Disusun Oleh :
SANTI YULIANA
2030801033
DOSEN PENGAMPU :
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb, segala puji bagi Allah yang telah memberikan
saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum ini
dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti- nantikan
syafaatnya di akhirat nanti.
Saya tentu menyadari bahwa Laporan Praktikum ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, saya mengharapakan kritik serta saran dari pembaca untuk Laporan
Praktikum ini , supaya Laporan Praktikum ini nantinya dapat menjadi Laporan
Praktikum yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
Laporan Praktikum ini saya mohon maaf yang sebesar besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Tujuan Praktikum............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
A. Bakteri Kolifrom.............................................................................................3
B. Metode MPN ( Most Probable Number).........................................................4
C. Air....................................................................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................................7
A. Waktu dan Tempat..........................................................................................7
B. Alat dan Bahan................................................................................................7
C. Cara Kerja........................................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................10
A. Hasil...............................................................................................................10
B. Pembahasan...................................................................................................12
BAB V PENUTUPAN..........................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Medium KL................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
penularan penyakit. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan
tidak berbau. Sumber daya alam yaitu air, dapat diperoleh dari air permukaan
meliputi air sungai, danau, waduk, rawa dan genangan air lainya.
1
Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk
mengetahui mutu air minum tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan
untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah
satunya adalah pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada minuman dengan
metode MPN (Most Probable Number).
B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengetahui kualitas air
secara mikrobiologis dengan menggunakan metode MPN (Most Probable
Number).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bakteri Kolifrom
Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai
indikator penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya
bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah
untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan
organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak
merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung
dalam feses. Organisme indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi
oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator
jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi
alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah
maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama
sekali. Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen,
mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan,
tidak berkembang biak saat bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya
dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat
bertahan lebih lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak
menguntungkan (Colome, 2001).
3
memfermentasikan laktosa pada suhu 44°C (pada JPT hal ini dilakukan pada
tahap terakhir atau saat uji kelengkapan). Pengidentifikasian dapat dilihat dari
pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna berbeda pada media kultur
khusus. Saat dikulutur pada media EMB, hasil positif E. coli adalah koloni
berwarna hijau metalik. Tidak seperti golongan Coliform pada umumnya, E. coli
merupakan bakteri yang berasal dari feses dan kehadirannya efektif
mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air. Umumnya, pada feses,
E. coli ada sebanyak 11% dari Coliform .
4
uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah,
masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliformdalam sampel
(Suriawiria, 2005).
C. Air
Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme, oleh karena itu
air selalu penuh dengan benda-benda hidup. Manusia dan makhluk-makhluk lain
yang tidak hidup di dalam air senantiasa mencari tempat-tempat tinggal dekat air
supaya mudah mengambil air untuk keperluan hidupnya, maka desa atau kota
zaman dulu tumbuh di sekitar sumber air, di tepi sungai, atau di tepi danau.
Sesudah manusia lebih maju, tempat tinggalnya tidak perlu dekat air dengan
5
sumber jauh yang disalurkan dengan pipa dan didistribusikan. Pentingnya air di
dalam tubuh manusia, berkisar antara 50%–70% dari seluruh total berat badan.
Tulang manusia mengandung air sebanyak 22% berat tulang, dalam darah dan
ginjal sebanyak 83%. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air
yang ada di dalam organ, 80% dari darah terdiri atas air, dalam tulang
mengandung 25%, sedangkan dalam urat syaraf terdapat 75% air, dalam ginjal
mengandung 80% air, dalam hati 70% air, dan otot 75% air. Kekurangan air
menyebabkan penyakit batu ginjal dan kandung kemih, karena terjadi kristalisasi
unsur-unsur yang ada di dalam cairan tubuh. Kehilangan air sebanyak 15% dari
berat badan dapat mengakibatkan kematian. Kebutuhan minum orang dewasa
adalah minimum 1,5–2 liter air sehari (Prescott, 2003).
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Bahan :
7
C. Cara Kerja
Tes Pendugaan :
5. Menginkubasikan semua taung reaksi pada suhu 370 C selama 1x24 jam.
Jika timbul gas dalam tabung Durham pad abagian dasar, maka
melakukan tes penegasan. Jika tidak ada gas, menunggu hingga 1x24
jam berikutnya. Jika tetap tidak ada gas, maka sampel air minum tersebut
tidak perlu diperiksa lebih lanjut
Tes Penegasan :
8
2. Memasukkan semua tabung reaksi tersebut ke dalam inkubator pada
suhu 440C selama 1x24 jam. Jika terdapat gas pada bagian dasar tabung
Durham, berarti dalam sampel air minum terdapat bakteri Coliform fekal.
Jika tidak ada gas, maka menunggu sampai 2x24 jam. Jika ada gas,
berarti sampel air tersebut mengandung bakteri Coliform fekal. Untuk
mengetahui nilai MPN bakeri coliform yang tergantung dalam sampel air
minum ini, kita dapat melihat dalam tabel MPN.Menghitung nilai MPN
Coliform berdasarkan rumus.
Tes Kepastian :
9
BAB IV
A. Hasil
Tabel 1. Medium KL
Medium
Ada/tidaknya gelembung
BGLB
A1 -
A2 -
A3 -
B1 -
B2 √
B3 -
C1 √
C2 -
C3 √
10
Ada/tidaknya koloni
Medium MCA
berwarna merah
1 -
2 -
3 -
Berdasarkan data yang diperoleh, didapatkan nilai MPN pada tiap-tiap uji
dengan medium tertentu.
Pada medium KL, didapatkan nilai MPN dari perhitungan sebagai berikut:
1
Nilai MPN Coliform=Nilai MPN tabel x
Tingkat pengenceran tengah
Sedangkan pada medium BGLB, didapatkan nilai MPN dari perhitungan sebagai
berikut:
1
Nilai MPN Coliform=Nilai MPN tabel x
Tingkat pengenceran tengah
1
¿ 0,092 x
10−2
1
10−1 :0 x =0 x 10 ml=0
10−1
1
10−2 : 0 x =0 x 10 ml=0
10−2
1
10−3 :0 x =0 x 10 ml=0
10−3
11
B. Pembahasan
Dalam pengujian mengenai kualitas air, dilakukan tiga tahap pengujian.
Tahap pertama yaitu Uji Pendugaan dengan menggunakan medium KL (Kaldu
Laktose). Uji pendugaan ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
mikroorganisme pada air dengan indicator ada atau tidaknya gelembung pada
medium dalam waktu 1x24 jam. Berdasarkan data yang diperoleh dalam uji ini,
diketahui terdapat dua seri tabung yang tampak adanya gelembung. Yaitu pada
seri tabung A1 dan B2 dari 3 seri tabung (A, B, dan C). Dimana A merupakan
tingkat pengenceran pertama, B merupakan tingkat pengenceran kedua, dan C
merupakan tingkat pengenceran ketiga). Dapat diambil kesimpulan untuk uji
pendugaan pada sampel air A1 dan B2 ditemukan mikroba yang mampu
memfermentasiakan laktosa dimana bearti mikroba tersebut menghasilkan gas
pada tabung Durham. Terbentuknya gelembung gas dalam tabung Durham
disebabkan karena adanya mikroba pembentuk gas (Fardiaz S., 1992). Didukung
oleh sumber lain bahwa timbulnya gas disebabkan karena kemampuan bakteri
coliform yang terdapat pada sampel air dalam memfermentasikan laktosa dengan
menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam dan pada suhu 350 C (Pelczar
dan Chan., 2006). Dengan demikian didapatkan nilai MPN tabel sebesar 0,073.
Sedangkan nilai MPN Colliform sebesar 7,3 sel/ 100 ml.
Tahap kedua adalah uji kepastian. Dalam uji ini digunakan medium BGLB
(Brilliant Green Lactose Bile Broth). Menurut Dwijoseputro, hijau berlian yang
terdapat pada uji kepastian berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri
Gram positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri golongan kolon dengan
melihat ada atau tidaknya gas sebelum 48 jam berakhir. Dengan demikian hanya
bakteri golongan kolon saja yang dapat tumbuh di medium ini (Dwijoseputro,
2005). Setelah 2x24 jam didapatkan data yang diperoleh , diketahui bahwa dari
ketiga seri tabung, hanya tabung B dan C yang menunjukkan hasil positif
sedangkan A tidak. Padahal pada uji pendugaan, hasil positif ditunjukkan oleh
tabung A dan B sedangkan C tidak. Ini berarti pada sampel air di tabung A
terdapat mikroorgaisme gram positif dan bukanlah bakteri golongan kolon. Pada
tabung seri B terdapat mikroorganisme golongan kolon. Sedangkan pada tabung
seri C pada uji pendugaan tidak terdapat gelembung namun pada uji kepastian
12
pada tabung C terdapat gelembung yang menunjukkan bahwa pada tabung C
terdapat bakteri golongan kolon. Ketidak sesuaian hasil pada uji pendugaan
dengan uji kepastian pada tabung C mungkin disebabkan oleh kurang telitinya
pengamat sehingga pengamat tidak melihat adanya gelembung pada uji
pendugaan untuk tabung seri C. Faktor lain yang mungkin menjadi penyebab
ketidak sesuaian ini adalah pada pengamatan 1x24 jam pada medium KL
gelembung belum tampak/muncul sehingga seolah-olah uji pendugaan pada
tabung C menunjukkan hasil negatif.
Tahap pengujian yang ketiga yakni pengujian dengan medium MCA (Mac
Conkey Agar). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya bakteri
E.coli pada sampel air yang diuji dengan melihat ada tidaknya koloni E.coli
berwarna merah. Dari data yang kami peroleh mengenai uji ini diketahui bahwa
pada sampel air yang di uji tidak ditemukan adanya E.coli.
Pengamatan uji kualitas air kali ini, digunakan metode MPN (Most
Probable Number ). Di mana metode ini terdiri atas tiga tahap, yaitu uji
pendugaan, uji penegasan, dan uji penguatan.
13
Uji tahap pertama (pendugaan), menggambarka keberadaan coliform
masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi
sifat fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain
coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk
mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif
diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan
mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri
coliform: berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora (Fardiaz,1989).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan
jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming
unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai
perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL
atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air,
artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10
coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin
tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit
kepercayaan 95% sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN
terendah dan nilai MPN tertinggi (Fardiaz,1989).
Metode MPN ini menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi, yang
perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif setelah
diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat
dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas pada tabung
Durham untuk mikroba pembentuk gas, seperti E. coli. Metode MPN ini biasanya
dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel cair, dapat pula
dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba untuk sampel yang bentuknya padat,
dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari sampel tersebut.
14
kehidupan mikroorganisme yang heterotrof. Temperatur juga ikut menentukan
populasi mikroorganisme di dalam air. Pada temperature sekitar 30°C merupakan
temperatur yang baik bagi kehidupan bakteri patogen yang berasal dari hewan
maupun manusia. Sinar matahari (terutama sinar ultraviolet) memang dapat
mematikan bakteri, akan tetapi daya tembus sinar ultraviolet ke dalam air tidak
maksimal. Air yang berarus deras kurang baik bagi kehidupan bakteri. Hal ini
berkaitan dengan tidak maksimalnya perkembangbiakan bakteri, karena
kebanyakan bakteri memerlukan media/ substrat yang tenang untuk
perkembangbiakannya (Dwijoseputro, 1989).
15
BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
MPN adalah suatu teknik enumerasi pada mikrobia (dalam hal ini coliform
fecal), pada suatu bahan cairan. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji
pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan
(completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam
tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Organisme kelayakan konsumsi
air atau bahan pangan cair adalah kelompok bakteri koliform yaitu: spesies
Escherichia coli, Enterobacter dan Klebsiella.
Semakin tinggi nilai MPN suatu air maka semakin banyak bakteri
koliform pada air tersebut.
B. Saran
Adapun saran yang dapat ingin disampaikan adalah sebaiknya di dalam
pelaksanaan praktikum kali ini waktu yang telah ditetapkan digunakan sebaik-
baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang
diinginkan. Selain itusampel yang diujikan dapat diganti untuk praktikum
selanjutnya, sehingga dapat diketahui kualitas air yang diujikan selanjutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Colome,JS. Et al. 2001. Laboratory Exercises in Microbiology. West Publishing
Company. New York
Dad.2000.Bacterial Chemistry and Physiology. John Wiley & Sons, Inc., New
York, p. 426.
17