Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KUALITAS AIR DENGAN METODE MPN

Disusun Oleh :

SANTI YULIANA

2030801033

DOSEN PENGAMPU :

RIRI NOVITA SUNARTI,M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb, segala puji bagi Allah yang telah memberikan
saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum ini
dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti- nantikan
syafaatnya di akhirat nanti.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya ,baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran ,sehingga saya mampu
untuk menyelesaikan pembuatan laporan praktikum sebagai tugas mata kuliah
Praktikum Mikrobiologi yang berjudul “Laporan Praktikum Uji Kualitas Air
Dengan Metode MPN”.

Saya tentu menyadari bahwa Laporan Praktikum ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, saya mengharapakan kritik serta saran dari pembaca untuk Laporan
Praktikum ini , supaya Laporan Praktikum ini nantinya dapat menjadi Laporan
Praktikum yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
Laporan Praktikum ini saya mohon maaf yang sebesar besarnya.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada dosen pengampu saya Ibu Riri Novita Sunarti, M.Si, yang telah
membimbing dalam mata kuliah ini.

Demikian, semoga Laporan Praktikum ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


Saya ucapakan Wassalamualaikum wr wb.

Palembang, 14 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Tujuan Praktikum............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
A. Bakteri Kolifrom.............................................................................................3
B. Metode MPN ( Most Probable Number).........................................................4
C. Air....................................................................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................................7
A. Waktu dan Tempat..........................................................................................7
B. Alat dan Bahan................................................................................................7
C. Cara Kerja........................................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................10
A. Hasil...............................................................................................................10
B. Pembahasan...................................................................................................12
BAB V PENUTUPAN..........................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Medium KL................................................................................................10

Tabel 2. Medium BGLB..........................................................................................10

Tabel 3. Medium MCA............................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
penularan penyakit. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan
tidak berbau. Sumber daya alam yaitu air, dapat diperoleh dari air permukaan
meliputi air sungai, danau, waduk, rawa dan genangan air lainya.

Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan


manusia. Air yang ada di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan
sebagai air yang mengandung bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun
tersuspensi. Jenis dan jumlah zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan
sekitar sumbernya.

Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena


makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk
melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan
berbagai reaksi kimia tingkat seluler.

Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air


merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan
mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara
kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat
pencemaran.

Uji kualitatif Coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji


dugaan (presumptive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap
(completed test). Metode pengujian yang digunakan adalah metode Most
Probable Number(MPN) atau Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT).

1
Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk
mengetahui mutu air minum tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan
untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah
satunya adalah pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada minuman dengan
metode MPN (Most Probable Number).

Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya


ditunjukkan dengan kehadiran bakteri indikator seperti Coliform dan Fecal
coli.Bakteri Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk
batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif
yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48
jam pada suhu 35° C. Berdasarkan hal inilah yang melatar belakangi
dilaksanakannya praktikum ini untuk mengetahui teknik pengujian kualitas air
dengan menggunakan metode MPN sehingga dapat mengetahui air yang baik
untuk dikonsumsi.

B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu  mengetahui kualitas air
secara mikrobiologis dengan menggunakan metode MPN (Most Probable
Number).

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bakteri Kolifrom
Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai
indikator penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya
bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah
untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan
organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak
merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung
dalam feses. Organisme indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi
oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator
jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi
alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah
maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama
sekali. Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen,
mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan,
tidak berkembang biak saat bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya
dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat
bertahan lebih lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak
menguntungkan (Colome, 2001).

Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik


lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform feka  adalah bakteri indikator
adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator
pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah,
cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri
Coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, Coliform
adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas
air semakin baik. (Friedheim, 2001). Eschericia coli, merupakan anggota
Coliform yang dapat dibedakan dari bakteri Coliform lain karena kemampuannya

3
memfermentasikan laktosa pada suhu 44°C (pada JPT hal ini dilakukan pada
tahap terakhir atau saat uji kelengkapan). Pengidentifikasian dapat dilihat dari
pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna berbeda pada media kultur
khusus. Saat dikulutur pada media EMB, hasil positif E. coli adalah koloni
berwarna hijau metalik. Tidak seperti golongan Coliform pada umumnya, E. coli
merupakan bakteri yang berasal dari feses dan kehadirannya efektif
mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air. Umumnya, pada feses,
E. coli ada sebanyak 11% dari Coliform .

B. Metode MPN ( Most Probable Number)


Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun
secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung
dan tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa
jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa
memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang
diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan
tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung, dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat dari
suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan
ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung
hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih
hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu,
perhitungan pada cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui
pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (Metode MPN) dan
kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode perhitungan MPN sering
digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di
dalam tanah seperti Nitrosomonas danNitrobacter. Kedua jenis bakteri ini
memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan
mengubah amonium menjadi nitrat (Suriawiria, 2005).

Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak


langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive
test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam

4
uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah,
masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliformdalam sampel
(Suriawiria, 2005).

Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada


pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan hasil
pengenceran tersebut mengandung satu sel jasad renik. Beberapa tabung mungkin
mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel.
Dengan demikian setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa
tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif sedang tabung lainnya negatif.
Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam
contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh
berbentuk padat dengan melakukan pengenceran terlebih dahulu. Metode MPN
merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan Coliform
sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlahColiform dalam sampel yang diuji.
Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel
MPN untuk menentukan jumlah Coliform dalam sampel (Adam, 2001).

Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair


dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya
baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar
tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri
pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan
tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya
maka digunakan rumus (Cowan, 2004).

C. Air
Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme, oleh karena itu
air selalu penuh dengan benda-benda hidup. Manusia dan makhluk-makhluk lain
yang tidak hidup di dalam air senantiasa mencari tempat-tempat tinggal dekat air
supaya mudah mengambil air untuk keperluan hidupnya, maka desa atau kota
zaman dulu tumbuh di sekitar sumber air, di tepi sungai, atau di tepi danau.
Sesudah manusia lebih maju, tempat tinggalnya tidak perlu dekat air dengan

5
sumber jauh yang disalurkan dengan pipa dan didistribusikan. Pentingnya air di
dalam tubuh manusia, berkisar antara 50%–70% dari seluruh total berat badan.
Tulang manusia mengandung air sebanyak 22% berat tulang, dalam darah dan
ginjal sebanyak 83%. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air
yang ada di dalam organ, 80% dari darah terdiri atas air, dalam tulang
mengandung 25%, sedangkan dalam urat syaraf terdapat 75% air, dalam ginjal
mengandung 80% air, dalam hati 70% air, dan otot 75% air. Kekurangan air
menyebabkan penyakit batu ginjal dan kandung kemih, karena terjadi kristalisasi
unsur-unsur yang ada di dalam cairan tubuh. Kehilangan air sebanyak 15% dari
berat badan dapat mengakibatkan kematian. Kebutuhan minum orang dewasa
adalah minimum 1,5–2 liter air sehari (Prescott, 2003).

  Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan


tetapi dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena
air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat
racun .Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk
menjamin kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran
cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan
penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak
pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori
ini, yaitu bakteri Coliform (Escherichia coli), Enterococcus faecalis,dan
Clostridium. Di Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah Escherichia
coli (Fardiaz, 2002).

6
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Waktu : pada hari jumat tanggal 26 Maret 2021 jam 14.00-17.00

Tempat : Laboratorium Terpadu, UIN Raden Fatah Palembang

B. Alat dan Bahan


Alat :

1. Botol dengan volume 100 ml


2. LAF (Laminar Air Flow)
3. Tabung reaksi kecil
4. Tabung Durham
5. Vortex
6. Gelas ukur 10 ml
7. Pipet ukur
8. Lampu spiritus
9. Inkubator
10. Rak tabung reaksi

Bahan :

1. Sampel air minum


2. Aquades steril
3. Medium KL (Kaldu Laktose)
4. Medium BGLB (Briliant Green Lactose Bile Broth)
5. Medium MCA (Mac Conkey Agar)
6. Alkohol 70%
7. Lisol
8. Sabun cuci
9. Koro api
10. 10.Lap

7
C. Cara Kerja
Tes Pendugaan :

1. Menyediaan 100 ml sampel air sumur yang akan diperiksa. Menyiapkan


juga 3 buah tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril dan 9 buah tabung
reaksi berisi tabung Durham yang telah diisi 3 ml medium kalsu lactose

2. Secara aseptik menginokulasikan 1 ml sampel air sumur ke dalam tabung


reaksi berisi 9ml aquades steril dan 9 lalu mengocok tabung tersebut
sehingga diperoleh pengenceran sebesae 10-1

3. Melakukan pengenceran dengan cara yang sama sehingga diperoleh


pengenceran 10-2 dan 10-3

4. Menyiapkan 9 tabung reaksi berisi medium kaldu laktose, memberi kode


A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, dan C3. Memasukkan 1ml sampel
dengan pengenceran 10-1 ke dalam tabung A1, A2, A3. Memasukkan
1ml sampel dengan pengenceran 10-2 ke dalam tabung B1, B2, B3.
Memasukkan 1 ml sampel dengan pengenceran 10-3 ke dalam tabung
C1, C2, dan C3

5. Menginkubasikan semua taung reaksi pada suhu 370 C selama 1x24 jam.
Jika timbul gas dalam tabung Durham pad abagian dasar, maka
melakukan tes penegasan. Jika tidak ada gas, menunggu hingga 1x24
jam berikutnya. Jika tetap tidak ada gas, maka sampel air minum tersebut
tidak perlu diperiksa lebih lanjut

Tes Penegasan :

1. Melakukan inokulasi air minum yang menghasilkan gasa pada tes


pendugaan. Memperlakukan seperti pada tes pendugaan, tetapi medium
yang digunakan ialah BGLB (Briliant Green Lactose Bile Broth)
sebanyak 9 tabung reaksi @3ml

8
2. Memasukkan semua tabung reaksi tersebut ke dalam inkubator pada
suhu 440C selama 1x24 jam. Jika terdapat gas pada bagian dasar tabung
Durham, berarti dalam sampel air minum terdapat bakteri Coliform fekal.
Jika tidak ada gas, maka menunggu sampai 2x24 jam. Jika ada gas,
berarti sampel air tersebut mengandung bakteri Coliform fekal. Untuk
mengetahui nilai MPN bakeri coliform yang tergantung dalam sampel air
minum ini, kita dapat melihat dalam tabel MPN.Menghitung nilai MPN
Coliform berdasarkan rumus.

Tes Kepastian :

1. Menginokulasikan 0,1 ml sampel air minum padamasing-masing tingkat


pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3 pada medium Mac Conkey Agar (MCA),
kemudian inkubasikan pada suhu 370C selam 1x24 jam atau 2x24 jam

2. Lalu mengamati koloni bakteri yang tumbuh pada permukaan medium.


Koloni yang berwarna merah merupakan koloni bakteri yang
memfermentasikan laktose, sedang koloni yang tidak berwarna merah
merupakan koloni bakteri yang tidak memfermentasikan laktose.

3. Menghitung jumlah koloni bakteri kedua kelompok bakteri ini,


berdasarkan tingkat pengenceran, lalu hitung reratanya.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 1. Medium KL

Medium KL Ada/tidaknya gelembung


A1 √
A2 -
A3 -
B1 -
B2 √
B3 -
C1 -
C2 -
C3 -

Tabel 2. Medium BGLB

Medium
Ada/tidaknya gelembung
BGLB
A1 -
A2 -
A3 -
B1 -
B2 √
B3 -
C1 √
C2 -
C3 √

Tabel 3. Medium MCA

10
Ada/tidaknya koloni
Medium MCA
berwarna merah
1 -
2 -
3 -

Berdasarkan data yang diperoleh, didapatkan nilai MPN pada tiap-tiap uji
dengan medium tertentu.

Pada medium KL, didapatkan nilai MPN dari perhitungan sebagai berikut:

1
Nilai MPN Coliform=Nilai MPN tabel x
Tingkat pengenceran tengah

Sedangkan pada medium BGLB, didapatkan nilai MPN dari perhitungan sebagai
berikut:

1
Nilai MPN Coliform=Nilai MPN tabel x
Tingkat pengenceran tengah

1
¿ 0,092 x
10−2

¿ 9,2 sel /100 ml

Dan pada medium MCA, didapatkan nilai sebagai berikut :

1
10−1 :0 x =0 x 10 ml=0
10−1

1
10−2 : 0 x =0 x 10 ml=0
10−2

1
10−3 :0 x =0 x 10 ml=0
10−3

11
B. Pembahasan
Dalam pengujian mengenai kualitas air, dilakukan tiga tahap pengujian.
Tahap pertama yaitu Uji Pendugaan dengan menggunakan medium KL (Kaldu
Laktose). Uji pendugaan ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
mikroorganisme pada air dengan indicator ada atau tidaknya gelembung pada
medium dalam waktu 1x24 jam. Berdasarkan data yang diperoleh dalam uji ini,
diketahui terdapat dua seri tabung yang tampak adanya gelembung. Yaitu pada
seri tabung A1 dan B2 dari 3 seri tabung (A, B, dan C). Dimana A merupakan
tingkat pengenceran pertama, B merupakan tingkat pengenceran kedua, dan C
merupakan tingkat pengenceran ketiga). Dapat diambil kesimpulan untuk uji
pendugaan pada sampel air A1 dan B2 ditemukan mikroba yang mampu
memfermentasiakan laktosa dimana bearti mikroba tersebut menghasilkan gas
pada tabung Durham. Terbentuknya gelembung gas dalam tabung Durham
disebabkan karena adanya mikroba pembentuk gas (Fardiaz S., 1992). Didukung
oleh sumber lain bahwa timbulnya gas disebabkan karena kemampuan bakteri
coliform yang terdapat pada sampel air dalam memfermentasikan laktosa dengan
menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam dan pada suhu 350 C (Pelczar
dan Chan., 2006). Dengan demikian didapatkan nilai MPN tabel sebesar 0,073.
Sedangkan nilai MPN Colliform sebesar 7,3 sel/ 100 ml.

Tahap kedua adalah uji kepastian. Dalam uji ini digunakan medium BGLB
(Brilliant Green Lactose Bile Broth). Menurut Dwijoseputro, hijau berlian yang
terdapat pada uji kepastian berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri
Gram positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri golongan kolon dengan
melihat ada atau tidaknya gas sebelum 48 jam berakhir. Dengan demikian hanya
bakteri golongan kolon saja yang dapat tumbuh di medium ini (Dwijoseputro,
2005). Setelah 2x24 jam didapatkan data yang diperoleh , diketahui bahwa dari
ketiga seri tabung, hanya tabung B dan C yang menunjukkan hasil positif
sedangkan A tidak. Padahal pada uji pendugaan, hasil positif ditunjukkan oleh
tabung A dan B sedangkan C tidak. Ini berarti pada sampel air di tabung A
terdapat mikroorgaisme gram positif dan bukanlah bakteri golongan kolon. Pada
tabung seri B terdapat mikroorganisme golongan kolon. Sedangkan pada tabung
seri C pada uji pendugaan tidak terdapat gelembung namun pada uji kepastian

12
pada tabung C terdapat gelembung yang menunjukkan bahwa pada tabung C
terdapat bakteri golongan kolon. Ketidak sesuaian hasil pada uji pendugaan
dengan uji kepastian pada tabung C mungkin disebabkan oleh kurang telitinya
pengamat sehingga pengamat tidak melihat adanya gelembung pada uji
pendugaan untuk tabung seri C. Faktor lain yang mungkin menjadi penyebab
ketidak sesuaian ini adalah pada pengamatan 1x24 jam pada medium KL
gelembung belum tampak/muncul sehingga seolah-olah uji pendugaan pada
tabung C menunjukkan hasil negatif.

Tahap pengujian yang ketiga yakni pengujian dengan medium MCA (Mac
Conkey Agar). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya bakteri
E.coli pada sampel air yang diuji dengan melihat ada tidaknya koloni E.coli
berwarna merah. Dari data yang kami peroleh mengenai uji ini diketahui bahwa
pada sampel air yang di uji tidak ditemukan adanya E.coli.

Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas


air minum. Kelompok bakteri coliform terdiri atas Eschericia coli, Enterobacter
aerogenes, Citrobacter fruendii, dan bakteri lainnya. Meskipun jenis bakteri ini
tidak menimbulkan penyakit tertentu secara langsung, keberadaannya di dalam air
menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Oleh karena itu, air yang akan dikonsumsi
harus bebas dari semua jenis coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri
coliform, semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang
biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogen-
yang kemungkinan terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan
berdarah panas-adalah Shigella, yaitu mikroba penyebab gejala diare, deman,
kram perut, dan muntah-muntah (Fardiaz,1989).

Jenis bakteri coliform tertentu, misalnya E. coli O:157:H7, bersifat


patogen dan juga dapat menyebabkan diare atau diare berdarah, kram perut, mual,
dan rasa tidak enak badan (Dad,2000).

Pengamatan uji kualitas air kali ini, digunakan metode MPN (Most
Probable Number ). Di mana metode ini terdiri atas tiga tahap, yaitu uji
pendugaan, uji penegasan, dan uji penguatan.

13
Uji tahap pertama (pendugaan), menggambarka keberadaan coliform
masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi
sifat fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain
coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk
mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif
diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan
mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri
coliform: berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora (Fardiaz,1989).

Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan
jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming
unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai
perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL
atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air,
artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10
coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin
tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit
kepercayaan 95% sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN
terendah dan nilai MPN tertinggi (Fardiaz,1989).

Metode MPN ini menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi, yang
perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif setelah
diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat
dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas pada tabung
Durham untuk mikroba pembentuk gas, seperti E. coli. Metode MPN ini biasanya
dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel cair, dapat pula
dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba untuk sampel yang bentuknya padat,
dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari sampel tersebut.

Menurut Dwidjoseputro (1989), air tanah mangandung zat-zat anorganik


maupun zat-zat organic yang merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme (kehidupan mikroorganisme). Mikroorganisme
yang autotrof merupakan penghuni pertama dalam air yang mangandung zat-zat
anorganik. Sel-sel yang mati merupakan bahan organic yang memungkinkan

14
kehidupan mikroorganisme yang heterotrof. Temperatur juga ikut menentukan
populasi mikroorganisme di dalam air. Pada temperature sekitar 30°C merupakan
temperatur yang baik bagi kehidupan bakteri patogen yang berasal dari hewan
maupun manusia. Sinar matahari (terutama sinar ultraviolet) memang dapat
mematikan bakteri, akan tetapi daya tembus sinar ultraviolet ke dalam air tidak
maksimal. Air yang berarus deras kurang baik bagi kehidupan bakteri. Hal ini
berkaitan dengan tidak maksimalnya perkembangbiakan bakteri, karena
kebanyakan bakteri memerlukan media/ substrat yang tenang untuk
perkembangbiakannya (Dwijoseputro, 1989).

Masalah air bersih yang kurang memenuhi syarat sangat berpengarauh


terhadap kualitas produk. Sebagai contoh di dalam industri minuman, jika air
yang digunakan kurang baik maka produk yang dihasilkan juga kurang baik,
apalagi jika air yang digunakan tidak steril maka produk yang dihasilkan dapat
terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen yang mana dapat membayakan
konsumen (Fardiaz,1989). Berdasarkan hasil nilai MPN yang kami lakukan, maka
nilai tersebut menunjukkan bahwa sampel yang kami uji kurang layak untuk
diminum. Namun, dimungkinkan pula terjadi

Kesalahan praktikan saat praktikum, dimana kurangnya praktikan dalam


memperhatikan teknik aseptic. Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin
sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin baik.

15
BAB V

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
MPN adalah suatu teknik enumerasi pada mikrobia (dalam hal ini coliform
fecal), pada suatu bahan cairan. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji
pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan
(completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam
tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Organisme kelayakan konsumsi
air atau bahan pangan cair adalah kelompok bakteri koliform yaitu: spesies
Escherichia coli, Enterobacter dan Klebsiella.

Semakin tinggi nilai MPN suatu air maka semakin banyak bakteri
koliform pada air tersebut.

B. Saran
Adapun saran yang dapat ingin disampaikan adalah sebaiknya di dalam
pelaksanaan praktikum kali ini waktu yang telah ditetapkan digunakan sebaik-
baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang
diinginkan. Selain itusampel yang diujikan dapat diganti untuk praktikum
selanjutnya, sehingga dapat diketahui kualitas air yang diujikan selanjutnya.

Sebelum kita menggunakan atau mengkonsumsi air dari dari sumber


tertentu alangkah baiknya apabila diperiksa terlebih kandungan apa saja yang
terdapat dalam air tersebut karena apabila air mengandung bakteri patogen tentu
dapat mengganggu kesehatan tubuh.

16
DAFTAR PUSTAKA
Colome,JS. Et al. 2001. Laboratory Exercises in Microbiology. West Publishing
Company. New York

Cowan,ST. 2004.  Manual for the Identification of Medical Fungi. Cambridge


University Press. London.

Dad.2000.Bacterial Chemistry and Physiology. John Wiley & Sons, Inc., New
York, p. 426.

Dwijoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit Jambatan.

Fardiaz, S.,.1989. Analisis Mikrobiologi Pangan, Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan,IPB.

Prescott, L.M. 2003. Microbiology. Mc Graw Hill. New York

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.

S. Budiarti, Retni dan Harlis. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Lingkungan

17

Anda mungkin juga menyukai