KELOMPOK 3 GOLONGAN I
ANGGOTA :
I Gusti Agung Istri Agung Pramiari 2008551011
Pramana Kumala Putra 2008551012
I Made Gede Ari Kusuma 2008551013
Ni Kadek Ayu Murtini 2008551014
Ni Made Indah Maryani 2008551015
DOSEN PENGAMPU :
Ni Putu Linda Laksmiani, S.Farm., M. Sc, Apt.
2. DASAR TEORI
Stereokimia adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga
dimensi yakni bagaimana atom-atom dalam sebuah molekul ditata dalam
ruangan satu relatif terhadap yang lain (Fessenden,1982). Stereokimia
mencakup 3 aspek, yaitu isomer geometrik, konformasi molekul, dan
kiralitas molekul. Hubungan penataan atom-atom dalam ruang 3D dan
sifat-sifat yang diakibatkannya, secara khusus dibahas pada topik
stereokimia. Model molekul didefinisikan sebagai gambaran ideal dari
suatu system atau proses, seringkali dalam bentuk persamaan matematika,
atau perencanaan yang digunakan untuk memfasilitasi perhitungan dan
prediksi. Model ball-and-stick merupakan model tiga dimensi yang sudah
sering digunakan dalam pembelajaran bentuk molekul. Model ini memiliki
kelebihan yaitu representasi 3D yang bagus, jumlah ikatan pada setiap
atom ditunjukkan dengan tepat, panjang dan sudut ikatan juga ditunjukkan
dengan tepat. Selain itu model ini juga memiliki kelemahan yakni tidak
tampaknya overlap awan elektron dari atom yang membentuk ikatan
kovalen (Ardiansyah, 2013).
Isomer geometrik adalah aspek pertama stereokimia yang
mempelajari bagaiamana ketegangan dalam molekul dapat mengakibatkan
isometri (Fessenden, 1982). Isomer geometrik hanya dapat ditemukan di
kelas senyawa alkana dan senyawa siklik. Isomer geometrik hanya dapat
terbentuk jika tiap karbon yang berada dalam ikatan pi mengikat dua gugus
1
yang berlainan. Jika gugus-gugus sejenis yang terdapat pada tiap karbon
tersebut berada dalam ikatan pi yang sama, maka akan terbentuk isomer
geometrik cis. Sedangkan jika gugus-gugus sejenis yang terdapat pada tiap
karbon tersebut berada dalam ikatan pi yang berlawanan, maka akan
terbentuk isomer geometrik trans.
2
Konformasi goyang terjadi ketika posisi gugus-gugus terpisah sejauh
mungkin antara satu dan yang lainnya sedangkan konformasi eklips terjadi
ketika posisi gugus-gugus mendekat/menutup membentuk gerhana.
3
mewakili suatu unsur. Karakteristik materi bentuk geometri molekul ialah
bersifat abstrak serta gabungan antara pemahaman konsep dan aplikasi
(Syafriani, 2014).
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
4.1 Konformasi pada propena
• Disiapkan bola hitam (carbon) dan bola putih (hidrogen)
• Dibuat model untuk molekul propana
• Dibuat konformasi ekstrem stabil dan tidak stabil
• Dibuat proyeksi Newman untuk kedua konformasi
• Terbentuk konformasi goyang dan konformasi eklips
4
• Terbentuk konformasi kursi dan konformasi perahu
B. Metil sikloheksana
• Disiapkan bola hitam (karbon) dan bola putih (hidrogen)
• Dibuat model molekul sikloheksana
• Dibuat konformasi yang paling stabil untuk posisi metil
• Terbentuk struktur metil sikloheksana
(posisi aksial danekuatorial)
C. 1,2-dimetil sikloheksana
• Dibuat model molekul cincin sikloheksana
• Dimasukkan dua gugus metil pada dua
atom C yang bersebelahan
• Dibuat konformasinya
• Terbentuk struktur cis-1,2-dimetilsikloheksana
dan trans-1,2-dimetilsikloheksana
D. 1,3-dimetil sikloheksana
• Dibuat model molekul cincin sikloheksana
• Dimasukkan dua gugus metil pada atom C1 dan atom C3
• Dibuat konformasinya
• Terbentuk struktur cis-1,3-dimetilsikloheksana
dan trans-1,3-dimetilsikloheksana
E. 1,4-dimetil sikloheksana
• Dibuat model molekul cincin sikloheksana
• Dimasukkan dua gugus metil pada atom C1 dan atom C4
• Dibuat konformasinya
• Terbentuk struktur cis-1,4-dimetilsikloheksana
dan trans-1,4-dimetilsikloheksana
5
4.3 Model cincin Aromatik
• Disiapkan bola carbon, bola hydrogen, dan batang valensi
• Dibuat model molekul benzene
• Dibandingkan struktur benzene dan siklohekasana
• Dicatat hasil perbandingan Benzena dan Sikloheksana
4.5 Enantiomer
A. Pusat Kiral
• Disiapkan 1 bola hitam, 1 bola merah, 1 bola
hijau, 1 bola putih,1 bola biru
• Dibuat 2 struktur yang sama
• Diganti kedudukan dari 2 gugus dari salah satu model molekul
• Diamati sifat putaran optik
6
• Terbentuk Enantiomer
B. Reaksi yang menghasilkan pusat kiral
• Disiapkan bola hitam, putih, merah, dan hijau
• Dibuat model asetaldehid
• Diambil dua buah nukleofilik
• Diletakkan nukleofilik pada C karbonil pada sisi
kanan (model 1) dan pada sisi kiri (model 2)
• Dibandingkan model molekul
• Catat hasil perbandingan model molekul asetaldehid
5. SKEMA KERJA
5.1 Skema kerja konformasi pada propana
Bola hitam (carbon), batang valensi, dan bola putih (hidrogen) disiapkan
7
5.2 Skema kerja konformasi pada sikloheksana dan sikloheksana
bersubstitusi
A. Sikloheksana
Bola hitam (carbon), batang valensi, dan bola putih (hidrogen) disiapkan
B. Metil sikloheksana
8
C. 1,2-dimetil sikloheksana
Dimasukkan dua buah gugus metil pada dua atom C yang bersebelahan
Dibuat konformasinya
D. 1,3-dimetil sikloheksana
dua
metil
Terbentuk struktur cis-1,3-dimetilsikloheksana dan trans-1,3-
dimetilsikloheksana
pada
9 dua
atom
E. 1,4-dimetil sikloheksana
dua
Dibuat berbagai konformasinya
gugus
Terbentuk struktur cis-1,4-dimetilsikloheksana dan trans-1,4-
dimetilsikloheksana
metil
atom
dua
Dibandingkan struktur benzene dan siklohekasana
gugus
pada
dua
10 atom
C yang bersebelahan
5.4 Isomer cis-trans pada alkena
A. 1,2-dikloroetena
Dibuat model molekul etena pada molymod dua gugus metil pada dua
atom C yang bersebelahan
Dimasukkan 2dua
buah gugus kloro
pada atom C1 dan C2 dan dibuat isomer dari senyawa tersebut
gugus
pada
11
dua
5.5 Enatiomer
A. Pusat Kiral
Disiapkan 1 bola hitam (karbon), 1 bola merah (oksigen) , 1 bola
hijau (klor), 1 bola putih (hidrogen), 1 bola biru (nitrogen) dan
batang valensi molymod disiapkan
Dibuat 2 struktur yang sama lalu kedudukan dari 2 gugus dari salah
satu model molekul diganti
Diamati sifatdua
putaran optik
gugus
Terbentuk Enantiomer
Dibuat modeldua
asetaldehid
C yanggugus
bersebelahan
Diletakkan nukleofilik pada C karbonil pada sisi kanan (Model 1)
dan pada sisi kiri (model 2)
metil
atom
12
C yang bersebelahan
6. HASIL PRAKTIKUM
Percobaan 4.1 (Konformasi pada propana)
No Molymod Hypercam Keterangan
1 Propana
13
Percobaan 4.2 (Konformasi pada sikloheksana dan sikloheksana
bersubtitusi)
2 Sikloheksana
Sikoheksana
(konformasi
perahu)
Sikoheksana
(konformasi
kursi)
3 Metil
sikloheksana
14
Metil
sikloheksana
(posisi aksial)
Metil
sikloheksana
(posisi
equatorial)
4 Cis 1,2-
dimetil
sikloheksana
Trans 1,2-
dimetil
sikloheksana
5 Cis 1,3-
dimetil
sikloheksana
15
Trans 1,3-
dimetil
sikloheksana
6 Cis 1,4-
dimetil
sikloheksana
Trans 1,4-
dimetil
sikloheksana
(Benzena)
16
(Sikloheksana )
Percobaan 4.4 (Percobaan cis-trans pada alkena )
8 Cis 1,2-
dikloroetena
Trans 1,2-
dikloroetena
9 Cis1,2-etilena
dikarboksilat
17
Trans 1,2-
etilena
dikarboksilat
Perbandingan
molekul
asetaldehid
(asetaldehid)
(penambahan nukleofilik,
dengan Cl)
18
7. PEMBAHASAN
Konformasi diartikan sebagai bentuk molekul sesaat (sementara) akibat
dari terjadinya rotasi ikatan tunggal, yang daapt dinyatakan dalam bentuk
konformasi Fischer, Bola Pasak, dan Newman. Suatu stereoisomer dari
molekul-molekul dengan rumus struktur yang sama namun konformasi yang
berbeda yang diakibatkan oleh adanya rotasi atom dalam ikatan kimia disebut
sebagai isomerisme konformasi. Isomerisme konformasi ini hanya terjadi pda
ikatan tunggal, yang dikarenakan oleh ikatan rangkap dua dan rangkap tiga
mempunyai ikatan pi sehingga menghalangi rotasi dalam suatu ikatan. Dalam
struktur molekul tertentu, konformer yang berbeda dapat saling berubah
dengan melakuka rotasi tunggal tanpa memutuskan ikatan kimia sehingga
dapat menghasilkan lebih dari satu konformasi dengan energi yang berbeda.
hal ini disebabkan karena rotasi hibridisasi orbital sp3 atom karbon terhalang.
19
Gambar 3. Proyeksi Newman propane
20
berjauhan satu sama lain. Sedangkan, konformasi eklips adalah bentuk
sikloheksana yang tidak stabil karena gugus-gugusnya berdekatan satu
dengan yang lain sehingga konformasi ini disebut sebagai masa transisi
karena sikloheksana yang berada dalam konformasi ini akan berubah
bentuknya menjadi bentuk yang lebih stabil. Hal ini membuat semua senyawa
sikloheksana yang ada akan menuju / memiliki bentuk kursi.
21
b. Konformasi Metil Sikloheksana Aksial Dan Equatorial
Metilsikloheksana adalah sikloheksana yang tersubstitusi oleh satu gugus
metil. Dengan adanya substitusi gugus metil menyebabkan terjadinya pelepasan
atom H pada salah satu atom C yang digantikan dengan CH3. Tiap atom karbon
siklik (cincin) dari sikloheksana mengikat dua atom hidrogen. Ikatan pada salah
satu atom hidrogen terletak dalam bidang cincin secara kasar, atom hidrogen ini
disebut sebagai atom hidrogen ekuatorial. Ikatan atom karbon dengan atom
hidrogen lainnya yang letaknya sejajar dengan sumbu ikatan disebut sebagai atom
hidrogen aksial (axial, menyumbu). Tiap-tiap atom karbon pada senyawa
sikloheksana mempunyai satu atom hidrogen ekuatorial dan satu atom hidrogen
aksial. Sebuah gugus metil lebih meruah (bulkier) daripada sebuah atom
hidrogen. Bila gugus metil dalam metil sikloheksana berada dalam posisi aksial,
maka gugus metil itu dan atom-atom hidrogen aksial pada satu sisi cincin akan
saling tolak menolak. Proses yang terjadi adalah interaksi antara gugus-gugus
aksial yang disebut dengan ataraksi 1,3-diaksial. Gaya tolak menolak tersebut
akan minimal bila gugus metil berada dalam posisi ekuatorial. Sehingga
konformer dengan metil aquatorial memiliki energi yang lebih lemah atau lebih
rendah dibandingkan dengan konformer metil yang berada pada posisi aksial.
Posisi gugus metil ekuatorial 24 lebih stabil dibandingkan dengan posisi
aksial, hal tersebut disebabkan karena adanya lebih sedikit tolakan sterik yang
terjadi dibandingkan pada posisi aksial yang mempengaruhi energi menjadi lebih
besar sehingga konformasi ini menjadi lebih tidak stabil. Pada suhu kamar, sekitar
95% molekul metilsikloheksana berada pada konformasi dimana gugus metilnya
terletak pada posisi equatorial. Apabila gugus metil berada dalam posisi aksial
(menyumbu), konformasi cincin akan serupa dengan konformasi butana dengan
gugus-gugus metil gauche. Sedangkan bila gugus metil berada dalam posisi
equatorial, konformasi cincin akan serupa dengan konformasi butana dengan
gugus metil yang anti. Metilsikloheksana dengan suatu gugus metil aksial 1,8
kkal/mol lebih kurang stabil dibandingkan dengan konformasi dimana gugus
22
metilnya terletak pada posisi ekuatorial. (Fessenden dan Fessende, 1982).
23
Gambar 9. Konformer Cis 1,2-dimetilsikloheksana
24
d. Molekul 1,3-Dimetil Sikloheksana
Untuk molekul 1,3-Dimetil Sikloheksana memiliki struktur cis (a,a) (e,e) dan
trans (e,a). kedua subsubtituen pada cincin sikloheksana yakni 1,3 satu terhadap
yang lain, maka didapat cis-isomer lebih stabil daripada trans-isomer. Hal ini
disebabkan karena kedua subtituen tadi yang ada dalam 1,3-isomer dapat
mengambil posisi ekuatorial. Sedangkan gugus yang terpaksa mengambil posisi
aksial adalah satu gugus dalam trans-1,3-isomer. (Fessenden dan Fessenden,
1982). Kestabilan struktur dapat dilihat dari struktur dengan tingkat energi
terendah, oleh karena itu pada molekul 1,3-dimetil sikloheksana yang memiliki
konformasi paling stabil adalah struktur cis (e,e). Berikut gambar konformasi dari
molekul 1,3-dimetil sikloheksana.
Gambar 11. Konformasi isomer cis dan trans pada 1,3-dimetil sikloheksana.
25
e. Molekul 1,4-dimetil sikloheksana
Sikloheksana merupakan molekul rantai tertutup yang memiliki sifat yang
stabil. Tetapi, pada beberapa keadaan menyebabkan terjadinya reaksi seperti
reaksi substitusi. 1,4-dimetilsikloheksana adalah sikloheksana yang
terdisubstitusi karena terdapat 2 gugus metil yang mensubstitusi sikloheksana.
2 gugus metil ini secara planar tidak memiliki keistimewaan, tetapi tidak dapat
dilihat tingkat energinya karena kedudukan atom H yang susah diprediksi,
sedangkan pada struktur kursi akan terlihat kestabilan dengan mengamati atom-
atom yang berdekatan sehingga tolakan steriknya yang bisa mempengaruhi
tingkat energinya dapat terlihat. Pada 1,4-dimetilsikloheksana gugus metilnya
akan lebih stabil jika berada dalam posisi trans.Karena, kedua gugus metil
berada pada posisi ekuatorial, karena tolakan steriknya akan lebih kecil
dibanding trans yang keduanya aksial atau posisi cis. Hal ini menyebabkan
tingkat energinya menjadi lebih rendah dan stabil.
26
7.3 Perbandingan Model Cincin Aromatik pada Struktur Benzena Dan
Sikloheksana
Cincin aromatik adalah bagian umum dari banyak struktur organik dan
sangat penting dalam kimia asam nukleat dan dalam kimia beberapa asam
amino. Benzene (C6H6) memiliki delapan hidrogen lebih sedikit daripada
enam karbon heksana (C6H14) dan jelas tidak jenuh, biasanya
direpresentasikan sebagai cincin beranggota enam dengan ikatan ganda dan
tunggal yang bergantian. Namun demikian telah diketahui sejak pertengahan
1800-an bahwa benzena jauh lebih tidak reaktif daripada alkena biasa dan
gagal menjalani reaksi adisi alkena yang khas. sikloheksana, misalnya,
bereaksi cepat dengan Br 2 dan memberikan produk tambahan 1,2-
dibromocyclohexane, tetapi benzene hanya bereaksi lambat dengan Br 2 dan
memberikan pengganti produk C6H5Br. Pada sikloheksana hanya berbentuk
siklik dan hanya memiliki ikatan sigma. Jika dibandingkan struktur
sikloheksana dengan benzena, maka benzena memiliki jumlah atom H yang
lebih sedikit dari sikloheksana. Jumlah atom H pada benzena sebanyak 6 buah
sedangkan pada molekul sikloheksana, jumlah atom H sebanyak 12 buah.
Benzena adalah molekul planar dengan bentuk segi enam beraturan.
Semua sudut ikatan CCC adalah 120 °, keenam atom karbon adalah sp 2-
hibridisasi, dan setiap karbon memiliki a p orbital tegak lurus dengan bidang
cincin beranggota enam. Fakta bahwa semua ikatan karbon- karbon dalam
cincin benzena memiliki panjang yang sama menyarankan bahwa cincin
benzena tidak mengandung ikatan tunggal dan rangkap bergantian. Daripada
ikatan rangkap dan tunggal saling bergantian, keenam ikatan pi
terdelokalisasi sempurna dalam awan muatan elektron yang seperti kue donat.
Awan elektron pi ini disebut awan pi aromatik. Benzena adalah salah satu
golongan dari senyawa aromatik, senyawa yang mengandung awan pi
aromatik. Sedangkan sikloheksana memiliki bentuk yang mirip dengan
benzena namun sikloheksana adalah senyawa non- aromatik. Sikloheksana
27
adalah molekul siklik dengan rumus C6H12. Meskipun memiliki jumlah
karbon yang sama seperti benzena, sikloheksana adalah molekul jenuh.
Sikloheksana memiliki atom karton di cincin dengan hibridisasi sp3.
28
berlawanan. Sifat fisika lain yang dimiliki dari cis-trans 1,2-dikloroetena
yakni isomer trans mmeiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan
ismomer cis, dengan suhu titik leleh adalah -80° C dan titik leleh trans adalah
-50 ° C.
29
Asam maleat bersifat polar sedangkan asam fumarat bersifat non-polar. Hal
ini karena asam maleat adalah struktur cis sehingga salah satu sisi akan
memiliki gaya tarik dipol yang lebih besar dibandingkan sisi lainnya.
Sedangkan pada asam fumarat, struktur yang terbentuk adalah trans sehingga
gaya tarik dipol akan seimbang (nol) antara sisi yang satu dengan sisi lainnya.
30
b. Perbandingan model molekul asetaldehid
Senyawa asetaldehid (CH3CHO) memiliki pusat kiral atom karbon kiral
karena atom C mengikat 3 gugus yang berlainan. Karena merupakan pusat
kiral jadi suatu senyawa akan dapat memiliki pasangan bayangan cerminnya,
yang dikarenakan suatu pusat kiral dapat memiliki sifat optis. Setelah
penggantian atom hidrogen pada karbon nomor 2 dengan nukleofilik (Cl),
terbentuk struktur baru, yaitu Kloroasetildehid. Kloroasetaldehid memiliki
titik didih yang lebih tinggi, yaitu 85,5oC dibandingkan dengan asetaldehid,
yaitu 20,1oC. Hal ini terjadi karena kloroasetaldehid bersifat lebih polar
daripada asetaldehid. Kepolaran ini dipengaruhi oleh adanya atom Cl yang
memiliki elektronegativitas yang lebih tinggi sehingga gaya dipol yang
terbentuk menjadi lebih besar.
31
8. PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya isomer, suatu senyawa dapat
memiliki beberapa model molekul. Konformasi yang ditimbulkan bermacam-
macam bentuk yakni konformasi Fischer, Proyeksi Bola-Pasak, dan juga Proyeksi
Newman sehingga hal ini menyebabkan molekul memiliki energi yang berbeda-
beda yakni ada yang energinya stabil dan tidak stabil. Senyawa propana memiliki
konformasi goyang dan eklips dengan proyeksi newman, sedangkan sikloheksana
memiliki konformasi perahu ataupun kursi. Selain itu, jika suatu atom kiral
mengikat 4 atom atau gugus yang berlainan maka dapat memiliki pasangan
cermin (enantiomer). Selain itu juga dapat dilihat perbedaan antara suatu senyawa
aromatic dan non-aromatik pada benzena dan sikloheksana yang meskipun
memiliki jumlah karbon yang sama.
8.2 Saran
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan media
berupa molymod dan hyperchem, adapun saran yang dapat kami sampaikan
adalah sebagai berikut ini :
1. Diharapkan mahasiswa/i sudah mengetahui warna-warna bola yang
melambangkan setiap unsur sebelum menggunakan molymod agar
mempermudah saat pembuatan struktur tiga dimensi dari suatu molekul.
2. Mahasiswa/I juga diharapkan agar sudah memahami atau menguasai materi,
seperti konformasi, isometri dan enantiomer agar memperlancar proses
praktikum.
32
DAFTAR PUSTAKA
33