Anda di halaman 1dari 4

I.

Tujuan Percobaan
II. Prinsip Percobaan
III. Teori Dasar
3.1 Paracetamol

Parasetamol (asetaminofen) merupakan salah satu obat analgesik-


antipiretik yang sangat populer. Parasetamol dapat tersedia dalam
berbagai macam sediaan tablet, kapsul, sirup, eliksir, suspensi dan
supositoria. Parasetamol pada umumnya diberikan dalam bentuk tablet
yang mengandung 500 mg bahan aktif. Parasetamol juga sering
dikombinasikan dengan bahan obat lain dalam satu formulasi
(Gunawan et al, 2007).
Parasetamol dapat ditetapkan kadarnya dengan cara titrimetri
dengan metode diazotasi, spektrofotometri (baik UV maupun dengan
cara spektrofotometri visibel) dan dengan teknik berdasarkan
kromatografi (Gunawan et al, 2007)

3.2 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) adalah pengembangan


terkini dari kromatografi cair kolom klasik, dimana pada KCKT ini
terdapat pengembangan teknologi pada kolom, detektor yang lebih
sensitiv dan peka serta kemjuan teknologi pada pompa bertekanan
tinggi yang menyebabkan KCKT menjadi suatu metode dengan sistem
pemisahan zat yang cepat dan efisien (Putra, Effendy. 2001).
3.3 Prinsip KCKT

Pemisahan komponen analit berdasarkan kepolarannya, setiap


campuran yang keluar akan terdeteksi dengan detektor dan direkam
dalam bentuk kromatogram. Dimana jumlah peak menyatakan jumlah
komponen, sedangkan luas peak menyatakan konsentrasi komponen
dalam campuran (Putra, Effendy. 2001).

3.4 Komponen KCKT

Menurut Adnan (1997), komponen utama HPLC adalah :


a. Reservoir pelarut : zat pelarut yang dipakai polaritasnya dapat
bervariasi tergantung dari senyawa yang dianalisis, yang perlu
diperhatikan adalah bahwa tempat pelrut tersebut harus
memungkinkan untuk proses menghilangkan gas atau udara yang
ada dalam pelarut
b. Pompa : digunakan untuk mengalirkan pelarut sebagai fase
mobile dengan kecepatan dan tekanan yang tetap
c. Injektor : saat sampel diinjeksikan ke dalam kolom,
diharapkan agar pelarut tidak mengganggu masuknya keseluruhan
sampel ke dalam kolom. Injeksi dapat menggunakan syringe.
d. Kolom krmatografi : kolom yang dipakai memiliki panjang 10
– 25 cm dan diameter 4,5 – 5 mm yang diisi dengan fase stasioner
beukuran 5-10 mikrometer dan terbuat dari logam atau stainlessteel.
e. Detektor : digunakan untuk mendeteksi sampel. Detektor
dibutuhkan untuk mempunyai sinsitivitas yang tinggi, linear untuk
jangka konsentrasi tertentu dan dapat mendekati eluen tanpa
mempengaruhi resolusi kromatografi.

3.5 Kelebihan KCKT (Snyder dan Kirkland, 1979).

 Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran


 Mudah melaksanakannya
 Kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi
 Dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang
dianalisis
 Dapat digunakan bermacam-macam detektor
 Kolom dapat digunakan kembali
 Mudah melakukan "sample recovery"

3.6 Kekurangan KCKT (Johnson dan Stevenson, 1978).

 Harga sebuah alat HPLC cukup mahal.


 Sering ada larutan standar yang tertinggal diinjektor.
 Pada kolom dengan diameter rata-rata partikel fase diam dengan
ukuran 5 dan 3 mikrometer sela-sela partikel lebih mudah
tertutup oleh kotoran, jadi harus seringkali dicuci dan
kemurnian larutan harus dijaga.
IV. Data Fisika dan Kimia
V. Pereaksi dan Peralatan
VI. Diagram Percobaan
VII. Prosedur Kerja
VIII. Hasil Pengamatan
IX. Pembahasan
X. Kesimpulan
XI. Daftar Pustaka

Adnan, M., 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan,


Edisi Pertama, 9, 14, 15, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Gunawan, Sulistia Gan. Setiabudy, Rianto. Nafrialdi. Elysabeth. 2007.


Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: FKUI.

Johnson, E. L. and Steven son, R (1978). Basic liquid chromatography.


Varian, California

Snyder, L. R and Kirkland J.J 1979. Introduktion to modern liquid


chromatography. second edition.John Wiley & Sons.Inc
NewYork, Chihester, Briebane, Toronto, Singapore

Anda mungkin juga menyukai