Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ELEKTROANALISIS

POTENSIOMETRI TIDAK LANGSUNG

Dosen Pengampu : Yefrida, M.S

   Disusun Oleh :

WIDURI ROSMAN
1710413031
ILMA KHARISMA
1710413031
   KELAS A

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

PADANG

2020
KATA PENGANTAR

            Segala Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun makalah
tentang potensiometri tidak langsung ini. Makalah ini dibuat untuk memahami
lagi apa itu potensiometri tidak langsung, sehingga kita dapat mengaplikasikanya
dalam makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.

            Kami juga mengucapkan terima kaisih kepada dosen ibu Yefrida, M.S
yang telah membimbing kami, serta teman – teman yang ikut menyumbangkan
ide serta kritik saran yang membangun sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

          Kami merasa makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan – kehidupan sehari –  hari. Makalah potensiometri tidak langsung ini
disusun dari berbagai sumber, baik dari buku, artikel–artikel dan juga dari internet
guna memperjelas lagi materi yang bersangkutan. Makalah ini berisi tentang
uraian–uraian yang berhubungan dengan potensiometri tidak langsung baik
kelemahan dan kekuranganya serta aplikasinya dalam kehidupan sehari – hari.
Semoga kekurangan karena kami masih dalam tahap pembelajaran, maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca demi kesempurnaan dalam
penyusunan makalah ini.

.
        Padang, 11 Februari 2020
   
                                                                  Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………….………………. i
KATA PENGANTAR ……………………………………...…………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………….………… iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………..………………. 1

A. Latar Belakang ………………………………………….…………………… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………..…………………….. 1

C. Tujuan Penulisan ……………………………………….……………………. 1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………. 3

A. Pengertian Potensiometri …………………………………..…………….……4

B. Pengertian Potensiometri Tidak Langsung……………………………………. 3

C. Elektroda dalam Potensiometri Tidak Langsung ……………………………. 5

D. Jenis Reaksi Potensiometri Tidak Langsung…………………………………6

E. Keuntungan Metode Potensiometri………………………………………… 7

BAB III PENUTUP …………………………………………………………… 8

A. Kesimpulan ………………………………………………..………………… 8

B. Saran ………………………………………………………………………… 8

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….…………… 9

iii
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknik analisis kimia terus dikembangkan menjadi lebih canggih dan
minimalis ukurannya. Potensiometri merupakan salah satu metode elektroanalisis
yang terus dikembangkan. Elektroda yang digunakan dalam potensiometri harus
berbeda agar dapat menimbulkan beda potensial yang dapat terukur oleh
voltmeter. Pengembangan dari teknik analisis potensiometri berawal dari
penggantian elektroda indikator dengan penggunaan dua elektroda reference.
Beda potensial yang muncul pada kedua elektroda disebabkan karena membran
yang berada pada salah satu elektrodanya. Elektroda reference yang digunakan
harus bekerja berdasarkan hukum Nernst. Potensial yang dihasilkan konstan
dalam berbagai waktu dan tidak terpengaruh temperatur. Selain itu elektroda
reference yang digunakan harus reversibel dan bersifat inert.
Elektroda indikator yang sering digunakan adalah pH meter. Sensitifitas
elektroda ini terhadap H+ dapat dimanfaatkan untuk menentukan konsentrasi dari
suatu analit. Cara yang ditempuh dengan titrasi menggunakan titran yang sesuai
dan menggunakan elektroda indikator yang sesuai juga. Makalah ini akan
mencoba menjelaskan suatu metode potensiometri yang dilakukan secara tidak
langsung atau biasa disebut titrasi potensiometri.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah potensiometri itu?
2. Apakah potensiometri tidak langsung itu?
3. Apa saja elektroda yang digunakan pada potensiometri tidak langsung?
4. Apa saja jenis reaksi potensiometri tidak langsung?
5. Apa saja keuntungan metode potensiometri?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari potensiometri.


2. Untuk mengetahui pengertian dari potensiometri tidak langsung.

1
3. Untuk mengetahui elektroda-elektroda yang digunakan pada potensiometri
tidak langsung.
4. Untuk mengetahui jenis reaksi titrasi potensiometri tidak langsung.
5. Untuk mengetahui keuntungan metode potensiometri tidak langsung.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.  Potensiometri
Potensiometri adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari ilmu
pengukuran potensial dari suatu elektroda. Pengukuran potensial elektroda banyak
digunakan untuk dalam ilmu kefarmasian terutama untuk pengukuran pH. Metode
analisis potensiometri ini didasarkan pada pengukuran potensial sel
elektrokimia (Basset, 1994). Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan
dua metode yaitu, pertama potensiometri langsung yaitu pengukuran tunggal
terhadap potensial dari suatu aktivitas ion yang diamati, hal ini terutama
diterapkan dalam pengukuran pH larutan air.

B. Potensiometri tidak langsung


Potensiometri tidak langsung atau disebut juga titrasi potensiometri adalah
pengukuran potensial untuk menentukan titik akhir suatu reaksi.  Potensial
sel diukur sehingga dapat digunakan untuk menentukan titik ekuivalen. Suatu
potensial sel galvani bergantung pada aktifitas spesies ion tertentu dalam larutan
sel, pengukuran potensial sel menjadi penting dalam banyak analisis kimia.

3
Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda
indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi
yang diperoleh dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume pentiter
yang ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan.
Dari grafik itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Cara potensiometri ini
bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir
titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangat pendek
dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator.
Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan
volume pada mana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika
ditambahkan titran. Dalam titrasi secara manual, potensial diukur setelah
penambahan titran secara berurutan, dan hasil pengamatan digambarkan pada
suatu kertas grafik terhadap volume titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi.
Dalam banyak hal, suatu potensiometer sederhana dapat digunakan, namun jika
tersangkut elektroda gelas, maka akan digunakan pH meter khusus.  Karena pH
meter ini telah menjadi demikian biasa, maka pH meter ini digunakan untuk
semua jenis titrasi, bahkan apabila penggunaannya tidak diwajibkan.
Reaksi-reaksi yang berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri   yaitu
reaksi pembentukan kompleks reaksi netralisasi dan pengendapan dan reaksi
redoks. Pada reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan, endapan yang
terbentuk akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan. Reaksi netralisasi terjadi
pada titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda indikatornya elektroda gelas.
Tetapan ionisasi harus kurang dari 10-8. Sedangkan reaksi redoks dengan elektroda
Pt atau elektroda inert dapat digunakan pada titrasi redoks. Oksidator kuat
(KMnO4, K2Cr2O7, Co(NO3)3) membentuk lapisan logam-oksida yang harus
dibebaskan dengan reduksi secara katoda dalam larutan encer.
 Potensial dalam titrasi potensiometri dapat diukur sesudah penambahan
sejumlah kecil volume titran secara berturut-turut atau secara kontinu dengan
perangkat automatik. Presisi dapat dipertinggi dengan sel konsentrasi. Elektroda
indikator yang digunakan dalam titrasi potensiometri tentu saja akan bergantung
pada macam reaksi yang sedang diselidiki. Jadi untuk suatu titrasi asam basa,

4
elektroda indikator dapat berupa elektroda hidrogen atau sesuatu elektroda lain
yang peka akan ion hidrogen, untuk titrasi pengendapan halida dengan perak
nitrat, atau perak dengan klorida akan digunakan elektroda perak, dan untuk titrasi
redoks (misalnya, besi(II)) dengan dikromat digunakan kawat platinum semata-
mata sebagai elektroda redoks.

C. Elektroda dalam Potensiometri tidak langsung


Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda
indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi
yang diperoleh dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume pentiter
yang ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan.
Dari grafik itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Elektroda indikator adalah
elektroda yang potensialnya bergantung pada konsentrasi ion yang akan
ditetapkan dan dipilih berdasarkan jenis senyawa yang hendak ditentukan.
Sedangkan elektroda pembanding adalah elektroda yang potensialnya diketahui
dan selama pengukuran tetap konstan. Elektroda pembanding yang banyak
digunakan adalah elektroda kalomel karena konstannya potensial yang dihasilkan.
Antara elekroda pengukur (elektroda indikator) dan elektroda pembanding
terdapat jembatan arus atau garam dengan larutan elektrolit yang di dalamnya
terdapat transport ion arus (Widjaja, 2008). Sedangkan menurut Rivai (1995), cara
potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk
menentukan titik akhir titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah
kesetaran sangat pendek dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan
indikator.
1. Elektoda Pembanding
Di dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu
elektroda pembanding (refference electrode) yang memiliki syarat harga potensial
setengah sel yang diketahui, konstan, dan sama sekali tidak peka  terhadap
komposisi larutan yang sedang selidiki.. Pasangan elektroda pembanding adalah
elektroda indikator disebut juga (working electrode) yang potensialnya
bergantung pada konsentrasi zat yang sedang diselidiki.

5
2.  Elektroda Indikator
Elektroda indikator (elektroda kerja) adalah suatu elektroda yang potensial
elektrodanya bervariasi terhadap konsentrasi (aktivitas) analit yang diukur.
Elektroda indikator harus memenuhi beberapa syarat antara lain harus memenuhi
tingkat kesensitivan yang terhadap konsentrasi analit. Tanggapannya terhadap
keaktifan teroksidasi dan tereduksi harus sedekat mungkin dengan yang
diramalkan dengan persamaan Nernst. Sehingga adanya perbedaan yang kecil dari
konsentrasi analit, akan memberikan perbedaan tegangan.

D. Jenis Reaksi Potensiometri Tidak Langsung


Bermacam reaksi titrasi dapat diikuti dengan pengukuran potensiometri.
Reaksinya harus meliputi penambahan atau pengurangan beberapa ion yang sesuai
dengan jenis elektrodanya. Potensial diukur sesudah penambahan sejumlah kecil
volume titran secara berturut-turut atau secara kontinyu dengan perangkat
automatik. Presisi dapat dipertinggi dengan sel konsentrasi.
1.  Reaksi netralisasi: Titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda
indikatornya elektroda gelas. Tetapan ionisasi harus kurang dari 10-8.
2.  Reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan: Pembentukan endapan atau
kompleks akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan. Biasanya digunakan
elektroda Ag dan Hg. Berbagai logam dapat dititrasi dengan EDTA.
3.  Reaksi redoks: Elektroda Pt atau elektroda inert dapat digunakan pada titrasi
redoks. Oksidator kuat (KMnO4, K2Cr2O7, Co(NH3)3) membentuk lapisan logam-
oksida yang harus dibebaskan dengan reduksi secara katoda dalam larutan encer.

E. Keuntungan metode potensiometri


Keuntungan dari metode potensiometri adalah :
1. Biayanya yang relatif murah dan sederhana.
Voltameter dan elektroda jauh lebih murah daripada instrumen saintifik
yang paling modern. Selain itu kelebihan dari metode potensiometri yaitu pada
saat potensial sel dibaca tidak ada arus yang mengalir dalam larutan (metode
potensiometri arus residual tatanan sel dan efek polarisasi dapat diabaikan).
Manfaat potensiometri juga untuk menetapkan tetapan kesetimbangan. Potensial-

6
potensial yang stabil sering diperoleh dengan cukup cepat dan tegangan yang
mudah dicatat sebagai fungsi waktu, sehingga potensiometri kadang juga
bermanfaat untuk pemantauan yang kontinyu dan tidak diawasi.
2. Potensiometri bersifat nondestruktif terhadap sampel
Penyisipan elektroda tidak megubah komposisi larutan uji (kecuali untuk
sedikit kebocoran elektrolit dari elektroda acuan) (Khopkar, 1990). Sedangkan
menurut Vogel (1994), metode potensiometri merupakan salah satu metode yang
banyak digunakan untuk menentukan kandungan ion-ion tertentu dalam suatu
larutan, titrasi terhadap vitamin c (bersifat asam) mungkin juga bersifat basa.
Selain itu, metode potensiometri dapat juga digunakan dalam penetapan nikel
dan kobal dengan pengkomlekskan denga sianida, penetapan flourida dengan
metode titik nol, penetapan besi (III) dengan EDTA dan standarisasi larutan
kalium permanganate dengan kalium iodide.
3. Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan
volume pada mana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika
ditambahkan titran. Dalam titrasi secara manual, potensial diukur setelah
penambahan titran secara berurutan, dan hasil pengamatan digambarkan pada
suatu kertas grafik terhadap volum titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi.
Dalam banyak hal, suatu potensiometer sederhana dapat digunakan, namun jika
tersangkut elektroda gelas, maka akan digunakan pH meter khusus.  Karena pH
meter ini telah menjadi demikian biasa, maka pH meter ini dipergunakan untuk
semua jenis titrasi, bahkan apabila penggunaannya tidak diwajibkan.

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Potensiometri adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari ilmu
pengukuran potensial dari suatu elektroda.
2. Potensiometri tidak langsung adalah pengukuran potensial untuk
menentukan titik akhir suatu reaksi.
3. Elektroda pada potensiometri tidak langsung adalah elektroda
pembanding dan elektroda indicator.
4. Jenis reaksi pada potensiometri tidak langsung adalah reaksi netralisasi,
reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan dan reaksi redoks.

8
DAFTAR PUSTAKA

Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis dan Kuantitatif Anorganik. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Gandjar, Gholib Ibnu. 2007. Kimia Analisis Farmasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang: IKIP Semarang Press.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Rivai, Harizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Underwood, Day. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai