Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BIOKIMIA

RESUME JURNAL IDENTIFIKASI HORMON HCG PADA TES KEHAMILAN

OLEH

NI LUH DESY INDAYANI

P07134019009

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN TEKONOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2020
I. METODE
Judul : Identifikasi Hormon HCG PadaTes Kehamilan

Waktu dan Tempat : Selasa, 17 April 2018, di Laboratorium Pendidikan Biokimia,


Gedung Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pukul : 13.00- 16.00 WIB.

II. ALAT DAN BAHAN


A. Alat : Gelas piala dan test pack.
B. Bahan : Urin.

III. PROSEDUR KERJA

Urin ditampung dan Selanjutnya disiapkan test


dimasukkan ke dalam pack yang dalam keadaan
gelas piala. bersih, kering, dan baru.

Setelah dicelupkan, Ujung alat (test pack)


tunggu selama beberapa dicelupkan sampai tanda
menit dan lihat jumlah maks ke dalam urin yang
garis yang muncul pada telah ditampung selama 30
strip test. Hasil positif detik.
jika garis yang muncul
ada dua yaitu garis
kontrol dan garis tes.
Jika garis yang muncul
hanya satu yaitu garis
kontrol, hal itu
menandakan hasil yang
muncul merupakan
hasil negatif.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hormon HCG merupakan bagian dari hormon plasenta yang berfungsi untuk
membantu deteksi kehamilan dini dan mempertahankan korpus luteum kehamilan
(Syaifuddin 2013). HCG dikeluarkan oleh ginjal ibu dan dapat dideteksi dalam darah dan
urin, pada minggu-minggu awal kehamilan. Keberadaan hormon inilah yang menjadi
dasar test kehamilan. Peningkatan kadar positif HCG tidak hanya pada kehamilan namun
terdapat pada mola hidatidiformis, korionepielioma, koriokarsioma (Kee 2013). Seorang
wanita dikatakan hamil apabila HCG terdeteksi dalam urin maupun darah, karena HCG
merupakan hormon yang diproduksi oleh plasenta begitu embrio mulai menempel pada
dinding rahim. Untuk memastikan kehamilan, ada dua jenis test HCG yang umum
dilakukan, yaitu test urin dan darah. Kedua jenis test tersebut bertujuan mendeteksi
keberadaan hormon kehamilan. (Triyana 2013). Kadar hormon Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) berubah selama kehamilan trimester pertama. Hormon ini adalah
yang pertama kali dapat dideteksi sekitar 11 hari setelah terjadinya pembuahan, tetapi
hanya melalui test darah. Setelah itu antara hari ke-12 sampai 14, hormon ini dapat
dideteksi dengan test urin. Kadar HCG selama kehamilan trimester pertama biasanya
diukur dalam satuan international unit per mili liter, atau IU/mL. Kadar ini akan
mencapai puncaknya antara minggu ke 9-12 kehamilan, sekitar 25.700 sampai 288.000
IU/mL. Dengan berakhirnya kehamilan trimester pertama, pada minggu 13 dan 14, kadar
hormon HCG akan menurun, sampai sekitar 13.300-254.000 IU/mL. Kadar Hormon
HCG dapat diperkirakan didalam darah bukan hanya di dalam urin saja, kadar hormon di
dalam darah ibu selama kehamilan normal diperkirakan 5 mg/mL pada trimester pertama.
Hormon ini dapat diukur dan dideteksi dalam darah paling cepat 6 hari setelah konsepsi.
Keberadaannya dalam urin pada awal kehamilan adalah dasar bagi berbagai uji
laboratorium untuk kehamilan (Ganong 2008).
Pengukuran kadar HCG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu test urin dan test darah.
Jenis-jenis test urin yaitu test carik celup (metode imunokromatografi) dan test slide
(metode aglutinasi). Umumnya, ada 2 jenis test darah untuk memeriksa kehamilan, yaitu
kualitatif dan kuantitatif. HCG dapat dideteksi lebih awal dengan test darah daripada test
urin. Test darah bisa mendeteksi kehamilan sekitar 6-8 hari setelah ovulasi (melepaskan
sel telur dari ovarium) (Triyana 2013). Praktikum ini menggunakan metode test urin
imunokromatografi dengan test pack yang memiliki ketelitian 99%. Akan tetapi, hasil test
kehamilan dengan metode ini tidak selalu pasti. Menurut Harti et al. (2013), hasil yang
didapatkan dipengaruhi oleh stres, menopouse dini, patologis,dan kadar HCG dalam urin
probandus yang kurang dari 25 mIU/ml sehingga tidak dapat terdeteksi. Selain itu,
pengaruh obat seperti antikonvulsan, hipnotil, penenang (fenotiazin) dan
antiparkinsonisme juga dapat mempengaruhi kadar HCG sehingga turut berdampak pada
hasil (Kee 2013). Berdasarkan Tabel 1, hasil menunjukkan urin ketujuh probandus
negatif mengandung HCG, sehingga dapat disimpulkan probandus sedang tidak hamil.
Hasil negatif ini ditunjukkan dengan hasil test pack yang hanya menunjukkan satu garis.
Adanya HCG dalam urin dapat membantu untuk mengetahui kehamilan. Pemeriksaan
HCG immunokromatografi merupakan reaksi antara urin wanita hamil yang mengandung
α dan β HCG (monoklonal HCG lengkap) dengan anti α dan anti β HCG pada test line
(T) dan control line (C). Apabila stick planotest dimasukkan dalam urin, maka urin akan
meresap secara kapiler, sehingga terjadi ikatan antara urine yang mengandung α dan β
HCG dengan anti α dan anti β pada test line (T) dan control line (C) akibatnya akan
timbul garis warna merah pada test line (T) dan control line (C), garis warna merah ini
menunjukkan hasil yang positif. Dan apabila garis warna merah tidak tampak pada test
line (T) atau hanya terdapat pada control line (C) menunjukkan hasil test yang negatif,
karena tidak terjadi reaksi antara monoklonal HCG lengkap dengan anti α dan β (Harti et
al. 2013) Garis warna merah yang terjadi pada test line (T) dapat terjadi karena pada test
telah disensitisasi Ag dan konjugat ditambah urin sehingga kromogen berikatan dengan
Ab maka akan terbentuk reaksi garis warna merah. Konjugat berisi Ab yang ditempeli
enzim jika kromogen bereaksi dengan enzim (peroksidase), maka warna tereduksi
sehingga tidak terbentuk warna merah tetapi apabila warna teroksidasi akan terbentuk
warna merah pada test line (T) Pemeriksaan ini menunjukkan hasil yang positif lebih
besar apabila digunakan urine pagi hari karena lebih konsentrat sehingga mengandung
lebih banyak HCG per satuan volume. Pemilihan metode untuk pemeriksaan adanya
HCG dalam urine wanita yang diduga hamil dapat ditetapkan berdasarkan kepekaan dari
masing-masing reagen yang digunakan untuk pemeriksaan (Harti et al. 2013).
Dibandingkan pemeriksaan HCG menggunakan sampel darah, penggunaan sampel urin
lebih sering digunakan karena pengambilan sampel mudah, praktis, tidak menyakiti
pasien dan hanya memerlukan tempat penampuran urin. Keuntungan pemeriksaan HCG
secara immunokromatografi yaitu cepat, mudah didapat karena diperdagangkan secara
komersil, dapat dilakukan sendiri tanpa pergi ke RS, puskesmas, atau bidan, hasil
pemeriksaan mudah dibaca sehingga tidak perlu diragukan. Sedangkan kelemahan
pemeriksaan ini antara lain tidak diketahui kadar HCG secara pasti, membutuhkan biaya
yang mahal dan sensitifitas yang belum pasti (Harti et al. 2013).

V. SIMPULAN

Pengukuran kadar HCG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu test urin dan test darah.
Hasil menunjukkan urin probandus tidak mengandung hormon HCG sehingga
diindikasikan probandus tidak dalam keadaan hamil. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji
urin dengan test pack yang hanya menunjukkan satu garis. Namun, hasil ini tidak
sepenuhnya pasti karena hasil yang didapatkan dipengaruhi oleh stres, menopouse dini,
patologis, kadar HCG dalam urin probandus yang kurang dari 25 mIU/ml sehingga tidak
dapat terdeteksi, pengaruh obat seperti antikonvulsan, hipnotil, penenang (fenotiazin) dan
antiparkinsonisme.

Anda mungkin juga menyukai