Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

PERCOBAAN V

EVALUASI SIMPLISIA MINYAK LEMAK

(Virgin Coconut Oil)

Disusun Oleh

Kelompok VIII

1. Tiara Salsabila 2100097


2. Vina Dea Septi Anggraini 2100098
3. Vivi Yuniati Kho 2100099
4. Winda Naomi 2100100
5. Woro Ayu Satiti 2100101

Dosen Pengampu

Apt.Haiyul Fadhli,M.Si
Asisten Dosen

1. Arif Lukman
2. Alham Arrahman
3. Venny Fajriati
4. Wewi Alfarezi

PROGRAM STUDI DII FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIV RIAU

PEKANBARU

2023
Percobaan V

Evaluasi Simplisia Minyak Kelapa Virgin Coconut Oil (VCO)


I. Tujuan Praktikum
 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi secara mikroskopik, kadar air,
bobot jenis, dan indeks bias dari minyak lemak.
 Mahasiswa mampu melaporkan hasil pengamatan yang telah dilakukan
sesuai dengan prosedur yang diberikan.

II. Tinjauan Pustka

Kelapa (Cocos nucifera) mempunyai peran yang cukup penting dalam


kehidupan masyarakat Indonesia, karena kelapa banyak dibudidayakan oleh
sebagian besar masyarakat sebagai tanaman tahunan yang mempunyai nilai
ekonomis dan sosial. Kelapa juga sering disebut sebagai pohon kehidupan (tree
of life) dan pohon surga (aheavenly tree) karena hampir semua bagian tanaman
dapat dimanfaatkan untuk kehidupan (Andi, 2005).

Kelapa dapat diproduksi menjadi beraneka produk, misalnya kopra dan


bahan makanan seperti nata de coco yang terbuat dair air kelapa, selain itu buah
kelapa juga dapat diambil untuk pembuatan minyak kelapa murni atau
pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) (Andi, 2005).

VCO (Virgin Coconut Oil) merupakan minyak yang diperoleh dari daging
buah kelapa segar dan matang baik secara mekanis maupun alami dengan
maupun tanpa pemanasan, dan tidak menyebabkan perubahan pada sifat alami
minyak. VCO merupakan bentuk murni dari minyak kelapa dengan karakteristik
minyak tidak berwarna, beraroma kelapa segar, dan bebas dari aroma serta rasa
tengik (APCC, 2003).

VCO memiliki aktivitas antioksidan, antiinflamasi, (Fife, 2004),


antimikroba (Dalmacion dkk., 2012), antiviral, antiaterogenik, antikarsinogenik,
antiplatelet, antitumor dan aktivitas imunostimulan (Carandang, 2008). VCO
juga mampu menstimulasi proses metabolisme tubuh, meningkatkan energy
serta mencegah deposisi lemak sehingga dapat digunakan untuk mencegah
terjadinya obesitas (Dayrit, 2003). VCO juga dapat dimanfaatkan sebagai
pelembab rambut dan kulit, sebagai basis minyak untuk berbagai produk
kosmetik dan perawatan kulit, sebagai minyak pembawa untuk aromaterapi dan
massage oil dan makanan nutraceutical (Bawalan dan Chapman, 2006).

VCO dibuat dengan cara diekstrak dari daging kelapa segar, atau dikenal
dengan proses basah. Pembuatan minyak dengan cara basah dapat dilakukan
melalui pembuatan santan terlebih dahulu. Santan kelapa merupakan merupakan
emulsi minyak dalam air, yang dalam prosesnya jika santan didiamkan maka
akan terpisah menjadi dua bagian yaitu bagian krim santan dan bagian air. Pada
bagian krim santan akan terkandung minyak yang diinginkan sehingga emulsi
tersebut harus dipecah untuk mengambil bagian minyaknya. Untuk memecah
emulsi dapat dilakukan dengan metode pemansan dan tanpa pemanasan yaitu
dengan penambahan enzim (Sugiyono, 2007).

VCO merupakan minyak yang terkandung dalam buah kelapa yang


mengandung asam lemak linoleat dan oleat yang baik untuk tubuh. VCO juga
bermanfaat untuk kecantikan yaitu dimanfaatkan untuk membuat massage oil
dan sabun. VCO dibuat dari krim santan kelapa dengan menambahkan enzim
papain atau enzim bromealin. Enzim papain dan bromealin merupakan enzim
protease yang mampu memecah protein yang bias dimanfaatkan untuk
pembuatan VCO secara enzimatis (Utari dan Muchtadi, 1989).

Kualitas VCO yang dihasilkan dinilai dari kadar air yang terkandung
dalam VCO. Adanya kadar air dalam VCO disebabkan karena kontak dengan
air. Adanya kandungan air dalam VCO dapat menyebabkan ketengikan pada
VCO sehingga akan menurunkan kualitas dari VCO (Kateren, 1986).

Dalam pemanfaatannya, VCO dapat dikonsumsi secara langsung, atau


dipakai untuk memasak. Dengan struktur kimia yang terdiri dari single bond
(ikatan tunggal), minyak ini bersifat tahan terhadap panas, cahaya, oksigen, dan
tahan terhadap proses degradasi. Dengan sifat itu, VCO dapat disimpan dengan
mudah pada suhu kamar selama bertahun-tahun. VCO merupakan minyak murni
yang dalam proses pembuatannya tidak mengalami proses pemanasan atau
tambahan bahan apapun sehingga komponen anti oksidannya tidak mengalami
kerusakan. Dalam pembuatan VCO tidak ada proses fermentasi ataupun
penambahan enzim, sehingga hasil yang diperoleh berupa VCO yang berwarna
bening, tidak berbau tengik tetapi beraroma khas kelapa. (Andi, 2005)

Pembuatan VCO dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan
pemanasan suhu rendah, cara pemancingan dan cara pengadukan. Hal ini yang
mendorong peneliti untuk meneliti perbandingan kualitas VCO yang dihasilkan
dari pembuatan berdasarkan cara pengadukan tanpa pemancingan dengan VCO
yang dihasilkan dari cara pengadukan dengan pemancingan. (Andi, 2005)

Virgin Coconut Oil (VCO) memiliki sejumlah sifat fisik yang


menguntungkan. Di antaranya, memiliki kestabilan secara kimia, berwarna
bening, dan berbau harum, bisa disimpan dalam jangka panjang dan tidak cepat
tengik, serta tahun terhadap panus, cahaya dan oksigen. Virgin coconut oil
(VCO) memiliki kadar air, asam lemak bebas, dan angka oksidasi yang rendah.
(Fachry, dkk.,2006). Komponen utama dari Virgin Coconut Oil (VCO) adalah
asam lemak jenuh seperti asam kaprat, kaprilat dan miristat dan memiliki ikatan
ganda dalam jumlah kecil. Kandungan paling besar dalam minyak kelapa adalah
asam laurat (Lauric Acid) (Hapsari, 2008)

Dalam perkembangannya VCO telah dimanfaatkan sebagai bahan baku


farmasi, kosmetik, dan pangan (Rindengan, 2003). VCO merupakan suatu
produk yung memiliki sifat dwifungsi yaitu sebagai minyak goreng kualitas
tinggi dan sebagai obat yang potensial. Beberapa manfaat VCO bagi kesehatan
yaitu merupakan antibakteri, antivirus, antijamur, dan antiprotozoa, menjaga
kesehatan jantung dan pembuluh darah, dapat mencegah terjadinya osteoporosis,
diabetes, penyakit liver. dan timbulnya kanker, dapat menurunkan berat badan,
dan memberikan stamina bagi tubuh (Fachry, dkk..2006)

III. Alat dan Bahan

a. Alat

 Pipet tetes
 Piknometer
 Timbangan digital
 Alat-alat gelas
 Refraktometer
 Termometer
 Kertas putih
 Tabung reaksi
 Oven
 Kurs porselen
 Desikator

b. Bahan

 VCO
 Etanol
 Aquadest
IV. Cara Kerja

1. Evaluasi organoleptis.

Prinsip pengujian : evaluasi ini berdasarkan pengamatan panca indra langsung


(bentuk, warna dan bau) dari minyak kelapa yang di siapkan.

Cara kerja adalah sebagai berikut :

a. Ambil secukupnya minyak atsiri yang sudah disiapkan

b. Lakukan evaluasi organoleptis meliputi bentuk, warna dan bau.

c. Untuk pemeriksaaan warna, ambil secukupnya minyak kelapa, kemudian


masukkan kedalam tabung reaksi, kemudian sandarkan tabung reaksi tersebut
pada kertas putih. Amati warna minyak kelapa tersebut dengan penglihatan
langsung. Jarak mata dengan tabung reaksi adalah 30 cm.

d. Untuk pemeriksaaan bau dilakukan dengan cara, ambil sedikit minyak


kemudian di teteskan pada kertas uji (test paper) lalu lakukan penciuman
langsung. Amati bau dan laporkan.

e. Catat hasil pengamatan yang di peroleh dan laporkan.

2. Penentuan Bobot Jenis

Prinsip pengujian : perbandingan antara berat minyak dengan berat air pada
volume dan suhu yang sama.

Cara kerjanya adalah sebagai berikut :

a. Cuci dan bersihkan piknometer, kemudian bilas dengan etanol.

b. Keringkan bagian dalam piknometer tersebut dengan arus udara kering dan
sisipkan penutupnya.

c. Biarkan piknometer didalam lemari timbangan selama 3 menit dan timbang


(m).

d. Isi piknometer dengan air suling sambil menghindari adanya gelembung-


gelembung udara.

e. Sisipkan penutupnya dan keirngkan piknometer nya.

f. Biarkan piknometer didalam lemari timbangan selama 3 menit, kemudian


timbang dengan isinya (m1). g. Kosongkan piknometer tersebut, cuci dengan
etanol, kemudian keringkan dengan arus udara kering.
h. Isi piknometer dengan minyak dan hindari adanya gelembung-gelembung
udara.

i. Sisipkan penutupnya dan keirngkan piknometer tersebut

j. Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 3 menit dan timbang


(m2). k. Lihat thermometer, catat suhu saat pengerjaan (t1).

l. Lakukan perhitungan bobot jenis dengan rumus berikut ini.

d = dan d + 0,0007 ( – t)

3. Penentuan indeks bias

Prinsip pengujian : metoda ini didasarkan pada pengukuran langsung sudut bias
minyak yang dipertahankan pada kondisi suhu yang tetap.

Cara kerjanya adalah sebagai berikut :

a. Alirkan air melalui refraktometer agar alat ini berada pada suhu pembacaan
akan dilakukan.

b. Sebelum minyak ditaruh didalam alat, minyak tersebut harus berada pada
suhu yang sama dengan suhu dimana pengukuran akan dilakukan.

c. Pembacaan dilakukan bila suhu sudah stabil.

d. Lakukan perhitungan indeks bias dengan rumus sebagai berikut

n = + 0, 0004 ( – t)

V. Hasil

1. Organoleptis minyak kelapa (VCO)

Bentuk : Larutan cairan kental

Bau : khas kelapa

Warna : bening

2. Penentuan Bobot jenis (piknometer)

- m = berat piknometer kosong = 15,0928 gram


- 𝑚1 = berat piknometer + air = 24,8154 gram

- 𝑚2 = berat piknometer + sampel = 24,0570 gram

Bobot jenis (p) = = = = 0,921

3. Penentuan Indeks Bias

 Aquadest : 1,332
 Minyak kelapa : 1,457

VI. Pembahasan

VCO (virgin coconut oil) merupakan minyak yang diperoleh dari daging
buah kelapa segar dan matang baik secara mekanis maupun alami dengan maupun
tanpa pemanasan, dan tidak menyebabkan perubahan pada sifat alami minyak.
VCO merupakan bentuk murni dari minyak kelapa dengan karakteristik minyak
tidak berwarna, beraroma kelapa segar, dan bebas dari aroma serta rasa tengik.

VCO dibuat dengan cara diekstrak dari daging kelapa segar, atau dikenal
dengan proses basah. Pembuatan minyak dengan cara basah dapat dilakukan
melalui pembuatan santan terlebih dahulu. Santan kelapa merupakan merupakan
emulsi minyak dalam air, yang dalam prosesnya jika santan didiamkan maka akan
terpisah menjadi dua bagian yaitu bagian krim santan dan bagian air. Pada bagian
krim santan akan terkandung minyak yang diinginkan sehingga emulsi tersebut
harus dipecah untuk mengambil bagian minyaknya. Untuk memecah emulsi dapat
dilakukan dengan metode pemanasan dan tanpa pemanasan yaitu dengan
penambahan enzim.

Sampel yang digunakan yaitu Kelapa (Cocus nucifera L) minyak dari


bagian yang digunakan yaitu daging buahnya. Dalam evaluasi organoleptis dari
simplisia minyak atsiri yaitu dengan mengevaluasi bentuk, warna, dan bau pada
minyak atsiri sampel. Adapun hasil yang diperoleh pada evaluasi organoleptis ini
yaitu bentuknya cairan, berwarna bening, dan baunya khas kelapa

Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu
dan kemurnian dari Minyak Kelapa Virgin (VCO). Pada penentuan bobot jenis
minyak atsiri dari Minyak Kelapa Virgin (VCO) yaitu menggunakan piknometer
dalam menentukan bobot jenisnya. Piknometer adalah alat penetapan bobot jenis
yang praktis dan tepat digunakan. Bentuk kerucut piknometer bervolume sekitar
10 mL, dilengkapi dengan sebuah thermometer dan sebuah kapiler dengan gelas
penutup.
Secara fisik VCO harus memiliki warna yang transparan dan jernih, yang
menandakan bahwa didalam VCO tidak terdapat bahan lain atau kotoran.
Kontaminan pada VCO dapat secara langsung memberikan pengaruh terhadap
kualitasnya. Pernyataan tersebut didukung dengan pendapat Iskandar et al. (2015),
yang menyatakan bahwa VCO berwarna jernih dan tidak terdapat endapan di
dalamnya.

Hasil uji scoring pada parameter warna VCO yang dihasilkan dari
penelitian ini telah memenuhi persyaratan dari SNI 7381:2008 yaitu VCO dengan
kualitas baik, penampakannya tidak berwarna hingga kuning pucat (BSN, 2008)

Aroma dari VCO adalah salah satu paremeter mutu yang menentukan
penerimaan konsumen terhadap VCO. Menurut persyaratan SNI 7381:2008 aroma
dari VCO tidak boleh tengik dan memiliki aroma khas minyak kelapa.

Menurut Sipahelut aroma tengik yang timbul pada minyak kemungkinan


akibat terjadinya proses hidrolisis maupun oksidasi pada minyak. Kandungan air
pada VCO merupakan salah satu penyebab menurunnya kualitas VCO secara
organoleptik selama penyimpanan. Kandungan air dalam minyak dapat memicu
terjadinya reaksi hidrolisis. Minyak atau lemak akan diubah menjadi asam lemak
bebas dan gliserol pada reak si hidrolisis. Reaksi ini akan menghasilkan aroma
dan bau tengik pada minyak.

Hasil organoleptik rasa pada penelitian memenuhi persyaratan dari SNI


7381:2008 yaitu beraroma khas kelapa segar dan tidak tengik (BSN, 2008).
Menurut Syah (2005), kurangnya rasa khas kelapa pada VCO diduga disebabkan
oleh tidak adanya perlakukan pemanasan, selama proses pemanasan terjadi
hidrolosis dan oksidasi pada komponen karbohidrat dan protein sehingga akan
memengaruhi rasa dari VCO.

Evaluasi selanjutnya yaitu penentuan bobot jenis. Bobot jenis merupakan


salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian dari Minyak
Kelapa Virgin (VCO). Pada penentuan bobot jenis Minyak Kelapa (VCO) yaitu
menggunakan piknometer dalam menentukan bobot jenisnya. Piknometer adalah
alat penetapan bobot jenis yang praktis dan tepat digunakan. Bentuk kerucut
piknometer bervolume sekitar 10 mL, dilengkapi dengan sebuah thermometer dan
sebuah kapiler dengan gelas penutup.

Caranya piknometer dicuci dan dibersihkan, kemudian dibilas dengan


etanol. Bagian dalam piknometer dikeringkan dengan arus udara kering dan
tutupnya disisipkan. Piknometer dibiarkan dalam lemari timbangan selama 3
menit dan ditimbang (m). Piknometer diisi dengan air suling sambil menghindari
adanya gelembung-gelembung udara. Kemudian piknometer dibiarkan di dalam
lemari timbangan, lalu ditimbang dengan isinya (m1) dan dicatat beratnya.
Piknometer tersebut dikosongkan, dicuci dengan etanol, kemudian dikeringkan
dengan arus udara kering.

Piknometer diisi dengan minyak kelapa dan dihindari adanya gelembung


udara. Setelah itu ditimbang dan Bobot jenis dihitung menggunakan rumus. Dan
diperoleh hasil bobot jenisnya yaitu 0,921 g/l. Jika dilihat dari literatur maka
seharusnya bobot jenis minyak kelapa itu berkisar 0,845-0,904 g/l dan bobot jenis
VCO setelah dipanaskan adalah 0,940 g/l. Jadi jika berpedoman pada literatur
maka bobot jenis VCO yang didapat saat praktikum itu tidak memenuhi syarat.
Kemungkinan hal ini bisa saja terjadi pada saat melakukan praktikum yang mana
pada saat menimbang VCOnya terdapat bahan lain yang terkandung didalamnya
atau bahkan ada gelembung-gelembung air sehingga hasil bobot jenis yang
diperoleh tidak sesuai dengan ketentuannya.

Berat jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu
dan kemurnian minyak kelapa. Adanya kotoran dalam minyak akan menyebabkan
berat jenis berubah. Berdasarkan persyaratan SNI, VCO yang berkualitas
memiliki kadar air maksimal 0,2% (SNI, 2008). Kualitas VCO yang dihasilkan
dinilai dari kadar air yang terkandung dalam VCO. Adanya kadar air dalam VCO
disebabkan karena kontak dengan air. Adanya kandungan air dalam VCO dapat
menyebabkan ketengikan pada VCO sehingga akan menurunkan kualitas dari
VCO.

Indeks bias minyak atau lemak merupakan perbandingan sinus sudut sinar
jatuh dan sinus sudut sinar pantul cahaya yang melalui minyak. 18 Pembiasan ini
disebabkan karena adanya interaksi antara gaya elektrostatik dan elektromagnetik
atom-atom dalam molekul minyak. Pengujian indeks bias dapat digunakan untuk
mengetahui kemurnian minyak.

Alat yang digunakan untuk menentukan indeks bias minyak adalah


refractometer. Penentuan indeks bias minyak pada suhu 25o C, sedangkan untuk
lemak pada suhu 40o C. Untuk pengukuran indeks bias lemak yang bertitik cair
tinggi dilakukan pada suhu 40o C atau 60o C, selama pengukuran suhu harus
dikontrol dan dicatat. Indeks bias ini akan meningkat pada minyak atau lemak
dengan rantai karbon yang panjang dan juga terdapatnya ikatan rangkap. Nilai
indeks bias dari asam lemak juga akan bertambah dengan meningkatnya bobot
molekul dapat dilihat bahwa dengan betambahnya waktu pengadukan maka harga
indeks bias juga bertambah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama waktu,
semakin banyak komposisi asam lemak rantai panjang penyususn VCO yang
terekstrak.

Cara kerjanya penentuan indeks bias yaitu air dialirkan melalui


refraktometer agar alat ini berada pada suhu dimana pembacaan akan dilakukan.
Suhu kerja harus dipertahankan. Sebelum minyak ditaruh di dalam alat, minyak
tersebut harus berada pada suhu yang sama dengan suhu dimana pengukuran akan
dilakukan. Pembacaan dilakukan bila suhu sudah stabil. Pada saat praktikum
diperoleh hasil indeks bias dalam penelitian ini yaitu aquadest sebesar 1,332 dan
hasil indeks bias untuk minyak kelapa adalah sebesar 1,457.

Manfaat indeks bias sangat penting dalam bidang sains yakni untuk
mengetahui konsentrasi larutan, untuk mengetahui kualitas suatu larutan misalnya
minyak. Jika Indeks bias yang diperoleh itu sesuai atau masih memenuhi kriteria
dari indeks bias VCO sesuai aturan, maka bisa dikatakan VCO tersebut masih
baik dan masih memiliki kualitas.

VCO atau minyak kelapa murni mengandung asam lemak rantai sedang
yang mudah dicerna dan dioksidasi oleh tubuh sehingga mencegah penimbunan di
dalam tubuh. Di samping itu ternyata kandungan antioksidan di dalam VCO pun
sangat tinggi seperti tokoferol dan betakaroten. Antioksidan ini berfungsi untuk
mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh (Setiaji dan Prayugo, 2006).
Menurut Lucida, 2003 kandungan asam lemak (terutama asam laurat dan oleat)
dalam VCO, sifatnya dapat melembutkan kulit. VCO merupakan salah satu
pelembab kulit alami karena mampu mencegah kerusakan jaringan dan
memberikan perlindungan terhadap kulit.

Dan adapun manfaat/khasiat VCO untuk Kesehatan, anatara lain :

1. Mendukung Kesehatan Kardiovaskular

2. Mendorong Pembakaran Lemak Tubuh.

3. Meredakan Kejang

4. Memiliki Efek Anti-Mikroba

5. Mengurangi Rasa Lapar

6. Meningkatkan Kadar HDL (Kolesterol Baik)

7. Melindungi Kulit dan Rambut

8. Mencegah Penyakit Alzheimer.

VII. Kesimpulan

 VCO (virgin coconut oil) merupakan minyak yang diperoleh dari daging
buah kelapa segar dan matang baik secara mekanis maupun alami dengan
maupun tanpa pemanasan, dan tidak menyebabkan perubahan pada sifat
alami minyak. VCO merupakan bentuk murni dari minyak kelapa dengan
karakteristik minyak tidak berwarna, beraroma kelapa segar, dan bebas
dari aroma serta rasa tengik.
 Hasil bobot jenisnya yaitu 0,921 g/l. Jika dilihat dari literatur maka
seharusnya bobot jenis minyak kelapa itu berkisar 0,845-0,904 g/l dan
bobot jenis VCO setelah dipanaskan adalah 0,940 g/l. Jadi jika
berpedoman pada literatur maka bobot jenis VCO yang didapat saat
praktikum itu tidak memenuhi syarat.
 Manfaat indeks bias sangat penting dalam bidang sains yakni untuk
mengetahui konsentrasi larutan, untuk mengetahui kualitas suatu larutan
misalnya minyak.
 Berat jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu
dan kemurnian minyak kelapa. Adanya kotoran dalam minyak akan
menyebabkan berat jenis berubah.
 Komponen utama dari Virgin Coconut Oil (VCO) adalah asam lemak
jenuh seperti asam kaprat, kaprilat dan miristat dan memiliki ikatan ganda
dalam jumlah kecil.
 Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak kelapa yang diperoleh
tanpa mengubah sifat fisiko kimia minyak.

VIII. Daftar Pustka

Andi, N.A. 2005. Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka Penyakit.
Tangerang: PT AgroMedia Pustaka.

APCC. 2003. APCC Standards for Virgin Coconut Oil. Diunduh


dari:www.apccsec.org/document.

Bawalan, D. D. Dan K. R. Chapman. 2006. Virgin Coconut Oil: Production


Manual for Micro- and Village-scale Processing. Bangkok: Food and
Agriculture Organization of the United Nations.

Carandang, E.V. 2008. Health Benefits Of Virgin Coconut Oil. PJCS. Vol. 21,
No. 2: 8- 12.

Dalmacion, G.V., A.R. Ortega, I.G. Pena, and C.F. Ang. 2012. Preliminary
Study On The In-Vitro Susceptibility of Mycobacterium tuberculosis Isolates
to Virgin Coconut Oil. Functional Foods in Health and Disease. Vol. 2, No.
8: 280-299.

Dayrit, C.S. 2003. Coconut for Better Health. Quenzon City : Philippine
Coconut Authority Auditorium
Fachry, A. Rasyidi dkk. 2006. Pembuatan Virgin Coconut Oil Dengan Metode
Sentrifugasi. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia BBTP

Fife, B. 2004. The Coconut Oil Miracle. Colorado Springs: Picadilly Books Ltd

Hapsari N. Welasih T, 2008. Pembuatan virgin coconut oil (VCO) dengan


metode sentrifugasi. Surabaya: Fakultas Teknologi Industri UPN "Veteran"
Jatim.

Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan, Jakarta: Universitas Indonesia.


Hal: 30- 36

IX. Lampiran

Penimbangan Penimbangan
pikonometer kosong pikonometer isi sampel

Evaluasi indeks bias Alat refraktometer


Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai