Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

PERCOBAAN X

KEKUATAN ASAM DALAM MEDIUM AIR

OLEH :

NAMA : ICHEU DINI WIDIA SARI


STAMBUK : F1C1 18 022
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN : SARI MULYANI

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air

akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Suatu asam bereaksi dengan

suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah

asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau

aki mobil). Kekuatan suatu asam dapat didefinisikan sebagai kemampuan asam untuk

menghasilkan ion H⁺, kekuatan suatu asam makin besar bila kemampuan asam itu

untuk menghasilkan ion H⁺ makin besar. Kuat lemahnya asam di tentukan oleh

unsur-unsur penyusunnya.

Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan

dalam air. Basa juga merupakan lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk

unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang

digunakan untuk basa kuat. jadi kita menggunakan nama kostik soda untuk natrium

hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk kalium hidroksida (KOH). Basa dapat

dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada

kemampuan basa melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa

tersebut.

Suatu senyawa dapat diketahui bersifat asam atau basa jika terdapat dalam

bentuk larutannya. Istilah asam digunakan untuk senyawa yang dalam bentuk

larutannya menghasilkan ion hidrogen (H+). Hal ini sesuai dengan teori Arrehius
yang mengatakan bahwa asam merupakan zat yang menghasilkan ion hidrogen (H+)

apabila terlarut dalam air. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan

percobaan Kekuatan Asam dalam Medium Air.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan kekuatan asam basa dalam medium air

adalah bagaimana menentukan harga konstanta disosiasi asam (Ka) sebagai ukuran

kekuatan suatu asam dalam medium air?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari percobaan kekuatan asam dalam medium air

adalah untuk menentukan harga konstanta disosiasi asam (Ka) sebagai ukuran

kekuatan suatu asam dalam medium air.

D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari percobaan kekuatan asam dalam medium air

adalah dapat menentukan harga konstanta disosiasi asam (Ka) sebagai ukuran

kekuatan suatu asam dalam medium air.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Titrasi adalah metode laboratorium yang paling umum dari analisis kimia

kuantitatif yang digunakan untuk menentukan konsentrasi analit. Sebagian besar

laboratorium yang modern dilengkapi dengan titrators digital otomatis yang

difasilitasi dengan sensor (sensor Ph/tegangan elektroda), beberapa dari mereka tidak

memerlukan indikator, akurasi yang tinggi, dan kesalahan manusia juga berkurang

daripada metode titrasi konvensional (Kapilraj dkk., 2019).

Ikatan hidrogen adalah interaksi antara atom hydrogen kovalen terikat pada

donor elektronegatif dan pasangan bebas elektron dari akseptor. Sedangkan ikatan

hidrogen sering dianggap terutama atau hanya elektrostatik di alam, survei kompleks

ikatan hidrogen menunjukkan banyak ikatan hydrogen menjadi lebih pendek dari

jumlah jari-jari van der Waals untuk donor dan atom akseptor dan menunjukkan

batasan sudut yang lebih besar dari yang diperkirakan untuk interaksi elektrostatik

murni, menunjukkan orbital tumpang tindih dan karakter kovalen parsial (Hershlag

dan Margaux, 2018).

Indikator asam basa adalah asam atau basa organik yang mempunyai satu

warna jika konsentrasi hidrogen lebih tinggi dari pada suatu harga tertentu dan suatu

warna lain jika konsentrasi itu lebih rendah. Indikator asam basa dapat berubah warna

apabila pH lingkungan berubah. Apabila dalam suatu titrasi asam maupun basa

merupakan elektrolit kuat, larutan pada titik ekuivalen akan mempunyai pH=7

(Sundari, 2016).
Nilai pH larutan memberikan pengaruh yang signifikan pada ionisasi asam

sitrat dan pada jenis kompleks terbentuk antara asam sitrat dan logam. Hal itu juga

telah dibuktikan bahwa nilai pH larutan prekursor secara signifikan mempengaruhi

morfologi dan porositas gel ketika yang terakhir menjalani proses pengeringan. Selain

itu, nilai pH telah terbukti berpengaruh pada ukuran butiran material dan pada suhu

pembentukan bahan (Cangiano dkk., 2015).

Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat pengotor

sehingga bersifat murni dalam laboratorium. Akuades berwarna bening, tidak berbau,

dan tidak memiliki rasa. Akuades biasa digunakan untuk membersihkan alat-alat

laboratorium dari zat pengotor (Khotimah dkk., 2017).

Asam oksalat adalah senyawa organik dengan rumus H2C2O4. Senyawa ini

memiliki sifat-sifat yaitu larut dalam air panas maupun dingin serta larut dalam

alkohol, keasamannya lebih kuat dari asam metanoat ataupun asam cuka, garam-

garam alkali oksalat semuanya mudah larut dalam air kecuali kalsium oksalat hanya

dapat larut dalam asam kuat, mudah untuk dioksidasi oleh KMnO4 dalam suasana

pada temperatur 60–70°C. Asam oksalat dan garamnya dapat digunakan sebagai zat

pemutih serat, reagen dalam analisis kimia, dalam pembuatan zat warna untuk kain,

di pemurnian logam dalam mineral. Asam oksalat juga digunakan dalam bubuk

pembersih sebagai agen penghilang karat dan pemoles logam (Ambarita dkk., 2015).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan Kekuatan Asam dalam Medium Air dilaksanakan pada hari Rabu, 30

Oktober 2019 pukul 13.00 - 15.30 WITA yang bertempat di Laboratorium Kimia

Anorganik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan kekuatan asam dalam medium air

adalah erlenmeyer 250 mL, buret 50 mL, gelas kimia 250 mL dan 100 mL, gelas ukur

25 mL, pipet tetes, batang pengaduk, spatula, statif dan klem.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan Kekuatan Asam dalam Medium

Air adalah kalium nitrat (KNO3) 0,2 M, natrium hidroksida (NaOH) 0,5 M, asam

asetat (CH3COOH) 0,2 M, asam oksalat (H2C2O4) 0,2 M, akuades (H2O), aluminium

foil dan kertas pH.


C. Prosedur Kerja

1. Standarisasi larutan NaOH dengan larutan asam

a) standarisasi larutan NaOH dengan larutan asam oksalat 0,2 M

Asam oksalat

- ditimbang 2 g
- dilarutkan dengan akuades dalam
labu takar 100 mL
- diencerkan sampai tanda tera

Larutan asam oksalat 0,2 M

25 mL Asam oksalat 0,2 M

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 250 mL


- ditambahkan 3 tetes indikator
phenoltalein
- dititrasi dengan NaOH 0,5 M
- dilakukan triplo
- ditentukan M NaOH

M NaOH = 0,5 M
b) Standarisasi larutan asam asetat 0,2 M dengan larutan NaOH 0,5 M

25 mL Asam asetat 0,2 M

- dimasukkan dalam Erlenmeyer 250 mL


- ditambahkan 3 tetes indikator phenoltalein
- dititrasi dengan NaOH 0,5 M
- dilakukan triplo
- ditentukan M CH3COOH

M CH3COOOH = 0,2 M

2. Penentuan konstanta asam Ka

Akuades 50 mL KNO3 50 mL 10 mL CH3COOH 0,2 M

- dimasukkan kedalam gelas kimia 250


mL
- diaduk dengan batang pengaduk
- dicelupkan kertas pH pada gelas
- dimasukkan 2 mL larutan NaOH
kedalam campuran
- dihomogenkan
- dicelupkan kertas pH
- dicatat pH larutan setiap penambahan
2 mL NaOH
- dihentikan penambahan NaOH pada
jumlah 10 mL
- dihitung konstanta asamnya

Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data Pengamatan

No Perlakuan Hasil Gambar


Pengamatan

1. 50 mL akuades + 50 mL
pH = 4
KNO3 + 10 mL CH3COOH

50 mL akuades + 50 mL

2. KNO3 + 10 mL CH3COOH pH = 6

+ 4 mL NaOH

50 mL akuades + 50 mL

3. KNO3 + 10 mL CH3COOH pH = 7

+ 8 mL NaOH
50 mL akuades + 50 mL

4. KNO3 + 10 mL CH3COOH pH = 9

+ 12 mL NaOH

50 mL akuades + 50 mL

5. KNO3 + 10 mL CH3COOH pH = 12

+ 14 mL NaOH

50 mL akuades + 50 mL

6. KNO3 + 10 mL CH3COOH pH = 14

+ 20 mL NaOH

2. Reaksi yang terjadi

 KNO3 + CH3COOH CH3COOK + HNO3

 KNO3 + NaOH NaNO3 + KOH

 NaOH + CH3COOH CH3COONa + H2O


3. Analisis Data

 CH3COOH CH3COO- + H+

 NaOH Na+ + OH-

 Penentuan ion ()

1
 
2
M i Zi
2 i

1
= 2{Ma (Z1)2 + Mb (Z2)2}

1
= {0,2 (+1)2 + 0,5 (-1)2}
2

1
= 2 (0,2 + 0,5)

= 0,35 mol∙L-1

 Penentuan [H+ ] dan [OH-]

1. Untuk penambahan NaOH = 4 mL, pH = 6

0,5Z1 Z2 √μ
Log [H+ ] = -pH+ -0,10μ
1+√μ

0,5 × 1 ×(-1)√0,35
= (-6 + – 0,10 ×0,35)
1+ √0,35

= (-6 + (-0,18585) – 0,035)

= -6,22085

Log [H+] = -6,22085

Log [H+] = antilog (-6,22085)

[H+] = 6,0138 x 10-7


Kw = [H+][OH-]
Kw
[OH-] =
[H+]
1 x 10-14
=
6,0138 x 10-7

= 0,166 x 10-7

 pKa untuk penambahan 0 mL NaOH, pH = 4

0,5Z1Z 2  Ca + Cb
pKa = -pH +  - 0,10+ log
1  Cb

0,5 ×1 ×(-1)√0,35 0,2 + 0,5


pKa = -4 + - 0,10 (0,35) + log
1+√0,35 0,5

= -4 + (-0,18585) + 0,035 + log 1,4

= -4 + (-0,18585) + 0,035 + 0,1461

= -4,00475

pKa = -log Ka

log Ka = antilog (-4,00475)

Ka = 9,891 x 10-5

Dengan cara yang sama, nilai Ka pada suhu selanjutnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

pH [H+] [OH-] Ka

4 6,0138 x 10-5 0,166 x 10-9 9,891 x 10-5

6
6,0138 x 10-7 0,166 x 10-7 9,891 x 10-7
7
6,0138 x 10-8 0,166 x 10-6 9,891 x 10-8
9
6,0138 x 10-10 0,166 x 10-4 9,891 x 10-10

12
6,0138 x 10-13 0,166 x 10-1 9,891 x 10-13

14
6,0138 x 10-15 0,166 x 101 9,891 x 10-15

B. Pembahasan

Teori Arhenius menjelaskan bahwa asam adalah senyawa hidrogen yang bila

dilarutkan dalam air mengalami disosiasi elektrolit dan menghasilkan ion H+ sebagai

satu-satunya ion positif. Kebanyakan asam terionisasi hanya sedikit dalam air. Asam

seperti ini digolongkan dalam asam lemah. Kekuatan asam basa berguna untuk

mempertimbangkan reaksi asam-basa sebagai suatu kompetisi terhadap proton. Asam

yang lebih kuat adalah asam yang melepaskan protonnya lebih mudah daripada asam

lainnya.

Percobaan kekuatan asam dalam medium air menggunakan beberapa

penambahan bahan yakni akuades, asam asetat (CH3COOH), larutan KNO3, dan

natrium hidroksida (NaOH). Fungsi KNO3 yaitu untuk menjaga kekuatan ion dalam

larutan netralnya dalam hal ini akuades agar dapat terdeteksi oleh kertas pH. Fungsi

dari natrium hidroksida (NaOH) yaitu sebagai indikator basa, sedangkan asam asetat

(CH3COOH) sebagai indikator asam.

Pengukuran pH dilakukan sebanyak lima kali terhadap asam asetat

(CH3COOH). Pengukuran pertama dilakukan tanpa campuran larutan NaOH dan


diperoleh pH 4. Pengukuran kedua hingga kelima dilakukan dengan penambahan

NaOH dan diperoleh hasil pH berturut-turut sebesar 6, 7, 9, 12 dan 14. Berdasarkan

analisis data diperoleh nilai Ka untuk pH 4 sebesar 9,891 x 10-5, untuk pH 6 sebesar

9,891 x 10-7, untuk pH 7 sebesar 9,891 x 10-8, untuk pH 9 sebesar 9,891 x 10-10, untuk

pH 12 sebesar 9,891 x 10-13 dan untuk pH 14 sebesar 9,891 x 10-15.


V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa untuk

menetukan besarnya nilai konstanta asam (Ka) dapat dilakukan apabila pH larutan

telah diketahui terlebih dahulu, dimana diketahui bahwa nilai Ka suatu larutan

berbanding terbalik dengan pH. Semakin besar volume NaOH yang ditambahkan

maka semakin kecil pula nilai Ka yang diperoleh. Pada perlakuan ini di dapatkan nilai

Ka untuk pH 4 sebesar 9,891 x 10-5, untuk pH 6 sebesar 9,891 x 10-7, untuk pH 7

sebesar 9,891 x 10-8, untuk pH 9 sebesar 9,891 x 10-10, untuk pH 12 sebesar 9,891 x

10-13 dan untuk pH 14 sebesar 9,891 x 10-15.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Y. P., Iloan P. H. M. dan Seri Maulina. 2015. Pembuatan Asam Oksalat
dari Pelepah Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis) Melalui Reaksi Oksidasi
Asam Nitrat. Jurnal Teknik Kimia USU. 4(4).

Cangiano, M.A., Manuel W.O. and Maria C.R. 2015. Effect of pH Value and
Calcination Temperature on Synthesis and Characteristic of Cu-Ni nano-
alloys. Trans. Nonferrous Met. Soc. China. DOI: 10.1016/S1003-
6326(15)64008-0.

Heschlag, Daniel dan Margaux M.P. 2018, Hydrogen Bonds: simple after All,
American Chemical Society, 10(1021).

Kapilraj, N., Keerthanan S. and Sithambaresan M. 2019. Natural Plant Extracts as


Acid-Base Indicator and Determination of Their pKa Value. Journal of
Chemistry. doi.org/10.1155/2019/2031342.
Khotimah, H., Erika W. A. dan Ari S. 2017. Karakteristik Hasil Pengolahan Air
Menggunakan Alat Destilasi. Jurnal Chemurgy. 1(2).

Sundari, R. 2016. Pemanfaatan dan Efisiensi Kurkumin Kunyit (Curcuma Domestica


Val) sebagai Indikator Titrasi Asam Basa. Teknoin. 22 (8).

Anda mungkin juga menyukai