Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

SRI NILAWATY KALUKU


NIM : 821318047
ASISTEN : MELI CAHAYANI DALU
JURUSAN FARMASI
LABORATORIUM KIMIA ANALISIS
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

A. Judul yang tercelup dalam larutan. Proses


POTENSIOMETRI titrasi potensiometri dapat dilakukan
dengan bantuan elektroda indikator
B. Tujuan dan elektroda pembanding yang sesuai.
1. Untuk Mengetahui apa itu Dengan demikian, kurva titrasi yang
potensiometri diperoleh dengan menggambarkan grafik
2. Untuk mengetahui manfaat dari potensial terhadap volume pentiter yang
potensiometri ditambahkan, mempunyai kenaikan
C. Latar Belakang yang tajam di sekitar titik
Sistem pengukuran dalam kesetaraan. Dari grafik itu dapat

analisis elektrokimia didasarkan pada diperkirakan titik akhir titrasi.


Titrasi merupakan suatu proses
signal-signal listrik yang timbul
analisis dimana suatu volum larutan
sebagai hasil interaksi antara materi
standar ditambahkan ke dalam larutan
dengan listrik baik, berupa potensial
dengan tujuan mengetahui komponen
maupun hantaran listrik. Beragam
yang tidak dikenal. Larutan standar
teknik analisis elektrokimia telah
adalah larutan yang konsentrasinya
banyak dipakai dalam laboratorium sudah diketahui secara pasti.
sebagai alat-alat instrumen dasar. Berdasarkan kemurniannya larutan
Berbagai metode elektroanalitik standar dibedakan menjadi larutan
adalah potensiometri, voltametri, standar primer dan larutan standar
Coulometri, Konduktometri, dan sekunder.

lain-lain. Cara potensiometri ini tidak ada

Metode potensiometri didasarkan indikator yang cocok untuk menentukan

atas pengukuran selisih atau beda titik akhir titrasi, misalnya dalam hal

potensial antara dua buah electrode larutan keruh atau bila daerah kesetaraan
sangat pendek dan tidak cocok untuk langsung, dan metoda potensiometri
penetapan titik akhir titrasi dengan tidak langsung atau dikenal dengan
indikator istilah titrasi potensiometri. Pada
berdasarkan latar belakang diatas, potensiometri langsung, harga potensial
dilakukan praktikum potensiometri larutan langsung mencerminkan
dengan melihat titik akhir titrasi yang di konsentrasi zat. Misalnya, pengukuran
tandai dengan lonjakan pH, dan grafik pH larutan dengan pHmeter. Pada titrasi
dari data tersebut dengan menggunakan potensiometri, konsentrasi zat yang
larutan NaOH dititrasi pada sampel asam dianalisis (analit) ditemukan setelah
dan HCl ditirasi sampel basa dilakukan pengolahan data titrasi
D. Dasar Teori termasuk perhitungannya. Keuntungan
Analisis kualitatif bertujuan untuk penerapan titrasi potensiometri adalah
menemukan dan mengidentifikasi suatu selain diperoleh aspek kuantitatif juga
zat, sedangkan analisis kuantitatif dapat dimanfaatkan untuk memperoleh
bertujuan untuk menentukan aspek kualitatif, dapat diterapkan untuk
jumlah/banyaknya zat. Jadi analisis zat kimia yang bersifat asam atau basa
kualitatif berhubungan dengan unsur, ion sangat lemah, tanpa harus menggunakan
atau senyawa apa yang terdapat dalam indikator visual seperti pada titrasi
suatu sampel, sedangkan analisis konvensional (Underwood, 1998)
kuantitatif berhubungan dengan berapa Potensiometri adalah suatu cara
banyaknya suatu zat tertentu yang ada analisis berdasarkan pengukuran beda
dalam sampel. Zat yang ditetapkan potensial sel dari suatu sel elektrokimia.
disebut konstituen yang diinginkan atau Metode potensiometri digunakan untuk
analit. Sedangkan jumlah banyaknya menentukan konsentrasi suatu ion (ion
suatu zat tertentu dalam sampel biasanya selective electrode), pH suatu larutan,
dinyatakan sebagai kadar atau dan menentukan titik akhir titrasi.
konsentrasi, misalnya persen berat, (Underwood,1998)
molar, gram per liter, atau ppm Potensial dalam titrasi
(Underwood, 1998) potensiometri dapat diukur sesudah
Metoda Potensiometri adalah penambahan sejumlah kecil
metoda analisis kimia yang didasarkan
volume titran secara berturut-turut
kepada hubungan antara konsentrasi zat
atau secara kontinu dengan
dengan potensial listrik larutan. Secara
perangkat automatik. Presisi dapat
garis besar metoda potensiometri dibagi
dipertinggi dengan sel konsentrasi.
dua yaitu metoda potensiometri
Elektroda indikator yang digunakan
dalam titrasi potensiometri tentu saja komposisi larutan yang sedang
akan bergantung pada macam diselidiki, Elektroda indikator
reaksi yang sedang diselidiki. Jadi merupakan pasangan elektroda
untuk suatu titrasi asam basa, pembanding yang potensialnya
elektroda indikator dapat berupa tergantung pada konsentrasi zat yang
elektroda hidrogen atau sesuatu sedang diteliti (Underwood, 1986).
elektroda lain yang peka akan ion Dimana beda potensial dua
hidrogen, untuk titrasi pengendapan elektroda yang tidak terpolarisasi
halida dengan perak nitrat, atau diukur pada kondisi arus mendekati
perak dengan klorida akan digunakan nol.Pengukuran dalam potensiometri,
elektroda perak, dan untuk titrasi yang merupakan sensor kimia adalah
redoks (misalnya, besi(II)) dengan elektroda indikator. Elektroda ini
dikromat digunakan kawat platinum dibagi menjadi dua golongan yaitu
semata mata sebagai elektroda elektroda logam dan elektroda
redoks (Khopkar, 1990) membran. Yang digunakan dalam
Potensiometri merupakan salah penelitian ini adalah elektroda
satu teknik analisis elektrokimia indikator membran sering disebut
yang didasarkan pada hubungan elektroda selektif ion (ISE)
antara potensial sel dengan (Khopkar, 1990).
konsentrasi spesi kimia dari potensial Dalam beberaapa penggunaan
antara dua elektroda. Metode ini analisis elektromia, diperlukan suatu
didasarkan pada pengukuran arus elektroda dengan harga potensial
listrik sebagai fungsi perubahan setengah sel yang diketahui, konstan,
potensial listrik yang diterapkan pada dan sama sekali tidak peka terhadap
sel elektrolisis. Sel elektrolisis terdiri komposisi larutan yang sedang
atas elektroda kerja, elektroda diselidiki. Suatu elektroda yang
pembanding dan elektroda memenuhi persyaratan diatas disebut
pendukung (Agustiani W, 2007) elektroda pembanding beberapa
Elektroda pembanding contoh elektroda pembanding
merupakan elektroda yang harga 1). Elektroda kalonel : berbentuk
potensial selnya diketahui, konstan tabung yang terbuat dari gelas atau
dan sama sekali tidak peka terhadap plastik. Pasta Hg/HgCl terdapat
didalam tabung bagian dalam, yang dan memberikan nyala biru yang tidak
dihubungkan dengan larutan KCl berasap

jenuh melalui lubang yang sangat Penyimpanan  : 


dalam wadah tertutup rapat dan
kecil. Kontak elektroda ini dengan
terlindung dari cahaya
larutan dari setengah sel lainnya
Kegunaan :
melalui penyekat yang terbuat dari
sebagai Desinfektan, khasiat membunuh
porselen atau bebas pori
mikrooranisme yang terdapat di alam
2). Elektroda perak/ perak klorida : 2. Aquadest (Dirjen Pom, 1995)
elektroda embanding mirip dengan
elektroda kolonel yang terdiri dari
suatu elektroda perak yang dilapisi
dengan perak klorida dan dicelupkan Nama resmi :
Aquadestilata
kedalam larutan KCl (Khopkar,
Nama lain :
1990)
aquadest
E. Uraian Bahan
Rumus molekul :
1. Alkohol 70% (Dirjen Pom, 1995)
H2O
berat molekul :
18,02
pemerian :
cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa,
Nama resmi :
penyimpanan dalam wadah tertutup
AETHANOLUM 
baik, kegunaan sebagai pelarut
Nama lain  :
3. Ambroxol
Alkohol, etanol, ethyl alkohol
Berat molekul  :
46,07
Rumus molekul :
Nama Umum :
C2H6O,
Ambroksol 
Kelarutan :
Nama Kimia :
Sangat mudah larut dalam air,dalam klor
Trans-4-(2-Amino-3.5-
oform dan dalam eter, Pemerian cairan
dibromobenzilaminocyclohexanolydrocl
berwarna jernih dan mudah menguap
oride)
Bau khas rasa panas. Mudah terbakar
Rumus Molekul :
C13H18Br2N2OHCl
Berat molekul : 5. Natrium Hidroksida (Dirjen POM,
446.5 1979)
Pemerian :
Serbuk kristal putih atau kekuningan Na-OH
Kelarutan :
larut dalam air, praktis tidak larut dalam Nama resmi :
klorometan larut dalam metil alkohol. NATRII HYDROXYDUM
Larutan 1% dalam air memiliki pH 4,5-6 Nama Lain :
penyimpanan : Natrium Hidroksida
Dalam wadah tertutup baik Rumus Molekul :
4. Asam Klorida (Dirjen POM, 1979) NaOH
Rumus Molekul :
H-Cl 40,00 g/mol
pemeriannya :
Nama Resmi : Berupa bentuk batang, massa hablur
ACIDUM HYDROCHLORIDUM atau keeping, kering, keras, rapuh, dan
Nama Lain : menunjukkan susunan hablur, putih
Asam Klorida mudah meleleh, basa, sangat alkalis dan
Rumus Molekul : korosif, segera menyerap karbon
HCl dioksida
Rumus Molekul : Kelarutannya :
36,46 g/mol sangat mudah larut dalam air dan etanol
pemeriannya : 95%.
Berupa cairan, tidak berwarna; berasap, Kegunaan :
bau merangsang. Jika diencerkan sebagai pentiter
dengan 2 bagian air, asap, dan bau penyimpanan
hilang. dalam wadah tertutup baik.
Kelarutan : H. Reaksi Yang Terjadi
Larut dalam etanol, asam asetat, tidak 1) sampel basa dengan titran asam (HCL)
larut dalam air. Mg (OH)2+ 2HCL MgCl + 2H20
Kegunaan : (magnesium Hidroksida) + (di-
sebagai pentiter hidroklorida) = Magnesium klorida +
penyimpanan : hidrogen peroksida
dalam wadah tertutup rapat. 2) sampel asam dengan titran basa
(NaOH)
C6H8O6 + 2NaOH NaC6H6O6 + 2. Kurva
H20. 1) Sampel Asam
(asam askorbat) + (di- a. Thai Tea green Tea
natriumhidroksida)

I. Hasil Dan Pembahasan


a) Hasil
1. Hasil pengamatan
1) NaOH

b) Teh pucuk

c) Nescafe

2) HCl

2) Sampel Basa
a) Antasida
b) Ambroxol Hcl
0,1= gr

20 gr=3,65/20
=0,18g

Perhitungan kadar
1. NaOH
1. perhitungan a. % kadar green tea
Perhitungan hasil NaOH 0,1N
Dik : M = 0,1N
V = 50ml
Mr = 40g/ml =
Dit : g?

Peny : M= =

= 0,13 x100%
0,1= x
= 13%
b. % kadar teh pucuk
0,1= x

0,1= gr

=
gr =4/20=0,2g
Perhitungan hasil HCl 0,1N
=
Dik : M = 0,1N
V = 50ml = 0,1 x100%
Mr = 36,5g/ml
= 0,1%
Dit : g?
c. % kadar nescafe
Peny : M=

0,1= x

=
0,1= x
=

= 0,07 x100% = 15 g/mol

= 0,1% c. Nescafe (C8H10N4O2)

1. HCl
a Antasida

= 13,8 g/mol
d. Antasida (Magnesium hidroksida)
=

= 0,014 x100% = 29g/mol


= 0,014%
b. Ambroxol e. Ambroxol (C13H18Br2N2O)

=
= 2,16 g/mol

= 3) Pembahasan
Pada praktikum kali ini digunakan
= 0,011 x100%
NaOH sebanyak 50 ml dan Hcl
= 0,011% sebanyak 50 ml sebagai titran pada
Perhitungan BE percobaan kali ini. Sampel yang kami
a. Thai tea green tea (C22H18O11) gunakan pada praktikum kali ini
digunakan sampel yang bersifat asam
dan sampel yang bersifat basa. Untuk
sampel yang bersifat asam yaitu sampel
Thaitea greentea, teh pucuk dan
= 25,5 g/mol
nescafe, sedangkan sampel yang
b. Teh Pucuk (C6H2O6)
bersifat basa yaitu obat antasida dan
ambroxol HCl.
Sebelum melakukan kegiatan setelah itu dicelupkan kembali kedalam
praktikum diukur terlebih dahulu bahan air dengan pH normal selanjutnya
dan sampel yang akan digunakan dicelupkan kembali ke air dengan pH
sebanyak 40 ml tiap masing masing normal. Setelah dikalibrasi elektroda
sampel. Kemudian dibersihkan alat alat pH meter dipasangkan sampai tercelup
yang digunakan dengan menggunakan pada cairan sampel green tea dan
alkohol 70%, hal ini bertujuan untuk dicatat nilai pH yang terbaca pada pH
menghilangkan mikroba yang ada pada meter dan dialirkan atau di titrasi
alat sehingga tidak menghalangi proses dengan menggunakan NaoH sebanyak
pengukuran. Sedangkan menurut Tjay 2 ml. setelah di titrasi dengan
(2007), Alkohol 70% dapat bersifat menggunaan NaoH kemudian diukur
sebagai desinfektan yang bertujuan kembali dengan menggunakan pH
untuk menghambat pertumbuhan meter, dimana hasil yang dilihat setelah
mikroorganisme dititrasi terjadi lonjakan pH drastis dari
1. NaOH pH 6,7 hingga 9,6. Menurut Sumar
a) Greentea thai tea (1994) lonjakkan pH terjadi disebabkan
Dilakukan titrasi pada smpel terjadinya titik kesetimbangan dimana
Thaitea green tea yang telah diukur ion hidrogen dari sampel telah habis
terlebih dahulu, dengan menggunakan bereaksi dengan ion hidroksida
titran NaOH. Pada praktikum kali ini Berdasarkan percobaan tersebut
digunakan pH meter dikalibrasi terlebih didapat titik akhir titrasi yaitu
dahulu pH meter sebelum digunakan penambahan NaOH sebanyak 2 ml
proses ini bertujuan agar skala yang mencapai pH 9,6 dengan mengamati
ditunjukkann pada pH meter adalah garfik hubungan antara pH dan volume
benar. Air merupakan larutan yang titran, serta dilakukan perhitungan
bermuatan netral sehingga digunakan kadar sampel diperoleh persen kadar
untuk mengkalibrasi pH meter. pH green tea yaitu 13%.
meter digunakan sebagai alat ukur b. Teh Pucuk
untuk mengukur pH pada larutan Pada titrasi berikutnya digunakan
sampel atau titrat yang dianalisis dngan sampel Teh pucuk sebagai titran dan
pH awal dari sampel greentea yaitu 6,7. menggunakan NaOH sebagai titrat,
Menurut Harizul (1995) alat dikalibrasi menurut Sawyer, D.T., et al. (1989),
dengan cara mencelupkan pH meter NaOH adalah basa kuat yang dapat
kedalam air dengan pH normal lalu digunakan sebagai standar sekunder
dicelupkan pada air dengan pH asam untuk titrasi asam basa. NaOH
termasuk standar sekunder karena sukar titrasi ditandai dengan perubahan
diperoleh dalam keadaan murni, mudah potensial yang drastis.
berubah dalam keadaan padatnya 2. HCl
karena higroskopis. Karena sifatnya a. Antasida
sebagai standar sekunder, maka untuk Titrasi pertama menggunakan
penggunaannya perlu distandarisasi sampel Antasida sebagai titran dan HCl
konsentrasinya dalam larutan dengan dimasukkan kedalam buret. Dikalibrasi
cara titrasi menggunakan standar terlebih dahulu pH meter kedalam air.
primer asam. setelah mengkalibrasi pH Setelah dikalibrasi dilakukan
meter. pH awal sampel yaitu 6,3 pengukuran pH awal pada sampel, pH
penambahan volume NaOH setiap 2 ml. awal sampel menunjukkan pH 8,3 ml.
setelah ditambahkan NaOH terjadi kemudian dititrasi dengan
lonjakan pH hingga 11,1, dan dilihat menggunakan HCl sebanyak 2 ml.
persen kadar dari teh pucuk adalah menurut (Roy,1985) Hcl adalah larutan
0,1%. Menurut suyata (2005), pada senyawa asam kuat yang stabil dan
metode titrasi potensiometri, titik akhir mudah larut atau dapat terhidrolisasi
titrasi ditandai dengan perubahan dengan penuh dalam air sehingga
potensial yang drastis. Setelah di ukur sering digunakan dalam analisis kimia.
pH kemudian alat pH meter dibersihkan pada titrasi pertama tidak terjadi
dan dicelupkan kedalam air.menurut penurunan pH karena menunjukkan pH
Rivai Harrizul (1995) Hal ini bertujuan 8,2 sedangkan pada tirasi ke 4 ml
untuk membersihkan alat sehingga terjadi penurunan pH hingga 7,7 .
tidak terkontaminasi dengan sampel menurut Underwood (1986), lonjakan
sebelumnnya. pH terjadi karena ion H+ pada larutan
c. Nescafe habis bereaksi dengan Cl-.
Pada sampel ketiga digunakan b. Ambroxol
sampel nescafe sebagai titran dan Untuk perlakuan ke dua yaitu untuk
NaOH sebagai titrat,setelah dikalibrasi sampel basa, yang terdiri dari
pH meter kemudian dilihat pH sampel. ambroxol, Hasil yang diperoleh pada
Pada sampel nescafe menunjukkan sampel basa Ambroxol pH awal 6,4
ukuran pH yaitu sebanyak 6,6 ml, kemudian di titrasi dengan Hcl 2 ML
setelah ditambahkan NaOH sebanyak 2 menjadi 11,5. Pada sampel basa
ml terjadi lonjakkan pH dengan nilai ambroxol ini tidak mengalami lonjakan
9,6 %,. Menurut suyata (2005), pada menurun, hal ini karena sampel yang
metode titrasi potensiometri, titik akhir kami gunakan telah bercampur dengan
campuran bahan kimia lain yang Praktikan harus mengerjakan dengan
mengakibatkan kandungan senyawa teliti dan hati-hati agar mendapat
basa di dalam obat tersebut hilang. hasilyang valid. Praktikan juga harus
Atau berkurang. tenang dan tidak ribut saat melakukan
Adapun kemungkinan kesalahan praktikum.
dalam praktikum kali ini yaitu, kurang 2. Saran untuk Laboratorium
teliti dalam pemilihan sampel basa Sebaiknya laboratorium dijaga
yang digunakan dan kurang memahami kebersihan dan kenyamannya agar
cara kerja yang akan di lakukan dalam praktikum berjalan dengan lancar.
analisis potensiometri, kurangnya 3. Saran untuk Asisten
ketelitian praktikan dalam melihat alat Diharapkan kepada asisten agar lebih
ukur yang digunakan pada praktikum mengawasi dan membimbing
potensiometri praktikum terutama yang belum
I. Kesimpulan Dan Saran paham.
a. Kesimpulan J. Daftar Pustaka
1. Potensiometri merupakan metode
Beale John M. 2011. Wilson &
pengukuran yang berdasarkan adanya Gisvold. Buku Ajar Kimia
perbedaan muatan, reaksi redoks dan Medisinal Organik dan Kimia
Farmasi. Edisi 11. Diterjemah
perubahan pH, titrasi potensiometri oleh : A. A. Kd. Harmita, Emelia
pada prinsipnya menggabungka antara Devi L, M. Sumitro, Liliek
Nurhidayati, Novi Yantih, Diah
pengukuran dan volume titran, dalam Widowati, Deni Rahmat, dkk.
titrasi potensiometri titik akhir titrasi Jakarta. EGC

dideteksi dengan menetapkan volume Day, R.A. dan A.L. Underwood. 1998.
Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
pada mana terjadu perubahan potensial Keenam. Terjemahan oleh A.H.
yang relatif besar ketika ditambahkan Pudjaatmaka. Erlangga. Jakarta.
titran Davey, Patrick. 1995. Medecine At
Galance. Jakarta. Erlangga
2. manfaat dari percobaan potensiometri
Depkes RI.1979. Farmakope
yaitu dapat mengetahui titik akhir
Indonesia Jilid III. Jakarta : Depkes
titrasi dengan cara melihat lonjakan pH Ri
dan melihat nilai yang ada pada kurva Depkes RI 1995. Farmakope
dan dapat melihat potensi dari suatu Indonesia Jilid IV. Jakarta : Depkes
Ri
sampel
Khopkar, S. M.1990.Konsep Dasar
b. saran Kimia Analitik. Jakarta: Universitas
1. Saran untuk Praktikan Indonesia Press.
Rivai Harrizul. 1995. Asas
Pemeriksaan Kimia. Jakarta:
Penerbit UI Press
Roy G.M. 1985. Activated Carbon
Application in The Food and
Pharmaceutical Industries.
Pensilvania: Technonic Pub.
Sawyer, A. (2007). New Zealand's tax
rewrite program – in pursuit of the
(elusive) goal of simplicity. British
Tax Review, 4, 405-427
Suyanto,dkk, (2007). Kimia SMA/MA
kelas XI, Grasindo, Jakarta.
Sumar Hendayana, Asep Kadarohman,
AA Sumarna dan Asep Supriatna.
1994. Kimia Analitik Instrumen
Edisi Kesatu. Semarang: IKIP
Semarang Press.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja,
2007, Obat-Obat Penting Khasiat,
Penggunaan dan Efek-Efek
Sampingnya, Edisi Keenam, 262,
269-271, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta
Underwood, A. L dan R. A.
Day.1986. Analisa Kimia
Kuantitatif. Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai