Anda di halaman 1dari 11

KECEPATAN DAN ORDE REAKSI

I. TUJUAN
1. Mempelajari pengaruh tekanan terhadap kecepatan mengalirnya suatu cairan
dari suatu adah dan menentukan kecepatan dan orde reaksinya.
2. Menentukan kecepatan aal, kecepatan sesaat, dan kecepatan rata-rata dari
mengalirnya suatu cairan dari suatu adah

II. TEORI
Reaksi tidak berlangsung secara tiba-tiba tetapi selalu melalui suatu proses dengan
arti kata memerlukan waktu selama berlangsungnya reaksi atau proses, maka dalam
hal ini jumlah reaktan akan semakin berkurang sedangkan jumlah produk makin
lama makin bertambah. Proses pengurangan atau penambahan tersebut ada yang
berlangsung lambat, bahkan ada yang berlangsung sangat cepat, contohnya reaksi
titrasi:
NaOH + HCl NaCl

OH + H+ H2O

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi, diantaranya:


1. Temperatur
2. Konsentrasi
3. Keadaaan kontak antara reaktan dengan reaktan
4. Katalis
5. Pelarut (media)
6. Cahaya
Secara umum, kecepatan reaksi sama dengan kecepatan perubahan reaksi
jumlah zat dalam satuan waktu tertentu. Hal ini analog dengan kecepatan sebuah
mobil atau kendaraan. Bila dalam 2 jam mobil telah menempuh 100 km, berarti
kecepatannya adalah 50 km/jam. Kecepatan seperti ini disebut dengan kecepatan
rata-rata. Namun, ternyata kecepatan mobil tersebut tidak selalu 50 km/jam
adakalanya kurang, adakalanya lebih, bahkan tetap. Kecepatan tersebut adalah
kecepatan sebenarnya pada saat itu dan kecepatan tersebut adalah kecepatan
sebenarnya yang disebut dengan kecepatan sesaat. Hal ini juga berlaku di dalam
reaksi kimia, berarti ada kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat.
Contohnya, reaksi antara asetilen dengan hidrogen yang menghasilkan etana.
CH2 + 2H2 C2H6

Dalam reaksi ini komponen asetilen dan komponen akan selalu berkurang
sedangkan komponen etana akan selalu bertambah sampai akhirnya reaksi selesai.
Secara umum kecepatan reaksi tidak berdasarkan pada perubahan jumlah
produk atau reaktan persatuan volume. Jadi, kecepatan secara umum dinyatakan
dengan perubahan konsentrasi.
dn
v
V=
dt
d (C )
=
dt

Dengan demikian, satuan yang umum dipakai adalah mol/liter/detik atau


mol/liter/jam. Perlu diperhatikan, bahwa kecepatan perubahan konsentrasi dari
masing-masing komponen di dalam reaksi tidak selalu sama.
Contoh :
A + 2B C
Pada reaksi ini ternyata kecepatan perubahan B lebih cepat dari kecepatan dari
kecepatan perubahan A karena setiap 1 mol A akan bereaksi dengan 2 mol B
menghasilkan 1 mol C, berarti kecepatan B adalah 2 kali kecepatan A dan kecepatan
C.
Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya bahwa kecepatan pengurangan
(kecepatan konsumsi) maupun kecepatan pembentukan suatu komponen sama
dengan perubahan konsentrasi dari komponen tersebut terhadap waktu, misalnya:
A B
d [A]
V A=
Maka : dt
d [B]
V B=
dt
A + B C
d [A]
V A=
Maka : dt
d [B]
V B=
dt
d [C ]
V C=
dt
Dengan arti kata, kecepatan masing-masing komponen tersebut selalu
dihubungkan dengan konsentrasi namun dari hasil pengamatan (secara empiris)
para ahli telah menemukan suatu persamaan (hubungan sederhana) antara
kecepatan perubahan masing-masing komponen tersebut terhadap konsentrasi
reaktan berpangkat bilangan tertentu yang disebut orde reaksi.
Contoh:
A B
VA = KA [A]α
VB = KB [A]α

A + B C
VA = KA [A]α [B]β
VB = KB [A]α [B]β
VC = KC [A]α [B]β
Secara empiris (hasil pengamatan seperti telah dinyatakan sebelumnya
bahwa kecepatan pengurangan/kecepatan konsumsi) maupun kecepatan
pembentukan dari suatu komponen adalah sama dengan perubahan konsentrasi per
satuan waktu, dengan arti kata kecepatan masing-masing komponen tersebut selalu
dihubungkan dengan konsentrasi, namun secara empiris (berdasarkan pengamatan)
ahli telah menemukan suatu persamaan atau suatu hubungan sederhana antara
kecepatan perubahan komponen tersebut terhadap reaksi reaktan berpangkat
bilangan tertentu disebut orde reaksi.

Orde reaksi partial maupun total tidak dapat diperoleh dari koefisien
persamaan reaksi (kecuali persamaan reaksi sederhana) melainkan hanya dapat
diperoleh melalui pengamatan, jadi orde reaksi adalah bersifat ”Purely Experimental
Quantities”.
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3. 1. Alat dan Bahan
3.1.1 Alat dan fungsi
No. Alat Fungsi
1. Buret untuk wadah air yang akan diuji kecepatan alirnya
2. Gelas ukur untuk wadah air setelah keluar dari buret
3. Stopwatch untuk menghitung waktu alir

2.1.1 Bahan dan Fungsi


No. Bahan Fungsi
1. Air sebagai sampel yang akan diukur kecepatan alirnya
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Pengamatan 1
1. Tabung buret diisi dengan 50 mL air sampai tanda batas
2. Bersamaan dengan dibukanya kran buret dihidupkan stopwatch
3. Setelah 5 setik kran ditutup kemudian dihitung volume air yang keluar
4. Dilakukan 10 kali percobaan
5. Dihitung kecepatan rata-rata 0-5 detik, kecepatan rata-rata pada 5-10 s,
kecepatan sesaat pada 3, 5, 7, dan 10s
6. Dihitung konstanta kecepatan alir

3.2.2 Pengamatan 2
1. Tabung buret diisi dengan 50 mL air sampai tanda batas
2. Kran buret dibuka dan air mengalir pada ketinggian 15, 30, dan 45 mL.
3. Dihitung kecepatan alirnya
4. Dibandingkan kecepatan alir masing-masing percobaan
5. Dihitung orde reaksi dan konstanta kecepatan aliran dari aliran air tersebut.
3.3 Skema Kerja
3.3.1 Percobaan 1
v
50 mL air

- Dimasukkan ke dalam buret


- Dibuka kran
- Dihidupkan stopwatch 5 s
- Diukur volumenya
- Dilakukan hal yang sama untuk 5 s berikutnya
-
Hasil

3.3.2 Percobaan 2

50 mL air

- Dimasukkan ke dalam buret


- Dibuka kran dan air mengalir pada ketinggian
15, 30 dan 45 mL
- Dihitung kecepatan alirnya
- Dibandingkan kecepatan alir masing-masing
percobaan
- Digiying orde reaksi dan konstanta kecepatan
alir
-
Hasil
3.4 Skema Alat

4
1

Keterangan :
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Standar
4. Klem
5. Kertas
6. Corong
V. PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Pengamatan Setiap Langkah Kerja
No Cara Kerja dan Reaksi Gambar Pengamatan Analisa

1 Diisi air pada buret 50 mL, dibuka kran pada Volume air yang keluar Jumlah air yang keluar semain lama
buret bersamaan dengan dihidupkan makin lama makin sedikit semakin sedikit karena dipengaruhi oleh
stopwatch, dihitung volume air yang keluar
adanya tekanan dari udara, tekanan
dari kran setiap 5 detik selama 10 kali
paling tinggi adalah saat buret terisi
pengulangan.
penuh.
2 Diisi air pada buret 50 mL, dihitung waktu Terdapat pengaruh tekanan Semakin tinggi air di dalam buret maka
alir air pada ketinggian 15, 30 dan 45 mL. terhadap laju air. Diperoleh tekanan juga semakin besar dan lajunya
orde reaksi 0,4. juga semakin cepat. Diperoleh orde
reaksi 0
DAFTAR PUSTAKA

Alif, Admin. 2008. Penuntun Praktikum Kinetika dan Katalis. Jurusan Kimia. FMIPA.
Padang: UNAND

Atkins.1999.Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga


Austin, George T.,Shreve’s.1985.Chemical Process Industries Edisi V, Mc-Graw Hill
Book Company

Anda mungkin juga menyukai