1. Tujuan
1) Mahasiswa dapat menentukan kadar kafein dalam sampel dengan metode
HPLC.
2) Mahasiswa mengetahui prinsip kerja dan mampu mengoperasikan alat HPLC.
2. Dasar Teori
2.1 Kafein
Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi,
daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar. Kafein
memiliki berat molekul 194.19 dengan rumus kimia C8H10N4 O2 dan pH 6.9 (larutan
kafein 1% dalam air). Secara ilmiah, efek langsung dari kafein terhadap kesehatan
sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti
menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa
gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan denyut jantung tak beraturan
(tachycardia).
b. Detektor khusus
Yaitu detektor yang memerlukan sistem khusus agar bisa digunakan sebagai
detektor dalam HPLC, contoh : FTIR (Fourier Transform Infrared
Spectroscopy), MS (Mass Spectrometer), dan sebagainya.
2.2.3 Fase Gerak
Pada kromatografi cair, susunan pelarut atau fase gerak merupakan salah satu
yang mempengaruhi pemisahan. Berbagai pelarut dipakai dalam semua ragam KCKT,
tetapi ada beberapa sifat yang diinginkan yang berlaku umum. Fase gerak haruslah :
a. Murni
b. Tidak beraksi dengan kemasan
c. Sesuai dengan detektor
d. Dapat melarutkan cuplikan
e. Mempunyai viskositas yang rendah
f. Memungkinkan memperoleh kembali cuplikan dengan mudah jika diperlukan.
g. Harganya wajar
Secara umum, pelarut pengembang yang akan dipakai untuk keperluan KCKT
harus dari derajat untuk KCKT.
4.2 Bahan
1. Sampel Teh
2. Kalsium Karbonat
3. air
4. Kloroforom
5. Methanol
6. Standar kafein
7. Kertas Saring
5. Prosedur Kerja
a. Isolasi Kafein
1. Timbang 10 gr daun teh kering tambah 10 gr kalsium karbonat dan 100 ml
air
2. Masukkan campuran ke dalam labu alas bulat dan hubungkan dengan
kondesor refluks
3. Panaskan selama 20 menit (waktu dihitung setelah refluks 1)
4. Saring dalam keadaan panas melalui corong dengan kertas saring biasa.
Kertas saring diganti jika terjadi kebuntuan. Residu dicuci dengan 150 – 250
ml air panas
5. Dinginkan filtrate sampai suhu kamar
6. Masukkan filtrate kedalam corong pisah dan diekstraksi 2 kali dengan 25
ml/10 ml kloroform
7. Gabung lapisan kloroform dan uapkan melalui proses destilasi
8. Larutkan residu dengan 10 ml kloroform lalu uapkan dalam lemari asam
dengan penangas uap.
9. Residu ditambah aseton kemudian larutan dinginkan dan saring dengan
penyaringan vakum
10.Kristal yang diperoleh dikeringkan diudara dan timbang
b) Pemisahan kafein dari minuman
1. 50 ml sampel diekstraksi dengan 50 ml diklorometan
2. Kocok dan biarkan 15 menit
3. Pisahkan
4. Saring
5. Pipet 1 ml dan masukan ke gelas vial
6. Analisis dengan HPLC
c) Pembuatan Larutan Standard Kafein dan Penyiapan Sampel
1. Buat larutan kafein 1000 ppm kemudian encerkan menjadi 10 ppm, 25 ppm,
50 ppm, dan 100 ppm.
2. Larutkan kristal kafein hasil isolasi dengan metanol dan masukkan ke dalam
labu takar 25 ml
3. Impitkan larutan lalu saring untuk menghilangkan kotoran sampel.
4. Sampel siap diuji HPLC, jika terlalu pekat, sampel dipipet 2 ml dan
diencerkan ke dalam labu takar 10 ml
9. Klik File, Open Method File untuk membuka file metode analisa kafein.
10. Isi parameter (dalam kotak merah) Total Pump A Flow (laju alir) 1,0
ml/mnt, solvent B Cont = 70 % (metanol) (untuk parameter LC Stop Time
isi dengan 0.01)
.
14. Untuk mengetahui tingkat kelinieran baseline, lakukan Baseline Check
17. Isi parameter yang diinginkan (Sample Name , misalnya kafein 25 ppm.
Sample ID boleh tidak diisi. Methode File, di klik sebelah kanan yang
berwarna hijau, untuk mencari file methode analisa kafein. Data File, klik
sebelah kanan yang berwarna kuning untuk menentukan folder
penyimpanan).
18. Klik OK akan muncul tampilan berikut:
19. Lakukan injeksi baku dengan cara memutar tuas injektor Rheodyne ke
posisi LOAD, injeksikan ± 60 L larutan baku, putar tuas ke posisi
INJECT. Analisis akan segera berlangsung sesuai dengan waktu analisis
yang telah diset.
20. Ulangi langkah diatas (point 2 – 5) untuk injeksi baku berikutnya.
1. Setelah injeksi, katup injeksi diputar kembali kebawah
dan syringe segera dikeluarkan
2. Sampel yang telah diinjeksi akan mengalir bersama
solven menuju kolom
3. Hasil pemisahan akan dideteksi oleh detektor melalui
recorder
4. Gambar kromatogram akan segera muncul pada
komputer
21 Mencetak Laporan
5. Perhitungan
6. Pustaka