Media yang dipakai dalam praktium adalah Nutrien Agar. Nutrient agar
adalah medium yang digunakan sebagai pertumbuhan bakteri dan mempunyai masa
inkubasi selama 24 jam, pembuatan medium nutrient agar menggunakan bahan utama
beef ekstrak. Nutrient agar termasuk medium seni alamiah karena tersusun atas
bahan alami atau daging dan bahan sintetik (pepton dan agar). Penggunaan dari
nutrient agar karena bisa untuk menumbuhkan semua mikroba.
Metode yang digunakan dalam penentuan KHM adalah metode difusi agar
dan pengenceran agar. Metode difusi sering digunakan dikarenakan tidak
membutuhkan peralatan khusus namun metode ini tidak bisa digunakan untuk
mengukur derajat antimikroba zat sehingga metode ini tidak menjamin
diidentifikasinya bahan pembunuh antimikroba yang efektif untuk terapi (bakterisida
atau fungisida). Hal ini disebabkan adanya perbedaan kecepatan difusi dari senyawa
antimikroba yang dipengaruhi berat molekulnya. Metode difusi agar ini
menggunakan cakram kertas yang berisi sejumlah tertentu obat ditempatkan pada
medium padat yang sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji pada permukaannya.
Setelah diinkubasi, diameter zona hambat sekitar cakram yang dipergunakan
mengukur kekuatan hambatan obat terhadap organisme uji. Metode ini dipengaruhi
beberapa factor fisik dan kimia, selain faktor antara obat dan organisme. Kekurangan
Metode Defusi Cakram adalah ukuran zona bening yang terbentuk tergantung oleh
kondisi inkubasi, inokulum, predifusi, dan preinkubasi serta ketebalan medium.
Metode pengenceran agar sendiri merupakan metode lanjutan dari difusi agar. Hasil
dari metode difusi agar harus dilakukan pengujian lanjutan untuk menentukan nilai
KHM dengan konsentrasi yang lebih kecil. Prinsip dari metode pengenceran agar
adalah melihat tidak atau adanya pertumbuhan bakteri pada media.