“TOLERANSI IMUNOLOGI”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Serologi Imunologi.
Disusun Oleh :
Kelompok II
Dosen Pengampu :
Apt. Fitratul Wahyuni, M.Farm
Puji syukur diucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, tauhid, dan hidayah yang telah dilimpahkan Nya sehingga tugas makalah
mata kuliah SEROLOGI IMUNOLOGI yang berjudul “TOLERANSI IMUN” dapat
diselesaikan.
Dalam pembuatan makalah ini terasa tidak sulit karena mendapat bantuandari
sumber-sumber seperti internet dan buku pedoman. Bantuan dari berbagai pihak juga
didapatkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan, agar isi dan makna makalah ini dapat mendekati
tujuan dan sasaran yang sebenarnya.
Makalah ini dipersembahkan dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
makalah ini bermanfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain imunitas bawaan, tubuh juga mampu membentuk imunitas spesifik yang
sangat kuat untuk melawan agen penyerbu yang bersifat mematikan, seperti bakteri,
virus, toksin, dan bahkan jaringan asing yang berasal dari binatang lain. Imunitas
semacam ini disebut imunitas didapat. Imunitas didapat dihasilkan oleh sistem imun
khusus yang membentuk antibodi dan mengaktifkan limfosit yang mampu menyerang
dan menghancurkan organisme spesifik atau toksin (Guyton, 1997).
B. Rumusan Masalah
Apa itu Imunologi ?
Tujuan dan Fungsi Sistem Imun ?
Bagaimana Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh?
Apa itu Toleransi imunologi ?
Bagaimana Pengamanan dan Pencegahan?
Mekanisme Rusaknya Toleransi?
Jelaskan tentang induksi toleransi oleh patogen?
C. Tujuan Masalah
Mengetahui pengertian imunologi
Mengetahui tujuan dan fungsi system imun
Mengetahui mekanisme system kekebalan tubuh
Menegtahui apa itu toleransi imunologi
Mengetahui pengamanan dan pencegahan
Mengetahui mekanisme rusaknya toleransi
Mengetahui tentang induksi toleransi oleh pathogen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem imun pada dasarnya dipegang oleh dua sel utama, yakni sel limfosit B
(berperan dalam respons humoral) dan sel limfosit T (berperan dalam respons seluler).
Ketidakmampuan kedua sel tersebut dalam memberikan respons terhadap antigen
spesifiknya spesifiknya dikenal dengan dengan istilah anergy. Lymphocyte anergy
(disebut clonal anergy) adalah kegagalan dari klona sel B ataupun sel T untuk
bereaksi terhadap antigen dan menjadi representasi terhadap mekanisme untuk
mempertahankan toleransi imunologi tubuh sendiri (Cruse & Lewis, 2003).
1. Toleransi Sel B
Prinsip seleksi dan eliminasi sel yang self-reaktif (seleksi negative) pada
toleransi sel T berlaku juga untuk sel B. Sel B yang self-reaktif dihancurkan dalam
sumsum tulang. Toleransi sentral sel B terjadi bila sel B imatur terpajan dengan
self-antigen yang multivalent dalam sumsum tulang. Hal tersebut menimbulkan
apoptosis atau spesifitas baru yang disebut receptor editing.
Ikatan sel T dengan reseptornya dengan afinitas rendah akan tetap hidup.
Namun sel T yang mengikat kompleks peptida-MHC dengan afinitas tinggi dalam
tubuh, akan memiliki potensi untuk mengenal sel-antigen yang menimbulkan
autoimunitas. Oleh karena itu sel-sel tersebut disingkirkan, dan proses itu disebut
seleksi negatif atau edukasi timus. Timosit yang mengalami proses seleksi negatif
dihancurkan dan gagal untuk berfungsi.
Pada beberapa hal, sel T yang self reaktif dapat lolos dari seleksi negatif
dari timus dan muncul di perifer. Toleransi perifer menginaktifkan sel-sel tersebut
yang dapat diartikan sebagai inaktivaasi sel T yang masih self-reaktif di perifer.
E. Terminasi Toleransi
APC dan makrofag merupakan sel-sel pertama yang bekerja dalam respon
imun. Pada umumnya bila antigen sampai dikenal makrofag, imunitas akan diperoleh.
Bila makrofag dilewati, beberapa jenis toleransi dapat terjadi. Rusaknya makrofag
oleh berbagai bahan yang terjadi sebelum antigen diberikan, dapat menimbulkan
toleransi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Baratawidjaja, K.G dan Iris Rengganis. (2009). Imunologi Dasar ed. 8. Jakarta : UI
Press.
Ma’at S. (2010). Imunomodulator manfaat dan bahayanya. Dalam Kusmita ,L., dan
Djatmika. Imunomodulator dan Perkembangannya. Semarang: Penerbit
STIFAR Yayasan Farmasi; p. 14-43.