- Injeksi Sampel
sampel yang akan dianalisis diinjeksikan pada mesin menggunakan semprit kecil. Jarum semprit
menembus lempengan karet tebal (Lempengan karet ini disebut septum) yang mana akan
mengubah bentuknya kembali secara otomatis ketika semprit ditarik keluar dari lempengan
karet tersebut.
- Kolom
Ada dua tipe utama kolom dalam kromatografi gas-cair. Tipe pertama, tube panjang dan tipis berisi
material padatan; Tipe kedua, lebih tipis dan memiliki fase diam yang berikatan dengan bagian
terdalam permukaannya. Ada tiga hal yang dapat berlangsung pada molekul tertentu dalam
campuran yang diinjeksikan pada kolom:
*Molekul dapat berkondensasi pada fase diam.
*Molekul dapat larut dalam cairan pada permukaan fase diam
*Molekul dapat tetap pada fase gas
=> Tahap-tahap suatu rancangan penelitian GC/MS:
1. Sample preparation
2. Derivatisasi sampel
3. Injeksi
4. GC separation
5. MS detector
6. Scanning
=> Keunggulan dari metode ini adalah sebagai berikut :
Efisien, resolusi tinggi sehingga dapat digunakan untuk menganalisa partikel berukuran sangat
kecil seperti polutan dalam udara
Aliran fasa bergerak (gas) sangat terkontrol dan kecepatannya tetap.
Pemisahan fisik terjadi didalam kolom yang jenisnya banyak sekali, panjang dan temperaturnya
dapat diatur.
Banyak sekali macam detektor yang dapat dipakai pada kromatografi gas (saat ini dikenal 13
macam detektor) dan respons detektor adalah proporsional dengan jumlah tiap komponen yang
keluar dari kolom.
Sangat mudah terjadi pencampuran uap sampel kedalam fasa bergerak.
Kromatograf sangat mudah digabung dengan instrumen fisika-kimia yang lainnya, contohnya
GC/FT-IR/MS.
Analisis cepat, biasanya hanya dalam hitungan menit.
Tidak merusak sampel.
Sensitivitas tinggi sehingga dapat memisahkan berbagai senyawa yang saling bercampur dan
mampu menganalisa berbagai senyawa meskipun dalam kadar/konsentrasi rendah. Seperti
dalam udara, terdapat berbagai macam senyawa yang saling bercampur dan dengan ukuran
partikel/molekul yang sangat kecil.
Keadaan sampel GCMS harus dalam keadaan larutan untuk diijeksikan ke dalam kromatografi.
Pelarut harus bersifat volatile dan organic (sebagai contoh heksana atau dikllorometana).
Prinsip Kerja Instrumen GC MS
Sampel yang diinjeksikan ke dalam Kromatografi Gas akan diubah menjadi fasa uap dan dialirkan
melewati kolom kapiler dengan bantuan gas pembawa. Pemisahan senyawa campuran menjadi
senyawa tunggal terjadi berdasarkan perbedaan sifat kimia dan waktu yang diperlukan bersifat
spesifik untuk masing-masing senyawa. Pendeteksian berlangsung di dalam Spektroskopi Massa
dengan mekanisme penembakan senyawa oleh elektron menjadi molekul terionisasi dan
pencatatan pola fragmentasi yang terbentuk dibandingkan dengan pola fragmentasi senyawa
standard yang diindikasikan dengan prosentase Similarity Index (SI).
Dalam kromatografi gas, fasa gerak berupa gas pembawa, biasanya gas inert seperti helium atau
gas yang tidak reaktif seperti nitrogen. Fasa diam berupa lapisan cairan mikroskopik atau
polimer di atas padatan pendukung fasa diam, yang berada di dalam tabung kaca atau logam
yang disebut kolom. Instrumen yang digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut
dengan gas kromatograf (atau "aerograf" atau "pemisah gas").
Senyawa dalam fasa gas yang dianalisis berinteraksi dengan dinding kolom, yang dilapisi dengan
fasa diam. Hal ini menyebabkan masing-masing senyawa mengalami elusi pada waktu yang
berbeda, dan ini dikenal sebagai waktu retensi senyawa. Perbandingan waktu retensi
merupakan keluaran dari KG yang dapat dianalisis.
Secara prinsip, kromatografi gas sama dengan kromatografi kolom (sama juga dengan
kromatografi jenis lain seperti KCKT, KLT), tetapi terdapat beberapa perbedaan yang perlu
dicatat. Pertama, proses pemisahan campuran terjadi antara fasa diam cairan dan fasa gerak
gas, sementara dalam kromatografi kolom, fasa diam adalah padat dan fasa gerak berupa
cairan. (Oleh karena itu, sebutan lengkap prosedur ini adalah "Kromatografi gas–cair", yang
merujuk pada fasa gerak dan fasa diam.) Kedua, kolom yang dilalui fasa gas terletak di dalam
oven dengan temperatur gas yang dapat dikendalikan, sementara kromatografi kolom
(biasanya) tidak dilengkapi pengendali temperatur. Terakhir, konsentrasi senyawa dalam fasa
gas murni merupakan fungsi dari tekanan uap gas.
Kromatografi gas juga mirip dengan distilasi fraksi, karena keduanya melakukan proses
pemisahan komponen campuran berdasarkan perbedaan titik didih (atau tekanan uap). Meski
demikian, distilasi fraksi biasanya digunakan untuk memisahkan komponen campuran dalam
skala besar, sementara KG hanya dapat digunakan untuk skala yang jauh lebih kecil (skala
mikro).
Kromatografi gas kadang dikenal sebagai kromatografi fasa uap (KFU) (en: vapour-phase
chromatography, VPC), atau kromatografi partisi gas–cair (KPGC) (en: gas–liquid partition
chromatography, GLPC). Nama alternatif ini, begitu pula singkatannya, sering digunakan dalam
literatur saintifik. Sejujurnya, KPGC adalah terminologi yang paling tepat, dan oleh karenanya
banyak digunakan oleh para penulis sains.
GC-MS digunakan untuk identifikasi kualitatif dan pengukuran kuantitatif dari komponen
individual dalam senyawa campuran kompleks.
Kekurangan dari metode ini adalah sebagai berikut:
a. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap.
b. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah
besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin
dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode
lain.
c. Base gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam
dan zat terlarut.
*Selain mudah menguap syarat sampel dengan gcms apalagi?
Izin menambahkan teh Syarat dilakukan gcms adalah
1.mudah menguap
2. Sampel berupa gas atau volatil (mudah menguap)
3.non volatil pada temperatur kolom
3. stabil terhadap panas
baik kita punya dua persamaan regresi kan ya, yang pct : y= 378,776x+6617,304 dan kafein : y=
79512,0903x+361678,9333
data AUC pct dimasukan ke persamaan regresi PCT sebagai nilai y, maka dicari nilai x nya
contoh untuk PCT replikasi 1 , nilai AUC = 4087890, maka nilai x = (4087890-6617,304)/378776
=10,77 ppm
Untuk AUC kafein dimasukan ke persamaan regresi kafein sebagi nilai y dicari x nya
Setelah mendapat ppm atau bpj dihitung mg nya pakai rumus yg sama dengan spektro, ppm *
volume labu ukur 1 * faktor pengenceran / 1000