Anda di halaman 1dari 7

Panduan praktikum

Pembuatan Kalium Nitrat

Dosen Pengampu

Nur Asbirayani Limatahu S,Pd.M,pd.

Oleh

Nama : Rahmatia

Npm : 03291811038

Kelas :A

Semester :V

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNVERSITAS KHAIRUN

TERNATE
I. Tujuan Praktikum
a. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu.
b. Membuat kalium nitrat.
II. Teori Dasar

Kalium Nitrat adalah suatu senyawa garam nitrat dari kalium dengan rumus molekul
KNO3. Garam kalium nitrat dapat dibuat dengan cara mereaksikan kalium klorida, KCl yang
ditemukan dalam mineral silvi, dengan natrium nitrat NaNO3. Jikalau larutan jenuh masing-
masing reaksi tersebut saling dicampurkan, maka akan terbentuk garam natrium klorida, NaCl
dan KNO3karena larutan NaCl di dalam pelarut air sangat kecil, maka garam tersebut akan
mengalami pengendapan, dan melalui penyaringan larutan KNO 3 dapat dipisahkan dari NaCl.
Dengan mendinginkan filtrat tersebut secara perlahan, maka KNO 3(aq) akan mengalami proses
kristalisasi, dan untuk memenuhi KNO3 yang dihasilkan perlu kristalisasi (Azis, 2007).
Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik analisis kualitatif
melibatkan pembentukkan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase
padat keluar dari larutan. Endapan mengkin berupa kristal (kristalin) atau koloid, dan dapat
dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Endapan terbentuk
jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan bergantung pada
berbagai kondisi, seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan pada
komposisi pelarutnya.Semua nitrat larut dalam air. Nitrat dari merkurium dan bismut
menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air garam-garam ini larut dalam asam nitrit
encer. Reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kalium nitrat,(Vogel, 1985)

Zat-zat isomorf dapat atau tidak dapat mengkristal bersama-sama dalam campuran
homogen. Namun kemiripan baik dari rumus maupun sifat-sifat kimia tidaklah menjamin
pengkristalan yang homogen. Dua zat serupa yang dikenal baik yang tidak dapat mengkristal
secara homogen ialah NaCl dan KCl(Shevia, 1986)
Senyawa kimia kalium nitrat merupakan sumber alami mineral nitrogen. Senyawa ini
tergolong senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO3. Salah satu penerapan yang paling berguna
pada kalium nitrat adalah dalam produksi asam nitrat dengan menambahkan asam sulfat yang
terkonsentrasi pada larutan encer KCl, menghasilkan asam nitrat dan kalium sulfat yang terpisah
melalui destilasi fraksional (Anonim, 2010).
Dalam arti yang luas, senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk karena
penggantian dua atau lebih senyawa sederhana yang masing-masingnya dapat berdiri sendiri
misalnya dalam proses penggantungan sifat berikut : A + B →AB 
Senyawa ini dianggap senyawa kompleks.Contoh lain yang benar-benar bersifat elektrostatik
dapat terjadi dalam larutan ion kalium dan ion nitrat, misalnya ternyata bergabung dalam larutan,
meskipun sedikit jumlahnya. Menurut persamaan reaksi berikut :
K+ + NO3- →KNO3
Dalam persamaan reaksi ini senyawa kompleks K+NO3- disebut pasangan ion atau
senyawa kompleks gabungan ion. Reaksi jenis ini terutama terjadi dalam pelarut-pelarut yang
mempunyai tetapan dielektrika rendah.(Hiskia, 1992)
Larutan besi (II) sulfat dan asam sulfat (Uji cincin coklat). Uji ini dilakukan dengan cara ini.
Tambahkan 3 mL larutan besi (III) sulfat dalam 2 mL larutan nitrat dan tuangkan 3-5 mL H2SO4
pekat dengan perlahan-lahan hingga membentuk suatu lapisan di sebe;lah bawah campuran
tersebut. (Shevia, 1986)
Natrium nitrat banyak terdapat di Chili, karena itu senyawa ini dinamakan senyawa chili.
Sifatnya higroskopis sehingga untuk berbagai keperluan natrium nitrat yang lebih mudah itu
diubah menjadi kalium nitrat. Produksi berbagai garam dari sumbernya bergantung pada prinsip
kristalisasi selektif (Tim dosen Kimia Anorganik, 2014 : )
Prinsip kristalisasi selektif ini sangat bergantung pada berbagai faktor, yaitu
keseimbangan, kelarutan, temperatur, dan konsentrasi keseimbangan. Kalium nitrat dapat dibuat
dengan mencampurkan larutan jenuh NaNO3 dengan larutan jenuh KCl. Jadi, dalam larutan
terdapat empat jenis ion yaitu Na+, K+, Cl-, dan NO3- yang memungkinkan akan membentuk
empat kristal garam yaitu NaCl(s), KCl(s), NaNO3(s), dan KNO3(s) (Tim dosen Kimia
Anorganik, 2014 :).
Natrium klorida atau sodium klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang
memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini pada proses perlakuan penyimpanan benih
realsitran berkedudukan sebagai medium inhibitor yang fungsinya menghambat proses
metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih realsitran dapat terhambat (Anonim,
2010)
Natrium klorida juga dikenal dengan garam dapur atau halit adalah senyawa kimia dengan
unsur kimia NaCl. Senyawa ini adalah garam yang mempengaruhi salinitas laut dan cairan
ekstrakulikuler pada banyak organisme multiseluler. Sebagai komponen utama pada garam
dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan (Anonim, 2010).
NaCl dapat dikatakan mempunyai bangunan kemas rapat bangun kubus maka ion Cl- dan ion
Na+ yang lebih kecil menempati rongga okatahedral. Salain itu bangun ini juga akan
memperlihatkan adanya bentuk kubus pusat muka yang dibangun oleh ion-ion Na+ seperti halnya
dibangun ion-ion Cl-. Oleh karena itu, kisi kristal NaCl merupakan dua kisi kubus pusat muka
yang saling tertanam di dalamnya (interpenetrasi).(Keenan, 1984)
Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan datar karena banyak
zat padat seperti garam, kuarsa, dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang jelas simetris, telah lama
para ilmuan menduga bahwa atom, ion, maupun molekul zat padat juga tersususn secara simetris
(Svehla, 1986 : 306).

Kristalisasi

Merupakan metode pemisahan dengan cara pembentukan Kristal sehingga dapat


dipisahkan. Suatu zat gas atau cair dapat mendingin atau memadat serta membentuk Kristal
karena mengalami proses kristalisasi. Kristal-krisal juga akan terbentuk dari suatu larutan yang
akan dijenuhkan dengan pelarut tertentu. Semakin kristalnya maka semakin baik karena semakin
kecil kemungkinan tercemar oleh kotoran. (Arsyad, 2001)

Kelarutan Endapan

Endapan adalah zat yang memimsahkan diri sebagai suatu fasa yang keluar dari larutan.
Endapan dapat dipisahkan dari laruatn dengan penyaringan. Endapan terbentuk jiak larutan
menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Suatu kelarutan endapan menurut defenisi
adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-
bahan lain didalam larutan itu dan pada komposisi pelarutnya.
Pada umumnya dapat dikatakan kelarutan bertambah seiring dengan kenaikan suhu,
meskipun dalam beberapa hal istimewa terjadi yang sebaliknya. Lalu kenaikan kelarutan dengan
suhu berbeda-beda, alam beberapa hal sangat kecil dan beberapa hal dalam ruang lingkup yang
besar. Perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat mnjadi dasar untuk pemisahan.(Vogel,
1985)
Larutan Jenuh

Larutan yang titik bekunya tidak mengganggu, artinya kristalisasi membiarkan suatu
proses tanpa perpindahan laju. Kristalisasi tidak akan terjadi sebelum ada jarak. Waktu beberapa
menit bahkan sampai dua jam. Kejenuhan membuat kristalisasi sangat efektif dengan
penyaringan dan pemisahan.(Kristian, 2003)

III. Alat PraktikuM

a. 2 buah gelas kimia 400 ml


b. 1 buah gelas kimia 600 ml
c. Corong
d. 1 buah cawan penguap
e. 1 set pemanas

IV. Bahan Praktikum

a. Kalium klorida
b. Natrium nitrat
c. Aquades
d. Kertas saring

V. Prosedur Kerja
1. Larutkan 15 g KCl dalam 50 ml air panas. 
2. Larutkan 17 g NaCl dalam 50 ml air panas.
3. Campur kedua larutan diatas
4. Uapkan larutan sampai volume larutan menjadi 40 ml! (umumnya larutan mendidih secara
tidak teratur, karena itu gunakan penangas air).
5. Segera saring larutan ketika sedang panas-panas.
6. Dinginkan larutan, sampai Kalium nitrat mengkristal
7. Murnikan kristal KNO3 dengan cara rekristalisasi sehingga bebas ion klorida.
8. Timbang KNO3 yang diperoleh dan hitung rendemennya
DAFTAR PUSTAKA

Cotton. (1989). Kimia Anorganik Dasar (pp. 202 – 210). Jakarta: Universitas Indonesia ( UI Press).
Hiskia, A. (1992). Kimia Unsur dan Radio Kimia. Bandung: PT aditya bakti.
Keenan. (1984). Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Kristian, S. (2003). Kimia Anorganik II (pp. 121 – 133). Jakarta: FMIPA : UNY.
Michael, P. (2007). Kimia Anorganik II. Jakarta: Erlangga.
Shevia. (1986). Analisis Anorganik Makro dan Semi Makro. Palu: FKIP UNTAD.
Vogel. (1985). Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta: PT.Kalman Media Pusaka

Anda mungkin juga menyukai