Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KIMIA ANORGANIK I

SINTESIS DAN KARAKTERISTIK GARAM KALIUM NITRAT

Disusun Oleh

: Kelompok 5

Nama

: Dahlia

(06101381419044)

Dwi Anggraini

(06101381419056)

Icha Sinthyana Y

(06101381419039)

Roysada Miranjulia

(06101381419042)

Tysa Dwinta

(06101381419051)

Wawa.A.D.C

(06101381419045)

Weni Septiani

(06101381419041)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I


I. Judul

: Sintesis dan Karakteristik Garam Kalium Nitrat

II. Tujuan

1. Membuat kalium nitrat dan natrium klorida


2. Menguji kemurnian kalium nitrat dan natrium klorida

III. Dasar Teori


Kalium nitrat adalah suatu senyawa garam nitrat dari kalium dengan
rumus molekul KNO3. Garam kalium nitrat dapat dibuat dengan cara mereaksikan
kalium klorida dengan natrium nitrat. Jika larutan jenuh masing masing dari
larutan tersebut saling dicampurkan maka akan membentuk garam natrium
klorida, karena NaCl dalam air kelarutannya kecil maka garam tersebut
mengalami pengendapan. Dengan mendinginkan filtrat hasil penyaringan maka
KNO3 akan mengalami kristalisasi (Azis,2007)
Garam nitrat bersifat higroskopis dan mudah larut dalam air. Beberapa
garam nitrat diperoleh dalam bentuk anhidrat dan tidak mengalami dekomposisi
pada pemanasan yang cukup tinggi. Deposit natrium nitrat (saltpter) dalam jumlah
yang besar terdapat di Chili, bentuknya berupa padatan putih. Senyawa ini terurai
dengan evolusi oksigen pada 500oC menurut persamaan reaksi:
2 NaNO3(s)

2NaNO2(s) + O2(g)

Kristalisasi merupakan pemisahan dengan cara pembentukan kristal


sehingga campuran dapat dipisahkan. Suatu zat gas atau cair dapat mendingin atau
memadat serta membentuk kristal karena mengalami proses kristalisasi. Kristalkristal juga akan terbentuk dari suatu larutan yang akan dijenuhkan dengan pelarut
tertentu. Semakin banyak jumlah kristalnya maka semakin baik, karena semakin
kecil kemungkinan tercemar oleh kotoran (Arsyad,2001).
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase yang keluar
dari larutan. Endapan dapat dipisahkan dari larutan dengan penyaringan atau
contripage. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Suatu kelarutan endapan menurut definisi adalah sama dengan
konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai
kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain didalam larutan itu

dan pada komposisi pelarutnya. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa kelarutan
endapan bertambah seiring kenaikan suhu, meskipun dalam beberapa hal istimewa
terjadi yang sebaliknya. Lalu kenaikan kelarutan dengan suhu berbeda-beda,
dalam beberapa hal sangat kecil, dalam beberapa hal-hal lainnya sangat besar.
Perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi dasar untuk
pemisahan.( Svehla, 1990)
Pengaruh kenaikan suhu pada kelarutan zat berbeda satu dengan yang lain.
Perbedaan itu dapat dipakai untuk memisahkan campuran dua zat atau lebih
dengan cara rekristalisasi bertingkat,contohnya memisahkan KNO3 dengan NaCl.
Salah satu penerapan yang paling berguna dari kalium nitrat ialah dalam produksi
asam sendawa, dengan menambahkan asam sulfat larutan encer kalium nitrat,
menghasilkan asam sendawa dan kalium sulfat yang terpisah melalui distilasi
fraksional. yang terkonsentrasi pada kalium nitrat juga digunakan sebagai pupuk,
sebagai model bahan pembakar rocket, dan dalam beberapa petasan seperti bom
asap, pada yang mana campuran dengan gula memproduksi jelaga asap 600 kali
dari volumnya sendiri. Dalam proses pengawetan makanan, kalium nitrat
merupakan komposisi umum dari daging yang diasinkan.
Kalium Nitrat juga komponen utama dalam penghilang puntung. Juga
telah digunakan dalam pembuatan es krim. Kesalahan konsepsi terkenal ialah
bahwa kalium nitrat itu antafrodisiak dan ditambahkan dalam makanan dalam adat
yang biasa dikerjakan lelaki. Nyatanya kalium nitrat tak memiliki efek seperti itu
pada manusia. Kini, penggunaan kalium nitrat dalam pasta gigi untuk gigi sensitif
telah bertambah secara dramatis, walau nyatanya telah tak ditampakkan untuk
membantu dengan sebenarnya hipersensitivitas gigi.
Dari kota Yunani Morphe, bentuk yang sama, dua zat yang mempunyai
struktur yang sama dikatakan isomorf. Zat-zat isomorf dapat atau tidak dapat
mengkristal bersama-sama dalam campuran homogen. Namun kemiripan baik dari
rumus maupun sifat-sifat kimia tidaklah menjamin pengkristalan yang homogen.
Dua zat serupa yang dikenal baik yang tidak dapat mengkristal secara homogen
ialah NaCl dan KCl (Svehla, 1986 : 303). Senyawa kimia kalium nitrat merupakan
sumber alami mineral nitrogen. Salah satu penerapan yang paling berguna pada
kalium nitrat adalah dalam produksi asam nitrat dengan menambahkan asam

sulfat yang terkonsentrasi pada larutan encer KCl, menghasilkan asam nitrat dan
kalium sulfat yang terpisah melalui destilasi fraksional.
Dalam arti yang luas, senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk
karena penggantian dua atau lebih senyawa sederhana yang masing-masingnya
dapat berdiri sendiri . Senyawa dianggap senyawa kompleks adalah yang benarbenar bersifat elektrostatik, dapat terjadi dalam larutan ion kalium dan ion nitrat,
misalnya ternyata bergabung dalam larutan, meskipun sedikit jumlahnya. Dalam
persamaan reaksi ini senyawa kompleks K

NO3- disebut pasangan ion atau

senyawa kompleks gabungan ion. Reaksi jenis ini terutama terjadi dalam pelarutpelarut yang mempunyai tetapan dielektrika rendah (Underwood, 2002).
IV. Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Erlenmeyer 250 ml
Pipet tetes
Termometer
Gelas ukur 100 ml
Beaker gelas
Batang pengaduk
Corong
Kertas saring
Neraca analitik

10. Oven
11. Spatula
12. Waterbath
13. Cawan Porselen
14. KCl
15. NaNO3
16. Aquadest
17. Es batu

V. Prosedur Percobaan
Metode 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Larutkan 15 g KCL dalam air panas sebanyak 100 ml


Larutkan 15 g NaNO3 dalam 100 ml air panas sebanyak 100 ml
Campurkan kedua larutan tersebut
Uapkan larutan sampai terbentuk kristal (x)
Pisahkan kristal (x) dari filtratnya
Penguapan filtrat dihentikan hingga kristal (x) tidak terbentuk lagi.

Kumpulkan semua kristal (x) dan jaga baik-baik filtratnya


7. Uapkan filtrat terakhir hingga terbentuk kristal (y). Lakukan rekristalisasi
beberapa kali terhadap kristalisasi (y)
8. Keringkan kristal (x) maupun kristal (y). Kemudian timbang hasilnya
9. Hitunglah rendemen dari percobaan
Metode 2
1. Larutkan 15 g KCL dalam 100 ml air pada suhu kamar
2. Larutkan 15 g NaNO3 dalam 100 ml air pada suhu kamar

3.
4.
5.
6.
7.

Campurkan kedua larutan tersebut


Dinginkan larutan sampai terbentuk kristal (x)
Pisahkan kristal (x) dari filtratnya
Dinginkan kembali filtrat hingga tidak terbentuk lagi kristal (x).
Bila kristal (x) tidak terbentuk lagi dengan pendinginan, maka uapkan
filtrat terakhir hingga terbentuk kristal (y). Lakukan rekristalisasi beberapa

kali terhadap kristal (y)


8. Keringkan kristal (x) maupun kristal (y). Kemudian timbang hasilnya
9. Hitunglah rendemen dari percobaan
Metode 3
1. Larutkan 15 g KCL dalam 100 ml air pada suhu 500 C
2. Larutkan 15 g NaNO3 dalam 100 ml air panas sebanyak 100 ml air pada
3.
4.
5.
6.

suhu 500 C
Campurkan kedua larutan tersebut
Dinginkan larutan sampai terbentuk kristal (x)
Pisahkan kristal (x) dari filtratnya
Penguapan filtrat dihentikan hingga kristal (x) tidak terbentuk lagi.
Kumpulkan semua kristal (x) dan jaga baik-baik filtratnya

VI. Hasil Pengamatan


Metode

Hasil Pengamatan

Tidak terbentuk kristal

Tidak terbentuk kristal

Tidak terbentuk kristal

VII. Persamaan Reaksi


a. Reaksi antara KCl dengan air
KCl (s) + H2O(l)

KOH(aq) + HCl(aq)

b. Reaksi antara NaNO3 dengan air


NaNO3(s)+ H2O(l)
NaOH(aq) + HNO3 (aq)
c. Reaksi antara NaNO3 dengan KCl
KCl (aq) + NaNO3(aq)

NaCl(s) + KNO3(aq)

VIII. Pembahasan
Percobaan sintesis dan karakteristik garam kalium nitrat dilakukan dengan
tiga metode percobaan yang berbeda. Percobaan ini bertujuan menghasilkan
garam kalium nitrat dari reaksi antara natrium nitrat dengan kalium klorida.
Prinsip dalam percobaan pembuatan garam kalium nitrat adalah kelarutan
berdasarkan perbedaan temperatur. Pada metode 1 dilarutkan masing-masing 15 g
KCl dan 15 g NaNO3 kedalam 100 ml air yang telah dipanaskan bersuhu 80C,
dilarutkan kedalam air panas bertujuan agar garam kalium klorida dan garam
natrium nitrat dapat dengan cepat melarut sehingga terbentuk suatu larutan. Proses
ini menghasilkan larutan bening. Garam nitrat bersifat higroskopis dan mudah
larut dalam air sehingga NaNO3 lebih mudah larut dalam air ketimbang KCl,
terlihat pada saat dilarutkan dengan air panas KCl sukar larut. Garam KCl larut
saat dicampurkan dengan NaNO3 yang sudah dilarutkan. Setelah larutan
homogen, campuran kedua larutan tersebut dipindahkan ke dalam cawan porselen
dan dimasukkan ke dalam oven yang bertujuan untuk proses penguapan dan
pembentukan kristal. Namun sampai akhir dari praktikum hasil yang diperoleh
tidak terbentuk kristal dan tetap berwujud larutan.
Pada metode 2 dilarutkan masing-masing 15 g KCl dan 15 g NaNO3 ke
dalam 100 ml air, tiap sampel diaduk hingga homogen dan dicampurkan hingga
menghasilkan larutan bening. Larutan didinginkan di dalam wadah yang berisi es
batu yang bertujuan untuk proses pembentukan kristal namun sampai praktikum
selesai hasil yang kami peroleh tetap sama tidak terbentuk kristal dan masih
berwujud larutan.
Pada metode 3 dilarutkan masing-masing 15 g KCl dan 15 g NaNO3 ke
dalam 100 ml air panas yang memiliki suhu 50 C. Larutan diaduk hingga
homogen dan kedua larutan dicampurkan yang menghasilkan larutan bening.
Larutan didinginkan dan seperti yang terjadi pada metode 1 dan 2 sampai akhir
dari praktikum hasil yang diperoleh tetap sama dimana tidak terbentuk kristal dan
tetap berwujud larutan.
Dari ketiga metode yang telah dilakukan oleh kelompok kami, tidak ada
satupun larutan yang terbentuk kristal, dimana seharusnya dari percobaan yang

telah di lakukan larutan dapat menghasilkan kristal (x) dan kristal (y) namun
percobaan yang dilakukan gagal yang kemungkinan dikarenakan temperaturnya
tidak tepat ataupun prosedur yang kami lakukan tidak sesuai dengan yang
seharusnya.
IX. Kesimpulan
Dari ketiga metode yang telah dilakukan tidak ada satupun larutan yang
terbentuk kristal. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh prosedur yang digunakan
tidak sesuai dengan yang seharusnya atau temperatur yang dipakai tidak tepat
sehingga mengakibatkan larutan tidak terbentuk kristal.

X. Daftar Pustaka
Arsyad. 2001. Kamus Kimia. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Astriyanti, Garnis. 2014. Sintesis Kalium Nitrat.
https://www.academia.edu/9446222/Sintesis_Kalium_Nitrat. (Diakses pada
tanggal 03 September 2016)
Aziz, T.2007. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik Jurusan Kimia. Kendari:
Universitas Haluoleo.
Cahyono, Bambang, 1991. Segi praktisi dan Metode pemisahan senyawa organic.
Semarang: Kimia MIPA UNDIP.
Svehla. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro
Bagian I. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : Penerbit ITB.

XI. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai