PERCOBAAN VII
PEMURNIAN NaCl
OLEH :
KELOMPOK : IV (EMPAT)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala
memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur, sedangkan pemurnian
dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat
lain. Pemisahan dan pemurnian campuran memiliki manfaat yang sangat penting
dalam ilmu kimia, industri maupun dalam kehidupan sehari-hari, dalam banyak kasus
kita dapat menggunakan material tanpa pemurnian, baik material itu dari alam
pemurnian dengan metode tertentu perlu dilakukan. Demikian pula dalam pekerjaan
di laboratorim maupun dalam proes industi banyak yang melibatkan pemisahan dan
pemurnian.
Natrium klorida adalah garam dapur yang sudah menjadi salah satu bagian
penting dalam makanan manusia. Garam adalah pengawet utama dalam makanan
Garam sangat dibutuhkan untuk menambah cita rasa makanan. Hampir semua
makanan yang dibuat di dunia ini pasti menggunakan garam. Pembuatan garam dapat
dilakukan dengan beberapa kategori berdasarkan perbedaan kandungan NaClnya
Jenis garam dapat dibagi dalam beberapa kategori seperti baik sekali, baik,
dan sedang. Dikatakan baik sekali jika mengandung kadar NaCl > 95%,
dikategorikan baik jika kadar NaCl 90-95%, dan kategori sedang 80-90%. Untuk
memperoleh NaCl yang berkualitas baik maka diperlukan proses pemurnian. Dalam
garam klorida lainnya yang bersifat mengurangi mutu garam natrium klorida,
sehingga perlu dimurnikan untuk memisahkan natrium klorida dari zat pengotornya.
percobaan ini. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dilakukan percobaan pemurnian
NaCl
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Manfaat dari percobaan ini adalah dapat memahami prinsip pemurnian dan
dikenal sebagai garam industri. Untuk mendapatkan garam industri, garam alami
harus dimurnikan untuk menghilangkan kotoran seperti partikel koloid, Ca2 +, Mg2 +
dan SO4. Umumnya, dalam proses pemurnian garam termasuk pengendapan dan
filtrasi. Material berpori banyak digunakan dalam penyaringan proses. Salah satu
bahan yang menarik untuk penyaringan adalah komposit kaca berpori. Komposit
berpori dari limbah kaca merupakan material yang menjanjikan sebagai media filter
dalam proses pemurnian garam karena memiliki sifat yang baik sifat mekanik,
sigma adrich. Untuk mengidentifikasi struktur Kristal dan perilaku inklusi hidrat
dihadapan NaCl dan MgCl2. Reaktor tekanan tinggi adalah diisi dengan 100 cm
larutan garam berair, dan kemudian reaktor direndam dalam bak air pada suhu 274 K.
struktur kristal NaCl dan MgCl2 dapat diindentifikasi dengan menggunakan difraksi
sinar X dan spektrokopi raman, yang merupakan pengukuran untuk gas, cair, dan
cakupan penuh melalui struktur planar sel surya perovskit (Lee dkk., 2017).
homogen, pembentukan partikel padatan dapat terjadi dari fasa uap, seperti pada
proses pembentukan kristal salju atau sebagai pemadatan suatu cairan pada titik
lelehnya atau sebagai kristalisasi dalam suatu larutan (cair). Istilah kristalisasi yang
dipakai dalam laporan ini adalah pengertian yang ketiga, yaitu pembentukan partikel
partikel padat pada suatu larutan cair. Salah satu sifat penting kristal yang perlu
kristal bulk). Untuk alasan inilah distribusi ukuran kristal (Crystal Size Distribution,
rendemen menggunakan satuan (%). Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan
rendemen merupakan salah satu parameter yang penting untuk mengetahui hasil
akhir dari suatu proses. Selain dari kadar air rendemen juga penting dalam suatu
proses karena rendemen salah satunya adalah parameter untuk mengetahui hasil dari
Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat pengotor
sehingga bersifat murni dalam laboratorium. Akuades berwarna bening, tidak berbau,
dan tidak memiliki rasa. Akuades biasa digunakan untuk membersihkan alat-alat
laboratorium dari zat pengotor. Akuades juga merupakan pelarut yang jauh lebih baik
dibandingkan hampir semua cairan yang umum dijumpai. Senyawa yang segera
mempunyai gugus fungsional polar seperti gula, alkohol, aldehida, dan keton (Adani
dkk., 2017).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
1. Alat
analitik, gelas kimia 520 mL, gelas ukur 50 mL, spatula besi, pipet tetes hot plate,
2. Bahan
aquades (H2O) 62,5 mL, garam dapur (NaCl) 20 gram, barium hidroksida (BaOH)2
encer, amonium karbonat (NH4)2CO3, asam klorida (HCl), kalsium oksida CaO 0,25
62,5 mL akuades
- dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL
dan dipanaskan
- dimasukkan 20 gram garam dapur
- diaduk
- disaring
filtrat residu
filtrat Residu
- dinetralkan dengan beberapa larutan H2SO4
encer
- diuji dengan kertas pH
- diuapkan larutan sampai kering
Kristal NaCl
- ditimbang
- dihitung % rendamen
% Rendamen: 1%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
2. Analisis Data
Ditanya : % Rendemen = …. ?
= 0,2 gram
berat kristal
% Rendemen = × 100 %
berat sampel
0,2 gram
% Rendemen = × 100 %
20 gram
=1%
3. Reaksi
B. Pembahasan
Senyawa Natrium klorida yang dikenal sebagai garam dapur merupakan zat
yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Kemampuan tingkat osmotik yang tinggi
ini apabila NaCl yang terlarut didalam air maka air tersebut akan mempunyai nilai
atau tingkat konsentrasi yang tinggi, yang dapat mengimbibisi kandungan air
(konsentrasi rendah). Kelarutan senyawa ionik NaCl dalam molekul air dapat terjadi
karena terbentuknya interaksi ion-dipol antara senyawa ion dengan molekul air. Jika
interaksi ion dipole lebih kuat daripada jumlah gaya tarik antar ion dan gaya antar
molekul air, maka proses pelarutan akan dapat berlangsung. Senyawa NaCl
merupakan padatan ionik yang tersusun atas ion-ion berlawanan muatan yang saling
tarik menarik. Proses pemurnian NaCl dilakukan berdasarkan prinsip kristalisasi dan
zat terlarut yang membentuk padatan dan tergantung dalam struktur kristal –kristal
dan dilarutkan dalam air. Pelarutan ini bertujuan agar terjadi endapan (Kristal) ketika
dimana penyaringan ini bertujuan untuk menyaring kotoran– kotoran yang ada pada
Garam NaCl dilarutkan ke dalam air panas sehingga zat pengotor berupa
partikel padat bias terlepas dan menjadi koloid dalam larutan sehingga dapat
terkumpul lalu disaring. Lalu filtrat direkristalisasi dengan pelarut CaO yang
dapat memutihkan garam yang akan dihasilkan nantinya karena dapat mengikat
pengotor berupa ion Ca2+, Mg2+ dan SO42-. Selanjutnya penambahan bahan pengikat
pengotor yang digunakan adalah Ba(OH)2, lalu yang terakhir dengan penambahan
pelarut (NH4)2CO3 yang dapat mengikat sisa-sisa zat pengotor berupa ion SO42-,
I-, Br - dan lain-lain. Sehingga dapat diasumsikan larutan garam sudah murni tanpa
adanya pengotor setelah disaring. Kristal garam NaCl yang terbentuk kemudian
disaring, dan dikeringkan. Kemudian kristal tersebut ditimbang. Dari hasil yang di
dapatkan dapat dilihat berat dan rendemen kristal yang diperoleh sangat kecil dimana
sudah sesuai dengan teori bahwa senyawa murni yang dihasilkan berat dan
rendemenya tidak sebesar dan melebihi berat awal garam dapur yang digunakan. erat
kristal yang didapatkan sebesar 0,20 gram. Berat % rendemen kristal NaCl 1 %.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan garam dapur (NaCl) dapat dimurnikan melalui serangkaian proses yang
H2SO4. Sehingga diperoleh berat kristal sebanyak 0,20 gram dan nilai % rendamen
sebesar 1%.
DAFTAR PUSTAKA
Adani, S. I. dan Yunita A. P., 2017, Pengaruh Suhu dan Waktu Operasi pada Proses
Destilasi untuk Pengolahan Akuades di Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman, Jurnal Chemugry, 1(1).
Fachry, A.R., Juliyadi T. dan Ni P.E.Y.L., 2015, Pengaruh Waktu Kristalisasi dengan
Proses Pendinginan Terhadap Pertumbuhan Kristal Amonium Sulfat dari
Larutannya. Jurnal Teknik Kimia. 15(2).
Larebulan, C., Fety F. dan Julius P., 2018, Rendemen dan Total Fenolik Santan
Kelapa dalam Berbagai Tingkat Kematangan. Jurnal MIPA UNSRAT. 7(1).
Lee, H. Areum K., Hyeok C.K., Wooseok Y., Yunjung O., Daehae L. dan Jooho M.,
2016, Retarding Crystallization during Facile Single Coating of NaCl-
Incorporated Precursor Solution for Efficient Large-Area Uniform
Perovskite Solar Cells, Applied Materials and Interfaces, doi:
10.1021/acsami.6b08783.
Sulhadi, Susanto, Aan P., Alif F. dan Mahardika P.A., 2017, Performance of Porous
Composite from Waste Glass on Salt Purification Process, Procedia
Engineering, doi:10.1016/j.proeng.2017.03.008.
Woo, Y., Changhao L., Jae H.J., Dongseon K., Jong W.L., Yoshitaka Y., Jeasung P.,
Minjun C. dan Ji H.Y., 2019, Clathrate Hydrate Formation in NaCl and
MgCl2 Brines at Low Pressure Conditions, Separation and Purification
Technology, 209.