Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

PERCOBAAN VII

PEMURNIAN NaCl

OLEH :

NAMA : MUHAMMAD YAMIN

STAMBUK : F1C1 18 086

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN : EXCELLORA ANDRIAN

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemisahan dan pemurnian merupakan suatu cara yang dilakukan untuk

memisahkan atau memurnikan suatu ssenyawa atau sekelompok senyawa yang

mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala

laboratorium maupun skala industri. Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk

memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur, sedangkan pemurnian

dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat

lain. Pemisahan dan pemurnian campuran memiliki manfaat yang sangat penting

dalam ilmu kimia, industri maupun dalam kehidupan sehari-hari, dalam banyak kasus

kita dapat menggunakan material tanpa pemurnian, baik material itu dari alam

(misalnya minyak tanah) atau yang disintesis di laboratorium, Pemisahan atau

pemurnian dengan metode tertentu perlu dilakukan. Demikian pula dalam pekerjaan

di laboratorim maupun dalam proes industi banyak yang melibatkan pemisahan dan

pemurnian.

Natrium klorida adalah garam dapur yang sudah menjadi salah satu bagian

penting dalam makanan manusia. Garam adalah pengawet utama dalam makanan

yang memungkinkan manusia dapat melakukan perjalanan dan perdagangan jauh.

Garam sangat dibutuhkan untuk menambah cita rasa makanan. Hampir semua

makanan yang dibuat di dunia ini pasti menggunakan garam. Pembuatan garam dapat
dilakukan dengan beberapa kategori berdasarkan perbedaan kandungan NaClnya

sebagai unsur utama garam.

Jenis garam dapat dibagi dalam beberapa kategori seperti baik sekali, baik,

dan sedang. Dikatakan baik sekali jika mengandung kadar NaCl > 95%,

dikategorikan baik jika kadar NaCl 90-95%, dan kategori sedang 80-90%. Untuk

memperoleh NaCl yang berkualitas baik maka diperlukan proses pemurnian. Dalam

garam-garam NaCl tradisional terdapat banyak zat-zat pengotor ataupun garam-

garam klorida lainnya yang bersifat mengurangi mutu garam natrium klorida,

sehingga perlu dimurnikan untuk memisahkan natrium klorida dari zat pengotornya.

Untuk memahami pemurnian NaCl secara rekristalisasi, maka dilakukanlah

percobaan ini. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dilakukan percobaan pemurnian

NaCl

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana memahami prinsip

pemurnian dan pengristalan garam dapur (NaCl) ?

C. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah memahami prinsip pemurnian dan

pengkristalan garam dapur (NaCl).

D. Manfaat

Manfaat dari percobaan ini adalah dapat memahami prinsip pemurnian dan

pengkristalan garam dapur (NaCl).


II. TINJAUAN PUSTAKA

Garam yang memiliki konsentrasi NaCl tinggi sangat diperlukan yang

dikenal sebagai garam industri. Untuk mendapatkan garam industri, garam alami

harus dimurnikan untuk menghilangkan kotoran seperti partikel koloid, Ca2 +, Mg2 +

dan SO4. Umumnya, dalam proses pemurnian garam termasuk pengendapan dan

filtrasi. Material berpori banyak digunakan dalam penyaringan proses. Salah satu

bahan yang menarik untuk penyaringan adalah komposit kaca berpori. Komposit

berpori dari limbah kaca merupakan material yang menjanjikan sebagai media filter

dalam proses pemurnian garam karena memiliki sifat yang baik sifat mekanik,

permeabilitas air dan kelembaman kimia (Sulhadi dkk., 2017).

Kemurnian NaCl minimum 99,5 dan 98 mol masing-masing dipasok dari

sigma adrich. Untuk mengidentifikasi struktur Kristal dan perilaku inklusi hidrat

dihadapan NaCl dan MgCl2. Reaktor tekanan tinggi adalah diisi dengan 100 cm

larutan garam berair, dan kemudian reaktor direndam dalam bak air pada suhu 274 K.

struktur kristal NaCl dan MgCl2 dapat diindentifikasi dengan menggunakan difraksi

sinar X dan spektrokopi raman, yang merupakan pengukuran untuk gas, cair, dan

padat (Woo dkk., 2019).

Pembentukan fase stabil oleh interakasi antara NaCl dengan beberapa

senyawa, yang emngarah keperlambatan kristalisasi selama spin-coating adalah

diperagakan. Fase ini kemudian ditransformasikan menjadi fase perovskit melalui

reaksi dengan MAI. Pembentukan dan traksformasi pade fase menengah


memungkinkan produksi yang dihasilkan dapat berkualitas tinggi dan memiliki

cakupan penuh melalui struktur planar sel surya perovskit (Lee dkk., 2017).

Kristalisasi adalah suatu pembentukan partikel padatan didalam sebuah fasa

homogen, pembentukan partikel padatan dapat terjadi dari fasa uap, seperti pada

proses pembentukan kristal salju atau sebagai pemadatan suatu cairan pada titik

lelehnya atau sebagai kristalisasi dalam suatu larutan (cair). Istilah kristalisasi yang

dipakai dalam laporan ini adalah pengertian yang ketiga, yaitu pembentukan partikel

partikel padat pada suatu larutan cair. Salah satu sifat penting kristal yang perlu

diperhatikan adalah ukuran kristal individual dan keseragaman ukuranya (Sebagai

kristal bulk). Untuk alasan inilah distribusi ukuran kristal (Crystal Size Distribution,

CSD) harus selalu dikontrol (Fachry dkk., 2015).

Rendemen adalah perbandingan jummlah (kuantitas) yang dihasilkan,

rendemen menggunakan satuan (%). Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan

menandakan nilai yang dihasilkan semakin banyak, begitupun sebaliknya. Jadi

rendemen merupakan salah satu parameter yang penting untuk mengetahui hasil

akhir dari suatu proses. Selain dari kadar air rendemen juga penting dalam suatu

proses karena rendemen salah satunya adalah parameter untuk mengetahui hasil dari

suatu proses (Lerebulan dkk., 2018).

Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat pengotor

sehingga bersifat murni dalam laboratorium. Akuades berwarna bening, tidak berbau,

dan tidak memiliki rasa. Akuades biasa digunakan untuk membersihkan alat-alat

laboratorium dari zat pengotor. Akuades juga merupakan pelarut yang jauh lebih baik
dibandingkan hampir semua cairan yang umum dijumpai. Senyawa yang segera

melarut di dalam akuades mencakup berbagai senyawa organik netral yang

mempunyai gugus fungsional polar seperti gula, alkohol, aldehida, dan keton (Adani

dkk., 2017).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan pemurnian NaCl dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Oktober 2019

pukul 13:00-15:30 WITA dan bertempat di Laboratorium Organik, Jurusan Kimia,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan pemurnian NaCl adalah neraca

analitik, gelas kimia 520 mL, gelas ukur 50 mL, spatula besi, pipet tetes hot plate,

batang pengaduk dan Corong.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan pemurnian NaCl adalah

aquades (H2O) 62,5 mL, garam dapur (NaCl) 20 gram, barium hidroksida (BaOH)2

encer, amonium karbonat (NH4)2CO3, asam klorida (HCl), kalsium oksida CaO 0,25

gram, kertas saring, aluminium foil dan kertas pH.


C. Prosedur Kerja

62,5 mL akuades
- dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL
dan dipanaskan
- dimasukkan 20 gram garam dapur
- diaduk
- disaring

filtrat residu

- ditambahkan 0,25 gram CaO


- ditambahkan bebrapa tetes larutan Ba(OH)2 encer
- ditambahkan bebrapa tetes (NH4)2CO3
- disaring

filtrat Residu
- dinetralkan dengan beberapa larutan H2SO4
encer
- diuji dengan kertas pH
- diuapkan larutan sampai kering

Kristal NaCl

- ditimbang
- dihitung % rendamen

% Rendamen: 1%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data Pengamatan

No Perlakuan Hasil Pengamatan


1. Akuades 62,5 mL + garam 20 gram Keruh

2. Disaring menggunakan kertas


Bening
saring
Dimasukan kedalam gelas kimia +
3. CaO 0.25 g + beberapa tetes Keruh dan berwarna putih
Ba(OH)2
4. Ditambahkan (NH4)2 CO3 Terdapat endapan
5. Ditambahkan beberapa tetes H2SO4 Netral
6. Berat Kristal 0,20 gram

2. Analisis Data

Diketahui : Berat NaCl = 20 gram

Massa gelas kimia (A) = 62,515 gram

Massa gelaskimia + kristal (B) = 62,715 gram

Ditanya : % Rendemen = …. ?

Penyelesaian: Massa kristal =B–A

= 62,715 gram - 62,515 gram

= 0,2 gram
berat kristal
% Rendemen = × 100 %
berat sampel

0,2 gram
% Rendemen = × 100 %
20 gram

=1%
3. Reaksi

2NaCl + CaO CaCl2 + Na2O

CaCl2 + Na2O + Ba(OH)2 2NaOH + BaCl2 + CaO

2NaOH + BaCl2 + CaO + (NH4)2CO3 NaCl + Ba(OH)2 + CaCO3 + NH4Cl

NaCl + Ba(OH)2 + NH4Cl + HCl BaCl2 + NaCl + NH3 + Cl2 + H2O

B. Pembahasan

Senyawa Natrium klorida yang dikenal sebagai garam dapur merupakan zat

yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Kemampuan tingkat osmotik yang tinggi

ini apabila NaCl yang terlarut didalam air maka air tersebut akan mempunyai nilai

atau tingkat konsentrasi yang tinggi, yang dapat mengimbibisi kandungan air

(konsentrasi rendah). Kelarutan senyawa ionik NaCl dalam molekul air dapat terjadi

karena terbentuknya interaksi ion-dipol antara senyawa ion dengan molekul air. Jika

interaksi ion dipole lebih kuat daripada jumlah gaya tarik antar ion dan gaya antar

molekul air, maka proses pelarutan akan dapat berlangsung. Senyawa NaCl

merupakan padatan ionik yang tersusun atas ion-ion berlawanan muatan yang saling

tarik menarik. Proses pemurnian NaCl dilakukan berdasarkan prinsip kristalisasi dan

rekristalisasi. Kristalisasi merupakan suatu metode untuk pemurnian zat

dengan pelarut dan dilanjutkan dengan pengendapan. Dalam kristalisasi senyawa


organik dipengaruhi oleh pelarut. Pelarut kristalisasi merupakan pelarut dibawa oleh

zat terlarut yang membentuk padatan dan tergantung dalam struktur kristal –kristal

zat terlarut tersebut.

Percobaan ini digunakan garam dapur yang dibeli di pasaran sebanyak 20 mL

dan dilarutkan dalam air. Pelarutan ini bertujuan agar terjadi endapan (Kristal) ketika

dilakukan proses pemanasan. Setelah proses pelarutan dilakukan tahap penyaringan

dimana penyaringan ini bertujuan untuk menyaring kotoran– kotoran yang ada pada

garam dapur kemasan.

Garam NaCl dilarutkan ke dalam air panas sehingga zat pengotor berupa

partikel padat bias terlepas dan menjadi koloid dalam larutan sehingga dapat

terkumpul lalu disaring. Lalu filtrat direkristalisasi dengan pelarut CaO yang

dapat memutihkan garam yang akan dihasilkan nantinya karena dapat mengikat

pengotor berupa ion Ca2+, Mg2+ dan SO42-. Selanjutnya penambahan bahan pengikat

pengotor yang digunakan adalah Ba(OH)2, lalu yang terakhir dengan penambahan

pelarut (NH4)2CO3 yang dapat mengikat sisa-sisa zat pengotor berupa ion SO42-,

I-, Br - dan lain-lain. Sehingga dapat diasumsikan larutan garam sudah murni tanpa

adanya pengotor setelah disaring. Kristal garam NaCl yang terbentuk kemudian

disaring, dan dikeringkan. Kemudian kristal tersebut ditimbang. Dari hasil yang di

dapatkan dapat dilihat berat dan rendemen kristal yang diperoleh sangat kecil dimana

sudah sesuai dengan teori bahwa senyawa murni yang dihasilkan berat dan
rendemenya tidak sebesar dan melebihi berat awal garam dapur yang digunakan. erat

kristal yang didapatkan sebesar 0,20 gram. Berat % rendemen kristal NaCl 1 %.
V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan garam dapur (NaCl) dapat dimurnikan melalui serangkaian proses yang

dinamakan proses rekristalisasi. Proses kristalisasi garam dapur (NaCl) dapat

digunakan dengan mereaksikan zat-zat diantaranya CaO Ba(OH), (NH4)2CO3 dan

H2SO4. Sehingga diperoleh berat kristal sebanyak 0,20 gram dan nilai % rendamen

sebesar 1%.
DAFTAR PUSTAKA

Adani, S. I. dan Yunita A. P., 2017, Pengaruh Suhu dan Waktu Operasi pada Proses
Destilasi untuk Pengolahan Akuades di Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman, Jurnal Chemugry, 1(1).

Fachry, A.R., Juliyadi T. dan Ni P.E.Y.L., 2015, Pengaruh Waktu Kristalisasi dengan
Proses Pendinginan Terhadap Pertumbuhan Kristal Amonium Sulfat dari
Larutannya. Jurnal Teknik Kimia. 15(2).

Larebulan, C., Fety F. dan Julius P., 2018, Rendemen dan Total Fenolik Santan
Kelapa dalam Berbagai Tingkat Kematangan. Jurnal MIPA UNSRAT. 7(1).

Lee, H. Areum K., Hyeok C.K., Wooseok Y., Yunjung O., Daehae L. dan Jooho M.,
2016, Retarding Crystallization during Facile Single Coating of NaCl-
Incorporated Precursor Solution for Efficient Large-Area Uniform
Perovskite Solar Cells, Applied Materials and Interfaces, doi:
10.1021/acsami.6b08783.

Sulhadi, Susanto, Aan P., Alif F. dan Mahardika P.A., 2017, Performance of Porous
Composite from Waste Glass on Salt Purification Process, Procedia
Engineering, doi:10.1016/j.proeng.2017.03.008.

Woo, Y., Changhao L., Jae H.J., Dongseon K., Jong W.L., Yoshitaka Y., Jeasung P.,
Minjun C. dan Ji H.Y., 2019, Clathrate Hydrate Formation in NaCl and
MgCl2 Brines at Low Pressure Conditions, Separation and Purification
Technology, 209.

Anda mungkin juga menyukai