Pembahasan
Metode difusi agar merupakan salah satu metode yang sering digunakan.
Metode difusi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode silinder, metode
lubang/sumuran dan metode cakram kertas. Tetapi yang digunakan adalah cakram
kertas yang memiliki prinsip uji menempatkan cakram kertas yang telah diberikan
senyawa antibiotik dengan konsentrasi tertentu pada media yang telah ditanami
bakteri S.aureus yang akan diuji secara merata.
Pada kelompok 4 yaitu 10 mm, 30 mm, 32,5 mm, 40 mm, 52 mm, 57 mm,
45 mm. Nilai KHM Ampisilin terhadap bakteri S. aureus terdapat pada kadar 0,01
µg/cakram kertas karena pada konsentrasi tersebut memberikan zona hambat yang
kecil dimana artinya pada konsentrasi tersebut sudah memiliki diameter hambat.
Semakin kecil zona bening yang terbentuk maka semakin tinggi pulakonsentrasi
yang digunakan dan zona bening yang tebentuk akan semakin besar.
Sehingga nilai KHM dari 2 kelompok tersebut yang efektif adalah pada
kelompok 5 karena pada konsentrasi tetrasiklin 0,01 µg/cakram kertas memiliki
diameter hambat sebesar 10 mm. Selain itu, pada konsentrasi tersebut memiliki
diameter hambat yang kecil. Semakin rendah konsentrasi antibiotiknya, semakin
kecil zona hambat yang akan terbentuk sehingga sehingga daya hambatnya semakin
besar.
Kloramfenikol terikat pada ribosom sub unit 50s dan menghambat enzim
peptidil transferase. Ini merintangi pembentukan ikatan peptida antara asam amino-
tRNA pada sisi aminoasil. Selain itu juga dirintangi rantai peptida yang sedang
memanjang pada sisi peptidil pada ribosom sehingga translasi terhenti (Nogrady,
1992). Kloramfenikol diabsorpsi cepat dan hampir sempurna dari saluran cerna,
karena obat ini mengalami penetrasi membran sel secara cepat. Setelah absorpsi,
kloramfenikol didistribusikan secara luas ke seluruh jaringan dan cairan tubuh.
Metabolit utama kloramfenikol adalah glukuronida–nya yang bekerja antibiotik,
yang dibuat di hati dan diekskresikan melalui ginjal (Katzung, 2004).
Kesimpulan
ITB.
Katzung, B.G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Penerbit Buku Kedokteran
ECG. Jakarta.
Brander, G.C., D.M. Pugh., R.J. Bywater., R.J, dan W.L. Jenkins. 1991. Veterinary
Applied Pharmacology and Therapeutics. 5th Ed. ELBS, Bailliere Tindall.
Jawetz, E., J.L. Melnick., E.A. Adelberg., G.F. Brooks., J.S. Butel., dan L.N.
Ornston. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi ke-20 (Alih bahasa :
Nugroho&R.F.Maulany). Jakarta : Buku Kedokteran EGC.