Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

PERCOBAAN VII

PEMURNIAN NaCl

OLEH:

NAMA : DWI ANNISA AGRIYFANI

NIM : F1C1 15 084

KELOMPOK : IX (SEMBILAN)

ASISTEN : LA ODE SUTRIZAL N.

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kimia anorganik merupakan cabang dari ilmu kimia yang mengkaji zat

yang tersusun hanya dari zat anorganik. Dalam kimia anorganik dapat diketahui

cara pemurnian dari suatu zat. Proses pemurnian ini dilakukan untuk

meningkatkan kualitas dari suatu zat, salah satunya seperti natrium klorida yang

merupakan komponen utama dari garam dapur yang sering kita gunakan dalam

kehidupan sehari-hari.

Dilakukannya suatu pemurnian pada natrium klorida ini karena tidak

menutup kemungkinan bahwa garam dapur yang sering digunakan tersebut

mengandung komponen-komponen pengotor yang dapat berasal dari ion-ion

seperti Ca2+, Mg2+, Al3+, SO42-, dan Br-. Karena ion-ion tersebut apabila masuk

kedalam tubuh dapat membahayakan tubuh kita. Daya larut antara natrium klorida

dibandingkan dengan zat-zat pengotor tersebut haruslah cukup besar, dan agar hal

itu dapat terjadi maka haruslah dilakukan penambahan suatu zat-zat tertentu yang

dapat membentuk senyawa yang sukar larut dalam air.

Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukanlah sebuah praktikum

mengenai pemurnian NaCl (natrium klorida). Sehingga, pemahaman mengenai

pemurnian NaCl tidak hanya sebatas teori namun juga didasari atas pengamatan

secara langsung melalui praktikum dalam laboratorium. Selain itu, dengan

melakukan percobaan ini, dapat melatih keahlian mahasiswa dalam melakukan

eksperimen-eksperimen lain dalam laboratorium.

B. Rumusan masalah
Rumusan masalah pada percobaan Pemurnian NaCl yaitu bagaimana

memahami prinsip pemurnian dan pengkristalan garam dapur (NaCl) ?

C. Tujuan

Tujuan pada percobaan Pemurnian NaCl yaitu untuk memahami prinsip

pemurnian dan pengkristalan garam dapur (NaCl).

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan Pemurnian NaCl yaitu dapat

memahami prinsip pemurnian dan pengkristalan garam dapur (NaCl).

II. TINJAUAN PUSTAKA


Senyawa organik dapat diklasifikasikan sesuai dengan sifat kelarutannya

dalam sejumlah pelarut dan larutan tertentu. Senyawa dikatakan dapat larut

apabila 0,1 gram padatan atau 0,2 mL cairan dapat larut dalam 3 mL pelarut.

Secara umum senyawa organik diklasifikasikan berdasarkan kelarutan dalam

pelarut organik adalah senyawa polar larut dalam pelarut polar dan senyawa non

polar larut dalam pelarut non polar (Anwar, 1994).

Pengunaan garam sangatlah umum digunakan dalam kehidupan sehari-

hari. Garam merupakan kumpulan dari senyawa-senyawa kimia dimana

komponen utama dari garam tersebut adalah Natrium Klorida (NaCl), selain itu

terdapat zat-zat pengotor yang biasanya ada dalam garam yang sering kita

gunakan, senyawa tersebut seperti CaSO 4, MgSO4, MgCl2, dan lain-lain.

Pembuatan garam dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan menguapkan air

laut dibawah sinar matahari, penambangan batuan gara (rock salt) dan dari sumur

air garam (brine). Garam hasil tambang berbeda-beda dalam komposisinya.

Tergantung pada lokasi, namun biasanya garam tersebut mengandung lebih dari

95% NaCl (Rositawati, 2013).

Pemurnian suatu zat dapat dilakukan dengan cara kristalisasi. Metode

atau teknik dari kristalisasi ini cukup banyak dan beragam. Prinsip dari kristalisasi

yaitu pelarutan kristal kedalam pelarut yang sesuai atau cocok dan kemudian

kristal tersebut dikristalkan kembali. Oleh sebab itu, impuritas yang terperangkap

kedalam kristal bisa keluar seiring dengan larutnya kristal dalam pelarut. Prinsip

yang mendasari proses rekristalisasi yaitu perbedaan kelarutan antara zat yang

akan dimurnikan dengan zat pengotornya. Karena konsentrasi dari total pengotor
biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan dalam kondisi dingin,

konsentrasi pengotor yang rendah tetap dalam larutan sementara zat yang

berkonsentrasi tinggi akan mengendap (Pinalia, 2011).

Cara pengendapan didalamnya, analit yang akan ditetapkan diendapkan

dari larutannya dalam bentuk senyawa yang tidak larut atau sukar larut, sehingga

tak ada yang hilang selama penyaringan, pencucian, dan penimbangan. Faktor-

faktor yang mempengaruhi berhasilnya cara pengendapan adalah endapan harus

sedemikian tidak larut, keadaan fisis endapan harus sedemikian rupa sehingga

dapat segera dipisahkan dari larutannya dengan penyaringan serta dicuci hingga

bebas dari pengotor, dan endapan harus dapat diubah menjadi senyawa murni

dengan susunan kimia yang pasti (Gandjar, 2007).

Natrium klorida umumnya merupakan komponen utama yang

mengendap pada saat penguapan air laut. Bagaimanapun juga garam-garam lain

juga dapat mengendap. Campuran garam ini dapat terdiri dari beberapa jenis

garam seperti magnesium sulfat (MgSO4), magnesium klorida (MgCl2), kalium

klorida (KCl), magnesium sulfat heptahidrat (MgSO4.7H2O), magnesium sulfat

heksahidrat (MgSO4.6H2O), magnesium sulfat monohidrat (MgSO4.H2O), ada

juga garam-garam yang terdapat dua sekaligus dalam suatu senyawa yaitu kalium

sulfat dimagnesium sulfat (K2SO4.2MgSO4), kalium klorida plus natrium klorida

(KCl.NaCl), dan lain-lain. Garam-garam ini dapat terbentuk padatannya masing-

masing atau terdapat dalam larutan sebagai ion-ion yang terpisah (Bollinger et

al,2015).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat
Praktikum dengan percobaan Pemurnian NaCl dilaksanakan pada hari

Kamis, 01 Desember 2016 pada pukul 07.30-10.00 WITA. Bertempat di

Laboratorium Kimia Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan Pemurnian NaCl yaitu

gelas kimia 100 mL dan 50 mL, gelas ukur 50 mL, neraca analitik, batang

pengaduk, spatula, hot plate, gegep dan corong.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan Pemurnian NaCl yaitu garam

dapur 10 gram, akuades 35 Akuades


mL, kertas
35 saring,
mL CaO 0,125 gram, (NH4)2CO3 2
mL, HCl 2 % 3 tetes, Ba(OH)2 setetes dan tisu.
dimasukkan ke dalam gelas kimia 100
mL

ditambahkan 10 gram NaOH

dipanaskan

disaring
Filtrat Residu

ditambahkan 0,125 gram CaO

ditambahkan larutan Ba(OH)2 setetes demi


setetes
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan
ditambahkan (NH ) COdalam
tetespercobaan
demi tetespemurnian NaCl sebagai
4 2 3

berikut:
Filtrat disaring Residu

dinetralkan dengan 3 tetes


larutan HCl 2 %

diukur pH nya dengan


kertas lakmus

diuapkan sampai kering

% Rendemen = 11,2 %
ditimbang
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data pengamatan
No. Perlakuan Pengamatan
1. 35 mL akuades + 10 gram Larut
NaCl (dipanaskan)

2. Disaring + 0,125 gram CaO Berwara keruh terbentuk


endapan
3. Ditambahkan Ba(OH)2 setetes Berwarna putih bening
demi tetes
4. Ditambahkan (NH4)2CO3 Larutan jenuh
setetes demi tetes
5. Ditambahkan HCl 2 % 3 tetes Larutan garam murni
2. Analisis Data

Berat teoritis NaCl = 10 gram


Berat praktek NaCl = 1,12 gram

Ditanyakan : % Rendamen = ?

Penyelesaian :
Berat praktek
% rendamen = x 100%
Berat teori

= x 100 %

= 11,2 %

Berat pengotor = 100 - % rendemen


= 100 11,2 %
= 88,8 %

B. Pembahasan

Percobaan yang dilakukan kali ini adalah pemurnian NaCl (natrium

klorida). Pemurnian merupakan suatu cara untuk memurnikan suatu zat agar

kualitasnya dapat lebih baik. Pemurnian untuk garam dapur yang komponen

utamanya merupakan natrium klorida sangat perlu untuk dilakukan, karena kristal

yang akan terbentuk dari pembuatan garam dapur masih mengandung zat-zat

pengotor atau sisa-sisa dari garam lain yang tidak diharapkan, apalagi garam yang

dibuat dengan cara tradisional kemungkinan besar masih mengandung zat-zat

pengotor.
Garam dapur yang digunakan dalam percobaan ini merupakan garam

yang belum murni. Sebab, maksud dari percobaan ini adalah untuk memurnikan

garam tersebut. Perlakuan pertama terhadap percobaan ini yaitu melarutkan

garam dapur yang berbentuk padatan menjadi suatu larutan. Garam dapur tersebut

dilarutkan dengan akuades agar garam yang dilarutkan dapat melarut dengan

sempurna maka larutan ini dipanaskan. Garam dapur yang dilarutkan dalam

akuades dan dipanaskan akan terurai menjadi ion-ionnya yakni, ion natrium (Na+)

dan ion klorida (Cl-). Garam dapur yang telah dilarutkan dalam akuades tersebut

kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring. Filtrat hasil penyaringan

tersebut akan digunakan untuk proses kristalisasi pada tahap berikutnya.

Hasil dari penyaringan kemudian ditambahkan dengan serbuk CaO.

Maksud penambahan serbuk CaO ini adalah untuk mengendapkan zat-zat

pengotor yang terdapat dalam larutan. Perlakuan ini menunjukkan bahwa larutan

berwarna keruh dan terbentuk endapan. Setelah itu, larutan ditambahkan dengan

larutan Ba(OH)2 dengan tujuan menghalangi atau menghambat pembentukan

endapan secara berlebihan, penambahan larutan ini merubah warna larutan

menjadi bening. Selain kedua penambahan larutan tersebut, juga ditambahkan

larutan (NH4)2CO3 dan HCl 2 %. Larutan (NH4)2CO3 dilakukan dengan tujuan

untuk menjenuhkan larutan. Sementara, penambahan HCl 2 % bertujuan

menetralkan larutan, karena penambahan larutan Ba(OH)2 sebelumnya yang

bersifat basa. Hasil dari penambahan kedua larutan ini adalah larutan jenuh pada

saat ditambahkan (NH4)2CO3 dan diperoleh larutan garam murni pada saat

penambahan HCl 2 %.
Percobaan pemurnian garam dapur ini menghasilkan rendemen sebesar

11,2 %. Seperti yang diketahui bahwa % rendemen menunjukkan tingkat

kemurnian suatu larutan. Semakin tinggi nilai rendemen yag diperoleh maka

tingkat kemurniannya semakin tinggi. Berdasarkan percobaan ini, dimana

rendemen yang diperoleh adalah sebesar 11,2 %. Hal ini menunjukkan kemurnian

garam dapur tersebut sangat rendah. Sehingga, zat-zat pengotor yang terdapat

dalam garam dapur tersebut sebesar 88,8 %.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil percobaan, maka dapat dibuat kesimpulan

bahwa prinsip pemurnian garam dapur (NaCl) yaitu kristal dilarutkan kedalam

pelarut yang sesuai atau cocok dan kemudian kristal tersebut dikristalkan kembali.

Oleh sebab itu, impuritas yang terperangkap kedalam kristal bisa keluar seiring

dengan larutnya kristal dalam pelarut. Dan prinsip yang mendasari pengkristalan

yaitu perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan zat

pengotornya. Kemurnian dari pengkristalan dari natrium klorida yang diperoleh

yaitu sebesar 11,2 % kristal garam dapur, dan 88,8 % dapat berupa zat-zat

pengotor yang kemungkinan masih ada dalam larutan.


DAFTAR PUSTAKA

Anwar, C., Bambang P., Harno D.P. dan Tutik D.W., 1994, Pengantar Praktikum
Kimia Organik, Universitas Jogjakarta: Yogyakarta.

Bolllinger, M.L., Nicole, M.D., dan Robert S.L., 2015, Hethod of Producing
Purified Salt Products, US 8,951,305,B2.

Gandjar, I.G. dan Abdul R., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.

Pinalia, A., 2011, Penentuan Metode Rekristalisasi yang Tepat untuk


Meningkatkan Kemurnia Kristal Ammonium Perklorat (AP), Majalah Sains
dan Teknologi Dirgantara, 6 (2).

Rositawati, A.L., Citra M.T. dan Danny S., 2013, Rekritalisasi Garam Rakyat dari
Daerah Demak untuk Mencapai SNI Garam Industri, Jurnal Teknologi
Kimia dan Industri, 4 (2).

Anda mungkin juga menyukai