II.
Judul Percobaan
III.
Selesai Percobaan
IV.
Tujuan
Dasar Teori
V.
Parameter HPLC
Parameter
yang
dapat
digunakan
untuk
mengetahui
kualitas
suatu
kromatogram adalah Resolusi (Rs), Faktor Retensi (k), Faktor selektifitas (),
Efisiensi dan jumlah lempeng teoritis (N).
- Resolusi (Rs)
Hal yang terpenting dari HPLC adalah mengoptimasi resolusi dalam waktu
yang minimum. Nilai resolusi yang melebihi 1,5 diantara dua puncak akan
memberikan nilai pemisahan yang baik. Resolusi dipengaruhi oleh beberapa
parameter diantaranya: Selectivity, Effieciency, dan Retention.
Instrumen
a.
Pompa (Pump)
Fase gerak dalam KCKT adalah suatu cairan yang bergerak melalui
kolom. Ada dua tipe pompa yang digunakan, yaitu kinerja konstan (constant
pressure) dan pemindahan konstan (constant displacement). Pemindahan
konstan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: pompa reciprocating dan pompa
syringe. Pompa reciprocating menghasilkan suatu aliran yang berdenyut teratur
(pulsating), oleh karena itu membutuhkan peredam pulsa atau peredam
elektronik untuk, menghasilkan garis dasar (base line) detektor yang stabil, bila
detektor sensitif terhadapan aliran. Keuntungan utamanya ialah ukuran reservoir
tidak terbatas. Pompa syringe memberikan aliran yang tidak berdenyut, tetapi
reservoirnya terbatas (Putra, 2004).
b.
Injektor (Injector)
Ada tiga tipe dasar injektor yang dapat digunakan:
1) Stop-Flow: Aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir,
sistem tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan
karena difusi di dalam cairan kecil dan resolusi tidak dipengaruhi.
2) Septum: Septum yang digunakan pada KCKT sama dengan yang digunakan
pada Kromatografi Gas. Injektor ini dapat digunakan pada kinerja sampai
60 -70 atmosfir. Tetapi septum ini tidak tahan dengan semua pelarut-pelarut
kromatografi cair. Partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibat jarum
injektor) dapat menyebabkan penyumbatan.
3) Loop Valve: Tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi
volume lebih besar dari 10 L dan dilakukan dengan cara otomatis (dengan
c.
Kolom (Column)
Kolom dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu :
1) Kolom analitik: Diameter dalam 2 - 6 mm. Panjang kolom tergantung pada
jenis material pengisi kolom. Untuk kemasan pellicular, panjang yang
digunakan adalah 50 - 100 cm. Untuk kemasan poros mikropartikulat, 10 30 cm. Dewasa ini ada yang 5 cm.
2) Kolom preparatif: umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar dan
panjang kolom 25 -100 cm (Putra, 2004).
d.
Detektor
Detektor dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut:
1) Detektor spektrofotometri UV-Vis
Detektor jenis ini merupakan detektor yang paling banyak digunakan dan
sangat berguna untuk analisis di bidang farmasi karena kebanyakan
senyawa obat mempunyai struktur yang dapat menyerap sinar UV-Vis.
Detektor ini didasarkan pada adanya penyerapan radiasi UV dan sinar
tampak pada kisaran panjang gelombang 190-800 nm oleh spesies solut
yang mempunyai struktur atau gugus kromoforik. Sel detektor umumnya
berupa tabung dengan diameter 1 mm dan panjang celah optiknya 10 mm,
serta diatur sedemikian rupa sehingga mampu menghilangkan pengaruh
indeks bias yang dapat mengubah absorbansi yang terukur.
2) Detektor Indeks Bias
Detektor indeks bias atau refraktometer diferensial adalah suatu detektor
universal yang memberi tanggap pada setiap zat terlarut, asalkan indeks
biasnya jauh berbeda dengan indeks bias fase gerak. Kelemahan utamanya
adalah bahwa indeks bias ini peka terhadap suhu. Karena itu suhu fase
gerak, kolom, dan detektor harus dikendalikan dengan seksama, bila
pengukuran yang cermat dilakukan pada kepekaan tinggi.
3) Detektor Elektrokimia
detektor
elektrokimia
cukup
peka,
namun
ada
pula
Metode Validasi
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter
tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter
tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004). Validasi
metode menurut United States Pharmacopeia (USP) dilakukan untuk menjamin
bahwa metode analisis akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit
yang akan dianalisis (Gandjar dan Rohman,2007).
Dapat digunakan untuk analisis sampel organic dan anorganik, bersifat volatile
dan non-volatil, stabil dan tidak stabil secara thermal.
2. Kekurangan
Asam Asetat
Asam asetat atau acetic acid atau ethanoic acid adalah senyawa organik yang
termasuk dalam golongan carboxylic acid dengan gugus fungsinya adalah:
Acetic acid adalah monoprotic acid yang lemah, sehingga hanya hanya
sebagian kecil ion saja yang dapat terdisosiasi dalam air dan reaksi ini ada
kesetimbangannya dapat bergeser ke kiri atau ke kanan tergantung pada kondisi dari
reaksi. Proses terdisosiasinya asam asetat dalam air dapat digambarkan seperti
berikut:
Daftar Pustaka
Anonim. 2001. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. http://upi.edu/direktori/fpmipa/jur_
pend._kimia.Hokcu_suhanda/kuliah_kimia_instrumen/kckt.pdf. (Diakses pada
tanggal 21 Desember 2014).
Anonim. Skripsi. (online) http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131646-T%2027510Studi%20ketahanan-Tinjauan%20literatur.pdf. (Diakses pada tanggal 20
Desember 2014).
Efendy D.L.P. 2004. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dalam Bidang Farmasi.
http://epository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3616/1/farmasi-effendy2.pdf.
(Diakses pada tanggal 21 Desember 2014).
Surya, Kharismala, et al. 2011. Metode Pemisahan Kimia HPLC. http://webcache.
googleusercontent.com/pdf. (Diakses pada tanggal 21 Desember 2014).