gas dan kekeruhan pada tabung reaksi.
Menurut KepMenKes RI No: 907/MenKes/SK/VII/2002 tentang syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air minum, dimana untuk nilai Most probable
Number (MPN) yaitu 0/100 ml contoh air yang dianalisis. Merujuk dari hal
tersebut maka dapat dikatakan bahwa sampel air kemasan yang diperiksa tidak
tercemar bakteri coliform.
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat dijelaskan, bahwa mikroba
yang terbentuk dalam tabung reaksi memerlukan oksigen untuk hidup,
sehingga mikroba tersebut tergolong ke dalam bakteri aerob, dan salah satu
cara untuk mengenali adanya mikroba dapat dilihat dari terbentuknya gas pada
tabung yang menandakan tabung bersifat positif. Namun, pada praktikum yang
dilakukan menghasilkan negatif karena tidak terbentuknya gas pada tabung
reaksi.
Untuk melihat indeks tabel MPN seri 511, Dapat dilihat pada Formula
Thomas berdasarkan tabel berikut:
14
1 0 0 2
1 0 1 4
1 1 0 4
1 1 1 7
2 0 0 5
2 0 1 8
2 1 0 8
2 1 1 10
3 0 0 9
3 0 1 12
3 1 0 12
3 1 1 16
4 0 0 17
4 0 1 21
4 1 0 22
4 1 1 27
5 0 0 67
5 0 1 84
5 1 0 265
5 1 1 ≥979
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penanaman dan identifikasi dapat
disimpulkan bahwa pada pemeriksaan Most Probable Number
(MPN) sampel air kemasan yang di periksa, didapatkan hasil negatif
pada uji pendahuluan. Dari tabel hasil Most Probable Number pada
air kemasan ini dapat ditunjukkan bahwa hasil Negatif yaitu 0/100
mL artinya sampel tidak mengandung coliform dalam 100 ml
sampel dan juga tidak mengandung bakteri Coliform tinja yaitu
0/100 ml. Menurut KepMenKes RI No: 907/MenKes/SK/VII/2002
tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, dimana
untuk nilai Most probable Number (MPN), yaitu 0/100 ml contoh
air yang dianalisis, ini menandakan bahwa air kemasan yang
diperiksa layak untuk dikonsumsi.
B. Saran
Praktikan sebelum melalukan praktikum diharuskan menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD) seperti baju laboratorium, masker dan
handscoon, menggunakan alat yang bersih dan steril, menghindari
terjadinya kontaminasi dan diharapkan kepada setiap praktikan
untuk tidak membuka masker ketika menanam bakteri pada media.
16
DAFTAR PUSTAKA
Novel, S., S. Wulandari, A.P dan Safitri, R. 2010. Praktikum Mikrobiologi Dasar.
Jakarta: CV Trans Info Media.
Nugroho, Dimas. 2015. Uji Mikrobiologis pada Berbagai Jenis Air Minum,
Jakarta
Susanti, W. 2010, Analisa Kadar Ion Besi, Kadmium dan Kalsium dalam
Air
Minum Kemasan Galon dan Air Minum Kemasan Galon Isi Ulang dengan
Metode Spektofotometri Serapan Atom, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sumatra Utara, Medan.
17