POLARIMETRI
Dosen Pengampu Mata Kuliah Praktikum Kimia Fisika II:
1. Dr.H. Yahmin, S.,Pd., M.Si
Dra. Nazriati, M.Si
Oleh:
Kelompok 6 offering i
Lutfiyah Findiani A (150332601599)
Ririn Cahyanti (150332607744)
Yuastutik (150332602236)
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari dan memahami prinsip kerja alat polarimeter.
2. Menentukan sudut putar jenis larutan zat optik aktif dengan menggunakan
polarimeter.
C. DASAR TEORI
Polarimetri adalah suatu proses mendeteksi aktivitas optis. Zat aktif optis memutar
cahaya terpolarisasi bidang, sedangkan zat yang inaktif optis tidak memutar cahaya
terpolarisasi bidang. Beberapa contoh zat aktif optis adalah karbohidarat, protein dan steroid.
Beberapa contoh zat inaktif optis adalah air, alcohol, larutan garam dalam air. Polarimeter
adalah alat ukur optik yang digunakan untuk mencari konsentrasi bahan optik aktif di dalam
cuplikan dengan cara mengukur sudut pemutaran bidang polarisasi cuplikan tersebut.
Besarnya perputaran itu bergantung pada,
(1) struktur molekul,
(2) temperature,
(3) panjang gelombang,
(4) banyaknya molekul pada jalan cahaya
(5) pelarut.
Polarimeter terdiri dari berbagai komponen, yaitu :
1. Light Source (sumber cahaya), berupa cahaya yang dihasilkan dari cahaya lampu
natrium yang berfungsi sebagai sumber cahaya.
2. Fixed Polarizer Cannot Rotate, merupakan celah tetap (tidak dapat diputar) yang
berada dekat sumber cahaya.
3. Polarimeter tube (tabung polarimeter), terdapat dua ukuran tabung polarimeter
yakni antara 10 cm, dan 20 cm. Dalam tabung berisi larutan yang akan diukur
dalam polarimeter ini.
4. Analyzer (teropong pengamat), lensa untuk mengamati keadaan larutan didalam
tabung polarimeter.
Cahaya merupakan gelombang elektromagnet yang terdiri dari getaran medan listrik
dan getaran medan magnet yang saling tegak lurus. Bidang getar kedua medan ini tegak
lurus terhadap arah rambatnya. Sinar biasa secara umum dapat dikatakan gelombang
elektromagnet yang vektor-vektor medan listrik dan medan magnetnya bergetar kesemua
arah pada bidang tegak lurus arah rambatnya dan disebut sinar tak terpolarisasi. Apabila
sinar ini melalui suatu polarisator maka sinar yang diteruskan mempunyai getaran listrik
yang terletak pada satu bidang saja dan dikatakan sinar terpolarisasi bidang (linear)
(gambar 1).
Bila arah transmisi polarisator sejajar dengan arah transmisi analisator, maka sinar
yang mempunyai arah getaran yang sama dengan arah polarisator diteruskan seluruhnya.
Apabila arah transmisi polarisator tegak lurus terhadap arah analisator maka tak ada sinar
yang diteruskan. Apabila arahnya membentuk suatu sudut maka sinar yang diteruskan
hanya sebagian (gambar 1). Sinar terpolarisasi linear yang melalui suatu larutan optik
aktif akan mengalami pemutaran bidang polarisasi (gambar 2).
[ ]tD l c
dimana: [ ]tD = sudut putar jenis larutan zat optik aktif pada temperatur t (oC)
[ ]tD [ ]20
D
{1 0, 000184(t 20)}
b. Bahan:
D(+)-glukosa padat
Larutan glukosa sampel
Akuades
c. Rangkaian Alat
Gambar 3. Polarimeter
Piringan
Okuler
Skala Putaran
Pengunci Piringan
E. PROSEDUR KERJA DAN ANALISIS PROSEDUR
No Prosedur Kerja Analisis Prosedur
1 Pengukuran Aquadest
Aquades
Hasil
2 Pengukuran Larutan glukosa dengan
berbagai konsentrasi dan sampel
atau didorong)
Dikencangkan pengunci
piringan dan diputar pelan
pelan pemutar halus piringan
ke kanan apabila terlihat
seperti B, diputar pemutar
halus piringan ke kiri apabila
terlihat seperti C.
Dicatat skala yang terlihat
pada skala putaran.
Dicatat Temperatur larutan
Hasil
F. DATA PENGAMATAN
Kurva Kalibrasi
14
y = 113.2x + 0.102
Sudut putar bidang polarisasi (Φ)
12
R² = 0.9984
10
6 Series1
Linear (Series1)
4
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
Konsentrasi
y = 113,2x + 0,102
x = 20,35/113,2
x = 0,179
I. DAFTAR PUSTAKA
Sumari dan Nazriati. 2017. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Malang: Kimia
FMIPA Universitas Negeri Malang.
Mu’afiyah Fifin. 2013. Laporan Praktikum Polarimetri. (online). http://Tentang
CatatanKuLaporanPraktikumPOLARIMATRI.html. Diakses tanggal 25
November 2017.
TUGAS
𝐷
1. Nilai [𝛼]𝐷
𝑡 dan [𝛼]20
Temperatur = 28°C
l = 20cm = 2dm
a. Konsentrasi 1g/50 mL = 0.02 g/mL
Ф =[α]D
28 ∙ l ∙ c
2,52 =[α]D
28 . 2 dm . 0,02 g/mL
[α]D
28 = 63 dm.g /mL
[α]D
28 = [α]D
20 (1 – 0,000184(t – 20))
63 = [α]D
20 (1 – 0,000184(28 – 20))
[α]D
20 = 63,09
4,43 =[α]D
28 . 2 dm . 0,04 g/mL
[α]D
28 = 55,375 dm.g /mL
[α]D
28 = [α]D
20 (1 – 0,000184(t – 20))
55,375 = [α]D
20 (1 – 0,000184(28 – 20))
[α]D
20 = 55,46
6,93 =[α]D
28 . 2 dm . 0,06 g/mL
[α]D
28 = 57,75 dm.g /mL
[α]D
28 = [α]D
20 (1 – 0,000184(t – 20))
57,75 = [α]D
20 (1 – 0,000184(28 – 20))
[α]D
20 = 57,835
9,07 =[α]D
28 . 2 dm . 0,08 g/mL
[α]D
28 = 56,69 dm.g /mL
[α]D
28 = [α]D
20 (1 – 0,000184(t – 20))
56,69 = [α]D
20 (1 – 0,000184(28 – 20))
[α]D
20 = 56,77
11,52 =[α]D
28 . 2 dm . 0,1 g/mL
[α]D
28 = 57,6 dm.g /mL
[α]D
28 = [α]D
20 (1 – 0,000184(t – 20))
57,6 = [α]D
20 (1 – 0,000184(28 – 20))
[α]D
20 = 57,68
20,45 =[α]D
28 . 2 dm . 0,179g/mL
[α]D
28 = 57,12 dm.g /mL
[α]D
28 = [α]D
20 (1 – 0,000184(t – 20))
57,12 = [α]D
20 (1 – 0,000184(28 – 20))
[α]D
20 = 57,20
2. Arah putar bidang polarisasi cahaya ketika melewati larutan glukosa adalah kearah
kanan atau di putar ke kanan.
3. Kurva kalibrasi Φ terhadap konsentrasi larutan glukosa.
Kurva Kalibrasi
14
Sudut putar bidang polarisasi (Φ)
y = 113.2x + 0.102
12
R² = 0.9984
10
8
6 Series1
4 Linear (Series1)
2
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
Konsentrasi
y = 113,2x + 0,102
x = 20,35/113,2
x = 0,179