Anda di halaman 1dari 8

Baik kita mulai diskusi dan review mengenai modul 1 -5

Kita mulai dr FTIR, silahkan siapa yg mau meragkum mengenai FTIr


 pada dasarnya Spektrofotometer FTIR ( Fourier Trasform Infra Red ) adalah sama dengan
Spektrofotometer IR dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan pada sistim
optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Spektroskopi ini berdasarkan pada
vibrasi suatu molekul.Apabila ikatan bergetar, maka energi vibrasi terus menerus meningkat dan
secara periodik berubah dari energi kinetik ke energi potensial dan sebaliknya. Jumlah
energitotal adalah sebanding dengan frekuensi vibrasi dan tetapan gaya (k) dari pegas danmassa
(m1 dan m2) dari dua atom yang terikat. Energi yang dimiliki oleh sinar inframerah hanya cukup
kuat untuk mengadakan perubahan vibrasi.
 FTIR digunakan untuk identifikasi senyawa, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis
kualitatif dengan FTIR umumnya digunakan untuk identifikasi gugus fungsi yang terdapat dalam
senyawa yang di analisis. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan
konsentrasi analit dalam sampel
 ok, bagaimana menentukan gugus fungsi dan menentukan kadar dengan FTIR?
 Menentukan gugus fungsi dapat melihat dari grafik yang ditampilkan di komputer setelah itu
dapat menentukannua dengan melihat interpretasi data FTIR, menentukan kadar dengan FTIR
dapat menggunakan hukum Lambert Beer. Dengan enentukan gugus fungsi yang dapat dilihat
dari grafik yang ditampilkan pada komputer setelah itu menentukan interpretasi data FTIR,
dengan hukum lambert beer
 Setelah menentukan gugus fungsi yang terkandung dalam senyawa ,maka kita dapat
mengidentifikasi apa senyawa tersebut ,dan karena setiap gugus fungsi ,memiliki puncak yang
khas dan berbeda
 ok betul, tapi pada praktiknya analisis kuantitatif dengan FTIR itu jarang dilakukan ya tapi pada
prinsipnya sama dengan spektro kita menggunakan hukum Lambert Beer9 dimana konsentrasi
akan berbanding lurus denggan absorbansi
 Cara menentukan gugus fungsi di lihat dari peak (puncak absorbansi) dalam daerah di panjang
gelombang tertentu, lalu melihat ikatan yang ada dalam peak tersebut termasuk ikatan apa.
Cara menentukan Analisis gugus fungsi suatu sampel dilakukan dengan membandingkan pita
absorbsi yang terbentuk pada spektrum infra merah menggunakan tabel korelasi dan
menggunakan spektrum senyawa pembanding (yang sudah diketahui). Dengan demikian
diharapkan identifikasi gugus fungsi dapat dilakukan dengan efektif.
modul 2 yaitu potensiometri
 Potensiometri adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari ilmu pengukuran potensial
dari suatu elektroda. Pengukuran potensial elektroda banyak digunakan untuk dalam ilmu
kefarmasian terutama untuk pengukuran pH. Metode analisis potensiometri ini didasarkan
pada pengukuran potensial sel elektrokimia
 Alat yang digunakan untuk melakukan percobaan ini adalah potensiometri atau pH meter
dengan elektroda kerja dan referensi yang tercelup dalam larutan yang diukur. Hasil
pengukuran berupa harga potnsional elektroda yang dapat dibuat kurva hubungan antara
potensial (E) dan volume pereaksi
 Potensiometri adalah suatu teknik analisis pengukuran konsentrasi sebagai fungsi dari
potensial dalam suatu sel elektrokimia. Metode ini sangat berguna untuk menentukan titik
ekuivalen suatu titrasi secara instrumen sebagai pengganti indikator visual. Ketelitian titrasi
potensiometri lebih tinggi dibandingkan dengan titrasi visual yang menggunakan indikator.
Titrasi potensiometri dapat diaplikasikan pada titrasi-titrasi redoks, kompleksometri, asam
basa, dan pengendapan. Alat-alat yang diperlukan dalam titrasi potensiometri adalah
elektrode pembanding, elektrode indikator dan alat pengukur potensial. Pengukuran
potensial dapat dilakukan secara langsung dengan alat potensiometer atau tidak langsung
melalui pengukuran pH dengan alat pH meter.
 Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda potensial sel dari
suatu sel elektrokimia. Pada potensiometri mempelajari hubungan antara konsentrasi
dengan potensial. Metode ini digunakan untuk mengukur potensial, pH suatu larutan,
menentukan titik akhir titrasi dan menentukan konsentrasi ion-ion tertentu dengan
menggunakan elektroda selektif ion. Susunan alat pada potensiometri meliputi elektroda
pembanding (referenceelectrode), elektroda indikator (indicator electrode), dan alat
pengukur potensial.
 Prinsip potensiometri yaitu Metode analisis kimia didasarkan pada pengukuran potensial
listrik antara elektroda indikator (elektroda yang potensialnya bergantung pada ion dari
senyawa yang akan ditetapkan) dan elektroda pembanding (elektroda yang dicelupkan pada
larutan).
 Kelemahan dari Potensiometri ini munculnya kesalahan alkali, yaitu kesalahan yang timbul
karena elektroda gelas juga memberikan respon terhadap konsentrasi ion alkali dalam
larutan yang bersifat basa
 Potensiometri merupakan suatu metode analisis kimia, sesuai nama yang diusulkan, yang
melibatkan pengukuran potensial dari suatu sel Galvani. Secara umum sel terdiri dari dua
buah setengah sel dan kita dapat menggunakan persamaan Nernst untuk menghitung
nilai potensial sel. Sebagai contoh dari suatu sel Galvani . yang dituliskan notasinya
berikut :
Zn (s) │ Zn2+(aq) ║ Cu2+(aq) │ Cu (s)
 Lalu kapan bisa digunakan metode potensiometri ini?
 bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi
Silahkan sampaikan rangkuman KCKT ya
=> Uji kesesuaian system adalah bagian integral dari metode kromatografi cair dan kromatografi gas. Uji ini
digunakan untuk verifikasi bahwa system kromatografi memadai untuk analisis tersebut. Faktor yang
mempengaruhi kondisi kromatografi sebagai berikut :
1. Komposisi, kekuatan ion, suhu, dan pH fase gerak
2. Laju alir, ukuran kolom, suhu kolom, dan tekanan.
3. Karakteristik fase diam, termasuk jenis pendukung kromatografi (berbahan partikel dan monolitik),
partikel atau ukuran berpori besar, porositas dan permukaan area tertentu.
4.Fase terbalik dan modifikasi permukaan lain suatu fase diam, modifikasi bahan kimia yang luas
(seperti end capping, loading carbon, dan lain-lain.)
=>Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) yg berfungsi untuk memisahkan berbagai komponen
penyusun dalam suatu sample. Kinerja tinggi dari kromatografi awalnya ditentukan oleh ketinggian
tekanannya. Namun perkembangan teknologi telah menghasilkan produk kromatpgrafi cair bekerja
tinggi tekanan tidak terlalu tinggi.

Secara umum KCKT digunakan dalam kondisi-kondisi berikut:


1. Pemisahan berbagai senyawa organic maupun anorganik
2. Analisis ketidak murnian
3. Analisis senyawa-senyawa yang tidak mudah manguap
4. Penentuan molekul netral
5. Isolasi dan pemurnian senyawa
 KCKT berdasarkan kepolaran kolomnya dibagi menjadi dua yaitu fase normal menggunakan fase diam
lebih polar daripada fase gerak. Sedangkan pada kromatografi fase terbalik, faser gerak lebih polar
daripada fase diam.
 Kromatografi cair berperforma tinggi merupakan salah satu teknik kromatografi untuk zat cair yang
biasanya disertai dengan tekanan tinggi. Seperti teknik kromatografi pada umumnya, HPLC berupaya
untuk memisahkan molekul berdasarkan perbedaan afinitasnya terhadap zat padat tertentu. Kerja KCKT
pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit berdasarkan kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom
(sebagai fasa diam) dan larutan tertentu sebagai fasa geraknya. Yang paling membedakan HPLC dengan
kromatografi lainnya adalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak. Campuran
analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan kecepatannya untuk sampai ke detektor (waktu
retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang puncak-puncaknya terpisah.
 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Performance Liquid Chromatography (HPLC) merupakan
salah satu metode fisikokimia berdasarkan pada teknik kromatografi di mana fase geraknya berupa cairan
dan fase diam dapat dalam bentuk cair atau padat. Metode ini sangat bermanfaat di bidang farmasi untuk
menganalisis secara simultan beberapa analit dalam martiks sederhana maupun kompleks.
 Keunggulan Metode HPLC
1.Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran
2.Mudah melaksanakannya
3.Kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi
4.Dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang dianalisis
5.Resolusi yang baik
6.Dapat digunakan bermacam-macam detector
7.Kolom dapat digunakan kembali
8.Mudah melakukan “sample recovery”
=> Teknik dasar pemisahan kromatografi adalah perbedaan kecepatan migrasi analit melalui fase diam
dengan gerakan fase gerak cair yang digunakan untuk penentuan kualitatif dan kuantitatif senyawa-senyawa
yang tidak mudah menguap.
=> Namun, KCKT memiliki keterbatasan dalam identifikasi senyawa yang komplek karena sulit untuk
memperoleh resolusi yang baik, kecuali KCKT dihubungkan dengan spektrometer massa (MS).
-> Kerja HPLC/ KCKT pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit berdasarkan kepolarannya, alatnya
terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan tertentu sebagai fasa geraknya. Yang paling membedakan
HPLC dengan kromatografi lainnya adalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak.
Campuran analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan kecepatannya untuk sampai ke detektor
(waktu retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang puncak-puncaknya terpisah.
*Ada yang bisa melengkapi. Komponen KCKT apa saja
Wadah fase gerak
Injektor
Pompa
Kolom
Detektor
Integrator dan
Recorder
Komponen utama dalam KCKT adalah juga komponen dalam kromatografi lainnya yaitu wadah/kemasan
fase gerak, fase gerak, pompa KCKT, kolom, fase diam, detektor, dan perangkat komponen pendukung lainnya.
Wadah Fase Gerak
Wadah fase gerak dalam KCKT harus terbuat dari bahan yang bersih dan inert. Wadah ini dapat
menampung sekurang-kurangnya 1-2 liter fase gerak, dan terlebih dahulu harus dibebasgaskan. Kehadiran gas
dalam wadah fase gerak ini akan menimbulkan gelembung gas pada pompa dan detektor yang akan sangat
mengacaukan hasil analisis.
Fase Gerak
Fase gerak dalam KCKT harus berupa pelarut, buffer, ataupun reagen dengan tingkat kemurnian yang
sangat tinggi, yaitu suatu cairan yang berderajat KCKT (HPLC grade). Adanya pengotor dalam fase gerak akan
menyebabkan gangguan pada sistem kromatografi. Partikel-partikel kecil yang terdapat dalam fase gerak yang
kurang murni dapat mengakibatkan kekosongan kolom KCKT.
Fase gerak atau dikenal juga dengan istilah eluen umumnya merupakan campuran pelarut yang berperan
dalam daya elusi dan resolusi analisis. Daya elusi dan resolusi KCKT ditentukan oleh polaritas keseluruhan
pelarut, polaritas fase diam, dan sifat-sifat komponen dalam sampel.
=>Faktor yang mempengaruhi kondisi kromatografi sebagai berikut :
1. Komposisi, kekuatan ion, suhu, dan pH fase gerak
2. Laju alir, ukuran kolom, suhu kolom, dan tekanan.
3. Karakteristik fase diam, termasuk jenis pendukung kromatografi (berbahan partikel dan monolitik),
partikel atau ukuran berpori besar, porositas dan permukaan area tertentu.
4.Fase terbalik dan modifikasi permukaan lain suatu fase diam, modifikasi bahan kimia yang luas (seperti
end capping, loading carbon, dan lain-lain.)
=> Suatu sistem dikatakan sesuai jika memenuhi persyaratan presisi, resolusi (daya pisah, faktor ikutan,
efesiensi kolom dan faktor kapasitas
=> Parameter UKS HPLC
tR < 10 menit
AUC > 1
Tf ≤ 2,0*
K’ 1<k’<10
N ≥10000
Rs ≥1,5
=>Uji kesesuaian system adalah bagian integral dari metode kromatografi cair dan kromatografi gas. Uji ini
digunakan untuk verifikasi bahwa system kromatografi memadai untuk analisis tersebut. Faktor yang
mempengaruhi kondisi kromatografi sebagai berikut :
1. Komposisi, kekuatan ion, suhu, dan pH fase gerak
2. Laju alir, ukuran kolom, suhu kolom, dan tekanan.
3. Karakteristik fase diam, termasuk jenis pendukung kromatografi (berbahan partikel dan monolitik),
partikel atau ukuran berpori besar, porositas dan permukaan area tertentu.
4.Fase terbalik dan modifikasi permukaan lain suatu fase diam, modifikasi bahan kimia yang luas (seperti
end capping, loading carbon, dan lain-lain.)
Ibu izin beratnya, Nilai tR yang di lihat di beberapa jurnal suka berbeda bu, ada yang 5 menit ada yang 10
menit, dll. Kalau yang aslinya itu berapa ya?
Kalau nilai tR itu tergantung senyawa nya apa.
Waktu retensi untuk UKS disesuaikan dengan Waktu retensi senyawa tersebut dengan pustakanya
kromatografi gas
=>GCMS merupakan metode pemisahan senyawa organik yang menggunakan dua metode
analisis senyawa yaitu kromatografi gas (GC) untuk menganalisis jumlah senyawa secara kuantitatif
dan spektrometri massa (MS) untuk menganalisis struktur molekul senyawa analit.
Gas kromatografi merupakan salah satu teknik spektroskopi yang menggunakan prinsip
pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi komponen-komponen
penyusunnya. Gas kromatografi biasa digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang
terdapat pada campuran gas dan juga menentukan konsentrasi suatu senyawa dalam fase gas.
Spektroskopi massa adalah suatu metode untuk mendapatkan berat molekul dengan cara
mencari perbandingan massa terhadap muatan dari ion yang muatannya diketahui dengan
mengukur jari-jari orbit melingkarnya dalam medan magnetik seragam.
Prinsip Kerja Cromatografy Mass Spectrometry (GCMS)
GC-MS adalah terdiri dari dua blok bangunan utama: kromatografi gas dan spektrometer massa .
Kromatografi gas menggunakan kolom kapiler yang tergantung pada dimensi kolom itu (panjang,
diameter, ketebalan film) serta sifat fase (misalnya 5% fenil polisiloksan). Perbedaan sifat kimia
antara molekul-molekul yang berbeda dalam suatu campuran dipisahkan dari molekul dengan
melewatkan sampel sepanjang kolom. Molekul-molekul memerlukan jumlah waktu yang berbeda
(disebut waktu retensi) untuk keluar dari kromatografi gas, dan ini memungkinkan spektrometer
massa untuk menangkap, ionisasi, mempercepat, membelokkan, dan mendeteksi molekul
terionisasi secara terpisah. Spektrometer massa melakukan hal ini dengan memecah masing-masing
molekul menjadi terionisasi mendeteksi fragmen menggunakan massa untuk mengisi rasio.
 GCMS merupakan metode pemisahan senyawa organik yang menggunakan dua metode analisis
senyawa yaitu kromatografi gas (GC) untuk menganalisis jumlah senyawa secara kuantitatif dan
spektrometri massa (MS) untuk menganalisis struktur molekul senyawa analit.
Instrumen nya
- carrier gas supply (Gas pembawa)
Gas yang dapat digunakan pada dasarnya haruslah inert, kering, dan bebas oksigen. Kondisi
seperti ini dibutuhkan karena gas pembawa ini dapat saja bereaksi dan dapat mempengaruhi
gas yang akan dipelajari atau diidentifikasi.

- Injeksi Sampel
sampel yang akan dianalisis diinjeksikan pada mesin menggunakan semprit kecil. Jarum semprit
menembus lempengan karet tebal (Lempengan karet ini disebut septum) yang mana akan
mengubah bentuknya kembali secara otomatis ketika semprit ditarik keluar dari lempengan
karet tersebut.
- Kolom
Ada dua tipe utama kolom dalam kromatografi gas-cair. Tipe pertama, tube panjang dan tipis berisi
material padatan; Tipe kedua, lebih tipis dan memiliki fase diam yang berikatan dengan bagian
terdalam permukaannya. Ada tiga hal yang dapat berlangsung pada molekul tertentu dalam
campuran yang diinjeksikan pada kolom:
*Molekul dapat berkondensasi pada fase diam.
*Molekul dapat larut dalam cairan pada permukaan fase diam
*Molekul dapat tetap pada fase gas
=> Tahap-tahap suatu rancangan penelitian GC/MS:
1. Sample preparation
2. Derivatisasi sampel
3. Injeksi
4. GC separation
5. MS detector
6. Scanning
=> Keunggulan dari metode ini adalah sebagai berikut :
Efisien, resolusi tinggi sehingga dapat digunakan untuk menganalisa partikel berukuran sangat
kecil seperti polutan dalam udara
Aliran fasa bergerak (gas) sangat terkontrol dan kecepatannya tetap.
Pemisahan fisik terjadi didalam kolom yang jenisnya banyak sekali, panjang dan temperaturnya
dapat diatur.
Banyak sekali macam detektor yang dapat dipakai pada kromatografi gas (saat ini dikenal 13
macam detektor) dan respons detektor adalah proporsional dengan jumlah tiap komponen yang
keluar dari kolom.
Sangat mudah terjadi pencampuran uap sampel kedalam fasa bergerak.
Kromatograf sangat mudah digabung dengan instrumen fisika-kimia yang lainnya, contohnya
GC/FT-IR/MS.
Analisis cepat, biasanya hanya dalam hitungan menit.
Tidak merusak sampel.
Sensitivitas tinggi sehingga dapat memisahkan berbagai senyawa yang saling bercampur dan
mampu menganalisa berbagai senyawa meskipun dalam kadar/konsentrasi rendah. Seperti
dalam udara, terdapat berbagai macam senyawa yang saling bercampur dan dengan ukuran
partikel/molekul yang sangat kecil.
 Keadaan sampel GCMS harus dalam keadaan larutan untuk diijeksikan ke dalam kromatografi.
Pelarut harus bersifat volatile dan organic (sebagai contoh heksana atau dikllorometana).
 Prinsip Kerja Instrumen GC MS
 Sampel yang diinjeksikan ke dalam Kromatografi Gas akan diubah menjadi fasa uap dan dialirkan
melewati kolom kapiler dengan bantuan gas pembawa. Pemisahan senyawa campuran menjadi
senyawa tunggal terjadi berdasarkan perbedaan sifat kimia dan waktu yang diperlukan bersifat
spesifik untuk masing-masing senyawa. Pendeteksian berlangsung di dalam Spektroskopi Massa
dengan mekanisme penembakan senyawa oleh elektron menjadi molekul terionisasi dan
pencatatan pola fragmentasi yang terbentuk dibandingkan dengan pola fragmentasi senyawa
standard yang diindikasikan dengan prosentase Similarity Index (SI).
 Dalam kromatografi gas, fasa gerak berupa gas pembawa, biasanya gas inert seperti helium atau
gas yang tidak reaktif seperti nitrogen. Fasa diam berupa lapisan cairan mikroskopik atau
polimer di atas padatan pendukung fasa diam, yang berada di dalam tabung kaca atau logam
yang disebut kolom. Instrumen yang digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut
dengan gas kromatograf (atau "aerograf" atau "pemisah gas").

 Senyawa dalam fasa gas yang dianalisis berinteraksi dengan dinding kolom, yang dilapisi dengan
fasa diam. Hal ini menyebabkan masing-masing senyawa mengalami elusi pada waktu yang
berbeda, dan ini dikenal sebagai waktu retensi senyawa. Perbandingan waktu retensi
merupakan keluaran dari KG yang dapat dianalisis.

 Secara prinsip, kromatografi gas sama dengan kromatografi kolom (sama juga dengan
kromatografi jenis lain seperti KCKT, KLT), tetapi terdapat beberapa perbedaan yang perlu
dicatat. Pertama, proses pemisahan campuran terjadi antara fasa diam cairan dan fasa gerak
gas, sementara dalam kromatografi kolom, fasa diam adalah padat dan fasa gerak berupa
cairan. (Oleh karena itu, sebutan lengkap prosedur ini adalah "Kromatografi gas–cair", yang
merujuk pada fasa gerak dan fasa diam.) Kedua, kolom yang dilalui fasa gas terletak di dalam
oven dengan temperatur gas yang dapat dikendalikan, sementara kromatografi kolom
(biasanya) tidak dilengkapi pengendali temperatur. Terakhir, konsentrasi senyawa dalam fasa
gas murni merupakan fungsi dari tekanan uap gas.

 Kromatografi gas juga mirip dengan distilasi fraksi, karena keduanya melakukan proses
pemisahan komponen campuran berdasarkan perbedaan titik didih (atau tekanan uap). Meski
demikian, distilasi fraksi biasanya digunakan untuk memisahkan komponen campuran dalam
skala besar, sementara KG hanya dapat digunakan untuk skala yang jauh lebih kecil (skala
mikro).

 Kromatografi gas kadang dikenal sebagai kromatografi fasa uap (KFU) (en: vapour-phase
chromatography, VPC), atau kromatografi partisi gas–cair (KPGC) (en: gas–liquid partition
chromatography, GLPC). Nama alternatif ini, begitu pula singkatannya, sering digunakan dalam
literatur saintifik. Sejujurnya, KPGC adalah terminologi yang paling tepat, dan oleh karenanya
banyak digunakan oleh para penulis sains.
 GC-MS digunakan untuk identifikasi kualitatif dan pengukuran kuantitatif dari komponen
individual dalam senyawa campuran kompleks.
 Kekurangan dari metode ini adalah sebagai berikut:
a. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap.
b. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah
besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin
dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode
lain.
c. Base gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam
dan zat terlarut.
*Selain mudah menguap syarat sampel dengan gcms apalagi?
Izin menambahkan teh Syarat dilakukan gcms adalah
1.mudah menguap
2. Sampel berupa gas atau volatil (mudah menguap)
3.non volatil pada temperatur kolom
3. stabil terhadap panas
baik kita punya dua persamaan regresi kan ya, yang pct : y= 378,776x+6617,304 dan kafein : y=
79512,0903x+361678,9333
data AUC pct dimasukan ke persamaan regresi PCT sebagai nilai y, maka dicari nilai x nya
contoh untuk PCT replikasi 1 , nilai AUC = 4087890, maka nilai x = (4087890-6617,304)/378776
=10,77 ppm
Untuk AUC kafein dimasukan ke persamaan regresi kafein sebagi nilai y dicari x nya
Setelah mendapat ppm atau bpj dihitung mg nya pakai rumus yg sama dengan spektro, ppm *
volume labu ukur 1 * faktor pengenceran / 1000

Anda mungkin juga menyukai