PERCOBAAN VII
PEMURNIAN NaCl
OLEH:
KELOMPOK : IX (SEMBILAN)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kimia anorganik merupakan cabang dari ilmu kimia yang mengkaji zat
yang tersusun hanya dari zat anorganik. Dalam kimia anorganik dapat diketahui
cara pemurnian dari suatu zat. Proses pemurnian ini dilakukan untuk
meningkatkan kualitas dari suatu zat, salah satunya seperti natrium klorida yang
merupakan komponen utama dari garam dapur yang sering kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
seperti Ca2+, Mg2+, Al3+, SO42-, dan Br-. Karena ion-ion tersebut apabila masuk
kedalam tubuh dapat membahayakan tubuh kita. Daya larut antara natrium klorida
dibandingkan dengan zat-zat pengotor tersebut haruslah cukup besar, dan agar hal
itu dapat terjadi maka haruslah dilakukan penambahan suatu zat-zat tertentu yang
pemurnian NaCl tidak hanya sebatas teori namun juga didasari atas pengamatan
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah pada percobaan Pemurnian NaCl yaitu bagaimana
C. Tujuan
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan Pemurnian NaCl yaitu dapat
dalam sejumlah pelarut dan larutan tertentu. Senyawa dikatakan dapat larut
apabila 0,1 gram padatan atau 0,2 mL cairan dapat larut dalam 3 mL pelarut.
pelarut organik adalah senyawa polar larut dalam pelarut polar dan senyawa non
komponen utama dari garam tersebut adalah Natrium Klorida (NaCl), selain itu
terdapat zat-zat pengotor yang biasanya ada dalam garam yang sering kita
Pembuatan garam dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan menguapkan air
laut dibawah sinar matahari, penambangan batuan gara (rock salt) dan dari sumur
Tergantung pada lokasi, namun biasanya garam tersebut mengandung lebih dari
atau teknik dari kristalisasi ini cukup banyak dan beragam. Prinsip dari kristalisasi
yaitu pelarutan kristal kedalam pelarut yang sesuai atau cocok dan kemudian
kristal tersebut dikristalkan kembali. Oleh sebab itu, impuritas yang terperangkap
kedalam kristal bisa keluar seiring dengan larutnya kristal dalam pelarut. Prinsip
yang mendasari proses rekristalisasi yaitu perbedaan kelarutan antara zat yang
akan dimurnikan dengan zat pengotornya. Karena konsentrasi dari total pengotor
biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan dalam kondisi dingin,
konsentrasi pengotor yang rendah tetap dalam larutan sementara zat yang
dari larutannya dalam bentuk senyawa yang tidak larut atau sukar larut, sehingga
tak ada yang hilang selama penyaringan, pencucian, dan penimbangan. Faktor-
sedemikian tidak larut, keadaan fisis endapan harus sedemikian rupa sehingga
dapat segera dipisahkan dari larutannya dengan penyaringan serta dicuci hingga
bebas dari pengotor, dan endapan harus dapat diubah menjadi senyawa murni
mengendap pada saat penguapan air laut. Bagaimanapun juga garam-garam lain
juga dapat mengendap. Campuran garam ini dapat terdiri dari beberapa jenis
juga garam-garam yang terdapat dua sekaligus dalam suatu senyawa yaitu kalium
masing atau terdapat dalam larutan sebagai ion-ion yang terpisah (Bollinger et
al,2015).
gelas kimia 100 mL dan 50 mL, gelas ukur 50 mL, neraca analitik, batang
2. Bahan
dipanaskan
disaring
Filtrat Residu
berikut:
Filtrat disaring Residu
% Rendemen = 11,2 %
ditimbang
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data pengamatan
No. Perlakuan Pengamatan
1. 35 mL akuades + 10 gram Larut
NaCl (dipanaskan)
Ditanyakan : % Rendamen = ?
Penyelesaian :
Berat praktek
% rendamen = x 100%
Berat teori
= x 100 %
= 11,2 %
B. Pembahasan
klorida). Pemurnian merupakan suatu cara untuk memurnikan suatu zat agar
kualitasnya dapat lebih baik. Pemurnian untuk garam dapur yang komponen
utamanya merupakan natrium klorida sangat perlu untuk dilakukan, karena kristal
yang akan terbentuk dari pembuatan garam dapur masih mengandung zat-zat
pengotor atau sisa-sisa dari garam lain yang tidak diharapkan, apalagi garam yang
pengotor.
Garam dapur yang digunakan dalam percobaan ini merupakan garam
yang belum murni. Sebab, maksud dari percobaan ini adalah untuk memurnikan
garam dapur yang berbentuk padatan menjadi suatu larutan. Garam dapur tersebut
dilarutkan dengan akuades agar garam yang dilarutkan dapat melarut dengan
sempurna maka larutan ini dipanaskan. Garam dapur yang dilarutkan dalam
akuades dan dipanaskan akan terurai menjadi ion-ionnya yakni, ion natrium (Na+)
dan ion klorida (Cl-). Garam dapur yang telah dilarutkan dalam akuades tersebut
pengotor yang terdapat dalam larutan. Perlakuan ini menunjukkan bahwa larutan
berwarna keruh dan terbentuk endapan. Setelah itu, larutan ditambahkan dengan
bersifat basa. Hasil dari penambahan kedua larutan ini adalah larutan jenuh pada
saat ditambahkan (NH4)2CO3 dan diperoleh larutan garam murni pada saat
penambahan HCl 2 %.
Percobaan pemurnian garam dapur ini menghasilkan rendemen sebesar
kemurnian suatu larutan. Semakin tinggi nilai rendemen yag diperoleh maka
rendemen yang diperoleh adalah sebesar 11,2 %. Hal ini menunjukkan kemurnian
garam dapur tersebut sangat rendah. Sehingga, zat-zat pengotor yang terdapat
V. KESIMPULAN
bahwa prinsip pemurnian garam dapur (NaCl) yaitu kristal dilarutkan kedalam
pelarut yang sesuai atau cocok dan kemudian kristal tersebut dikristalkan kembali.
Oleh sebab itu, impuritas yang terperangkap kedalam kristal bisa keluar seiring
dengan larutnya kristal dalam pelarut. Dan prinsip yang mendasari pengkristalan
yaitu perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan zat
yaitu sebesar 11,2 % kristal garam dapur, dan 88,8 % dapat berupa zat-zat
Anwar, C., Bambang P., Harno D.P. dan Tutik D.W., 1994, Pengantar Praktikum
Kimia Organik, Universitas Jogjakarta: Yogyakarta.
Bolllinger, M.L., Nicole, M.D., dan Robert S.L., 2015, Hethod of Producing
Purified Salt Products, US 8,951,305,B2.
Gandjar, I.G. dan Abdul R., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.
Rositawati, A.L., Citra M.T. dan Danny S., 2013, Rekritalisasi Garam Rakyat dari
Daerah Demak untuk Mencapai SNI Garam Industri, Jurnal Teknologi
Kimia dan Industri, 4 (2).