Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

IDENTIFIKASI BAKTERI COLIFORM PADA PDAM KOTA


PRABUMULIH DENGAN METODE MPN DI
LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH KOTA
PRABUMULIH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Serta Melakukan Kegiatan
Kerja Praktek di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sriwijaya

OLEH :

AURELYA YUKIE PAMESYA


08041382025103

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
ii Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala nikmat dan anugerah yang
dilimpahkan, sehingga dapat menyelesaikan Proposal Kerja Praktek yang berjudul
“Identifikasi Bakteri Coliform Pada PDAM Kota Prabumulih Dengan Metode
MPN Di Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Prabumulih”. Sholawat beserta
salam tidak lupa juga dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah
mengeluarkan kita semua dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh
dengan pengetahuan hingga saat ini.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan proposal yakni Bapak Drs. Mustafa Kamal, M.Si selaku
dosen pembimbing dan Ibu Lenny Kustiny, AMAK selaku pembimbing instansi
Laboratorim Kesehatan Daerah Kota Prabumulih.
Penulis juga berterimakasih banyak kepada Bapak Dr. Arum Setiawan,
M.Si selaku Ketua Jurusan Biologi dan Bapak Drs. Endri Junaidi, M.Si sebagai
dosen pengampu mata kuliah kerja praktik, serta seluruh pihak yang telah terlibat
dalam penyusunan proposal ini baik secara langsung maupun tak langsung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan penyusunan
Proposal Kerja Praktek ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan Proposal ini di
masa mendatang dan Penulis berharap semoga Proposal ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca sehingga dapat menjadi salah satu referensi kegiatan pembelajaran.
Demikianlah proposal ini dibuat, penulis menyampaikan terima kasih kepada
Bapak/Ibu atas izin serta kesempatan yang diberikan kepada penulis.

Indralaya, Mei 2023

Aurelya Yukie Pamesya

iii Universitas Sriwijaya


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………....1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………...2
1.3 Tujuan Kerja Praktik…………………………………………………...3
1.3.1 Tujuan Umum……………………………………………….3
1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………………3
1.4 Manfaat Kerja Praktik……………………………………………….....3
1.4.1 Manfaat Kerja Praktik Umum…………………………….....3
1.4.2 Manfaat Kerja Praktuj Khusus……………………………....3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... .4
2.1 UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Prabumulih…………….4
2.1.1 Profil UPTD LabKesDa Kota Prabumulih………………………..……4
2.1.2 Visi, Misi dan Motto UPTD LabKesDa Kota Prabumulih………..……5
2.1.2.1 Visi UPTD LabKesDa Kota Prabumulih……………………5
2.1.2.2 Misi UPTD LabKesDa Kota Prabumulih…………………...5
2.1.2.3 Motto UPTD LabKesDa Kota Prabumulih………………….5
2.1.2 Struktur Organisasi UPTD LabKesDa Kota Prabumulih………..…….5
2.2 Air……………………………………………………………................6
2.3 Air Bersih……………………………………………...…………….....6
2.4 Syarat Kualitas Air…………………………….……………………….7
2.5 Perusahaan Daerah Air Minum………...………………………………7
2.6 Bakteri Coliform………..………………………………………………8
BAB 3 METODOLOGI KERJA PRAKTEK .................................................. 10
3.1 Waktu dan Tempat ……………………………………………………10
3.2 Alat dan Baha………………………………………………………...10
3.3 Cara Kerja………………………………………………………..........10

iv Universitas Sriwijaya
3.3.1 Sterilisasi Alat…………………………………………...10
3.3.2 Pembuatan dan Sterilisasi Media LMX Broth………..….10
3.3.3 Pengambilan Sampel…………………………………….11
3.3.4 Uji Mikrobiologis Air ……………………………...……11
3.3.5 Uji Penduga……………………………………...………11
3.3.6 Uji Penguat……………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13

v Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
penularan penyakit. Salah satu syarat air yaitu tidak mengandung mikroba
Coliform (Fekal/Escherichia coli dan non-fecal). Baku mutu mengenai air untuk
hygiene dan sanitasi diatur dalam PMK No 32 Tahun 2017 yang menyatakan
Total Coliform paling banyak yang diperbolehkan yaitu 50 CFU/100 ml
sedangkan E. coli harus 0 CFU/100 ml (Widyawati et al., 2020).
Coliform diketahui sebagai kelompok bakteri gram negatif yang apabila
ditemukan didalam minuman atau makanan menunjukkan adanya mikroba
bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi tubuh. Bakteri
Coliform menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu,
bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol
dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam
tubuh (Alang, 2015).
Salah satu penyedia air bersih yang ada di Indonesia adalah Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM). Menurut Badan Pendukung Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) tahun 2013, di Indonesia pada tahun 2012
terlihat hanya ada 171 dari 328 PDAM yang termasuk dalam kategori “sehat”
sisanya masih ada “kurang sehat” dan “sakit” (Restina et al., 2019).
Air bersih yang berasal dari PDAM juga sering terjadi kebocoran, sehingga
mengakibatkan air PDAM menjadi keruh dan kotor serta adanya sumber infeksi
patogen seperti bakteri Coliform. Demikian pula pada waktu musim hujan air
PDAM sering menjadi keruh dan kotor karena tercampur dengan air hujan, serta
sumber air yang keruh dan kotor dapat mengakibatkan sistem klorinisasi menjadi
tidak sempurna (Anes et al., 2017).
Kualitas air PDAM yang tidak memenuhi syarat baku mutu yang telah
ditetapkan dapat menjadi media tumbuh mikroorganisme air yang dapat
menyebabkan berbagai penyakit. Keadaan tersebut perlu diwaspadai

1 Universitas Sriwijaya
kemungkinan terjadinya pencemaran oleh bakteri patogen seperti bakteri
Salmonella sp., Coliform dan E.coli. Bakteri patogen ini dapat menimbulkan
diare (Khomariyatika, 2011).
Penyakit diare dapat ditularkan melalui air dan makanan juga penggunaan
sumber air yang telah terkontaminasi oleh mikroba. Menkes, RI No. 492 tahun
2010 telah menetapkan tentang kriteria kualitas air secara mikrobiologis, bahwa
air minum tidak diperbolehkan mengandung bakteri Coliform dan Escherichia
coli. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri tersebut, maka semakin tinggi
resiko penyakit yang dapat ditimbulkan. Bakteri tersebut sering mencemari
makanan, minuman dan juga air sumur (Afriani et al., 2018).
Coliform merupakan bakteri yang lazim digunakan sebagai indikator adanya
polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, di mana bakteri ini dapat
menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh
patogen atau tidak, karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat
pencemaran air, artinya makin sedikit kandungan Coliform, artinya kualitas air
semakin baik (Alang, 2015).
Untuk mengetahui jumlah Colifrom di dalam air digunakan metode Most
Probable Number (MPN). Metode ini merupakan metode analisis kuantitatif
untuk menghitung jumlah terendah mikroorganisme hidup yang dilakukan dengan
menginokulasi sampel ke tabung yang mengandung media kultur. Kehadiran
bakteri Colifrom besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, terbukti dengan
kualitas air secara bakteriologis tingkatannya ditentukan oleh kehadiran bakteri
tersebut. (Alang, 2015).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diketahui rumusan masalah
penelitian yaitu untuk mengetahui hasil identifikasi pemeriksaan bakteri coliform
pada air PDAM dengan metode MPN (Most Probable Number) dan mengetahui
apakah kualitas sampel air PDAM memenuhi parameter mikrobiologis air dengan
kadar maksimum total bakteri 50 CFU /100 ml berdasarkan metode MPN (Most
Probable Number)?

2 Universitas Sriwijaya
1.3 Tujuan Kerja Praktik
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,
maka tujuan kerja praktik terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dilaksanakan Kerja Praktik di UPTD Laboratorium
Kesehatan Daerah Kota Prabumulih adalah untuk mengaplikasikan ilmu Biologi
yang diperoleh diperkuliahan, meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sebagai sarana belajar serta praktik secara profesional agar mampu bersaing di era
globalisasi.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dilaksanakan Kerja Praktik di UPTD Laboratorium
Kesehatan Daerah Kota Prabumulih adalah untuk mengetahui bakteri Coliform
yang terdapat pada sampel air PDAM dengan menggunakan metode MPN (Most
Probable Number) dan mengetahui kualitas sampel air PDAM.

1.4 Manfaat Kerja Praktik


Adapun manfaat yang diharapkan kerja praktik ini terdiri dari manfaat
teoritis dan manfaat praktis, yaitu:
1.4.1 Manfaat Kerja Praktik
Manfaat dari kerja praktik dapat menjadi salah satu upaya untuk menambah
wawasan dan pengalaman kepada mahasiswa mengenai pengetahuan tentang
prosedur kerja di laboratorium secara terarah dan mampu mengaplikasikan mata
kuliah yang telah diambil seperti mikrobiologi dasar atau mikrobiologi terapan
serta memperoleh gambaran salah satu profesi setelah menyelesaikan studi.
1.4.2 Manfaat Kerja Praktik
Manfaat yang didapatkan dari kerja praktik adalah menentukan dan
mengindentifikasi cemaran pada sampel air PDAM dengan metode MPN (Most
Probable Number) yang akan dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah Kota
Prabumulih, serta menambah keterampilan bekerja sebagai laboran.

3 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Prabumulih


2.1.1 Profil UPTD LabKesDa Kota Prabumulih
Kota prabumulih merupakan kota yang masih berkembang, sistem yang ada
di kota prabumulih ini masih sangat terbatas, dan penggunaannya masih di
lakukan secara manual, pada pelayanan kesehatan masyarakat kota prabumulih,
biasanya masyarakat kota prabumulih langsung datang ke tempat pelayanan
kesehatan untuk melakukan pengobatan atau hanya memeriksa kondisi kesehatan,
pemerintah kota prabumulih melakukan kebijakan pembatasan sosial bersekala
besar yang menyebabkan masyarakat kota prabumulih kesulitan dalam melakukan
aktivitas yang berkaitan dengan kesehatan, hal ini menyebabkan masyarakat kota
prabumulih cenderung merasa cemas (Aini et al., 2021).
Laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan percobaan,
pengukuran, penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan dengan ilmu sains
(kimia, fisika, biologi) dan ilmu-ilmu lainnya. Laboratorium menjadi tempat
pengaplikasian teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian ujicoba, penelitian
dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari
fasilitas dengan kualitas yang memadai (Emda, 2014). Unit Pelaksana Teknis
Daerah Laboratorium Kesehatan adalah instansi pemerintah yang melaksanakan
sebagian kegiatan teknis atau operasional dan penunjang tertentu yang berada di
bawah Dinas. Layanan Laboratorium diantaranya, pemeriksaan fisika dan kimia
air terbatas dan pemeriksaan mikrobiologi air baik air minum maupun air bersih
(DinKes Prabumulih, 2022).
Unit Laboratorium Mikrobiologi pada UPTD LabKesDa Kota Prabumulih
merupakan laboratorium yang diprioritaskan untuk kegiatan penelitian dan
pengembangan dalam bidang mikrobiologi terkhususnya pada mikrobiologi air.
Kegiatan yang berkaitan pada laboratorium ini yakni teknik sterilisasi peralatan
laboratorium, persiapan media, pengambilan sampel serta pemeriksaan kualitas air
melalui keberadaan bakteri Coliform menggunakan metode MPN.

4 Universitas Sriwijaya
2.1.2 Visi, Misi dan Motto UPTD LabKesDa Kota Prabumulih
2.1.2.1 Visi UPTD LabKesDa Kota Prabumulih
Visi dari UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Prabumulih adalah
tercapainya pelayanan laboratorium kesehatan yang prima pada tahun 2023.
2.1.2.2 Misi UPTD LabKesDa Kota Prabumulih
Adapun misi dari UPTD LabKesDa Kota Prabumulih, yang meliputi,
meningkatkan pelayanan laboratorium yang terstandarisasi dan meningkatnya
sumber daya manajemen yang akuntabel.
2.1.2.3 Motto UPTD LabKesDa Kota Prabumulih
Motto yang dimiliki oleh UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota
Prabumulih adalah ramah, akurat, professional, inovatif.
2.1.3 Struktur Organisasi UPTD LabKesDa Kota Prabumulih
Struktur organisasi yang dimiliki oleh UPTD Laboratorium Kesehatan
Daerah Kota Prabumulih, terdiri dari :

Gambar 2.1.3. Struktur Organisasi UPTD LabKesDa Kota Prabumulih


(Dokumentasi Pribadi, 2023).

5 Universitas Sriwijaya
2.2 Air
Definisi air merupakan bahan alam yangdiperlukan untuk kehidupan
manusia, hewan dan tanaman yaitu sebagai media pengangkutan zat-zat makanan,
juga merupakan sumber energi serta berbagai keperluan lainnya. Masalah utama
yang dihadapi berkaitan dengan sumber daya air adalah kuantitas air yang sudah
tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk
keperluan domestik yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Kegiatan industri,
domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air,
termasuk penurunan kualitas air (Sasongko et al., 2014).
Jenis sumber utama air untuk seluruh keperluan rumah tangga pada
umumnya menggunakan sumur gali terlindung (27,9%) dan sumur bor/pompa
(22,2%) dan air ledeng/PAM (19,5%). Berdasarkan karakteristik tempat tinggal,
terdapat perbedaan jenis penggunaan sumber utama air untuk keperluan rumah
tangga. Di perkotaan, pada umumnya rumah tangga menggunakan sumur
bor/pompa (30,3%), sedangkan di perdesaan lebih banyak menggunakan sumur
gali terlindung (Zulhilmi et al., 2019).

2.3 Air Bersih


Air bersih merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan
manusia dan menjadi sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat vital.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
09/PRT/M/2015 tentang penggunaan sumber air menyebutkan bahwa air adalah
semua air yang terdapat didalam dan atau berasal dari sumber-sumber air, baik
yang terdapat diatas maupun dibawah permukaan tanah. Air bersih disini
didefinisikan sebagai air yang memenuhi persyaratan kesehatan, baik itu untuk
minum, mandi, cuci dan lain sebagainya. Air yang bersih sangat dibutuhkan bagi
kehidupan manusia. Air dikatakan bersih bila terlihat jernih, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa (Sutandi, 2017).
Menurut EG. Wagner dan J.N. Lanix dalam bukunya Water Supply for
Rural and Small Communication menyatakan bahwa air yang sehat adalah air
yang tidak merugikan bagi kesehatan pemakainya. Sedangkan menurut Fair dan
Geyer air yang sehat harus bebas dari pengotoran sehingga tidak sempat

6 Universitas Sriwijaya
menyebabkan kerugian bagi pemakainya, bebas dari bahan-bahan beracun yang
tidak mengandung mineral dan bahanbahan organik berbahaya (Triono, 2018).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1405/MenKes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri memuat pengertian tentang air bersih yaitu air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan dapat diminum apabila dimasak (Zulhilmi et al., 2019).

2.4 Syarat Kualitas Air


Syarat kualitas air meliputi parameter fisik, kimia dan mikrobiologis yang
memenuhi syarat kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 416/
Menkes/per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kulaitas air. Dari segi
parameter fisika, air yang baik adalah air yang tidak berasa, berbau dan berwarna,
serta yang tidak berbahaya bagi kesehatan, antara lain derajat keasaman pH, Bau,
Rasa, Warna, Kekeruhan, Suhu dan Jumlah zat padat terlarut(Gusril, 2016).
PH air sebaiknya tidak asam dan tidak basa (netral) untuk mencegah
terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan distribusi air. pH yang
dianjurkan air bersih adalah 6,5-8,5. Air yang bersih biasanya tidak estetis juga
tidak akan disukai oleh masyarakat. Bau air akan memeberi petunjuk akan
kualitas air. Rasa, air yang bersih biasanya tidak memberikan rasa atau tawar. Air
yang tidak tawar menujukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan
kesehatan. Warna, air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk
mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang
berwarna. Untuk standar air bersih diharapkan zat warna 50 TCU dan untuk
standar air minum maksimum 15 TCU kandungan zat warna (Gusril, 2016).

2.5 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)


Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu BUMD yang
dimiliki pemerintah daerah. Berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1962
sebagai usaha milik Pemerintah Daerah (Pemda) yang memberikan jasa pelayanan
dan menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air minum. Aktivitas

7 Universitas Sriwijaya
PDAM mulai dari memproduksi, mengolah, dan mendistribusikan air bersih
kepelanggan (Anes et al., 2017).
PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih
yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah.
Struktur tanah di daerah riau umumnya merupakan tanah organosol yang
terbentuk dari bahan induk dimana didalamnya mengandung bahan organik dari
hutan gambut dan tanah rawa yang bersifat asam (Gusril, 2016).
Air bersih yaitu air yang aman (sehat) dan baik untuk diminum, tidak
berwarna, tidak berbau, dengan rasa yang segar. Air bersih adalah air yang kita
pakai sehari-hari untuk keperluan mencuci, mandi, memasak dan dapat diminum
setelah dimasak. Air yang dihasilkan PDAM pun bukan merupakan air minum
yang langsung dapat diminum seperti air minum dari kemasan melainkan masih
pada tingkat air bersih, karena air dari PDAM dapat kita minum setelah dimasak
terlebih dahulu (Triono, 2018).

2.6 Bakteri Coliform


Bakteri coliform merupakan flora normal pada saluran pencernaan manusia,
bakteri ini muncul sejak mulainya dimasukkan makanan ke dalam saluran
pencernaan. Pada saat manusia telah dewasa, flora normal pada usus manusia
akan dihuni oleh bakteri anaerob dengan persentase sebesar 96% seperti
Bacteroides, Lactobacilli dan Fusobacterium. Sisa 1-4% akan dihuni oleh bakteri
fakultatif aerob seperti coliform Gram negatif, yakni enterococcus, pseudomonas
dan sebagainya (Fauci et al., 2012).
Bakteri coliform terbagi menjadi dua kelompok, yakni coliform fekal dan
coliform non-fekal. Bakteri golongan coliform fekal adalah bakteri yang berasal
dari feses atau tinja manusia maupun mamalia berdarah panas sedangkan bakteri
coliform non-fekal adalah bakteri yang berasal dari sisa-sisa senyawa organik
tumbuhan atau hewan yang sudah mati namun belum terdekomposisi secara
sempurna (Utami et al., 2017).
Bakteri kelompok coliform adalah semua bakteri berbentuk batang, Gram
negatif, tidak membentuk spora, dan memfermentasi laktosa dengan memproduksi
gas dan asam pada suhu 37oC dalam waktu kurang dari 48 jam. Bakteri koliform

8 Universitas Sriwijaya
digunakan sebagai salah satu indikator kualitas air adanya cemaran mikroba,
biasanya bias melalui kotoran yang kondisinya tidak baik terhadap kualitas air,
makanan, maupun minuman (Cabral, 2010).
Bakteri coliform adalah suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai
indikator adanya polusi dan kondisi yang tidak baik terhadap makanan atau
minuman. Adanya bakteri coliform dalam suatu makanan dan minuman
menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik atau
toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Coliform merupakan bakteri yang
memiliki habitat normal di usus manusia dan juga hewan serta sebagai bakteri
indikator keberadaan bakteri patogenik (Sari et al., 2019).
Bakteri golongan Coliform (fekal dan non fekal) merupakan bakteri yang
umum digunakan sebagai indikator sanitasi pada air dan makanan. Keberadaan
Coliform fekal seperti anggota spesies E. coli pada produk pangan penting untuk
diperhatikan karena merupakan indikasi adanya kontaminasi fekal. Penentuan
Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Bakteri yang termasuk
bakteri golongan Coliform antara lain anggota genus Citrobacter, Enterobacter,
Escherichia, dan Klebsiella (Sari et al., 2019).
Kelompok bakteri koliform fekal ini diantaranya Escherichia coli.
Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau
manusia. Jadi adanya Echerichia coli pada air menunjukkan bahwa air tersebut
pernah terkontaminasi feses manusia dan mungkin dapat mengandung pathogen
usus. Sedangkan kelompok koliform non-fekal diantaranya, Enterobacter
aerogenes. Bakteri ini biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman-tanaman
yang telah mati (Sari et al., 2019).

Gambar 2. Coliform
https://www.istockphoto.com/id/foto-foto/fecal-coliform-bacteria

9 Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE KERJA PRAKTIK

3.1 Waktu dan Tempat


Kerja praktik ini akan dilaksanakan pada tanggal 19 Juni sampai dengan 14
Juli 2023. Tempat pelaksanaan kerja praktik di Laboratorium Mikrobiologi pada
UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Prabumulih, Jalan Jendral Sudirman
Km. 12 Cambai, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam pelaksanaan kerja praktik ini, yakni
autoklaf, aluminium foil, lampu spirtus, gelas ukur, beaker glass, batang
pengaduk, pipet ukur, kertas, kapas, timbangan analitik, tabung reaksi, inkubator,
alkohol swab, cooler box, ice pack, magnetic heated stirrer dan biological safety
cabinet. Sedangkan bahan yang akan digunakan yakni, media Fluorocult LMX
broth, reagen Kovac indol dan sampel air yang diuji.

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Sterilisasai Alat
Alat-alat berupa gelas dan tabung disterilkan menggunakan autoklaf dengan
suhu 121oC selama 15 menit.
3.3.2 Pembuatan dan Sterilisasi Media LMX Broth
Pembuatan media LMX broth dibagi menjadi dua tahap, yakni pembuatan
media LMX broth double strength (DS) dan single strength (SS). Untuk media
LMX broth DS, ditimbang 8,5 gram bubuk media LMX menggunakan timbangan
analitik kemudian dimasukkan dalam beaker glass lalu diberi aquades sebanyak
250 ml. Sedangkan untuk media LMX broth SS, digunakan 4,25 gram bubuk
media LMX dan aquades 250 ml. Setelah kedua beaker glass berisi media dan
aquades, dimasukkan stir bar (batang magnet), kemudian diletakkan diatas
magnetic heated stirrer dan didiamkan hingga larut. Langkah selanjutnya media
disterilkan menggunakan autoklaf basah. Air dimasukkan dalam autoklaf hingga
garis batas kemudian, media yang telah dibuat kemudian dimasukkan dalam

10 Universitas Sriwijaya
autoklaf lalu autoklaf ditutup dan sekrupnya dikencangkan hingga rapat. Autoklaf
dihidupkan dengan cara disambungkan dengan stop kontak listrik, lalu tekanan
diatur hingga 121 atm dan suhu dikecilkan. Setelah 15 menit, autoklaf dibuka dan
media didinginkan, lalu diberi label dan disimpan dalam lemari pendingin dengan
suhu 2-8oC dan media siap digunakan.
3.3.3 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan tidak secara langsung ke lokasi. Hal ini
dikarenakan sampel akan diberikan langsung PDAM Kota Prabumulih dan
diberikan kepada LabKesDa Kota Prabumulih. Selama proses pengambilan
sampel, ujung botol diberi api untuk beberapa saat lalu ditutup kembali, diikat
rapat dan dimasukkan dalam cooler box.
3.3.4 Uji Mikrobiologis Air
Dalam pengujian mikrobiologis air, digunakan metode MPN (Most
Probable Number) menurut formula Thomas dengan seri tabung 5-1-1 untuk air
minum dan 5-5-5 untuk air bersih. Penggunaan metode MPN dibagi menjadi 2
tahapan, yakni:
3.3.4.1 Uji Penduga
Pengerjaan sampel dilakukan dalam biological safety cabinet yang sudah
steril. Untuk sampel air minum, digunakan uji MPN dengan seri tabung 5-1-1.
Disiapkan 7 tabung reaksi dimana 5 tabung diisi dengan media LMX broth DS
dan 2 tabung diisi dengan media LMX broth SS menggunakan pipet ukur
masing-masing sebanyak 5 ml. Sampel air minum dimasukkan dalam tabung
berisi media DS dengan pipet ukur masing-masing sebanyak 10 ml, sedangkan
pada tabung berisi media SS diberi sampel sebanyak 1 ml dan 0,1 ml. Setelah
diberi sampel, masing-masing tabung dihomogenkan hingga media dan sampel
larut, kemudian diinkubasi dalam heating incubator dengan suhu 37oC selama 24
jam. Untuk sampel air bersih, digunakan uji MPN dengan seri tabung 5-5-5.
Disiapkan 15 tabung reaksi, dimana 5 tabung diisi dengan media LMX
broth DS dan 10 tabung diisi dengan media LMX broth SS menggunakan pipet
ukur masing-masing sebanyak 5 ml. Sampel air bersih dimasukkan dalam 5
tabung berisi media DS dengan pipet ukur masing-masing 10 ml, lalu dalam 5
tabung berisi media SS sebanyak 1 ml dan 5 tabung berisi media SS sebanyak 0,1

11 Universitas Sriwijaya
ml. Setelah itu, masing-masing tabung dihomogenkan hingga media dan sampel
larut, kemudian diinkubasi dalam heating incubator dengan suhu 37oC selama 24
jam.
3.3.4.2 Uji Penguat
Setelah sampel diinkubasi selama 24 jam, sampel dikeluarkan dari inkubator
dan diperhatikan perubahan warna yang terjadi. Uji penguat dilanjutkan apabila
terjadi perubahan warna dari sampel yang awalnya berwarna kuning keruh
menjadi kuning kebiruan atau biru kehijauan. Apabila sampel tidak berubah
warna, maka tidak dilakukan uji penguat dan sampel dinyatakan tidak
mengandung bakteri Coliform. Apabila terjadi perubahan warna, dilakukan uji
penguat. Uji penguat dilakukan dengan cara diteteskan reagen Kovac indole. Pada
sampel yang terjadi perubahan warna, diberi 5-6 tetes reagen Kovac indole dan
ditunggu beberapa saat hingga terjadi perubahan pada permukaan sampel. Apabila
terbentuk cincin berwarna kuning, maka sampel dinyatakan positif mengandung
Coliform namun negatif untuk E.coli. Apabila pada permukaan sampel terbentuk
cincin berwarna keunguan, maka sampel dinyatakan positif mengandung
Coliform dan juga E.coli.

12 Universitas Sriwijaya
DAFTRAR PUSTAKA

Aini, N. H., Ariansyah., dan Muhammad, A. D. 2021. Perancangan Aplikasi E-


Counseling Kesehatan berbasis Android Kota Prabumulih. Jurnal Ilmu
Komputer. 2(2): 8-15.

Alang, H. 2015. Deteksi Coliform Air PDAM di Beberapa Kecamatan Kota


Makassar. Jurnal Mikrobiologi kesehatan. 1(1): 16-20.

Anes, B. M. C. R., Finny, W., dan Rahayu, H. A. 2017. Gambaran Total Coliform
pada Air Bersih PDAM minahasa Unit Kawangkoan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 6(3): 1-5.

Astuti, N. 2014. Penyediaan Air Bersih Oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Sangatta Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Administrasi Negara.
3(2): 678-689.

Gusril, H. 2016. Studi Kualitas Air Minum PDAM di Kota Duri Riau. Jurnal
Geografi. 8(2): 190-196.

Jayanti, M., dan Arwin, S. 2013. Revitalisasi SPAM Tanjung Dalam 1 PDAM
Tirta Prabujawaya di Kota Prabumulih Dalam Rangka Mencapai Rangka
MDGs. 19(2): 177-186.

Restiana, D., Ricky, M. R., dan Tri, U. S. 2019. Identifikasi Bakteri Escherichia
coli pada Air PDAM dan Air Sumur di Kelurahan Gedong Air Bandar
Lampung. Jurnal Agromedicine. 6(1): 58-62.

Sari, D. P., Rahmawati., dan Elvi, R. P. W. 2019. Deteksi dan Identifikasi Genera
Bakteri Coliform Hasil Isolasi dari Minuman Lidah Buaya. Jurnal Labora
Medika. 3(1): 29-35.

Sutandi, M. C. 2012. Penelitian Air Bersih di PT. Summit Plast Cikarang. Jurnal
Teknik Sipil. 8(2): 133-141.

Triono, M. O. 2018. Access Clean Water In The Community Of Surabaya City


and Their Bad Impacts Clean Water Access to Surabaya Community
Productivity. Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan. 3(2): 143-153.

Widyawati, A., Tri. J., dan Onny, S. 2020. Identifikasi Keberadaan Coliform dan
E. coli pada Air Bersih di Pelabuhan Tanung Emas Semarang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 8(4): 517-543
.
Zulhilmi., Ismail, E., Darwin, S., Dan idawan. 2019. Faktor yang Berhubungan
Tingkat Konsumsi Air Bersih pada Rumah Tangga di Kecamatan Peudada
Kabupaten Bireun. Jurnal Biology Education. 7(2): 110-126.

13 Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai