Anda di halaman 1dari 19

IMUNOLOGI

PERTANDA SEROLOGI PADA INFEKSI , TUMOR DAN MEKANISME


TERJADINYA

Disusun Oleh:

1. Noviani Pratiwi (C11700109)


2. J
3. J
4. Taufiq Nur Hidayat (C11700123)
5.
6.

S1 Farmasi B tingkat 2

PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM SARJANA

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah yang berjudul “ PERTANDA SEROLOGI PADA INFEKSI ,
TUMOR DAN MEKANISME TERJADINYA“ dengan lancar.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan para pembaca mengenai Gangguan
Respirasi. Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu,
penyusun mengharapkan adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang , mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Melalui kata pengantar ini penyusun terlebih dahulu meminta maaf dan
memohon pemakluman bila mana terdapat kesalahan pada makalah ini. Dan
dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.

Gombong, 17 JUNI 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................1

Kata Pengantar .........................................................................................................2

Daftar Isi...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................4

A Latar Belakang .............................................................................................4


B Rumusan Masalah ........................................................................................5
C Tujuan ..........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................6

A Serologi ........................................................................................................6
B Infeksi ...........................................................................................................8
C Tumor .........................................................................................................14

BAB III PENUTUP ...............................................................................................18

A Kesimpulan ................................................................................................18
B Saran ...........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Imunologi adalah ilmuyang mencakup kajian mengenai semua


aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi memiliki
berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi
beberapa subdisiplin seperti : malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi
(penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft);
karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun.
Pemeriksaan serologi adalah pemeriksaan yang menggunakan serum
seperti pemeriksaan pada dugaan demam dengue. Demam dengue dapat
merupakan infeksi pertama kali yang disebut infeksi primer dan dikenal sebagai
demam dengue, serta infeksi kedua kali yang disebut infeksi sekunder yang dapat
menimbulkan penyakit demam berdarah yang dikenal sebagaiDengue
Haemorragic Fever (DHF). Penyakit ini dapat berlanjut dengan renjatan dan
berakhir dengan kematian. Pada demam dengue, pemeriksaan serologi yang
tersedia adalah pemeriksaan antigen NS-1, antibodi dengue IgG dan IgM.Uji
serologi didasarkan atas ikatan spesifik antara antigen (Ag) dan antibodi (Ab). Ag
yang telah diketahui akan bereaksi/berikatan dengan Ab yang belum diketahui di
dalam serum. Sebaliknya Ab yang telah diketahui dapat digunakan untuk
mendeteksi Ag dalam serum pasien .Reaksi Ag-Ab dapat diamati atas
terbentuknya presipitasi, aglutinasi atau dengan bantuan label tertentu, misalnya
label radioaktif, label enzims dll.
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh
yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul
selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu
gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi
nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan

4
tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi
penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru
menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut
infeksi nosokomial.
Pada transplantasi, bila kita memindahkan jaringan alogenik dari satu
hewan kepada hewan yang lain, maka timbul suatu reaksi imunologik yang
menolak pertumbuhan jaringan itu sehingga akhirnya musnah. Sedangkan pada
jaringan singenik, bila ditransplantasikan kepada hewan lain, maka jaringan
tersebut akan tumbuh dengan subur tanpa mendapat gangguan sama sekali. Hal ini
disebabkan karena mesin imunologik ("immunologic machinary") pada binatang
tersebut tidak merasa kalau jaringan yang ditransplantasikan adalah benda asing.
Oleh karena tumor dapat dianggap sebagai "tissue graft" yang. bersifat
invasif, maka segala pengetahuan mengenai transplantasi dapat diambil serta
dipakai sebagai bahan perbandingan. Pada pertumbuhan sel tumor umumnya
timbul beberapa antigen baru serta asing bagi tubuh. Dengan adanya antigen
tersebut, mesin imunologik didalam tubuh dapat terangsang. Sehingga
menimbulkan suatu reaksi imun yang dapat menghancurkan sel tumor
tadi. Dengan lain perkataan sistem respons imun bukan saja berfungsi sebagai
benteng pertahanan tubuh terhadap serangan kuman penyakit, akan tetapi juga
dapat memegang peranan dalam menjaga timbulnya sel-sel yang abnormal
didalam tubuh; keadaan seperti ini dikenal dengan nama "immunological
surveillance".
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Serologi ?
2. Apa Penanda Serologi Infeksi dan Mekanismenya ?
3. Apa Penanda Serologi Tumor dan Mekanismenya ?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud Serologi.
2. Mengetahui dan memahami apa Penanda Serologi Infeksi dan Mekanismenya.
3. Memahami dan memahami apa Penanda Serologi Tumor dan Mekanismenya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Serologi
1. Definisi dan Pengertian Serologi
Pemeriksaan serologi mempunyai hasil yang sangat bervariasi tergantung
pada respon imun saat pemeriksaan laboratorium dilakukan dan lamanya kelainan
yang dialami penderita.Suatu ilmu yang mempelajari cara mendeteksi suatu
infeksi di dalam serum pasien, misalnya adanya antibodi (Ab) spesifik terhadap
mikroba tertentu.
Pemeriksaan serologi adalah pemeriksaan yang menggunakan serum
seperti pemeriksaan pada dugaan demam dengue. Demam dengue dapat
merupakan infeksi pertama kali yang disebut infeksi primer dan dikenal sebagai
demam dengue, serta infeksi kedua kali yang disebut infeksi sekunder yang dapat
menimbulkan penyakit demam berdarah yang dikenal sebagaiDengue
Haemorragic Fever (DHF). Penyakit ini dapat berlanjut dengan renjatan dan
berakhir dengan kematian. Pada demam dengue, pemeriksaan serologi yang
tersedia adalah pemeriksaan antigen NS-1, antibodi dengue IgG dan IgM.Uji
serologi didasarkan atas ikatan spesifik antara antigen (Ag) dan antibodi (Ab). Ag
yang telah diketahui akan bereaksi/berikatan dengan Ab yang belum diketahui di
dalam serum. Sebaliknya Ab yang telah diketahui dapat digunakan untuk
mendeteksi Ag dalam serum pasien .Reaksi Ag-Ab dapat diamati atas
terbentuknya presipitasi, aglutinasi atau dengan bantuan label tertentu, misalnya
label radioaktif, label enzims dll
2. Jenis pemeriksaan
a) Pemeriksaan HBsAg
1) Metode rapid test
HBsAg adalah penanda awal infeksi Hepatitis B. BilaHBsAg menetap dalam
darah > 6 bulan, berarti telah terjadi infeksi kronis.

6
PrinsipHBsAg dalam sampel akan berikatan dengan anti HBscolloidal
gold konjugatmembentuk komplek yang akan bergerak melalui membran area tes
yang telah dilapisi oleh anti HBs. Kemudian terjadi reaksi membentuk garis
berwarna merah muda keunguan yang menunjukkan hasil positif.
b) Pemeriksaan VDRL
Tujuan Pemeriksaanuntuk mendeteksi adanya antibody non-treponema (Reagin).
Prinsip pemeriksaan
1) Pada penderita sifilis akan terbentuk antibody yang terjadi sebagai reaksi
terhadap bahan-bahan yang dilepaskan karena kerusakan sel-sel antibody
tersebut disebut regain
2) Regain dalam serum penderita akan berflokulasi bila ditambahkan
kardiolipin yaitu antigen yang berasal dari ekstraksi hati sapi.
c) Pemeriksaan TPHA (Treponema Pallidum Hemaglutination Assay)
 Treponema Pallidum Hemagglutination Assay(TPHA) merupakan suatu
pemeriksaan serologi untuk sifilis dan kurang sensitif bila digunakan sebagai
skrining (tahap awal atau primer) sifilis. Manfaat pemeriksaan TPHA sebagai
pemeriksaan konfirmasi untuk penyakit sifilis dan mendeteksi respon
serologis spesifik untuk Treponema pallidum pada tahap lanjut atau akhir
sifilis. Untuk skirining penyakit sifilis biasanya menggunakan pemeriksaan
VDRL atau RPR apabila hasil reaktif kemudian dilanjutkan dengan
pemeriksaan TPHA sebagai konfirmasi (Vanilla, 2011).
 Prinsip
Antibodi spesifik untukT.pallidum yang ada di dalam serum pasien akan
beraglutinasi dengan awetan eritrosit burung yang terdapat dalam reageant
Plasmatec TPHA yang telah dilapisi komponen antigenik
patogen T.pallidum (Nichol Strain) dan menunjukkan pola aglutinasi pada
sumur mikrotitrasi.
d) Pemeriksaan HIV
 Metode :Imunokromatografi (Rapid Test)
 Prinsip :

7
Specimen yang di teteskan pada ruang membrane bereaksi dengan partikel
yang telah dilapisi dengan protein A yang terdapat pada bantalan specimen.
Selanjutnya akan brgerak secara kromatografi dan bereaksi dengan antigen
HIV rekombinan yang terdapat pada garis test. Jika specimen mengandung
antibody HIV maka akan timbul garis warna.
 Pemeriksaan ELISA
Mekanisme :
a) Virus HIV ditumbuhkan pada biakan sel
b) Dirusak dan dilekatkan pada biji-bijin polistiren atau sumur microplate
c) Inkubasi serum atau plasma yang akan diperiksa dengan antigen
tersebut selama 30 menit sampai 2 jam, lalu cuci
B. Infeksi
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang
mampu menyebabkan sakit.Infeksi juga disebut asimptomatik apabila
mikroorganisme gagal dan menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau
jaringan.Penyakit akan timbul jika patogen berbiak dan menyebabakan perubahan
pada jaringan normal.Infeksi merupakan infeksi dan pembiakan mikroorganisme
pada jaringan tubuh,terutama yang menyebabkan cedera sellular lokal akibat
kompetisi metabolisme,toksin,replikasi intra selular,atau respon antigen-antibodi.
1. Rantai Infeksi
Perkembangan infeksi terjadi dalam siklus yang bergantung pada elemen –
elemen berikut :
 Agen infeksius atau pertumbuhan patogen
 Tempat atau sumber pertumbuhan patogen
 Portal keluar dari tempat tumbuh tersebut
 Cara penularan
 Portal masuk pejamu
 Pejamu yang rentan

Infeksi terjadi akibat adanya mikroorganisme,termasuk


bakteri,virus,jamur dan protozoa.Mikroorganisme di kulit dapat merupakan

8
flora residen atau transien.Organisme residen berkembang biak pada lapisan
kulit superfisial,namun 10 – 20% mendiami lapisan epidermal.Organisme
transien melekat pada kulit saat seseorang kontak dengan orang atau objek
lain dalam aktifitas atau kehidupan normal. Kemungkinan bagi
mikroorganisme atau parasit untuk menyebabkan penyakit bergantung pada
faktor – faktor berikut :
1. Organisme dalam jumlah yang cukup
2. Virulensi atau kemampuan untuk menyebabkan sakit
3. Kemampuan untuk masuk dan hidup dalam pejammu
4. Pejamu yang rentan
Beberapa agen yang dapat menyebabkan infeksi,yaitu :
a) Bakteri
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang
sehat.Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh
dari datangnya bakteri patogen.Tetapi pada beberapa kasus dapat
menyebabkan infeksi jika manusia tersebut meniliki toleransi yang rendah
terhadap miikrooorganisme.Cintohnya Escherechia coli paling banyak
dijumpai sebagai penyebab infeksi saluran kemih.
Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi secara aparodik
maupun endemik. Contohnya :

1. anaerobik Gram–positif,Clostridium yang menyebabkan gangren


2. Bakteri Gram-positif : Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di
kulit dan hidung dapat menyebabkan gangguan pada
paru,tulang,jantung dan infeksi pembuluh darah serta seringkali telah
resisten terhadap antibiotika.
3. Bakteri Gram-negatif : Enerobacteriacae,contohnya Escherechia
coli,Proteus,Klebsiella,Enterobacter.Pseudomonas seringkali
ditemukan di air dan penampungan air yang menyebabkan infeksi di
saluran pencernaan pasien yang dirawat.Bakteri gram negatif ini
bertanggung jawab sekitar setengah dari semua infeksi di rumah sakit.

9
4. Serratia marcescens,dapat menyebabkan infeksi serius pada luka
bekas jahitan,paru dan peritoneum.

b) Virus
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai
macam virus,termasuk virus hepatitis B dan C dengan media penularan
dari tranfusi,dialisis,suntikan dan endoskopi.Respiratory syncytial virus
(RSV),rotavirus dan enterovirus yang ditularkan dari kontak tangan ke
mulut atau melalui rute faecal-oral.Hepatitis dan HIV ditularkan melalui
pemakaian jarum suntik,dan trasfusi darah.Rute penularan untuk virus
sama seperti mikroorganisme lainnya.Infeksi gastrointestinal,infeksi
traktus respiratorius,penyakit kulit dan dari darah.Virus lain yang sering
menyebabkan infeksi nosokomial adalah cytomegalovirus,Ebola,influenza
virus,herpes simplex virus,dan varicella-zoster virus,juga dapat ditularkan.
c) Parasit
Cacing pita dewasa panjangnya bisa mencapai 240-300 cm. Terdiri
dari bagian kepala yang memiliki kait-kait kecil dan badannya
mengandung 1000 proglotid (bagian yang mengandung telur).
Manusia juga bisa berperan sebagai tuan rumah perantara, dimana telur
cacing mencapai lambung bila tertelan atau bila proglotid berbalik dari
usus ke lambung. Embrio lalu dilepaskan di dalam lambung dan
menembus dinding usus, lalu akan sampai ke otot, organ dalam, otak dan
jaringan dibawah kulit, dimana mereka membentuk kista.
Kista yang hidup hanya menyebabkan reaksi ringan, sedangkan kista yang
mati menimbulkan reaksi yang hebat.

d) Jamur
Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama pemberian obat
antibiotika bakteri dan immunosupresan,contohnya infeksi dari Candida
albicans,Aspergiilus spp,Cryptococcus neformans,Cryptosporidium.

10
e) Kuman
Kuman adalah organisme kecil seperti virus, bakteri, jamur,
protozoa mikroskopik jahat yang dapat menyebabkan suatu penyakit atau
gangguan kesehatan. Kuman bisa mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan ringan maupun berat pada tubuh organisme inangnya seperti
manusia, hewan dan sebagainya.
2. Proses Infeksi
Infeksi terjadi secara progresif,berat ringannya penyakit klien tergantung
pada tingkat infeksi,patogenesitas mikroorganisme dan kerentanan
pejamu.Didalam proses infeksi memiliki tahapan tertentu yaitu :
a. Periode Inkubasi
Interfal antara masuknya patogen dalam tubuh dan munculnya gejala
utama.
b. Tahap Prodomal
Interpal dari awitan tanda gejala non spesifik(malaise,demam
ringan,keletihan)sampai gejala yang spesifik selama masa
ini,mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan klien mampu
menularkan ke orang lain.
c. Tahap Sakit
Interpal saat klien memanifestasikan tanda dan gejala yang lebih spesifik
terhadap jenis infeksi.

d. Tahap Pemulihan
Interpal saat munculnya gejala akut infeksi ,lama
penyembuhannyatergantung pada beratnya infeksi dan keadaan umum
kesehatan klien.
3. Cara Masuknya Infeksi

a) Saluran pernafasan (Inhalasi)

Penularan penyakit melalui saluran udara pernapasan. Penyakit-


penyakit yang masuknya melalui jalan pernafasan: TBC paru-paru,

11
influensa, pes, paru-paru, pneumonia, selesma,cacar, penyakit lumpuh
anak-anak dan lain-lain. Bila ini masuk ke dalam jalan pernafasan (melalui
rongga hidung), maka mungkin akan terjadi penularan. Cara infeksi titik
ludah (droplet infection). Suatu kebiasaan yang baik dan patut ditiru ialah:
bila batu atau bersin memalingkan muka sambil menutup mulut dan
hidung dengan tangan atau sapu tangan. Bila seorang penderita TBC
meludah ke lantai tau tanah, maka ludah yang mengandung basil-basil tbc
akan mengering dan lamakelamaan akan mendebu. Basil-basil dan debu
akan berterbangan dalam udara terbawa oleh angin. Bila ini masuk ke
dalam jalan pernapasan, maka mungkin sekali akan terjadi infeksi. Infeksi
secara ini disebut infeksi debu (airborne infection). Berludah di lantai
adalah kebiasaan yang buruk sekali. Untuk itu baiklah disediakan tempat-
tempat tertentu.Infeksi debu tidak seberapa jahat akibatnya, bila
dibandingkan dengan infeksi titik ludah. Hal ini disebabkan karena basil-
basil yang jatuh ditanah dilemahkan atau dilumpuhkan oleh terik cahaya
matahari, sehingga virulensinya berkurang. Saluran
pernafasan: melalui udara pernafasan (terhirup), debu, bersin, batuk.
Penyakit yang ditularkan lewat saluran pernafasan: batuk rejan (pertusis).
TBC (tuberkulosis), radang paru (pneumonia), difteri, ISPA (infeksi
saluran pernafasan akut). Infeksi melalui
udara meliputi: Penyakit-penyakit seperti pilek-pilek, bronchitis, tbc, pes,
paru-paru, influenza, menularnya melalui udara.Penularan macam ini ada
2 cara:

(1) Benih-benih penyakitterdapat dalam titik-titik cairan yang


dikeluarkan dari hidung atau mulut waktu penderita batuk, berbicara atau
bersin; cara infeksi ini disebut infeksi titik ludah (droplet infection).
Benih-benih penyakit itu mudah hilang dari udara, jatuh ke tanah karena
beratnya.

(2) Cara yang ke-2 disebut infeksi debu (airbone infection). Pada
cara ini benih-benih penyakit terdapat di udara.

12
Benih-benih itu asalnya dari benih-benih yang terdapat dalam ludah yang
sudah jatuh ke tanah dan mendebu. Karena sangat halus dan ringannya,
benih itu dapat berada dalam udara untuk sementara waktu. Menurut
penyelidikan yang akhir-akhir, sinarsinar
ultra ungu dapat membunuh benih-benih penyakit yang terdapat dalam
udara itu. Ringkasan: Penularan melalui udara ada 2 macam: infeksi titik
ludah (droplet infection), dan infeksi debu (airborne infection).

b) Saluran pencernaan.

Bibit penyakikt masuk ke saluran makanan melalui makanan atau


minuman, alat makan yang tercemar. Penyakit-penyakit yang masuknya
melalui jalan pencernaan makanan antara lain: typhus, cholera, dysentrie,
paratyphus, A, B, dan C, penyakit-penyakit cacing, keracunan makanan
dan lain-lain. Basil-basil masuk ke dalam rongga mulut bersama-sama
dengan makanan dan minuman. Makanan-makanan yang sudah
dihinggapi lalat atau sudah bercampur dengan racun, dapat menyebabkan
berjangkitnya penyakit-penyakit tersebut di atas. Air minum yang tidak
masak lebih dahulu pun dapat merupakan bahaya bagi kesehatan.
Penyakit yang ditularkan lewat saluran makanan: disentri (basiler,
amuba), hepatitis, kolera, tifus, cacingan, toksoplasma, koksidia dsb.

c) Kulit
Penyakit-penyakit yang masuknya melalui kulit: malaria, pes,
penyakit anjing gila, tetanus, bisul-bisul, penyakit cacing tambang,
gonorrhoe, syphilis dan lain-lain. Tentang penyakitpenyakit yang cara
penularannya melalui kulit ada 2 macam: Kontak (Contact). Kontak
disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung
melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada
masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi
di kota daripada di desa yangpenduduknya masih jarang.

13
1. Penularan karena hubungan langsung (direct contact).
2. Penularan karena hubungan tidak langsung (indirect contact).
Yang dimaksud dengan penularan karena hubungan langsung kalau
penularan melalui kulit yang terjadinya sebagai akibat persentuhan. Yang
dimaksud dengan penularan karena hubungan tidak langsung adalah
penularan melalui kulit yang terjadinya dengan perantaraan suatu benda
mati (selendang, sapu tangan, dan lain-lain). Penyakit gudik (kudis)
penularannya mungkin secara langsung mungkin pula secara tidak
langsung. Kebiasaan untuk bertukar-tukaran pakaian adalah suatu
kebiasaan yang buruk. Tidur bersama-sama di satu tempat tidur dengan
orang yang menderita penyakit kulit pun dapat berakibatkan penularan
penyakit-penyakit tersebut. Penetrasi pada kulit. Hal ini dapat langsung
oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang,
melalui gigitan vektor misalnya malaria atau melalui luka, misalnya
tetanus.
Kulit: sentuhan dengan kulit, pakaian, handuk dsb. Penyakit yang
ditularkan lewat sentuhan (kontak langsung); kudis, panu,kusta,
framboesia (patek), tetanus.
d) Melalui Hubungan Kelamin
Melalui hubungan kelamin sesama jenis atau lain jenis. Penyakit
yang ditularkan lewat saluran kelamin: sipilis, keputihan, infeksi
gonokokal, AIDS.
e) Melalui Plasenta
Melalui plasenta ibu (transplansenta): dari ibu ke anak. Infeksi
melalui plasentanyakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu
penderita penyakit pada waktu mengandung, misalnya syphilis dan
toxoplasmosis
f) Melalui berbagai jalur
Contohnya adalah polio yang menular melalui mulut dan nafas.
4. Penanda Serologi Infeksi

14
C. Tumor

Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang


mampu menyebabkan sakit. Petanda tumor ini dipakai untuk menyaring dan
membantu menegakkan diagnosis untuk kanker, mengikuti perjalanan penyakit
dan ingin mengetahui adanya kekambuhan (relapse). Umumnya pemeriksaan
petanda tumor tidak dapat diperiksa secara tunggal untuk mendeteksi adanya
kanker, harus dengan menggunakan beberapa petanda tumor.
Alpha fetoprotein (AFP) adalah glikoprotein yang dihasilkan oleh kantung
telur yang akan menjadi sel hati pada janin. Ternyata protein ini dapat dijumpai
pada 70 – 95% pasien dengan kanker hati primer dan juga dapat dijumpai pada
kanker testis. Pada seminoma yang lanjut, peningkatan AFP biasanya disertai
dengan human Chorionic Gonadotropin(hCG). Kadar AFP tidak ada hubungan
dengan besarnya tumor, pertumbuhan tumor, dan derajat keganasan. Kadar
AFP sangat tinggi (>1000 IU/mL) pada kasus dengan keganasan hati primer,
sedangkan pada metastasis tumor ganas ke hati (keganasan hati sekunder)
kadar AFP kurang dari 350 – 400 IU/mL. Pemeriksaan AFP ini selain diperiksa
di dalam serum, dapat juga diperiksakan pada cairan ketuban untuk mengetahui
adanya spinabifida, ancephalia, atresia oesophagus atau kehamilan ganda.
Carcinoembryonic antigen (CEA) adalah protein yang dihasilkan oleh
epitel saluran cerna janin yang juga dapat diekstraksi dari tumor saluran cerna
orang dewasa. Pemeriksaan CEA ini bertujuan untuk mengetahui adanya
kanker usus besar, khususnya ardenocarcinoma. Pemeriksaan CEA merupakan
uji laboratorium yang tidak spesifik karena hanya 70% kasus didapatkan
peningkatan CEA pada kanker usus besar dan pankreas. Peningkatan kadar
CEA dilaporkan pula pada keganasan oesophagus, lambung, usus halus, dubur,
kanker payudara, kanker serviks, sirosis hati, pneumonia, pankreatitis akut,
gagal ginjal, penyakit inflamasi dan trauma pasca operasi. Yang penting
diketahui pula bahwa kadar CEA dapat meningkat pada perokok.
Cancer antigen 72-4 atau dikenal dengan Ca 72-4 adalah mucine-like,
tumor associated glycoprotein TAG 72 di dalam serum. Antibodi ini meningkat

15
pada keadaan jinak seperti pankreatitis, sirosis hati, penyakit paru, kelainan
ginekologi, kelainan ovarium, kelainan payudara dan saluran cerna. Pada
keadaan tersebut spesifisitas sebesar 98%. Peningkatan Ca 72-4 mempunyai
arti diagnostik yang tinggi untuk kelainan jinak pada organ tersebut. Pada
keganasan lambung, ovarium dan kanker usus besar mempunyai arti diagnostik
yang tinggi. Pada kanker lambung, uji diagnostik Ca 72-4 mempunyai nilai
sensitifitas 28 – 80% ; pada kanker ovarium, sensitifitas 47 – 80% ; sedangkan
pada kanker usus besar, sensitifitasnya 20 – 41%. Pemeriksaan petanda tumor
ini dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis, bila diperlukan harus
digunakan lebih dari satu petanda tumor. Selain itu pemeriksaan Ca 72-4 juga
dipakai pada pasca operasi dan pada waktu relapse.

Cancer antigen 19-9 (Ca 19-9) adalah antigen kanker yang dideteksi untuk
membantu menegakkan diagnosis, keganasan pankreas, saluran hepatobiliar,
lambung dan usus besar. Kadar Ca 19-9 meningkat pada 70 – 75% kanker
pankreas dan 60 – 65% kanker hepatobiliar. Pada peningkatan ringan, kadar Ca
19-9 dapat dijumpai pada radang seperti pankreatitis, sirosis hati, radang usus
besar.
Cancer antigen 12-5 (Ca 12-
5) dipakai untuk indikator kanker ovarium epitel non-mucinous. Kadar Ca
12-5 meningkat pada kanker ovarium dan dipakai untuk mengikuti hasil
pengobatan 3 minggu pasca kemoterapi.
Human chorionic gonadotropin (HCG) adalah hormon yang dihasilkan
plasenta, didapatkan pada darah dan urin wanita hamil 14 – 26 hari setelah
konsepsi. Kadar HCG tertinggi pada minggu ke 8 kehamilan. HCG tidak
didapatkan pada wanita yang tidak hamil, pada kematian janin dalam
kandungan dan 3 – 4 hari pasca melahirkan. HCG meningkat pada keganasan
seperti mola hidatidosa, korioepitelioma, koriocarcinoma testis.
Cancer antigen 15-3 (Ca 15-3) dipakai untuk mengidentifikasi kanker
payudara dan monitoring hasil pengobatan. Pemeriksaan petanda tumor ini
akan lebih sensitif bila digunakan bersama CEA. Kadar Ca 15-3 meningkat

16
pada keganasan payudara, ovarium, paru, pankreas dan prostat.
Prostat Spesific Antigen (PSA) dipakai untuk diagnosis kanker prostat. Dahulu
kala pemeriksaan kanker prostat dilakukan pemeriksaan aktifitas prostatic acid
phosphatase(PAP), diikuti dengan pemeriksaan colok dubur. Tetapi aktifitas
PAP yang tinggi disertai dengan pembesaran kelenjar prostat selalu sudah
terjadi metastasis. Untuk pemeriksaan dini kanker prostat dipakai pemeriksaan
PSA. Kadar PSA dapat meningkat pada hipertrofi prostat jinak dan lebih tinggi
lagi pada kanker prostat. Kadar PSA meningkat setelah colok dubur atau bedah
prostat. Pemeriksaan PSA disarankan untuk pemeriksaan rutin pada pria usia
lebih dari 40 tahun. Total PSA (tPSA) terdiri dari PSA bebas dan PSA
kompleks. Kadar PSA total dipakai untuk mendapatkan persen (%) PSA bebas.
Neuron Specific Enolase (NSE) dipakai untuk menilai hasil pengobatan
dan perjalanan penyakit keganasan small cell bronchial carcinoma,
neuroblastoma, dan seminoma. Kadar NSE tidak mempunyai hubungan dengan
adanya metastasis, tapi memiliki korelasi yang baik terhadap stadium
perjalanan penyakit. Peningkatan ringan kadar NSE dapat dijumpai pada
penyakit paru jinak dan penyakit pada otak.
Squamous cell carcinoma (SCC) antigen diperoleh dari jaringan
karsinoma sel skuamosa dari serviks utri. Pemeriksaan SCC bertujuan untuk
menilai prognosis, kekambuhan dan monitoring penyakit. Umumnya SCC
meningkat pada keganasan sel squamosa seperti faring, laring, palatum, lidah
dan leher.
Cyfra 21-1 dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis kelainan paru
yang jinak seperti pneumonia, sarcoidosis, TBC, bronchitis kronik, asma, dan
emfisema. Kadarnya juga meningkat pada kelainan hati dan gagal ginjal. Kadar
cyfra 21-1 lebih dari 30 ng/ml didapatkan pada primary bronchial carcinoma.

17
BAB III
PENUTUP

A Kesimpulan
1. Pemeriksaan serologi adalah pemeriksaan yang menggunakan serum
seperti pemeriksaan pada dugaan demam dengue.
2. Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang
mampu menyebabkan sakit.
3. Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang
mampu menyebabkan sakit.
B Saran
Setelah mempelajari tentang infeksi ini kiranya kita dapat memanfaatkan
semaksimal mungkin meteri ini sehingga kita dapat mengerti dan memahami
tentang infeksi Penulis sadar dan mengakuinya, masih banyak kesalahan dan
kekurangan yang harus ditutupi. Oleh karena itu penulis dengan lapang dada
menerima kritik dan saran dari para pembaca guna dan tujuan untuk
memperbaiki dan melengkapi apa yang kurang dalam makalah kami ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. H. (2002). https://pekanbarueyecenter.com/infeksi-immunologi. 17 JUNI


2019 .

Hardjono dkk, 2003. https:// www.google. com /amp/s/ducplayer.info/amp/76866765-


makalah-serologi-dan- immunologi.html. 17 JUNI 2019 .

Schaffer, et al (2000) . https://id.m. Wikipedia . org/Wiki/ Penanda_Serologi_Tumor. 17


JUNI 2019 .

19

Anda mungkin juga menyukai