Anda di halaman 1dari 12

PEMBUATAN KALIUM NITRAT

I. Tujuan Praktikum

Dengan melakukan percobaan ini, diharapkan dapat mengetahui cara

pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara natrium nitrat dengan

kalium klorida serta mengetahui cara pemisahan garam tersebut dari hasil

reaksi samping natrium klorida.

II. Prinsip percobaan

Prinsip percobaan kali ini adalah pembuatan garam kalium nitrat dari

hasil reaksi antara natrium nitrat dengan kalium klorida serta pemisahannya

dari hasil samping natrium klorida berdasarkan perbedaan kalarutannya.

III. Teori

Pasangan ion Na+ dan Cl- menggunakan daya tarik dalam

mempertahankan pasangan elektron yang digunakan oleh ion pasangannya.

Sebagai akibat adanya gaya tarik menarik tersebut, terbentuklah kelompok

dari sejumlah ion Na+ dan C- yang merupakan kritas padat. Pembentukan

pasangan ion merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembentukan

ikatan ion. Ikatan ion terbentuk karena adanya perpindahan elektron antara

sebuah atom logam dan sebuah atom non logam. Dalam perpindahan ini atom

logam menjadi ion yang bermuatan positif (kation) dan atom bukan logam

menjadi ion bermuatan negatif (anion) (petrucci, 1999).


Dalam kristal ionik, seperti logam halida, oksida, dan sulfida, kation

dan anion disusun bergantian, dan padatannya diikat oleh ikatan elektrostatik.

Banyak logam halida melarut dalam pelarut polar misalnya NaCl melarut

dalam air, sementara logam oksida dan sulfifa, yang mengandung kontribusi

ikatan kovalen yang signifikan, biasanya tidak larut bahkan di pelarut yang

paling polar sekalipun. Struktur dasar kristal ion adalah ion yang lebih besar

(biasanya anion) membentuk tetrahedral diantara anion. Kristal ionik

diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe struktur berdasarkan jenis kation dan

anion yang terlibat dalam senyawanya. Setiap tipe struktur disebut dengan

nama senyawa khasnya. Jadi struktur garam dapur tidak hanya

mempresentasekan struktur NaCl tetapi juga senyawa lainnya. Struktur garam

dapur Natrium Klorida NaCl adalah senyawa khas dalam strukturnya (Anion)

disusun dalam p dan kation Na+ menempati ruang oktahedral. Setiap kation

Na+ dikelilingi oleh enam anion Cl-. Struktur yang sama akan dihasilkan bila

proses anion dan kation dipertukarkan (Saito, 1996).

Senyawa yang terbentuk oleh sejumlah atom dengan

keelektronegativitas yang berbeda secara signikfikan, biasanya bersifat ionik.

Pada hampiran pertama ion tersebut dapat dianggap sebagai bulatan

bermuatan keras yang menempati posisi pada kristal pada sisi kristal. Semua

unsur dari golongan I dan II pada tabel berkala bereaksi dengan unsur

golongan VI dan VII untuk membentuk senyawa ionik, yang sebagaian besar
mengkristal dalam sistem kubik. Khususnya, halida logam alkali, amonium

halida, dan oksida serta sulfida logam tanah jarang semua mengkristal dalam

struktur garam batuan, atau natrium klorida (Oxtobi, 2003).

Pengaruh senyawa kalium nitrat terhadap penyakit bilur secara umum

dapat menurunkan keparahan penyakit bilur secara deskriptif dengan

efektivitas yang semakin menurun dengan meningkatnya dosis senyawa

kalium nitrat yang digunakan. Hal ini terjadi mungkin terkait dengan adanya

unsur nitrogen pada senyawa kalium nitrat. Pada kacang tanah disemprot

dengan kalium nitrat akan mendapatkan penambahan masukan nitrogen lewat

daun. Menurut Agrios (1996) nitrogen dapat menyebabkan tanaman menjadi

sukulen sehingga menyebabkan rentan terhadap senyawa patogen. Oleh

karena pengaruhnya yang kurang berarti juga menyebabkan pola pengaruhnya

yang kurang berarti juga menyebabkan pola pengaruhnya terhadap

pertumbuhan menjadi kuran jelas pula (Hadiwiyono, 1995).

Pada pembuatan kalium sulfit dari natrium sulfit dengan kalium

klorida, garam yang terjadi direkristalisasikan dengan air. Proses rekristalisasi

ini dilaksanakan sehingga hanya terdapat ion K+ dan ion SO32+ saja yang

tinggal dalam larutan atau tidak ditemukan lagi ion Na+ dan Cl- (Lingafelter,

1985)
IV. Hasil Pengamatan

A. Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan

Reaksi

KCl + NaNO3 NaCl + KNO3

 Berat KCl yang ditimbang = 15 gram

 Berat NaNO3 yang ditimbang = 17 gram

 Mol KCl = 0,201 mol

 Berat teoritis KNO3 =

Gram = mol × Mr

= 0,201 × 101 gram/mol

= 20,335 gram

Berat Kristal yang diperoleh

- Warna kristal = putih

- Berat kristal = 12,52

berat KNO3 secara praktek


Rendemen = × 100 %
Berat KNO3 secara teori

12,58 gram
= × 100 %
20,335 gram

= 61,86 %
V. Pembahasan

Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul atau ion penyusunnya

terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.

Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada

kimia cairannya sendiri. Proses terbentuknya kristal disebut rekristalisasi.

Agar terbentuk suatu kristal dari suatu larutan yaitu larutan induk harus dibuat

dalam kondisi lewat jenuh, di mana maksud dari kondisi lewat jenuh adalah

zat pelarut mengandung zat terlarut melebihi kemampuan pelarut tesebut

melarutkan zat terlarutnya pada suhu yang tetap.

Untuk menghasilkan yang sempurna, kedua larutan dicampur dalam

keadaan panas agar dapat mencegah masuknya zat lain. Hal dilakukan karena

sifat kedua pereaksi dalam bentuk padatan adalah hidroskopis, sehingga

mudah mengikat zat lain yang masuk dalam larutan. Bentuk kristal meliputi

bentuk kubik, tetra, orthorombik, heksagonal, dan lain-lain. Sedangkan proses

terbentuknya kristal padat dari suatu larutan induk yang homogen disebut

kristalisasi. Dimana pada percobaan ini yaitu bagaimana pembuatan garam

kalium nitrat hasil reaksi antara natrium nitrat dengan kalium klorida dan

bagaimana pemisahan garam tersebut dari hasil samping natrium klorida

berdasarkan perbedaan kelarutannya.

Pada percobaan pembuatan garam kalium nitrat, mula-mula kalium

klorida dan natrium nitrat masing-masing dilarutkan ke dalam 50 mL air


panas dan dicampurkan sampai volumenya menjadi 40 ml. Hal ini dilakukan

agar campuran kedua senyawa itu mudah larut. NaNO3 yang bersifat asam

adalah reduktor yang kuat terhadap unsur-unsur logam, seperti kalium. Yang

nantinya jika kalium klorida (KCl) direaksikan dengan asam yang berasal

dari senyawa nitrat akan membentuk aquaregia. Dengan demikian ion klorida

akan terkompleks sehingga menigkatkan efektifitas aquaria sehingga unsur-

unsur logam akan teroksidasi oleh nitrat yang bersifat asma menjadi oksida.

Kekuatan pengoksida ini sangat bergantung pada besarnya konsentrasi.

Setelah itu, dalam keadaan panas kedua campuran larutan tersebut

(natrium nitrat dan kalium klorida) disaring dan diuapkan kembali hingga

volumenya mencapai 20 ml. Hal ini dapat menyebabkan konsentrasi larutan

campuran tersebut memilki konsentrasi yang semakin besar yang mana

menyebabkan sifat pengoksida yang kuat. Dengan demikian kita akan dapat

memperoleh kristal garam.

Setelah campuran larutan tersebut diuapkan sampai 20 ml, maka

selanjutnya adalah menyaring campuran larutan tesebut dengan menggunakan

corong bucher untuk menghasilkan endapan kristal garam. Akan tetapi, kristal

garam yang dihasilkan masih belum murni, sehingga harus dimurnikan lagi.

Dari campuran larutan ini dapat diperoleh reaksi :

KCl + NaNO3 NaCl + KNO3


Untuk memurnikan kristal KNO3 (kalium nitrat) dari hasil reaksi

natrium klorida, maka kristal yang dihasilkan dilarutkan dengan sedikit

aquadest dengan cara pemanasan. Hal ini dilakukan karena KNO3 memiliki

kelarutan yang besar pada pelarut air dibanding dengan NaCl. KNO3

merupakan asam kuat yang mampu terionisasi sempurna sehingga mudah

mengikat gugus OH- dan H+ pada air. Sedangkan ion klorida pada NaCl

bersifat netral sehingga relatif susah untuk terionisasi. Kemudian campuran

kristal dan air tersebut didinginkan, dan dengan menggunakan corong buchner

kita dapat memisahkan kristal dan garam kalium nitrat murni dari larutannya

yaitu dengan berat 12,58 gram yang berwarna putih.

Dari hasil kristalisasi dan pengeringan garam KNO3 yang telah

menjadi kristal yang beratnya 12,58 gram, maka dapat ditentukan rendemanya

yaitu berat KNO3 secara prakik dibagi dengan berat KNO3 secara teori dikali

dengan 100 % maka rendemen yang dihasilkan adalah sebesar 61,86 %.

Dengan melihat angka rendemen kurang dari 100 % berarti kristal garam

KNO3 yang dibuat murni masih mengandung KNO3. Akan tetapi hasil yang

kami dapat ini dapat dikategorikan berhasil karena berat rendemen yang

dihasilkan di atas 50 %. Hal tersebut disebabkan karena adanya proses

pemurnian secara kristalisasi dan penyaringan berkali-kali sehingga fitrat

benar-benar terpisah dari ampas hasil dari penyaringan yang mengandung

NaCl (natrium klorida).


VI. Simpulan

Dari hasil percobaan yang dilakukan maka dapa disimpulkan:

1. Reaksi yang terjadi dalam percobaan ini aalah

KCl + NaNO3 NaCl + KNO3

Dan rendemen yang dihasilkan dari pembuatan kalium nitrat ini adalah

sebesar 61,86 %.

2. Pemisahan garam tersebut dari hasil samping natrium klorida berdasarkan

perbedaan kelarutannya dapat ditentukan dengan cara kristalisasi.


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

PERCOBAAN II

PEMBUATAN KALIUM NITRAT

OLEH:
NAMA : MUSTAMIN FARIS
NO. STAMBUK : A1C4 07038
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : YUNIATI TEWA

LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2009
DAFTAR PUSTAKA

Hadiwiyono, et,all. 1995. Induksi Resistensi Sistemik. Tanaman terhadap Virus Bilur
Kacang Tanah dengan Senyawa Kalium-Fosfat. Fakultas Pertanian,
UNS. Semarang.
Lingafelter. 1985. Crystal System. Journal of Chemical Education. University of
Washington USA. Volume 62. Page 219.
Oxtoby, et,all. 2003. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Petrucci, Ralp H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Saito, Tairo. 1996. Kimia Anorganik. Permission of Iwanami. Tokyo.
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM:

1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kelarutan garam-garam

ionic.

2. Dalam pelarut air, mengapa kalium nitrat memiliki kelarutan lebih besar dari

pada natrium klorida. Jelaskan!

3. Dengan menggunakan kurva hubungan antara kelrutan kalium nitrat dan natrium

klorida dengan temperature, bagaimanakah memisahkan campuran kedua garam

tersebut?

JAWAB:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan garam-garam ionik yaitu : jenis

ikatan, polaritas, kekuatan ion, kereaktifan dan temperatur.

2. Dalam pelarut air, kalium nitrat memiliki kelarutan yang besar daripada natrium

klorida yaitu karena : KNO3 asam kuat KNO3 mampu terionisasi sempurna

dalam air, saat terjadi ionisasi ion-ionnya akan engan mudah mengikat gugus

OH- atau H+ dari air. Sedangkan NaCl adalah senyawa netral. Ionisasi senyawa

dalam air yaitu :

KNO3 K+ + NO3-

NaCl Na+ + Cl-

Sisi lain yang dapat dibandingkan adalah kereaktifan ion K+ yang lebih besar

daripada Na+ sehingga K+ lebih mudah larut dalam air dibabnding Na+
3. Dengan menggunakan kurva hubungan antara kelarutan kalium nitrat dan

natrium klorida dengan temperatur, cara memisahkan campuran tersbut yaitu

merujuk pada perbadaan titik didih. NaCl memiliki titik didih yang lebih rendah

dibandingkan KNO3, sehingga saat diakukan pemanasan dengan temperatur

tetentu, NaCl akan menguap terlebih dahulu daripada KNO3. Cara pemisahan ini

dusebut evoporasi (penguapan).

Anda mungkin juga menyukai