Anda di halaman 1dari 14

KIMIA ANALITIK

Titrasi Potensiometri

KELOMPOK 7 :

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2019
DAFTAR ISI

Daftar isi ...................................................................................................................... i

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar belakang ................................................................................................. 3


1.2 Rumusan masalah ........................................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 3
1.4 Manfaat ............................................................................................................. 4

BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian Titrasi Potensiometri…………………………………….. .................. 5


2.2 Dasar Pengukuran Titrasi Potensiometri………………………………………….5
2.3 Penentuan Titik Ekivalen pada Titras Potensiometri…………………………….6
2.4 Tahapan dan Metode dalam Titrasi Potensiometri……………………………....8
2.5 Jenis-jenis Indikator dalam Titrasi Potensiometri……………………………… ..9
2.6 Keunggulan dan Kekurangan Analisis Titrasi Potensiometri…………………..11
2.7 Contoh Titrasi Potensimetri dan Pengukurannya………………………………..12

BAB III Penutup

3.1 Simpulan……………………………………………………………………………..13
3.2 Saran…………………………………………………………………………………13

Daftar pustaka

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran kuantitatif dalam kimia analitik secara umum dibedakan menjadi
potensiometri (berdasarkan potensial sel) dan voltammetri (berdasarkan arus sel).
Potensiometri adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pengukuran potensial
atau voltage dari suatu sel elektrokimia yang terdiri dari elektroda dan larutan. Larutan
tersebut berisi komponen utama yang mempunyai kemampuan mengion.
Dasar metode potensiometri adalah membuat sel elektrik dari suatu larutan
sehingga perbedaan potensial sel tersebut berkaitan dengan konsentrasi larutan.
Potensiometri adalah metode analisa kimia untuk menentukan potensial listrik
dengan menggunakan elektroda dan alat yang digunakan dalam potensiometri ini
adalah potensiometer. Potensiometri merupakan aplikasi langsung dari persamaan
Nernst dengan cara pengukuran potensial dua elektroda tidak terpolarisasi pada kondisi
arus nol. Persamaan Nersnt memberikan hubungan antara potensial relative suatu
elektroda dan konsentrasi spesies ioniknya yang sesuai dengan larutan. Dengan
pengukuran potensial reversible suatu elektroda, maka perhitungan aktivitas atau
konsentrasi suatu komponen dapat dilakukuan.
Metode potensiometri memerlukan setidaknya dua macam elektroda, yaitu
elektroda referensi eksternal yang memiliki potensial konstan dan elektroda selektif ion
atau biasa disebut juga elektroda referensi internal yang digunakan untuk pengukuran
dan dipisahkan dari larutan oleh suatu membran.(Wang 2001) Elektroda yang dipakai
pada percobaan adalah elektroda membran gelas yang digunakan pada potensiometer.
Elektrodanya adalah Ag-AgCl yang dirancang sebaik mungkin sehingga voltage hanya
bergantung pada konsentrasi ion H+ yang terletak di luar tabung elektroda.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari analisis titrasi potensiometri ?


2. Bagaimana dasar pengukuran titrasi potensiometri ?
3. Bagaimana penentuan titik ekivalen pada titrasi potensiometri ?
4. Bagaimana tahapan dan metode yang digunakan dalam titrasi potensiometri?
5 Apa saja jenis- jenis indikator dalam analisis titrasi potensiometri?
6. Bagaimana keunggulan dan kekurangan analisis secara potensiometri ?
7. Apa saja contoh titrasi potensiometri dan perhitungannya ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian dari analisis potensiometri

3
2. Mengetahui dasar pengukuran potensiomteri
3. Mengetahui cara penentuan titik ekivalen pada titrasi potensiometri
4. Mengetahui tahapan dan metode yang digunakan dalam titrasi potensiometri
5. Mengetahui jenis-jenis indikator daam analisis titrasi potensiometri
6 Mengetahui keunggulan dan kelemahan analisis secara potensiometri
7. Mengetahui contoh titrasi potensimetri dan perhitungannya

1.4 Manfaat Penulisan

Meningkatkan pemahaman dan menambah pengetahuan tentang titrasi pada potensiometri

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Analisis Potensiometri


Potensiometri merupakan metode analisis kimia berdasar hubungan antara
potensial elektroda relatif dengan konsentrasi larutan dalam suatu sel kimia. Metode ini
berguna untuk menentukan titik setara suatu titirasi secra instrumental sebagai
pengganti indikator visual. Alat yang digunakan untuk melakukan percobaan ini adalah
potensiometri atau pH meter dengan elektroda kerja dan referensi yang tercelup dalam
larutan yang diukur. Hasil pengukuran berupa harga potnsional elektroda yang dapat
dibuat kurva hubungan antara potensial (E) dan volume pereaksinya.
Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda
potensial sel dari suatu sel elektrokimia. Pada potensiometri mempelajari hubungan
antara konsentrasi dengan potensial. Metode ini digunakan untuk mengukur potensial,
pH suatu larutan, menentukan titik akhir titrasi dan menentukan konsentrasi ion-ion
tertentu dengan menggunakan elektroda selektif ion. Susunan alat pada potensiometri
meliputi elektroda pembanding (reference electrode), elektroda indikator (indicator
electrode), dan alat pengukur potensial.

2.2 Dasar pengukuran dengan potensiometri


Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisik kimia yang
menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda, besarnya potensial
elektroda ini tergantung pada kepekatan ion–ion tertentu dalam larutan, karena itu
dengan memakai persamaan Nernst :
E = Eo + K log (c)

Dimana : E = sel potensial yang diukur


Eo = konstan selama pemberian suhu
C = konsentrasi yang ditentukan
K = RT log ( 10 ) / n F

Dimana: R = gas konstan


T = suhu absolut
F = suhu faraday konstan
N = nomer dari elektron atau diambil dari satu molekul yang ditentukan

Tetapi dalam kenyataan ( n ) tidak diperlukan, itu terjadi jika ( n ) merupakan


muatan yang sama dan telah terbentuk menjadi ionic dari yang telah ditentukan.

5
Sehingga kepekatan ion dalam larutan dapat dihitung langsung dari harga potensial
yang diukur itu.
Potensial suatu elektroda tidak dapat diukur tersendiri, tetapi dapat ditentukan
dengan menggunakan elektroda indikator dengan elektroda pembanding yang hanya
memiliki harga potensial yang tetap selama pengukuran.
Elektroda pembanding yang diambil sebagai baku international adalah elektroda
hidrogen baku. Harga potensial elektroda ini ditetapkan nol pada kesadahan baku (
H+ )= 1 M, tekanan gas H2 = 1 atm dan suhu 25o C, sedangkan gaya gerak listrik ( GGL
) pasangan elektroda itu diukur dengan bantuan potensiometer yang sesuai, dan sering
digunakan peralatan elektronik ( volt meter ).

2.3 Penentuan Titik Ekivalen pada Potensiometri

Pada dasarnya setiap titrasi (asam–basa), kompleksiometri, ataupun titrasi


redoks dapat dilakukan secara potensiometri dengan bantuan elektroda indikator dan
elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian kurva titrasi yang diperoleh
dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume penitran yang ditambahkan
mempunyai kenaikan yang tajam disekitar titik kesetaraan, dari grafik tersebut dapat
diperkirakan titik akhir titrasi.
Cara potensiometri cocok untuk menentukan titik akhir titrasi jika dalam
percobaan tidak ada indikator yang cocok, misalnya saja analisa untuk larutan yang
keruh atau bila daerah kesetaraannya sangat pendek.
Dalam suatu titrasi potensiometri titik akhir ditemukan dengan menentukan
volume yang menyebabkan perubahan relative besar dalam potensial apabila titran
ditambahakan beberapa metode menyalurkan beberapa data titrasi dapat digunakan
untuk semua reaksi digunakan untuk tujuan titrimetri asam basa, reaksi pengendapan
dan pembentukan kompleks. Dipilih suatu alat elektroda indicator yang tepat untuk
suatu elektroda pembanding seperti kalomel untuk melengkapi sel titrasi potensiometri
dapat digunakan dengan tangan ataupun dengan potensioautomatik penekanan kurva
titrasi secara automatic pada titik akhir.
Dalam titrasi manual potensial terukur setelah penambahan tiap tetes berurutan
dari titran dan hasil pengamatan digambarkan pada suatu kertas grafik pada volume
titran unutk diperoleh suatu kurva titrasi. Dalam banyak hal, suatu potensiometer
sederhana dapat digunakan, akan tetapi jika tersangkut elektroda gelas, seperti dalam
kebanyakan titrasi asam basa suatu peralatan pengukur dengan ipedansi masukan
tinggi diperlukan suatu adanya tahanan tinggi dari gelas, digunakan pH meter khusus.
pH meter ini digunakan secara meluas untuk semua jenis titrasi, bahkan dalam hal
penggunaannya tidak diwajibkan.
Meskipun kurva titrasi sudah tersedia suatu unsur subjektif masuk kedalam
prosedur seorang analisis harus menentukan tempat pada kurva yang paling curam,

6
biasanya digunakan jenis pemeriksaan suatu reaksi yang berlangsung lengkap dengan
baik, maka kurva titrasi menjadi demikian cuiramnya dekat dengan titik ekuivalen
sehingga ketidaktentuannya adalah kecil, ketelitian untuk membuat lagi titik akhirnya
kemungkinannya lebih jelek.
Suatu alur arah lereng suatu kurva titrasi, yakni perubahan potensial dengan
berubhanya volume (DE/DV) terhadap volume titran. Kurva yang dihasilkan naik sampai
suatu maksimum pada titik ekivalen.
Volume pada titik ekivalen ditentukan dengan menurunkan garis vertikal dan
puncak dengan sumbu volume. Ada sedikit ketidaktentuan dalam menetapkan secara
tepat puncak dari kurva semakin kompleks reaksinya semakin tajam puncaknya dan
dengan demikian makin teliti letak titik ekivalen.
Suatu alur dari perubahan arah lereng suatu kurva titrasi (DE2/DV2) terhadap
volume titran. Pada titik tempat kemiringan DE/DV merupakan suatu maksimum,
turunan kemiringan adalah nol. Titik akhir terletak pada penggambaran suatu garis
vertikal dari tempat D2E/DV2 adalah nol ke sumbu volume. Bagian kurva yang
menghubungkan harga – harga maksimum dan minimum dari D2E/DV2 adalah lebih
curam semakin lengkap reaksi titrasi.

Contoh-contoh reaksi yang simetrik asam basa redoks dan pengendapan:


· H3O+ + OH- 2H2O
· +
Ag + CL - AgCL (s)
· 2+
FE + Ce 4+ FE3+ + Ce3+
Untuk reaksi –reaksi demikian, titik tengah bagian curam dari kurva sesuai
dengan titik ekuivalen.
Untuk reaksi-reaksi tidak simetrik seperti:

2Ag+ + CrO42-Ag2CrO4(s) dan Sn2+ + 2Ce4+ Sn4+ + 2Ce3+

Maka titik ekuivalen tidak terletak pada titik tengh kurva. Potensial pada titik
ekuivalen dalam titrasi dari timah putih (II) (e01 ) dengan ion-ion serum (IV) (eo2) adalah
(2eo1 + eo2 )/3. Demikian pula, harga maksimal dari DE/DVuntuk suatu reaksi tidak
simetrik tidak secara tepat berhimpit dengan titik ekuivalen. Sekalipun demikian,
maksimum biasanya diambil sebagai titik akhir titrasi.kesalahan yang dibuat oleh
prosedur ini adalah sangat kecil.
Ada kemungkinan untuk menentukan tempat titik akhir dengan cara yang
sederhana yang didasarkan pada data nyata tanpa menggunakan bantuan suatu grafik.
Hanya pengamatan potensial dekat dengan titik ekuivalen yang perlu direkam.
Beberapa penambahan volume tertentu misalkan 0,10 ml dipilih dan sejumlah
pengamatan diambil, berjarak 0,10 ml dan tiap sisi titik ekuivalen. Sebuah contoh
diberikan pada tabel, yang juga memuat harga – harga turunan ke – 1 dan ke – 2.

7
Dapat dilihat dari harga – harga ke – 2 bahwa kemiringan berubah tanda sehingga
melewati nol, antara 25,00 dan 25,10 ml titran. Volume pada saat harga nol dicapai
terlebih dahulu dekat dengan 25,00 daripada 25,10 karena pembacaan sebesar + 120
adalah lebih dekat dengan nol dan pada – 224. Karena, 0,10 ml menyebabkan
perubahan total dalam turunan kedua dari 120 – (-224) = 344, bagian (120 /344)*0,10
ml adalah jumlah perkiraan ml kelebihan dari 25,00 yang diperlukan untuk membuat
turunan kedua mencapai harga nol maka volume yang dihitung pada titik ekuivalen
adalah :
V = 25,00 + 0,10 ()= 25,035

2.4 Metode dan Tahapan Titrasi Potensiometri

Terdapat beberapa metode yang digunakan pada potensiometri, diantaranya yaitu:

1.Potensiometri langsung

Teknik ini hanya memerlukan pengukuran potensialsebuah indikator elektron ketika dic
elupkan dalamlarutan yang mengandung konsentrasi yang tidakdiketahui & diketahui da
ri sebuah analit. Elektro dan indikator selalu dianggap sebagai katoda dan
elektroda referensi sebagai anoda. Untuk pengukuran
potensiometri langsung, potensial sel dapat
diekspresikan sebagai perkembangan potensial oleh
elektroda indikator, elektroda referensi, dan potensial jungsi.

2. Adisi standar

Teknik ini biasanya digunakan pada instrumentasianalisis seperti dalam atomic


absorption spectroscopy and gas
chromatography untuk mencari nilaikonsentrasi substansi (analit) dalam sampel yang ti
dak diketahui
dengan perbandingan untuk susunansampel yang diketahui konsentrasinya.

3. Adisi sampel

Hampir sama dengan metoda adisi standar kecualipada sejumlah kecil volume sampel.
Pengukurandibuat pada kekuatan ion standar dan slop elektrodayang dihasilkan lebih s
esuai dibanding adisi standar.Baik digunakan pada saat jumlah sampel hanyasedikit, at
au untuk sampel dengan konsentrasi yang besar, atau juga yang memiliki matriks komp
leks.

8
4. Titrasi potensiometri
Pada metoda ini dilakukan proses titrasi terhadaplarutan asam oleh larutan bersifat
basa atausebaliknya. Bermacam reaksi titrasi dapat diikutidengan pengukuran potensio
metri. Reaksinya harusmeliputi penambahan atau pengurangan beberapa ion
yang sesuai dengan jenis elektrodenya. Potensialdiukur setelah penambahan sejumlah
kecil volume titran secara kontinu dengan perangkat automatik.Presisi dapat dipertinggi
dengan konsentrasi.
Jenis reaksi titrasi potensiometri:
1.Reaksi netralisasi
Titrasi asam-basa dapat dikuti dengan elektroda indikatornya elektroda gelas.
2.Reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan

Kelebihan Metode Adisi Standar & Sampel Dibanding Potensiometri Langsung:


1. Kalibrasi dan pengukuran sampel dilakukan secarabersamaan sehingga perbedaan k
ekuatan ion dantemperatur standar dan sampel tidak terlalusignifikan.
2. Selama proses, elektroda tetap tercelup dalamlarutan sehingga hanya terdapat sediki
t perubahanpada junction potential larutan
3. Pengukuran slop sangat mendekati konsentrasisampel menunjukkan metode ini
dapat menghasilkan hasil yang lebih akurat pada rangenon-
linear dan dapat digunakan dengan elektrodatua atau lama yang range-
nya tidak linear selamakemiringan stabil.
Kekurangan Metoda Adisi Standar dan Adisi Sampel:
1. Diperlukan pencampuran yang akurat dari volume standar maupun sampel yang
akan diukur.
2. Diperlukan perhitungan yang lebih rumitdibandingkan dengan potensiometri langsung
3. Konsentrasi sampel juga harus diketahui sebelummemulai analisis untuk
menentukan konsentrasi standar dan volume yang sesuai untuk kedua larutan.

2.5 Indikator pada Titrasi Potensiometri

Ada beberapa indikator elektroda yang digunakan dalam titrasi potensiometri yaitu :
a. Elektroda Pembanding
Elektroda pembanding adalah suatu elektroda dengan harga potensial setengah
sel yang diketahui, konstan, dan sama sekali tidak peka terhadap komposissi larutan
yang sedang disilidiki. Pasangan elektroda pembanding adalah elektroda eektroda
indikator yang potensialnya tergantung pada konsentrasi zat yang sedang diselidiki.
Beberapa contoh elektroda pembanding :
1. Elektroda Kalomel
Setengah sek elektoda kalomel dapat ditunjukkan sebagai :
ll Hg2Cl2 (sat’d), KCl (xM) l Hg

9
Dengan x meunjukkan konsentrasi KCl didalam larutan. Reaksi elektroda dapat
dituliskan sebagai
Hg2Cl2 + 2e- 2Hg + 2Cl-
Potensial sel ini akan bergantung pada konsentrasi klorida x, dan harga
konsentrasi ini harus dituliskan untuk memperjelas elektroda.

2. Elektroda Perak / Perak Klorida


Elektroda pembanding yang mirip dengan elektroda adalah terdiri dari suatu
perak yang dicelupkan kedalam larutan Cl yang dijenuhkan dengan AgCl. Setengah sel
elektroda perak dapat ditulis
ll AgCl (sat’d), KCl (xM) l Hg
Reaksi setengah selnya adalah
AgCl + e_ Ag + Cl-
Biasanya elektroda ini terbuadari suatu larutan jenuh atau 3,5M KCl yang harga
potensialnya adalah 0.199 V (jenuh) dan 0.205 V (3,5M) pada 25 0C. Elektroda ini dapat
digunakan pada suhu yag lebih tinggi sedangkan elektroda kalomel tidak (Sumar,
1994).

b. Elektroda Kerja
Elektroda indikator dibagi menjadi 4 kategori yaitu :

1. Elektroda logam

a. Elektroda jenis pertama


Pada elektroda ini, ion analit berpartisipasi langsung dengan logamnya dalam suatu
reaksi paruh yang dapat balik.Beberapa logam seperti Ag, Hg, Cu dan Pb dapat
bertindak sebagai elektroda indikator bila bersentuhan dengan ion mereka.
Contoh:
Ag++ e ó Ag E0 = +0,80 V
Pada reaksi sebelumnya, potensial sel berubah-
ubah menurut besarnya aktivitas ion perak(Ag+). Sesuai dengan persamaan Nernst:
Karena Ag merupakan padatan, maka aktivitasnya = 1.

b.Elektroda jenis kedua


Ion-ion dalam larutan tidak bertukar elektron dengan elektroda logam secara langsung,
melainkan mengatur konsentrasi ion logam yang bertukar elektron dengan permukaan
logam.Elektroda ini bekerja sebagai elektroda referensi tetapi memberikan respon
ketika suatu elektroda indikator berubah nilai ax-nya (misalnya KCl jenuh berarti
x=Cl). Misalnya pada elektroda perak-perak klorida. Kesetimbangan reaksi:
AgCl + e ó Ag+ + Cl- Eo = + 0,22 V

10
E = +0,22 – 0,0592 log a cr- = +0,22 + 0,0592 pCl

c. Elektroda jenis ketiga


Elektroda jenis ini dipergunakan sebagaielektroda indikator dalam titrasi-
titrasi EDTA potensiometrik dari 29
ion logam. Elektrodanyasendiri berupa suatu tetesan atau genangan kecilraksa dalam s
uatu cangkir pada bagian ujungtabung-J dengan suatu kawat ke sirkuit luar.Sejumlah
kecil dari selat raksa-EDTA, HgY2- ditambahkan ke larutan yang mengandung Y4-,
setengah reaksi yang terjadi dalam katode:
HgY2- + 2e óHg(l) + Y4-Eo = +0,21 V
E = 0 ,21 - 0,059/2 log aY4- / a HgY2-

2. Elektroda inert
Elektroda inert merupakan elektroda yang tidakmasuk ke dalam reaksi. Salah satu cont
ohnyaadalah platina. Elektroda ini bekerja baik sebagai elektroda indikator untuk
pasangan redoks seperti:
Fe3+ + e ↔ F2+
Fungsi logam Pt adalah untuk membangkitkan kecenderungan sistem tersebut dalam
mengambil atau melepaskan elektron, sedangkan logam itu tidak ikut secara nyata
dalam reaksi redoks.

3.Elektroda membran
Pada elektroda membran, tidak ada elektron yang diberikan oleh atau kepada membra
n tersebut. Sebagai gantinya, suatu membran membiarkan ion-
ion jenis tertentu menembusnya, namun melarangion-ion
lain sehingga elektroda ini sering disebutsebagai elektroda ion selektif (ISE). Setiap ISE
terdiri dari elektroda referensi yang dicelupkandalam larutan referensi yang terdapat m
ateri tidakreaktif seperti kaca atau plastik. Membran dalamsuatu ISE membran dapat be
rupa cairan ataupunkristal. Elektroda membran cair dalam bidangbiologi terapan, biasa
nya elektroda ion selektif(ISE) etidium (Eth+).

4. Elektroda kaca
Elektroda kaca atau elektroda gelas adalahsensor potensiometrik yang terbuat dari sela
putkaca dengan komposisi tertentu. Gelas/kaca inibertindak sebagai suatu tempat pertu
karankation.

2.6 Kelebihan dan Kelemahan Potensiometri


Kelebihan metode potensiometri
1 Bisa dilakukan untuk semua titrasi
2 Kurva titrasi berhubungan antara potensial terhadap volume titran

11
3.Digunakan bila daerah titik equivalen sangat pendek

Kekurangan metode potensiometri


1.Diperlukan pencampuran yang akurat dari volume standar maupun sampel yang
akan diukur.
2.Diperlukan perhitungan yang lebih rumit.
3.Konsentrasi sampel harus diketahui

2.8 Contoh Titrasi dan Perhitungan


Dilakukan titrasi 50 mL 0,1 M larutan FeCl3 dengan 0,1 M garam stano sulfat SnSO4
Hitunglah potensial sistem pada saat penambahan 10, 20, 24, 25, dan 30 mL pentiter
dan gambarkan grafik antara potensial dg vol. Pentiter ( Harga Eomasing-masing
seperti di atas )

Jawab
Tentukan lebih dahulu reaksi yang terjadi dan VTE-nya
Reaksi : 2 Fe3+ + Sn2+ → 2 Fe2+ + Sn4+ ..................................................... (15)
Dari rumus (2) maka volume pentiter pada saat TE = V TE = VSn2+ dapat dihitung sbb :

VTE = = 25 mL

dari reaksi (15) , banyaknya Fe3+ semula = 50 mL x 0,1 M x 1 = 5 mmolek

1.Penambahan pentiter 10 mL
Banyaknya Sn2+ yang ditambahkan = 10 mL x 0,1 M x 2 = 2 mmolek , sehingga
banyaknya Fe3+ yang bereaksi = Fe2+ yang terbentuk = 2 mmolek dan Fe3+ sisa =
5 – 2 = 3 mmolek
Potensail sistem :
E = EoFe - 0,06 log [Fe2+] / [Fe3+] = 0,80 - 0,06 log 2/3 = 0,81 V

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa potensiometri adalah
metode analisa kimia untuk menentukan potensial listrik dengan menggunakan
elektroda dan alat yang digunakan dalam potensiometri ini adalah potensiometer.
Potensiometri merupakan aplikasi langsung dari persamaan Nernst dengan cara
pengukuran potensial dua elektroda tidak terpolarisasi pada kondisi arus nol.

13
Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisik kimia yang
menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda, besarnya potensial
elektroda ini tergantung pada kepekatan ion–ion tertentu dalam larutan
Jenis jenis elektroda yang dapat digunakan dalam metode potensiometri
adalah elektroda kerja dan elektroda pembanding.
Metode potensiometri mempunyai kelebihan dan kekurangan yang harus
dimanfaatkan dan disiasati untuk kesempurnaan analisis.

3.2 Saran
Hendaknya kita menggunakan metode yang sesuai dalam menganalisis suatu
sampel dan jika kita tetap menggunakan metode potensiometri maka haruslah lebih
maksimal dalam pelaksanaannya.
Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan tulisan ini.

Daftar Pustaka

http://arkhablog.wordpress.com/2012/06/19/potensiometri/
(diakses tanggal 1 Oktober 2019 )
http://julialinahapsari. wordpress.com /2012/06/19/potensiometri/ (diakses tanggal 1
Oktober 2019 )

14

Anda mungkin juga menyukai