I. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari salah satu metode
kasar.
perbedaan daya larut antar zat yang dimurnikan dengan kotoran dalam suatu
pelarut tertentu yaitu Natrium Klorida (NaCl) dari garam dapur dengan
III. Teori
kristalisasi. Metode ini didasarkan pada perbedaan daya larut antar zat yang
dimurnikan dengan kotoran lain dalam suatu pelarut tertentu. Pemurnian dengan
metode ini banyak dilakukan pada industri atau laboratorium untuk meningkatkan
kualitas suatu zat. Beberapa persyaratan suatu pelarut dapat dipakai dengan proses
1. Memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang
Dalam percobaan ini dipelajari dengan cara memurnikan natrium klorida dari
(NaCl) merupakan komponen utama dalam garam dapur. Komponen lain yang
bersifat pengotor biasanya berasal dari ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42-, I-
dan Br-. Agar daya larut antara NaCl dengan pengotor cukup besar, maka perlu
membentuk senyawa terutama garam yang sukar larut dalam air. Selain itu
menambahkan ion sejenis ke dalam larutan zat yang akan dipisahkan (Dahlan,
2009)
Untuk memisahkan bahan padat dari larutan cair dapat dilakukan dengan
dilengkapi dengan kertas saring. Apabila kertas dipisahkan dengan sangat halus,
padatan dengan kristalisasi didasarkan pada perbedaan dalam pelarut tertentu atau
- Melarutkan zat murni dalam pelarut tertentu pada atau dekat pelarut.
- Menyaring larutan panas dan partikel bahan zat terlarut dan kemudian
kromatografi lapis tipis) dan bila masih belum murni dilakukan dengan
rekristalisasi lagi dengan pelarut segar, proses diulangi sehingga mempunyai titik
Kristal. Dalam zat padat terbentuk Kristal ini dengan atom-atom, ion-ion atau
zat padat (seperti intan, dan butiran-butiran dalam gula, pasir dan garam meja)
adalah Kristal tunggal, pada umumnya kristal padat adalah kumpulan dari banyak
Kristal kecil-kecil. Contohnya pada permukaan batu pasir, kapur tulis, es, batu
granit, bahan-bahan logam. Cairan seperti tar, kaca yang dicairkan, plastic yang
dicairkan, mentega yang terdiri dari molekul yang tidak bisa bergerak dengan
mudah, tidak berasal dari Kristal pada yang didinginkan. Walaupun temperatur
lahan dan berhenti diposisi yang tidak terarur atau sembarang sebelum dapat
panjang seperti distilasi. Walaupun beberapa metoda yang lebih rumit telah
pada suhu tinggi (pada atau dekat titik didih pelarutnya) untuk mendapatkan
larutan jenuh atau dekat jenuh. Ketika larutan panas pelahan didinginkan, kristal
(http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/pemurnian-
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak
dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut
tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih
kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti
yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi
akan mengendap. Kemudahan suatu endapan dapat disaring dan dicuci tergantung
sebagian besar pada struktur morfologi endapan, yaitu bentuk dan ukuran-ukuran
pengendapan, makin mudah mereka dapat disaring dan mungkin sekali (meski tak
harus) makin cepat kristal-kristal itu akan turun keluar dari larutan, yang lagi-lagi
cairan induk (mother liquid), bahkan setelah dicuci dengan seksama. Dengan
(http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/26/pemurnian-bahan-melalui-
23,67
= × 100%
30
= 78,9 %
jenis ikatan lain, yaitu ikatan elektrovalen atau ikatan ionik yang didasarkan pada
tarikan elektrostatik antara ion yang berlawanan muatan. Teori ini dapat
NaCl merupakan salah satu contoh padatan ionik karena tersusun atas
ion-ion berlawanan muatan yang saling tarik menarik. Senyawa penyusun NaCl
senyawa yang disusunnya. Contohnya, unsur Na yang mudah meledak dalam air
dan ternyata justru berlainan sifat dengan NaCl yang cenderung mudah larut
dalam air dan terionisasi. Hal ini diakibatkan adanya pengaruh anion-anion yang
diikat oleh Na dalam NaCl sehingga menyebabkan sifat asli dari Na hilang.
Dalam padatan ionik seperti kristal yang tersusun dari ion-ion akan terjadi tarik-
menarik antara kation dan anion yaitu gaya elektrostatik Coulomb serta tolak
valensi, dengan menerima satu elektron tambahan akan membentuk anion, Cl-.
Natrium klorida (NaCl) senyawa ionik dengan jumlah Na dan Cl yang sama.
Metode pemurnian yang akan digunakan kali ini adalah dengan
rekristalisasi. Metode ini didasarkan pada perbedaan daya larut antara zat yang
dimurnikan dengan kotoran dalam suatu pelarut tertentu. Ada beberapa syarat
agar suatu pelrut dapat digunakan dalam proses kristalisasi yaitu: 1. Memberikan
perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat
dari kristalnya.
yang berasal dari garam dapur dengan menggunakan air sebagai pelarutnya.
merupakan pengotor biasanya berasal dari ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+, SO42-, I- dan
Br. Agar daya larut antar NaCl dengan zat pengotor cukup besar maka perlu
senyawa terutama garam yang sukar larut dalam air, selain itu rekristalisai dapat
dilakukan dengan cara menambahkan ion sejenis ke dalam larutan zat yang akan
dipisahkan.
berupa partikel padat bisa terlepas dan menjadi koloid dalam larutan sehingga
dapat terkumpul saat disaring. Pelarutan ini juga mengakibatkan NaCl terionisasi
dalam air. Filtrat pertama kali direkristalisasi dengan pelarut CaO yang berfungsi
yang berguna untuk mengikat sisa-sisa zat pengotor yang mungkin masih ada
dalam larutan garam tetapi tidak bisa terikat oleh 2 pelarut sebelumnya. Zat-zat
pengotor itu mungkin berada dalam bentuk ion SO42-, I-, Br, dll. Dengan adanya
penambahan 3 pelarut tadi, maka dapat disumsikan bahwa larutan garam sudah
murni dan tidak mengandung zat pengotor lagi. Zat-zat pengotor tersebut terikat
Penambahan HCl pada filtrat diperlukan karena larutan garam sudah bersifat
basa akibat dari penambahan Ba(OH)2 saat rekristalisasi kedua. Diusahakan agar
diperoleh NaCl murni dalam bentuk serbuk karena setelah melalui pemanasan
serta pelarutan menyebabkan ikatan-ikatan antar ion dalam kisi kristal sebagian
rekristalisasi adalah strukturnya lebih lembut dan warnanya putih bersih. Kristal
yang diperoleh ini kemudian ditimbang. Dari hasil penimbangan diperoleh berat
kristal sebesar 23,67 gram. Sedangkan rendemen yang diperoleh dari percobaan
penguapan, rekristalisasi adalah metode pemurnian bahan dalam hal ini adalah
pengotor, daya larut dari zat yang akan dimurnikan dengan pelarutnya akan
berwarna putih bersih dan strukturnya lebih halus/lembut dari semula, garam
dapur hasil rekristalisasi yang diperoleh sebesar 23,67 gram dan rendemennya
sebesar 78,9 %.
DAFTAR PUSTAKA
http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/26/pemurnian-bahan-melalui-
rekristalisasi/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/pemurnian-material/metoda-
pemisahan-standar/
TUGAS
3. Ramalkannya pengotor apasaja yang masih ada dalam Kristal NaCl hasil
rekristalisasi ?
atas?
5. Dapatkan gas HCl dibuat dengan mereaksikan garam dapur dengan selain asam
sulfat. Jelaskan ?
JAWAB
1. Perbedaan dasar antara metode rekristalisasi dengan metode yang lain adalah
daya larut antar zat yang dimurnikan dengan kotoran dalam suatu pelarut tertentu.
Sedangkan pada metode lain seperti destilasi merupakan penguapan suatu cairan
cairan.
pengotor berupa Ca2+. Ba(OH)2 memiliki fungsi yang sama dengan CaO, tetapi
khusus mengikat pengotor berupa ion Mg2+ atau Al3+. (NH4)2CO3 yang berguna
untuk mengikat sisa-sisa zat pengotor yang mungkin masih ada dalam larutan
4. Kelebihan cara rekristalisasi dapat memberikan perbedaan daya larut yang cukup
besar antara zat yang dimurnikan dengan pengotornya, tidak meninggalkan zat
5. Ya, gas HCl dapat dibuat dengan mereaksikan garam dapur dengan selain asam
sulfat karena Penambahan gas HCl pada filtrat diperlukan karena larutan garam
sudah bersifat basa akibat dari penambahan Ba(OH)2 saat rekristalisasi kedua.
OLEH :
NAMA : MUSTAMIN FARIS
STAMBUK : A1C4 07038
PRODI : PENDIDIKAN KIMIA
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : ANDI DEWI HASRA