Anda di halaman 1dari 2

TUGAS KIMIA FORENSIK

Sekar Ayu Agustin


41204720118041
KIMIA-REGULER
MENDESKRIPSIKAN INSTRUMEN INSTRUMEN YANG DIBUTUHKAN DALAM
DOKUMEN FORENSIK
GC-MS
GCMS (Gas Cromatography and Mass Spectroscopy) adalah alat yang digunakan untuk
menganalisa senyawa didalam sampel. Metode analisa menggunakan GC MS (Gas
Chromatography¬-Mass Spectroscopy) dapat mengukur jenis dan kandungan senyawa dalam
suatu sampel baik secara kualitatif dan kuantitatif. Instrumen ini merupakan perpaduan dari
dua buah instrumen, yaitu Kromatografi Gas yang berfungsi untuk memisahkan senyawa
menjadi senyawa tunggal dan Spektroskopi Massa yang berfungsi mendeteksi jenis senyawa
berdasarkan pola fragmentasinya. Pengukuran menggunakan GC MS pada umumnya hanya
dibatasi untuk senyawa berwujud gas atau cairan yang mempunyai tekanan uap minimal 10-
10 torr.
 Prinsip Kerja Instrumen GC MS
Sampel yang diinjeksikan ke dalam Kromatografi Gas akan diubah menjadi fasa uap dan
dialirkan melewati kolom kapiler dengan bantuan gas pembawa. Pemisahan senyawa
campuran menjadi senyawa tunggal terjadi berdasarkan perbedaan sifat kimia dan waktu
yang diperlukan bersifat spesifik untuk masing-masing senyawa. Pendeteksian berlangsung di
dalam Spektroskopi Massa dengan mekanisme penembakan senyawa oleh elektron menjadi
molekul terionisasi dan pencatatan pola fragmentasi yang terbentuk dibandingkan dengan
pola fragmentasi senyawa standard yang diindikasikan dengan prosentase Similarity Index
(SI).
 Prosedur Penggunaan Instrumen GC MS
Pilih metode yang sesuai dengan sampel yang akan dianalisa, setelah instrument siap sampel
diinjek sebanyak volume yang telah ditentukan. Ketika waktu analisa berakhir, puncak yang
dihasilkan pada kromatogram akan dicocokkan dengan senyawa yang ada pada library
sehingga dapat diketahui kandungan senyawa di dalam sampel.
 Aplikasi
Mendeteksi unknown compounds dan komposisi senyawa dalam suatu sampel
 Hasil
Menghasilkan data diagram kromatogram menunjukkan senyawa dalam suatu sampel
HPLC
HPLC adalah kepanjangan High-performance liquid chromatography atau kadang disebut
High-pressure liquid chromatography (KCKT) adalah sebuah teknik analisis untuk
membedakan zat/senyawa dan memisahkan serta mengukur jumlahnya dalam suatu
campuran campuran. HPLC ini sering digunakan pada laboratorium kimia (quality control) ,
makanan, limbah, biologi maupun farmasi.
 Prinsip HPLC
Prinsip kerja HPLC adalah pemisahan komponen berdasarkan kepolarannya, setiap campuran
yang keluar akan terdeteksi dengan detektor dan rekaman dalam bentuk kromatogram.
Dimana jumlah puncak menyatakan jumlah komponen, sedangkan luas puncak menyatakan
konsentrasi komponen dalam campuran. Interkasi analait pada fase diam dan fase gerak
pemisahan. Pemisahan ini dihargai oleh kekuatan interaksi dan kepolaran. Bila analit lebih
polar dia akan menempel ke fase yang lebih polar, bila fase diam lebih polar maka analit akan
menempel banyak di dase diam. Akhirnya akan menciptakan fase pemisahan-pemisahan.
Deteksi menggunakan detektor (UV-VIS) akan mengenali pemisahan analit ini setelah
melewati kolom HPLC. Sinyal akan dikonversi dan direkam oleh komputer dan ditunjukkan
menjadi kromatogram.
 Mekanisme dasar HPLC
Fase gerak biasanya adalah campran air, asetonitril dan metanol. Berbagai komponen
campuran interaksi pada berbagai tingkatan karena interaksi fase diam dan gerak.
 Hasil
Berupa Grafik Kromatogram komposis fase gerak
FT-IR
FTIR adalah sebuah teknik untuk memperoleh spektrum inframerah dari penyerapan atau
emisi zat padat, cair, atau gas. Secara sederhananya, prinsip kerja FTIR adalah untuk
mengidentifikasi senyawa, mendeteksi gugus fungsi, dan menganalisis campuran dan sampel
yang dianalisis. Umumnya, FTIR lebih sering digunakan untuk mengidentifikasi senyawa
organik, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Prinsip FTIR
 Prinsip kerja FTIR
Prinsip kerja spektrofotometer inframerah adalah fotometri. Sinar dari sumber sinar
inframerah merupakan kombinasi dari panjang gelombang yang berbeda- beda. Sinar yang
melaluI interferometer akan difokuskan pada tempat sampel. Sinar yang ditransmisikan oleh
sampel difokuskan ke detektor. Perubahan intensitas sinar menghasilkan suatu gelombang
interferens. Gelombang ini diubah menjadi sinyal oleh detektor, diperkuat oleh penguat, lalu
diubah menjadi sinyal digital. Pada sistem optik FTIR, radiasi laser diinterferensikan dengan
radiasi inframerah agar sinyal radiasi inframerah diterima oleh detektor secara utuh dan lebih
baik.
 Hasil
Menghasilkan Pola FTIR terdapat gugus fungsi yang teridentifikasi pada sampel.

Anda mungkin juga menyukai